Saat jam makan siang sudah tiba Alea nyamperin Rendy di kubikelnya untuk makan siang bersama di kantin.
"Ayo Ren" tentu saja di sambut Rendy dengan sangat senang.untuk sementara Rendy memikirkan bagaimana agar Alea tetap berada di sisinya.Rendy belum tahu bahwa Alea dan Arnand sudah putus.sambil menuju ke kantin Rendy mencoba menutupi kegundahannya dengan berusaha tersenyum.
"Aku di pindahin Ren.jadi sekretaris"
"Iya aku udah tahu kok"
" Kamu nggak sedih?"
"Ya nggak lah...udah nggak di repotin kamu mulu " Rendy mencoba menyangkal perasaannya,menghibur dirinya sendiri.menghibur hatinya yang frustasi
"Tapi kamu punya tugas baru untukku"
" Apaan?"
"Kamu wajib anter jemput aku tiap ke kantor.aku takut terlambat.bekerja bersama dengan es batu rasanya aku sulit bernafas dan takut melakukan kesalahan sekecil apapun itu"
"Es batu?hah berani benar kamu sama bos besar itu" Rendy terkekeh
"Ssstttsss...itu aku berani didepanmu saja" Alea tersenyum polos.
"Bagaimana,aku merepotkan nggak Ren?"tanya Alea kembali.
"Kompensasinya apa?" rendy pura pura jual mahal
"Tiap gajian aku traktir"
"Baiklah tuan putri...demi kamu" Rendy tersenyum .tak bisa di pungkiri bahwa ia sangat bahagia.dengan ini dirinya dan Alea akan punya celah untuk membangun kebersamaan.
Mereka duduk di meja yang berada di sudut kantin itu.
"Pesan apa Alea?"saat Rendy menyadari pelayan kantin sudah berdiri di sudut meja tempat mereka duduk
"Es teh hangat 1 mbak" serunya.Rendy tak bisa menahan tawanya seiring dengan
Pelayan kantin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.sementara Alea menautkan kedua alisnya.
"Apa coba ulangi alea?"
"Es teh hangat satu hihihihi maksud saya teh hangat satu mbak" Alea menutupi wajahnya dengan malu menyadari kesalahannya.
"Saya es teh mbak...makannya samain aja ama alea"
"Nasi campur 2 di tambah sup iga 1 porsi" lanuut alea.
Beberapa menit pesanan mereka datang.
"Sepertinya kamu menyembunyikan sesuatu deh Alea" tebak Rendy
"Kamu suka nggak fokus" lanjut Rendy.
"Hari ini aku yang traktir"
"Idih baik banget kamu,makin yakin kamu nyembunyiin sesuatu"
"Aku putus sama Arnand Rend."
"Benarkah ? Kenapa bisa?"
"Udah nggak cocok " Ada sakit di dalam sana yang alea tutupi tapi karena hari ini adalah hari istimewa.Alea berjanji untuk tidak menangis.
"Kamu baik baik saja?"
"Iya"
" Bersyukur jika kamu baik baik saja.tapi jika kau masih mencintainya cobalah untuk tetap bertahan" entah Rendy harus bahagia atau bersedih,bahagia karena akhirnya Alea sudah putus,bersedih karena takut Alea akan sangat sedih dan kehilangan.
"Nggak lagi Rend"
"Berarti aku punya kesempatan dong" kekeh Rendy
"Jangan suka bercanda Rend"
Mereka lalu tertawa lepas,melupakan sejenak bahwa diantara mereka ada sesuatu yang rumit,bahwa dalam dada ada sesak yang susah untuk di jabarkan hingga waktu istirahat berlalu begitu saja tak terasa.ada ruang yang nyaman untuk keduanya yang tercipta tanpa di sadari Alea,yang memberikan harapan secara sepihak.mengurai kebersamaan dan keakraban yang selama ini di bentengi oleh sang perempuan sunyi.
Rasa yang di balut dengan rapi oleh topeng pertemanan atau persahabatan ah apapun namanya yang pasti tidak ada pertemanan yang murni antara seorang pria dan seorang wanita.
***
Alea memasuki ruangannya dengan sedikit menahan nafas.tatapan tajam dari pria bermata cokelat dan berbulu mata lentik itu seakan mengubah seluruh oksigen di ruangan itu menjadi karbondiaksida.
"Apa saya ada jadwal ?"
" Tidak ada tuan.pertemuan dengan klien dari Malaysia saya sudah agendakan ulang untuk minggu depan"
"Bagus.makan malam dengan Tn Charless?"
"Beliau minta untuk di undur ke sabtu malam"
"Kunjungan ke anak cabang perusahaan di Makassar ?"
"Sudah saya agendakan ke jadwal kosong hari Rabu ini.ada lagi tuan ?"
" Tidur dengan saya malam ini"
"Maaf tuan.saya bukan perempuan seperti itu,saya hanya bekerja dengan anda di kantor.jika tuan ingin bermain dengan perempuan saya bisa meminta bantuan asisten Richo untuk tuan"
"Cih...tidak usah.saya hanya bercanda" Alvian dengan muka datar.
"Berani sekali kau menolakku...bahkan perempuan perempuan yang jauh lebih cantik daripada kau berlomba lomba menyerahkan dirinya hanya sekedar untuk bisa naik ke ranjangku"Batin Alvian.
***