Chereads / MARAHNYA SEORANG ALEA / Chapter 7 - SEPASANG

Chapter 7 - SEPASANG

Rendy Pov

Telfon dari papanya yang mengabarkan bahwa mama Rendy sedang di larikan ke rumah sakit karna penyakit jantungnya kambuh,untuk itu ia segera berpamitan pada Alea untuk segera pulang terlebih dahulu dengan alasan ada urusan mendadak.

Setelah kondisi mama Rendy membaik,tampak Rendy dan papanya sedang duduk berseblahan di ranjang perawatan ibunya.

"Rupanya ada yang sedang meneror keluarga kita Ren" ungkap papanya mengurai penyebab mama Rendy sampai berujung ke Rumah sakit.

"Kita nggak punya musuh pa...kalau lawan bisnis,nggak mungkin sampai senekat itu"

"Peneror hanya selalu mengatakan akan mengambil kembali apa yang seharusnya miliknya"

" Dan kita tidak pernah mengambil apa apa dari orang lain " Rendy dengan segala pikiran positifnya.

"Mungkin orang kurang kerjaan kali pa" lanjutnya kemudian.

"Entahlah Ren"...

Mama Rendy yang mendengar pembicaraan suami dan anaknya itu meraih tangan rendy dan membuka suara.

"Mana calon mantu mama,yang tengah kau dekati itu.mama nggak sabar pengen liat kamu menikah"

" Ih mama.....baru siuman udah bicarain calon mantu.mama sebenarnya pingsan karena di teror atau karena pengen mantu sih " yang di sambut tawa papanya.

"Papa dan mama udah tua Rendy...kamu hanya selalu berjanji bakal bawa calon mantu mama,yang nggak tahu sudah berapa purnama telah lewat.janjimu malah menggantung"

" Idih mama lebay banget berapa purnama apaan" memeluk mamanya dengan penuh sayang.

"Oiya ma...Rendy sudah punya foto Alea.mau liat?"

"Oh jadi Alea namanya si gadis yang beruntung itu ? Sini mama liat "Dengan senyum bahagia yang di terbitkan dari bibir sang mama

"Pa sangat mirip ya sama Rendy....jangan jangan kamu beneran jodoh Rend,liat pa..."

" Iya ya ma" papanya mengiyakan.

"masa sih" baru menyadari bahwa mereka memiliki potongan wajah yang hampir mirip sepenuhnya,mata,bibir,warna rambut.

"Kali aja sih ma...kapan kapan kalau waktunya udah tepat.Rendy ajak ketemu mama papa deh".

" Gitu aja terus ...nunggu waktu yang tepat.keburu di sambet orang baru tahu rasa kamu".

Gerutu mama yang mengurai tawa anak dan suaminya di ruang kamar perawatan Vip itu.

Tiba tiba Rendy mengingat gadisnya yang di tinggal di panti asuhan tadi.gadis yang membawanya benar benar masuk kedalam kehidupan sederhana,yang membawanya pada nikmatnya berbagi pada mereka yang mungkin keadaannya jauh lebih sederhana dari kita.gadis yang benar benar membuat hatinya berdetak tidak karuan saat bersamanya.gadis yang selalu di rindunya setiap saat.

Ketika Rendy melakukan panggilan telepon yang kedua baru panggilan tersebut terjawab tapi belum sempat mengucapkan sepatah kata terdengar suara Alea dari seberang telefon.

"Kau kira saya perempuan Matre ALVIANO KING BARKATH?yang rela melempar dirinya kehadapanmu hanya sekedar bisa menjilat hartamu ? Terlepas dari apapun identitas Rendy yang baru ku ketahui sekarang.aku dan dia Sahabat.dan kau tuan muda yang kejam yang arogan tidak berhak ikut campur soal pribadi saya"

"Lalu bagaimana cara membuatku berhak atas kamu hah?" Terdengar suara Alvian yang terdengar lebih nyaring dari Alea di seberang telefon.

"Apa yang kau lakukan.lepaskan"

"Apakah begini caranya memberitahukan bahwa seseorang menaruh perasaan padamu dan kau selalu mengabaikannya?kau tahu bagaimana rasanya di abaikan ?"

"Apakah harus ku lakukan cara ini agar membuatku berhak atas kamu?"

"Apakah harus dengan cara seperti ini?"

" Siapapun toloooong aku" suara tangisan yang menyayat siapapun yang mendengarnya.

"Maaf...maafkan aku...aku tidak sengaja"

"Maafmu tidak bisa mengembalikan semuanya"

"Besok kita menikah..."

Sambungan telefon masih terhubung ketika Rendy berusaha menemukan posisi mereka lewat GPS.hatinya sakit,kemarahannya membuncah,yang ada dalam otaknya segera menghabisi Alvian.suara di seberang telefon itu mengkonfirmasi segala tanya ,segala situasi dan keadaan yang terjadi saat itu pada Alea.

Rendy tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Alea,seburuk apa situasi gadis itu sekarang.kemarahannya membuatnya menangis.menyesal meninggalkan Alea,menyesal tidak bisa memberi pertolongan di waktu yang tepat pada Aleanya.

Mobil melaju dngan sangat kencang menuju apartemen pribadi Alvian yang tidak semua orang tahu mengenai apartemen pribadi tersebut.Apartemen itu hanya beberapa orang penting saja yang mengetahuinya dan pernah di ajaknya kesana termasuk Rendy.

Karena Rendy tidak mengetahui password apartemen Alvian.mendobrak pun Rendy tidak bisa.Rendy memutuskan untuk mematikan sambungan telefon.lalu membuat panggilan ulang hingga panggilan ke 5 .panggilan itu di angkatnya.

"Halo Ren... Temukan aku dan bawa aku keluar dari sini" diiringi dengan tangisan yang sangat menyakitkan.

"Halo Alea.buka pintunya aku di depan"

Tiba tiba suara

"Praaaang"

Dan sambungan telepon terputus.rupanya telepon itu di banting Alvian.

***

Noda merah di sofa menjadi pengingat untuk Alvian di hari hari berikutnya dengan segala kejahatan yang di lakukannya hari ini.

Dia memberikan kemejanya yang baru pada Alea untuk di pakainya mengingat baju Alea sudah sobek.

Menit berikutnya membuat marahnya kembali mendidih ketika Alea berani menerima telepon Rendy dan meminta pertolongan padanya.

Di bantingnya Hp Alea hingga rusak berkeping keping.

"Praaang"

Kemarahannya berusaha di tekannya dengan mengatakan

"Tidak usah minta pertolongan pada orang lain,saya akan mengantarmu pulang"

Alea berusaha bisa berjalan meski terseok seok,menolak Alvian yang hendak menggendongnya.ketika pintu apartemen terbuka.Alea berusaha sekuat tenaga untuk bisa berjalan keluar cepat .dilihatnya Rendy secara samar samar dan pandangannya mulai kabur dan tidak jelas.

Rendy menangkap tubuh Alea yang jatuh tepat di hadapannya.marah,panik,sedih bercampur jadi satu.tangan Alvian juga tak mau kalah dari Rendy

"Singkirkan tangan kotormu,Alea bisa mati jika terlambat mendapatkan pertolongan"

Akhirnya Alvian mengalah dan mengikuti rendy dengan mobil yang lain di belakang.

Menuju Rumah sakit yang tidak jauh dari Apartemen.

Setelah Alea ditangani tenaga Medis di ruangan yang lain.Rendy berbalik ke Arah Alvian dengan memukulnya,melampiaskan amarahnya yg di tahan sejak tadi.Alvian tidak membalas,disisi lain Alvian merasa bersalah pada Alea dan disisi lainnya lagi Alvian panik dengan apa yang terjadi pada Alea.

"Jika tidak ingin reputasi perusahaanmu hancur pulanglah sekarang sebelum media mencium baumu berada disini"

" Dan satu lagi yang harus kau ingat brengseeek,mulai hari ini saya dan Alea mengundurkan diri daari perusahaanmu"

Alvian ingin menolak,ingin membalas memukul Rendy,namun melihat beberapa orang telah berkumpul memperhatikan mereka berdua dan mengingat yang di katakan Rendy benar adanya.Alvian sebaiknya pulang,sebelum semuanya semakin rumit.

Tidak lama berselang seorang suster keluar memanggil keluarga Alea . Rendy maju ke depan memasuki ruang dokter.

"Isteri anda terkena sindrom panik,mungkin anda terlalu kasar memperlakukannya.kami mengerti bahwa pasangan pengantin baru memang terkadang lupa bagaimana bermain lembut,bahkan mereka kadang lupa bagaimana foreplay dengan baik sebelum masuk ke inti.tapi jika ini selalu di teruskan isteri anda akan mengalami traumatic dan fatalnya bisa berujung di Rumah sakit jiwa"

Rendy mematung mendengar penjelasan dokter.

"Tidak apa apa...sebentar lagi isteri anda akan siuman.tapi setelah siuman biasanya tubuhnya akan demam.anda bisa membersihkan tubuhnya terlebih dahulu dan mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih nyaman".

"Baiklah.terima kasih dok"

Rendy menelfon seseorang untuk membawakan pakaian wanita beserta pakaian dalam.berselang beberapa menit.1 bag paper sudah ada di tangan Rendy.

Rendy menelan saliva nya.bagaimana bisa dia yang membersihkan tubuh wanita ini.tapi disisi lain ia ingin menghapus jejak setiap inci tubuh yang di jamah oleh Alvian.

Rendy memberanikan diri membersihkan tubuh Alea dengan tissu basah lalu mengganti pakaiannya.air matanya jatuh melihat perempuan tak berdaya di hadapannya dengan banyak tanda merah kebiruan di sekujur tubuhnya dan pandangannya terhenti pada tanda lahir tepat di tulang rusuk sebelah kiri seperti setengah lingkaran hingga ke belakang.

" Bahkan tanda lahir pun kami sepasang,seperti tanda bahwa kami sejodoh.iya saya yakin kami sejodoh.bagaimana bisa pria brengsek itu melakukannya padamu dengan sangat jahat" tangisan Rendy semakin jatuh.ada sakit yang sulit dia jabarkan yang timbul jauh dari relung hatinya yang paling dalam.

Setelah semuanya selesai.Rendy membuang kemeja Alvian yang di pakai Alea ke tempat sampah.seperti kata dokter tubuh Alea akan mengalami Demam.Rendy pun mengompresnya dengan handuk kecil yang tersedia di rumah sakit itu.

Tapi tidak lama kemudian,Alea membuka mata.dan melihat Rendy tepat disebelah ranjangnya.

"Rendy..." Alea menangis.

"Jangan menangis.jangan banyak bergerak.kamu baru siuman dan badanmu panas sekali".

"Bisakah kamu memelukku sebagai seorang sahabat?"Pinta Alea

Rendy merengkuh tubuh Alea yang terbaring.permintaan gadisnya terlalu luar biasa untuknya.ini menyadarkannya bahwa Alea benar benar butuh bersandar dari ketidakberdayaannya yang sudah tak bersisa lagi sekarang.

Alea menangis sesenggukan dalam dekapan Rendy,bahkan Rendy pun tak kuasa menahan airmatanya.mereka berdua menangis pilu dalam pelukan yang sama.

***