"bagaimana bisa kau memperlakukan Alea begitu bodoh?HAAAH?" Bentak suara gadis di seberang telefon setelah mendengar monolog dari Alvian tentang apa yang terjadi diantara mereka.
Bukannya Alvian mendapat solusi atau sekedar informasi dengan menelfon Rossa.kini Rossa Malah membentak bentaknya seperti seorang atasan kepada bawahannya yang tidak memenuhi target kerja.Rossa Bahkan tidak tahu sama sekali kemana Alea pergi.
"Kau harus bertanggung jawab pada temanku" lagi suara di seberang telepon dengan intonasi penuh penekanan sebelum akhirnya wanita itu mengakhiri panggilan.
"Bagaimana bertanggung jawab.gadis itu malah menghilang dan ini bisa membuatku gila" Alvian mengacak acak rambutnya.mencoba memikirkan kemana Alea pergi.pencarian semua orang-orangnya pun tak membuahkan hasil sama sekali.
"Tuan pernikahan dengan perempuan pilihan Tuan besar sudah di tentukan minggu depan"
"Bagaimana dengan Arnand,apa ada informasi baru ?" Alvian mencoba menepis pernyataan asisten Richo yang seakan membuat kepalanya semakin mumet.
" Tidak ada tanda bahwa Tuan Arnand yang menculik Alea,karena sejauh pantauan orang orang kita Tuan Arnand sementara fokus di kampusnya".jelas Richo.
"Aaarrrrghh lalu kemana kau Alea,setelah aku menemukanmu akan ku beri kau pelajaran"geram Alvian kesal,frustasi,dan di liputi perasaan bersalah.
"Tuan bagaimana rencana pernikahan itu?Tuan Besar meminta saya untuk menyampaikan kepada anda "
"Saya benar benar kacau Richo,apa yg harus saya lakukan?"
"Tuan tidak mungkin menentang keinginan Tetuah kan?"
"Pernikahan macam apa Richo yang akan saya jalani?bagaimana dengan Alea?"
"Anda tidak punya pilihan lain"
"Apakah saya egois jika saya tetap menginginkan Alea meski pernikahanku dengan wanita lain telah terjadi ?apa Alea akan mau?tanpa status seperti itu saja dia sangat dingin padaku"
"Apa yang tidak bisa untuk tuan lakukan,bukankah Tuan penakluk Bisnis Seasia yang di segani oleh para pengusaha papan atas sekalipun"
"Saya ahli dalam hal bisnis tapi saya payah soal perempuan Richo tentu saja keduanya pun berbeda"
"Tuan ...terkadang perempuan membuat kita lupa berpikir menggunakan Logika,sepintar pintarnya seorang pria.tapi akan tampak bodoh dihadapan satu wanita yang di cintainya."
" Tau apa kamu soal perempuan?" Cibir Alvian yang di tanggapi dengan senyum pias seorang Asisten Richo.
Tapi dengan perkataan asisten Richo muncul satu ide dalam otak egois seorang Alvian,dimana dirinya bisa tetap berpeluang memiliki Alea tanpa mengabaikan pernikahan pilihan keluarganya.
Sekilas Alvian tersenyum smirk memikirkan ide itu.
"Richo telepon Tuan besarmu itu bahwa saya akan memenuhi pernikahan dengan syarat pernikahan dilakukan secara tertutup hanya boleh dihadiri oleh keluarga besar saja dan tidak boleh tercium media manapun serta jika dalam waktu 6 Bulan wanita itu tidak hamil saya boleh menceraikannya,syarat ini tak boleh mereka tolak.jika mereka menolak,katakan bahwa saya tidak mau menikah"
"Baik tuan"
"Biarkan saja mereka mencoret namaku di kartu keluarga mereka jika berani menolak syaratku.memangnya hanya mereka yang boleh mengambil keputusan sepihak" tanggap Alvian kembali.
"Dan satu lagi Richo tugasmu"
"Kirimkan pula syarat tertulis bermaterai pada wanita itu yang wajib di tandatanganinya sebanyak 2 rangkap.satu simpan untuknya sendiri dan satu lagi berikan untukku"
"Persyaratannya apa saja tuan?"Richo mengeluarkan pulpen dan sebuah buku note.
"Bahwa ini kesepakatan bersama antara pihak laki laki dan pihak perempuan yang syaratnya:
1.syarat ini tidak boleh ketahuan oleh siapapun terutama keluarga besar pihak laki laki
2.meski tidur di kamar dan ranjang yang sama tidak ada kontak fisik dalam pernikahan
3.pernikahan hanya berlangsung selama 6 bulan,setelah 6 bulan pihak laki laki akan mengajukan surat cerai.
4.pihak perempuan tidak berhak mengetahui urusan pribadi pihak laki laki.
5.pihak perempuan tetap mendapatkan nafkah lahir dari pihak laki laki
6.wajib beradegan mesra layaknya suami isteri di hadapan keluarga besar
7.pihak perempuan bebas berkarir di luar sepanjang tugas melayani pihak laki laki selesai.
8.tugas melayani yang di maksud adalah melayani semua kebutuhan pihak laki laki selama dirumah kecuali berhubungan suami isteri
9.boleh keluar rumah setelah pihak laki laki berangkat kekantor dan pulang sebelum pihak laki laki pulang kantor"
"Ada lagi tuan?"
"Cukup itu saja...itupun saya sudah meringankan sebagian tugas mu dengan sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui"
asisten Richo tersenyum mendengarnya sambil memikirkan ide gila macam apa yang di pikirkan tuannya ini.
"Setelah menikah apa tuan akan kembali menetap di rumah utama?"
" Tentu saja". Sambil mengetukkan kelima jarinya secara bergantian diatas meja.
***
Di Rumah yang lain tempat Alea Berada,tentu saja Alea terkejut luar biasa dengan permintaan pernikahannya dengan cucu dari seorang kakek yang pernah di tolongnya tanpa sengaja.sempat mengajukan penolakan,bukan hal yang mungkin baginya menikah tanpa kedua orang tuanya.Alea hanya menginginkan pernikahan pun sekali seumur hidupnya.bagaimana mungkin dirinya menikah dengan orang yang sama sekali belum di kenalnya.bagaimana jika suaminya mengetahui bahwa dia sudah tidak suci lagi.namun disisi lain bagaimana dengan kakek yang berdiri dihadapannya kini.kakek yang katanya bahkan telah menulis di dalam surat wasiat tentang perjodohan sepihak ini dengan cucu pertamanya.karena menyadari usianya kini semakin lelah untuk bertahan lebih lama lagi.
Belum disisi yang lainnya lagi,menikah tanpa kehadiran orang tua Alea.apakah itu mungkin?,tapi bukankah ayahnya telah pergi meninggalkannya? Bukankah juga ibunya telah pergi bersama keluarga barunya.Alea tak ingin mengusik kebahagiaan ayah dan ibunya.dirinya seperti terlahir tanpa di inginkan.
"Apakah ayahmu seorang pengusaha dari timur?" Tanya kakek penuh selidik.
"Bukan.ayahku orang biasa saja,mungkin yang kakek maksud adalah orang yang berbeda,mungkin saja kebetulan namanya sama" Alea menutupi semuanya,toh Alea takut untuk tidak diakui sebagai anak ayahnya.tidak lupa Alea menceritakan semua tentang dirinya yang malang.kisah hidupnya yang rumit.tentu saja menutupi dua hal ,satu menutupi ayahnya yang sebenarnya dan menutupi bahwa dirinya baru baru ini di perkosa oleh pria brengsek.
"Syukurlah...jika demikian"
"Sebenarnya ini adalah perintah untukmu bukan penawaran"lanjutnya lagi.
Alea mengingat kata kata itu mirip dengan kata kata pria brengsek itu.Alea mencoba bijak untuk hidupnya.berharap bisa menghindari Alvian dengan menikahi cucu kakek ini.setelah pernikahan Alea akan jujur pada suaminya tentang situasinya.semoga suaminya bisa mengerti kelak dan segera menceraikannya saat mengetahui dirinya telah ternoda.
"Baiklah...tapi bolehkah saya mengajukan syarat kakek?"
" Katakan"
" pada pernikahanku ayah ibuku saya pastikan tidak akan hadir,bisakah pernikahan ini di laksanakan sederhana saja dan tertutup?"
"Baiklah jika itu permintaanmu"
Negoisasi pun selesai,Alea akan pasrah pada hidupnya.tentu saja ini akan menjadi solusi untuk menepis perasaannya pada Rendy begitupun Rendy padanya.biarkan Rendy menemukan wanita yang pantas untuknya pikir Alea.
Setelah kepergian Kakek seorang pengawal datang dan memberikan amplop cokelat padanya yang berisi persyaratan dari calon suaminya.Alea bahkan tidak peduli calonnya ini lebih tua atau lebih muda darinya,bagaimana rupanya dan semuanya tentang dirinya.
Matanya berbinar merasa seakan takdir memihak padanya.membaca point demi point tentu saja dengan cepat Alea membubuhkan tanda tangan diatas materai dan menulis nama lengkapnya.
Satu rangkap untuknya dan satu rangkap lainnya di serahkan kembali pada pengawal.pernikahan yang hanya akan berlangsung selama 6 bulan tanpa ada sentuhan fisik tentu saja ini menguntungkan Alea.ia hanya perlu bertahan selama enam bulan sebelum akhirnya mereka akan bercerai.
*
Sementara di kamar Opa setelah mendapat persyaratan dari cucu dan calon menantunya ini tersenyum pada pengawal pribadinya sambil berkata : "ikuti permintaan mereka sepanjang mereka mau menikah.itu saja sudah cukup".
"Baik Tuan Besar"
"Kita lihat saja cucuku,sejauh mana kau tidak jatuh cinta pada pilihanku ini"gumamnya sangat lirih.
**
Di salah satu ruangan di kantor Barkath Group,Alvian tersenyum sumringah melihat amplop cokelat yang di bawa Richo yang isinya telah di tandatangani oleh calon mempelai wanitanya
"Taruh saja di lemari"
" Apa tuan tidak ingin mengetahui siapa namanya?saya bisa membukakan amplopnya untuk tuan"
"Tidak usah Richo,namanya tidak penting.yang penting dia sudah tanda tangan.saya tidak penasaran,masa kamu penasaran sih?"
"Baiklah tuan.saya langsung simpan saja"
"Simpan di rak paling atas"
"Oiya Richo apa informasi tentang Alea sudah ada perkembangan?"
"Nihil tuan"
"Apa seharusnya saya mengumumkan di media ya Richo atau melaporkannya pada polisi?"
"Jangan tuan...jika demikian ,Alea akan semakin dalam bahaya.seseorang bisa saja mengambil manfaat darinya"
"Iya benar juga ya"
Alvian sama sekali tidak fokus dengan pekerjaannya di beberapa hari terakhir ini.pikirannya berkecamuk Alea,Alea dan Alea isi kepalanya berputar putar seakan semuanya hanya tentang Alea.khawatir dan kesal menyatu dalam benaknya.belum lagi pernikahannya yang semakin hari semakin menuju hari H
.
.
.
.
.
.
Dari author : sahabat Reader yang author sayangi,maaf jika akhir akhir ini akan jarang update karena author sedang ada urusan mendesak.salam sayang 😊