Chereads / The 13th Fates / Chapter 55 - 55. The War : Battle

Chapter 55 - 55. The War : Battle

Chanyeol berusaha berkonsentrasi dan menenangkan diri agar mencapai tingkat kemampuan besarnya diantara pikiran dan perasaannya. Ketika bola api mulai terbentuk, Chanyeol mulai menarikanya agar lebih besar, pada saat itu energi fusi nuklir menjalar ke tubuhnya.

Di waktu bersamaan, Kyungsoo masih bergulat dengan Irene, berkali-kali Kyungsoo nyaris menguncinya dengan pitingannyan, namun Irene mampu menepis setiap kali tangan Kyungsoo meraihnya.

Kini Irene berhasil balik menyerang ketika Kyungsoo coba meraih lengannya. Irene bergerak cepat dan tiba-tiba saja sudah berdiri dibelakang Kyungsoo. Mata Kyungsoo mencari-cari Irene yang tiba-tiba hilang dari hadapannya.

Sebelum Kyungsso menyadari bahwa ia berada dibelakangnya, Irene dengan cepat naik kepunggung Kyungsoo dan memiting kepalanya hendak mematahkan lehernya. Kyungsoo tidak mau kalah kuat, ia mencengkram lengan Irene dan membantingnya ke tanah. Dengan luwes Irene langsung bangkit.

Belum sempat Kyungsoo meraihnya, Irene sudah lompat melewatinya, tangan Kyungsoo yang menggapainya meraih udara kosong di tempat pingganya tadi berada. Irene menumpukan kakinya di bahu Kyungsoo, menendang punggungnya dengan keras. Tidak cukup, Irene melompat dan menyikut bagian puncak kepala Kyungsoo dari belakang dengan keras hingga ia lemas, sesak dan linglung.

Irene benar-benar ingin menghabisi Kyungsoo, dengan mengambil segala kesempatan yang ada. Irene menyerang Kyungsoo dari depan yang sudah mulai lemah, ia memukul wajah, dada, bagian rusuk dan bagian perut bertubi-tubi. Hingga Kyungsoo benar-benar tidak sanggup melawan.

Saat itu juga Chanyeol sedang mengangkat tinggi – tinggi bola api ditangannya, reaksi fusi nuklir berpusar-pusar di tubuhnya. Chanyeol melemparkannya kesegala arah dengan tingkat keakuratan yang presisi, menghabisi seluruh prajurit yang tersisa dengan kekuatan besar hingga membuat lengkungan cukup dalam, seperti jejek meteor yang menghantam tanah.

Beberapa Force terdorong karena gelombang kejut yang dihasilkan dari kemampuan Chanyeol. Seketika Force tercengang dengan kemampuannya, terutama Kris yang menggeleng-geleng kepala tidak setuju dengan tindakannya yang mungkin dapat membahayakan semua orang.

Mereka berhasil menghabisi seluruh prajurit kegelapan, yang tersisa hanya lengkungan lubang ditanah dan serpihan-serpihan marmer hitam yang berserakan.

Xiumin hanya beberapa meter untuk menolong Kyungsoo yang nyaris kalah, tapi semua terlambat. Saat ini Irene sedang mengumpulkan kekuatan ke tinjunya. Ia layangkan tunjunya tepat ke bagian jantung Kyungsoo hingga udara di paru-parunya tersentak keluar di iringi suara berderak. Kyungsoo roboh ke tanah, Irene menyeringai menatap kematian Kyungsoo.

Jungkook mulai pulih dan menyadarkan diri. Jungkook berkonsentrasi, melemparkan kembali perisainya ke semua Force yang terlepas dari tamengnya secepat yang bisa ia lakukan.

Tatapan Irene yang terlihat sinting kini beralih ke Jungkook yang tengah berkonsentrasinya melemparkan perisai kembali dan Irene bersiap mengambil langkah untuk menyerangnya lagi.

Xiumin dengan cepat membuat dinding es tebal tinggi dan runcing untuk menghadangnya. Kris yang sudah terlindungi perisai Jungkook, langsung melompati dinding es itu dan menendang jauh tubuh Irene.

"Kyungsoo!" jerit Kai ketika teleport ke sisi sahabatnya, Lay menyusulnya.

"Bertahanlah, sobat" Kai memegangi tangan Kyungsoo yang melemah, ia sudah tidak bernafas karena tersedak. Detak jantungnya perlahan terhenti, tapi matanya masih sempat mendelik pada Kai sebelum tatapannya benar-benar kosong. Jantung Kyungsoo berhenti berdetak karena benturan yang keras hingga rusuknya menusuk jantung.

Perlahan-lahan tubuhnya mengeras dan berubah menjadi abu-abu gelap.

"Kai, menjauh darinya." Perintah Lay sambil menarik tubuh Kai untuk menjauhi tubuh Kyungsoo yang perlahan berubah menjadi batu.

Mereka tersadar dengan pemandangan itu. Setiap kematian oleh tangan Irene selalu di iringi dengan kutukan yang Irene berikan. Mereka menatap dengan rasa tak percaya, bahkan yang terkuatpun tak sanggup melumpuhkan Irene. Beberapa lemah menatap Kyungsoo, beberapa semakin terlucuti amarah, beberapa mulai gentar.

Kai berdiri menatap Irene yang sedang bergulat dengan Kris dari balik dinding es yang transparan, gatal ingin membalasnya. Beruntung Chen buru-buru menahannya.

"Jangan lakukan itu, Kai. Aku tidak ingin kehilangan lebih banyak lagi" ujar Chen lirih.

"Dia membunuh Kyungsoo, Chen," sendunya.

"Aku tau, tapi kita harus bersabar bila mau membalasnya" bisik Chen.

Chen menepuk-nepuk bahu Kai dengan sikap menenangkan, menunggunya menguasai diri yang terguncang lalu merangkulnya kembali ke formasi.

Kemampuan para Force telah kembali sepenuhnya atas perlindungan tameng Jungkook. Xiumin merobohkan dinding es dan para Force sudah siap membantu Kris yang berduel.

Kris dan Irene saling menyerang, berpindah-pindah dengan cepat dari satu sisi ke sisi lain. Saking cepatnya gerakan mereka berdua, hanya tinggal kelebatan samar hitam dan garis merah yang diyakini itu Irene yang terus berputar-putar.

Mereka berdua saling menyerang sama kuat dan cepat, para Forces tak bisa melihat dengan jelas siapa yang mendominasi pertarungan, terlalu cepat, hingga tak dapat ditangkap oleh mata, hanya erangan dan geraman pendek terdengar dari pergulatan tak kasat mata itu. Namun, tidak dengan Baekhyun, ia melihat pertarungan itu imbang.

Tubuh Kris yang lebih besar dengan mudah menahan tubuh mungil Irene untuk kabur. Berkali-kali Kris berhasil menyambar lengannya atau memitingnya walau Irene dengan cepat dan luwes dapat lepas dari pitingan Kris. Kris juga tak mau kalah tangkas mengikuti gerakanya, ia ikut berputar-putar, menerjang, berusaha mengimbangi gerakan-gerakan tipuan Irene.

Berkali-kali pula Irene berusaha mencuri sela kecil untuk lari secepat mungkin dari Kris, melarikan diri dari serangan Kris yang cepat untuk melenggang mundur, namun Kris selalu dapat menangkapnya. Seolah-olah tidak ada jarak satu sentipun untuk ia melarikan diri, lagipula Force dengan sigap akan mengejarnya.

Sesuatu keluar dari arena, jubah merah milik Irene terbang keluar dari arena pertarungan kasa mata itu. Jubah itu berkibar ke udara, menggeliat-geliat seperti makhluk hidup dan jatuh ke tanah. Kemudian barang lain keluar dari arena itu lagi, belati Dark Avaquar menancap ditanah.

Belati Dark Avaquar milik Irene terkenal tidak dapat luput atau ditepis oleh menusia biasa, belati itu juga terikat dengan kemampuan magisnya agar dapat kembali ke sabuk yang di ikat pada pergelangan pahanya. Belati itu semacam memiliki kemampuan dapat merasakan energi seseorang sebagai targetnya dan tidak pernah meleset, namun Kris berhasil menepis tikaman Irene.

Di saat Force tenggelam dalam pergulatan Irene dan Kris, panca indra super milik Baekhyun menangkap sesuatu—suara berdebam pelan—seperti suara buku diletakkan hati-hati di meja. Suara itu semakin lama semakin dekat.

Baekhyun menoleh cepat ke belakang, ia lihat Black Unicorn Irene berlari menuju Jungkook, tanduknya yang berkilauan sudah siap menerjang tubuh Jungkook. Hentakan kakinya sangat lembut, seolah-olah tidak menapak pada tanah, dan suara yang ditimbulkan sangat pelan dan halus.

"Jungkook, awas!" Baekhyun mendorong tubuh Jungkook hingga tersungkur. Kali ini Baekhyun yang menjadi sasaran Unicorn itu.

Sebelum Unicorn hitam itu menyerangnya, terdengar suara robekan keras dari salah satu Force. Semua melihat Lay meledak. Bulu putih lembut menyembur keluar dari tubuhnya, mengubahnya menjadi makhluk yang tiga kali lebih besar daripada ukuran tubuhnya—makhluk itu sangat besar, sama besarnya dengan Unicorn milik Irene yang berotot.

Unicorn Lay melompat maju, menerjang dalam posisi kepala lebih dulu ke udara kosong, menubruk Unicorn hitam yang nyaris menerjang Baekhyun itu hingga membuatnya terdorong jauh.

Cabikan-cabikan sisa-sisa pakaian Lay terpental ke udara dan jatuh ke tanah tempat ia menghilang tadi. Kejadiannya begitu cepat. Sedetik sebelumnya Lay melompat tinggi ke udara, detik berikutnya ia sudah berubah menjadi unicorn putih—sangat besar dan berotot hingga rasanya tak masuk akal bagi Force baru seperti Chanyeol, Baekhyun, dan Kai; bagaimana makhluk sebesar itu bisa berada di dalam diri Lay. Mereka selama ini belum tau bahwa Lay dapat berubah bentuk dan ternyata yang seperti itu ada.

Bahkan Irene terkejut bukan main, hingga ia sempat terdistorsi dengan transformasi Lay di tengah-tengah rencana pelarian. Ia tak menyangka bahwa salah satu Force adalah Shape-shifter, kemampuan yang sangat jarang dimiliki dari Forces manapun, bahkan ia belum pernah menemukan hal serupa selama eksistensinya.

Unicorn hitam itu dengan sigap bangkit kembali. Dari moncong Unicorn Lay terdengar geraman, seperti gemuruh yang berasal dari dalam dadanya. Unicorn Lay merunduk, memasang kuda-kudanya siap menerjang unicorn hitam. Lay langsung membungkam serangan si unicorn hitam dengan menendang tubuhnya. Ringkikkan-ringkikkan marah bergema seperti halilintar memantul di pepohonan.

Keduanya saling menyerang, menerjang menggunakan kaki-kaki mereka yang berotot dan tanduk mereka. Tanduk mereka yang tajam saling mengarah ke tenggorokkan masing-masing.

Unicorn Lay tampaknya berada di atas angin—ia lebih sigap daripada unicorn satunya, dan kelihatannya juga lebih kuat, karena ia mengandalkan akal. Ia menendang berkali-kali tubuh si unicorn hitam, memukul mundur ke arah hutan. Pertarungan antar unicorn itu tidak kalah sengit. Yang lain menonton kedua pertarungan dengan perasan takjub dan tegang.

Unicorn Lay mendominasi pertarungan melawan unicorn hitam, berkali-kali Lay menendang tubuh unicorn hitam itu hingga terpental menubruk pohon, berkali-kali juga Lay hampir menginjak Black Uncorn namun meleset.

Lay berhasil mendorong unicorn hitam keluar dari lapangan, mereka lenyap ke balik hutan, walaupun ringkikkan-ringkikkan mereka masih terdengar nyaring.

Irene khawatir hewan kesayangannya nyaris kalah, tentu Irene tidak kehabisan akal untuk menghabisi Force satu persatu. Dengan sekali gerakan cepat, ia bergerak melesat pada celah kecil tidak sampai semeter untuk malayangkan tendangan ke perut Kris dengan keras hingga membuatnya terpental dan menubruk Luhan, Chen dan Sehun.

Irene memberikan senyuman tak puas. Para Forces bisa merasakan kegairahan dan nafsu berkobar - kobar dalam diri Irene. Bibir Irene mulai bergerak cepat.

"Revive-malivios," Irene mengeluarkan mantra Necromancer.

Force memosisikan diri dengan sigap. Mereka tau ini tantangan selanjutnya, kali ini Force tidak mau kalah dan kecolongan lagi, mereka sudah siap menghadapi tantangan selanjutnya dari Irene. Namun tantangan kali ini nampak lebih berbahaya dari sebelumnya.

Seketika marmer-marmer yang berserakan ditanah itu bergerak, begitupun yang berada di bawah kaki mereka. Semua serpihan marmer itu seperti tertarik oleh daya magnet magis dan berkumpul, bertumpuk membentuk sesuatu; kaki, pinggul, dada, tangan dan kepala.

Melihat adanya bahaya, semua mundur menjauhi serpihan-serpihan yang mulai hidup kembali. Ukuranya sangat besar dan tinggi, setinggi gedung lima lantai. Dari kejauhan seringaian licik Irene menghantui bayang-bayang yang menyeliputi mereka. Monster itu melangkah ke arah Force hingga menimbulkan getaran di tanah.

"Ya Tuhan, makhluk apa itu?" Kai bergidik melihat monster itu.

"Semuanya mendekat!" Kris memerintahkan mereka berkumpul untuk membentuk Formasi kembali.

Chen, Sehun, Suho, Baekhyun, Chanyeol, Xiumin bersiap-siap dengan kemampuan mereka. Monster itu menyemburkan serpihan marmer dari tanganya yang serupa cakar ke arah Forces. Secara reflek Luhan menahanya dengan Force Field, kubah itu menahan setiap serangan monster itu. Serpihan marmer itu berusaha menembus bahkan merobek kubah ini. Monster itu menyerang bertubi-tubi kesegala arah mencari kelemahan dari kubah itu, sama seperti yang dilakukan Irene tadi dengan feromonnya.

"Aku tidak bisa menahan lebih lama lagi, kita harus melakukan serangan balik, kita harus cepat-cepat melawanya sebelum Irene merencanakan sesuatu yang lebih gila dari ini" teriak Luhan ditengah kegaduhan.

"Bertahanlah Luhan!" pekik Kris.

Jungkook membantu dengan mengeluarkan aura sihir dari tangannya, melindungi sekitar kubah Force Field yang mulai retak.

"Baekhyun bagaimana dengan Lay?" tanya Kris.

"Ia masih bergulat dengan Black Unicorn" jawab Baekhyun cepat.

"Jenderal, apakah Lay masih dalam lindungan Shieldmu?" tanya Kris khawatir.

"Masih, tapi ini semakin berat, "erangnya "sepertinya Lay semakin jauh memasukki hutan, aku khawatir perisainya lepas"

Hal ini wajar terjadi pada Jungkook, bisa dikatakan kemampuan shilednya akan terbatasi ketika ia menggunakan kemampuan sihirnya. Menggunakan sihir sekaligus memancarkan shield membutuhkan konsentrasi dan konsistensi yang tinggi.

Kemampuan yang dimiliki Force sama seperti sistem apabila digunakan secara berlebihan maka akan menimbulkan kerugian. Bahkan terkadang pancaran shieldnya tidak terlalu efektif apabila Jungkook mulai kelelahan karena mengerahkan kemampuan sihir yang besar.

"Sepertinya Unicorn hitam, sengaja membawanya lebih jauh ke dalam hutan, ia berada empat ratus meter dari kita" Baekhyun menjelaskan dari apa yang ia lihat.

"Irene mulai memikirkan untuk menghabisi Lay" Chen berpendapat.

"Cukup! Penyihir itu mulai membuatku jengkel" Sehun maju ke tengah-tengah formasi.

"Sehun mau apa Kau?" pekik Kris.

"Aku akan menghabisnya dari balik tameng ini"

Luhan membaca rencana Sehun yang bersikeras untuk menggunakan kemampuan Disintegration Blast yang dapat menghancurkan tanpa menyentuh dengan kekuatan angin setara badai.

"Sehun itu terlalu berbahaya," erang Luhan karena menahan kubahnya yang dirasa semakin berat karena serangan semakin intens.

"Percuma berlatih puluhan tahun bila tidak digunakan di momen yang tepat"

Luhan sangat khawatir dengan Sehun, walau dia cukup lama dan giat berlatih. Namun diantara semuanya, Sehun lah yang memiliki tingkat konsetrasi terbawah setelah Chanyeol, walau ia dipercaya Kris untuk ikut melindungi eksistensi mereka dan cukup mumpuni, dan cukup terkejut Jungkook memasangnya sebagai petarung di pertempuran ini. Kadang Luhan beranggapan bahwa 'unsur penyelamatan' Sehun itu hanya keberuntungan semata.

"Jangan dipaksakan, Sehun" Kris memperingatkan.

"Ayo, aku tidak bisa menahan shiledku lebih lama lagi" pekik Jungkook.

"Percayalah padaku" seru Sehun.

Luhan mundur selangkah, memberikan ruang untuk mempersilahkannya beraksi. Semua Forces ikut was-was.

Sehun memejamkan mata, berkonsentrasi dengan kemampuan psikisnya. Sehun menahan nafasnya, memfokuskan dirinya, merasakan setiap kekuatan menjalar disetiap sel dan aliran darahanya hingga ke otak, samar-samar Sehun mendengar suara Luhan di bagian terpojok pikiranya.

Kau hanya memiliki satu kesempatan untuk melakukan itu dan tunggu aba-aba dariku sebelum menyerang, dalam hitungan ketiga. Luhan memberikan intruksi.

Sehun menghitung dalam hati sampai tiga, 1...2...3. Sehun membuka matanya, merasakan pupil matanya membesar karena tekanan yang besar, dan saat itu juga gelombang kejut itu meledak dari dalam pikirannya. Dengan menggunakan hentakan gelombang yang tak terlihat, Sehun memporak porandakan apa yang ada di hadapanya.

Monster tadi menghilang, tersapu daya hancur yang ia hasilkan, Irene yang berusaha menghindar juga terpental jauh hingga ke dalam hutan dan beberapa pohon tumbang. Keadaan lapangan itu sangat berantakan seperti baru saja terjadi badai yang sangat dahsyat.

Sehun merasa lega dan bangga, ia merasa pelatihanya selama ini tidaklah percuma. Tentu kemampuan tadi menjawab keraguan mereka, akhirnya dia bisa mengendalikan kekuatan Disintegration Blast yang selama ini dipertanyakan. Sesaat meraka takjub dengan Sehun, sungguh betapa luar biasa kekuatan Sehun, tanpa menyentuh ia dapat menghancurkan segalanya dalam sekejap dengan kemampuannya. Kemampuan yang tidak jauh beda dengan kemampuan Shockwave milik Chanyeol.

Wajah dan lengan Irene tersayat terkena serpihan marmer. Sekilas ia tampak ngeri melihat serangan yang kuat tadi yang tidak dapat dielakkan, walau ia secepat mungkin menghindar dari serangan yang menghancurkan, kemampuan Sehun tetap membuatnya terluka.

"Ayo, semua, ini belum berakhir" seru Jungkook.

Di kedalaman hutan, Lay sudah aman dari Black Shied Irene, Jungkook juga sudah menarik shilednya ketika memastikan Lay sudah aman dari serangan Black Shied.

Lay yang nyaris mengalahkan Black Unicorn bertubi-tubi menerjang dan menendang Black Unicorn hingga terpental dan merobohkan pohon-pohon.

Lay terus menendang Black Unicorn hingga kepalanya membentur dinding tebing dengan suara berdebam. Black Unicorn terluka parah, darahnya yang berwarna-warni berceceran ditanah, tanduknya yang menyala mulai meredup karena retak, Black Unicorn itu sesaat tak bergerak.

Lay berjalan mondar mandir memastikan kematian Black Unicorn, terdengar napas cepat tak beraturan dari Black Unicorn, Lay menimbang-nimbang untuk membunuhnya. Tanpa berpikir panjang Lay menusuk bagian jantung Black Unicorn itu. Mata merahnya padam, begitupun tanduknya, Unicorn Lay meringkik menggema hutan, kaki berototnya menghentak-hentak tanah mengisyaratkan kemenangan.

Ketika mengetahui Unicorn kesayangannya telah mati dan tidak ada lagi yang berada disisinya. Akhirnya Irene melesat gesit untuk kabur. Ia lari secepat mungkin memasuki hutan. Namun Irene menghadapi dilema yang sebenarnya, kakinya berusaha melaju dengan cepat namun ia sempat menoleh sekilas ke arah Chanyeol. Terlihat jelas keinginanya mendapatkan jantung Chanyeol berkobar-kobar berperang dengan insting menyelamatkan diri dalam dirinya.

Kakinya melaju secepat yang ia bisa. Kegesitanya sungguh menakjubkan, larinya lebih agresif dari Kris maupun Sehun ataupun Chen, ia lebih mirip cheetah daripada rusa, ditambah ukuran tubuhnya yang mungil mempermudahnya untuk berlari bagai panah yang dilepaskan dari busurnya, membuatnya berlari lebih cepat dari Kris yang mengekor dibelakangnya. Keanggunan dan kekuatannya sungguh mempesona namun mematikan.

Mereka terus berlari sampai menimbulkan efek suara lengkingan angin. Force lain yang juga memiliki kemampuan superspeed Sehun dan Chen ikut menyusul Kris. Mereka meroket dan menerobos kerindangan hijau dengan kecepatan yang dapat menerbangkan helaian daun dan ranting-ranting yang mereka lewati. Embusan angin yang ditimbulkan membuat rambut dan jaket mereka berkibar.

Untuk mereka yang terbiasa dengan kecepatan, lari bukanlah masalah. Walau mereka terus-menerus berlari tapi mereka tidak akan merasa lelah, napas mereka sama sekali tidak kepayahan. Bahkan rasa-rasa ngilu di otot-otot kaki ketika berlaripun tidak mereka rasakan, hanya saja mata mereka harus awas terhadap gangguan di hadapan mereka.

Kris akhirnya terbang untuk mempermudah dirinya menangkap Irene, Kris menangkap punggung Irene, namun Irene melayangkan backhand yang sangat keras, menghantam dada Kris yang bidang hingga terdengar bunyi berderak dari tulang rusuknya. Tubuh Kris melayang sejauh sepuluh meter, tubuhnya membentur pepohonan dan dinding batu, benturan itu seolah-olah menggetarkan seluruh puncak tebing.

Udara tersentak keluar dari paru-parunya, tubuh Kris terpelanting di dinding batu dan jatuh tertelungkup ditanah beberapa meter dari dinding batu. Kepingan-kepingan krikil-krikil yang tajam mengujani seluruh tubuh Kris, menggores kulitnya yang tak terlindungi.

Lay berlari menghampiri dari tempat pergulatan untuk menolong Kris, ia meringkik melihat Kris terkapar ditanah. Lay dengan moncongnya cepat-cepat melakukan healing pada Kris, moncong Lay menyentuh pipi Kris yang tak berdaya.

"Aku baik-baik saja, Lay" Desah Kris sambil menepis moncong Lay "Lebih baik kau menghampiri Jungkook dan bawa ia bersamamu. Lari, kejar Irene agar Shieldnya dapat menggapai Chen dan Sehun." perintah Kris terbata-bata karena menahan sakit.

Unicorn Lay mengangguk dan dengan cepat lari kembali kelapangan kemudian memberikan isyarat untuk Jungkook agar naik kepunggungnya.

"Dia bilang kau harus ikut dengannya untuk mengejar Irene dan menjaga Shieldnya untuk Sehun dan Chen" ujar Luhan menyuarakan maksud Lay.

Jungkook mengangguk sekali dan naik kepunggung unicorn Lay. Lay melesat memasukki hutan kembali dengan kecepatan yang membuat matanya terasa pedas. Jungkook berkonsentrasi mengikuti arah shieldnya yang elastis menjaga Sehun dan Chen.

Sekarang giliran Chen dan Sehun yang mengambil alih pengejaran, Sehun memimpin di depan, Chen mengekor beberapa meter dibelakangnya berusaha mengimbangi langkahnya yang panjang-panjang.

Disisi tepi sungai, Suho ikut membantu. Suho dengan kemampuan mengendalikan air membuat arus air sungai sekitar hutan berbalik arah untuk mengejar Irene. Saat itu juga kemampuan Forces yang berada di lapangan berfungsi kembali tanpa bantuan Shield Jungkook karena Irene sudah cukup jauh dari mereka.

Sehun mengandalkan lompatannya yang panjang, berusaha menangkapnya. Ia semakin dekat dengan Irene, Sehun yang berada di sisi kanan Irene nyaris sejajar dengannya. Irene menyeringai ke arah Sehun dan Chen di kirinya. Irene melesat cepat meloncati batang pohon lalu melakukan gerakan tipuan ke arah samping, ke arah jurang. Ia meloncati jurang yang lebarnya lima belas meter dan mendarat dengan anggunya.

Chen berhenti mendadak tak sanggup menyeberangi jurang itu. Sehun dengan sekali loncatan tepat mendarat di tepi jurang. Irene berbelok ke kiri meloncati bebatuan besar, Sehun hampir menggapai pundak Irene, namun Irene menumbangkan satu pohon dengan kemampuan magisnya untuk menghalau Sehun, Sehun sama sekali tidak terhalau dan terus berlari mengejarnya.

Dari kejauhan Unicorn Lay memperlambat lajunya ketika melihat Chen berdiri tertegun menatap seberang jurang. Chen menoleh dan berteriak padanya cepat-cepat.

"Lanjutkan, Lay! Sehun sedang mengejarnya" perintah Chen buru-buru. Lay langsung melompati jurang itu.

Irene membuat gerakan tipuan lagi, kali ini mudah dibaca oleh Sehun dan langsung meresponnya, Sehun terus melesat bagai angin. Sehun memperlambat lajunya dan berhenti mengejar Irene, bukan karena jauhnya jarak tebing, tapi karena sungai yang Suho kendalikan sudah menunggunya.

Irene sampai diujung batu air terjun melompat ke tebing diseberangnya. Air yang sudah Suho kendalikan bagai bayangan, menggeliat-geliat di permukaan air seperti ular raksasa membentuk pusaran air yang sangat besar, bagaikan ancaman apapun yang menghalanginya akan lenyap.

Sebelum Irene sampai diseberang tebing pusaran air itu telah menerjang tubuh Irene tanpa arah seperti dipenuhi amarah. Melontarkan, menggulung-gulung tubuh Irene hingga bepuluh meter ke udara, lalu menghempaskan tubuh Irene sangat jauh ke langit dan jatuh bedebam ditanah gembur, tepat dihadapan Sehun. Irene terbatuk-batuk karena menelan air cukup banyak, wajahnya pucat dan menahan sakit disekujur tubuhnya yang terasa sangat menyakitkan.

Tak lama kemudian Unicorn Lay sampai ke sisi Sehun. Jungkook turun dari punggung Unicorn Lay. Lay seperti minta izin untuk kembali menolong Kris.

"Pergilah Lay" ujar Jungkook memberi izin. Lay berlari kembali memasukki hutan.

Irene berusaha bangkit dengan kepayahan. Ia mendongkak menatap Sehun yang menjulang tinggi, Sehun balas menatapnya dengan tatapan tak tertarik dan jijik. Sehun menelengkan kepala menyeringai melihat ketidakberdayaan Irene.

"Kau pikir kau bisa lari dari kami? Bersembunyi? setelah apa yang kau lakukan pada Kyungsoo?" Ungkap Sehun, suaranya berubah tajam "Kami tetap menemukanmu Irene, dimanapun di dunia ini yang memiliki benteng terkuat sekalipun, tidak ada benteng di dunia ini yang bisa menghadang kami untuk memburumu"

Irene mendongak, tampak sorot geli di matanya ketika mendengar ucapan Sehun.

Dengan gemas Jungkook mencengkram tengkuk Irene, menyeretnya, membuat Irene merangkak ditanah "Kami akan menghentikanmu disini, sekarang juga" ancamnya.

Jungkook melemparnya ke arah Kai yang tiba-tiba muncul dihadapannya. Kai menarik belakang baju Irene memaksanya berdiri dan memiting lehernya dari belakang.

"Selamat datang di hari pembalasan," bisik Kai menyeringai, kemudian melakukan teleportasi ke langit.

"Aku harap kau tidak takut ketinggian" tantangnya, lalu melepaskan cengkramannya pada Irene, menjatuhkannya dari ketinggian ribuan meter.

Irene berteriak ketakutan ketika tubuhnya meroket, melesat tidak mampu melawan gravitasi yang kuat. Sementara itu, Kai mengumpulkan Force lain yang tercecer di bagian hutan ke arena pertempuran kembali.

Tubuh Irene beberapa ratus meter lagi menyentuh tanah—tempat pertempuran tadi. Kai dan Force lain sudah menunggu dibawah. Chen yang sudah menunggunya langsung menangkap dan menyetrum bagian tengkuknya dengan setruman yang dapat melumpukan. Chen melumpuhkannya dengan setruman yang begitu kuat hingga tubuh Irene terlihat kejang-kejang, membuatnya terkulai tak bergerak.