Chereads / The 13th Fates / Chapter 59 - 59. REVEAL

Chapter 59 - 59. REVEAL

Kris yang lebih dahulu memasuki ruangan perpustakaan kesukaannya itu dengan ekpresi was-was. Disusul Jungkook, Chen, Luhan, Kai dan Chanyeol. Sisanya menjaga Amber di ruang perawatan.

Mereka melintasi ruangan itu dengan wajah penuh spekulasi.

"Aku tidak suka basa basi ini" keluh Tao tidak sabaran dengan berjalan cepat - cepat mendahului Kris menuju meja The Book Of Athanatoi.

Chen, Chanyeol dan Kai membuntuti dengan perasaan bingung. Chen berusaha keras menebak situasi ini, yang ia simpulkan bahwa ada rahasia besar yang sudah lama ia curigai akan terbongkar hari ini. Sedangkan Jungkook dan Luhan yang sudah mengetahuinya bersedia menjadi saksi untuk pengungkapan ini dihadapan hakim nanti.

"Aku sangat yakin Kris benar - benar Tracker sejati, ia telah melakukan tugasnya dengan sangat sempurna hingga ia telah menemukan Golden Tongue yang masih tersisa di Track mu,"

"Bukankah, Golden Tongue sudah lama punah" Chen mengingatkan tanpa mengatahui hal yang terjadi sebenarnya.

"Ssstt, biarkan dia berbicara" sergah Tao gemas.

Kris bergidik. Ia terdiam beberapa detik untuk menimbang-nimbang. Kris menunduk memandangi lantai kemudian menatap Luhan yang rahangnya mengeras, Luhan menahan pikirannya agar segala pertanyaan yang di lontarkan Kris padanya tidak terjawabkan. Kris agak frustasi karena Luhan tidak menjawab pertanyaan ke pikirannya langsung.

Kris menarik nafas dengan berat sebelum menjawab "Aku sudah menemukannya, seorang Ability Claimed dari The Golden Tongue dan hanya dia satu-satunya yang tersisa," Kris mendesah sebelum melanjutkan "dan itu adalah__Amber,"

Tao menarik nafas dengan suara keras. Matanya mengeras menatap Kris, ekspresi wajahnya tampak tidak sabar.

Diantara semua orang yang ada di ruangan itu, tentu Chanyeol orang yang pertama kali dan yang paling cepat menanggapi "Amber? Itu tandanya ia bisa menyelamatkan dirinya sendiri dan kau bisa membantunya untuk keluar, bukan?" sergah Chanyeol dengan tebakkan yang tidak meleset.

Syok menyapu wajah Chen. "Amber seorang Force? Kau merahasiakan itu dari kami" Chen menimpali.

"Dan kenapa aku tidak tau?" tanya Chanyeol bingung.

Tao hanya tersenyum kecut, dengan ketidaktahuan mereka akan bahaya yang sebenarnya. Tao sudah melihat rencana Kris bahkan sebelum para Force berhasil mengalahkan Blink Warlock. Bahkan jauh sebelum ia menemukan Chanyeol. Tao sudah menjelajahi kembali waktu itu.

"Tunggu dulu," Chen mengintrupsi dengan tidak sabar "Bukankah ini semua terlihat aneh, bahwa yang mengetahui Amber adalah seorang Force Ability Claimed hanya Kris? Aku yakin Luhan juga pasti sudah tau" Chen menatap Luhan dan Kris curiga dengan perasaan kesal.

"Tentu saja untuk keuntungannya sendiri" gumam Tao. Kini Kris menatap sinis ke Tao, yang seperti sedang mengadu domba.

"Tapi, apabila dia hanya seorang Force Ability Claimed, Amber takkan bisa menjadi seperti kita, karena dia bukan terlahir dari orangtua True Force, darahnya tidak murni, ia memliki campuran Force Blood jenis Ability Claimed dan manusia biasa, tapi dia tetap bisa memanifest terhadap kemampuannya hanya untuk dirinya sendiri" Chen melanjutkan pemikirannya.

"Tapi gadis ini bukan yatim piatu, kan?" tanya Jungkook heran.

"Benar," kali ini Kris yang menjelaskan secara terbuka. "Ayah dari gadis itu masih hidup, Ayahnya adalah Ability Claimed, darahnya mengalir darah dari turunan Force Blood Golden Tongue, kemudian ia menikah dengan Ibunda dari Amber yang manusia biasa. Maka dari itu darah campurannya belum mampu melindungi dirinya dari mantra kegelapan, karena Ayahnya masih hidup, tapi dia masih bisa mematahkan mantra itu dengan di arahkan."

"Jadi takdir yang tertulis untuknya sedang terjadi di depan mata saat ini dan tidak ada yang mencegahnya"? dari nada suara Chen, kentara sekali ia kecewa dan marah telah di khianati oleh Kris yang sudah lama ia kenal.

"Mengejutkan sekali, bukan? Dua pasangan terhebat yang akan menghasilkan anak yang dapat menjadi penghancur" bisik Tao belagak meringis.

"Aku tahu pasti ada yang tidak beres disini. Kini semuanya sudah jelas, bukan. Bahwa kau memanfaatkan kisah cinta mereka untuk keuntungan Klanmu," tukas Jungkook dengan bernafas lega karena berhasil memecahkan misteri.

Kris mendadak gelisah bukan main. Kris mulai mondar- mandir, merangsek menuju meja kaca dan kembali lagi, seolah-olah ia sendirian diruangan itu, alisnya berkerut sambil menunduk memandangi lantai, kemudian duduk di meja dekan kesukaannya.

Luhan membujuk Kris langsung ke dalam pikirannya, agar Kris menceritakan semuanya saja, sehingga kelak hukuman yang ia dapatkan diringankan karena sudah berkooperasi dengan baik.

Kris menatap The Book Of Athanatoi dengan banyak perasaaan yang berkecamuk pada dirinya, kemudian Kris menatap Chanyeol sekilas dan bangkit dari kursi.

Kris beringsut mendekati meja kaca berbentuk oktagon dengan langkah berat. Yang lain mendekat, berdiri melingkari meja kaca tersebut. Tubuh Kris tegang karena setelah ini tamatlah riwayatnya. Reaksinya persis seperti yang Tao duga, dan Tao sangat menyukai pemandangan tersebut, persis seperti yang sudah ia lihat sebelumnya melalui jelajah waktu.

Perlahan - lahan Kris membuka halaman buku itu, langsung kebagian The 13th Fates. Ia menumpukan kedua tangannya di sisi meja kaca sebelum bercerita, ia mencondongkan badan menatap Tao sekilas.

Dihalaman tersebut terpampang Master of Evil dan The Soul Control, namun diantara halaman itu, apabila di lihat lebih teliti benang jahitan pada halaman tersebut ada yang terlepas dan beberapa jahitannya yang berserabut terlihat seperti disambung kembali. Ternyata dua halaman tersebut Kris ambil dan menyimpannya ke dalam dimensi lain yang hanya bisa kembali dengan bantuan Tao.

Tanpa mantra apapun, Tao meraba pada sambungan jahitan buku tersebut, kemudian perlahan - lahan kertas papirus timbul dengan ajaibnya. Dimulai dari setipis asap lama kelamaan kertas itu menjadi padat dan menampilkan gambar yang baru pertama kali Kai dan Chanyeol lihat karena mereka melewati sejarah panjang mengenai pembuatan The Book Of Athanatoi.

Pada halaman tersebut menampilkan dua sosok berbeda, yang satu terlihat mencengangkan karena sudah tidak diragukan lagi, gambar itu menampilkan Chanyeol yang sedang murka dengan nama Son of Daylight, lalu halaman sebelahnya menampilan gadis beranjak remaja, berkisar dua belas tahun dengan wajah muram, namun aura di sekitarnya di gradasi warna hitam dan merah gelap, lalu tanah yang ia pijak mengering dan tandus dengan nama Lord of The Dead.

"Apa kaitannya ini?" Chen bertanya hanya pada Kris, Chen memang sudah tahu bahwa Chanyeol adalah salah satu dari ke 13 penerima takdir Beyond Force pada sejarah Athanatoi, tapi ia tidak paham apa semua kaitan ini dengan anak gadis tersebut.

Chanyeol masih belum sepenuhanya mencerna gambar di buku itu, matanya hanya membelakan karena terkejut. Jauh dalam dirinya menanyakan jati dirinya yang sebenarnya. Di sisi lain ia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, dan ia hanya berharap ada seseorang yang dapat menjelaskannya dengan detail. Lebih tepatnya penjelasan mengenai kenapa ia ada di buku tersebut, dan kenapa Kris menyembunyikannya bersamaan dengan halaman gadis kecil itu.

"Biar aku jelaskan saja ya, Kris." Pintanya berusaha sabar. Tao berjalan menjauhi pusaran gundah tersebut.

"Jadi dengan bersatunya Chanyeol dan Amber, mereka akan melahirkan Force berbakat lain, mereka akan melahirkan Force terhebat dalam sejarah Athanatoi, mesin pembunuh yang tak dapat kau bayangkan sehebat apa anak mereka nanti. Apa yang anak itu sentuh akan musnah." bibir Tao membuka dan menutup seperti bergetar ketika mengingat - ingat zaman yang ia jelajahi ketika pemusnahan terjadi dimana - mana.

Chen menelan ludah susah payah karena ngeri "Jadi ramalan itu benar? Akan lahir sorang anak yang mampu menghancurkan dunia, dan kita nyaris membiarkan hal itu terjadi begitu saja"

"Aku tidak ingin mengatakannya saat ini. Jangan. belum saatnya," desah Tao lirih.

"Sialan, Kris. Kenapa Kau tidak memberitahu kami dari awal kalau mereka tidak seharusnya bersama" Chen mulai merasa putus asa menyadari bahwa apa yang akan terjadi selanjutnya akan menyeretnya juga. Karena bagaimanapun juga Chen dan Kris lah yang pertama menetap di reservasi itu dan ia ikut membantu mengatur mencari Force di Track.

"Jadi bagimana selanjutnya?" Kali ini Jungkook bertanya.

Chanyeol hanya termenung Jungkook melontarkan pertanyaan itu, belum dijawab pun kenyataaan akan memukulnya telak - telak bahwa ia tidak akan pernah bisa bersatu dengan Amber. Kesimpalannya walau sulit dibayangkan, namun hal tersebut seolah - olah berkelebat sedang terjadi didepan matanya bahwa anak yang akan ia hasilkan dengan Amber tentu menjadi alasan kemusnahan umat manusia. Entah bagaimana pemicu dari kemusnahan itu.

"Kita tidak boleh melenyapkannya, turunan Golden Tongue terakhir, suatu yang terlalu berharga untuk tak dipertahankan," Jungkook melanjutkan.

"Mereka tidak boleh bersatu, bahaya itu tak dapat terelakan di masa depan, anak mereka, biarka saja Amber tetap dengan kondisi seperti itu, toh dia tidak benar - benar mati kan" sanggah Chen lagi dengan wajah kaku karena kalut

Perkataan Chen membuat Chanyeol mematung, membuyarkan bayangkan dirinya berkeluarga dengan Amber, bersatu dan meniti kehidupan berbahagia dengan gadis kecil di gambar itu. Bayangan yang takkan pernah terwujudkan.

Luhan cepat-cepat menggeleng. "Tidak Chen, Kau tidak mengerti"

"Pasti ada cara lain," tukas Kai. Bahunya masih tegang ketika mendengar Chen mengatakan rencananya untuk membiarkan Amber dalam keadaan terkutuk "kita tidak bisa memisahkan mereka dengan cara menyiksa Amber seperti itu".

Chen mengembuskan nafas, mengarahkan mata gelapnya yang ke wajah Kai. "Dengarkan aku baik - baik anak baru. Apapun itu, anak mereka akan menurunkan bakat yang tak terukur yang dituruni dari orangtuanya, Ayah seorang 13th Fates, Ibu Force jenis Ability Claimed yang setengah Golden Tongue dan begitulah anak mereka yang luar biasa lahir"

"Kita harus bersikap logis. Pikirkan keluarganya Chen" Luhan melayangkan pandangan ke wajah Chen keras - keras "Dan aku yakin masih banyak waktu untuk merundingkan ini" Luhan menatap Chanyeol penuh arti sambil membaca suasan hatinya yang sudah terluka.

"Mereka akan menjadi petaka" Chen masih bersikeras.

Luhan mengangkat dagunya kali ini ketika mendengar lebih dalam pikirannya daripada yang ia maksudkan bahwa Chen takut terlibat dan dihukum. Luhan sempat melihatnya sedikit sebelum opininya itu hilang begitu saja seperti tersapu angin.

Kini mereka mengatur dan mengatur ulang, berpikir dan berpikir ulang sebelum mengambil tindakan. Luhan melihat dalam benak Jungkook, Chen, Kai bahkan Kris. Banyak gambaran berkelebat tentang berbagai rencana dikepala mereka yang terus berganti dan bergulung-gulung seperti ledakan besar, namun semua rencana tidaklah bagus karena keputusan sudah dibuat oleh Tao sang Peace Keeper.

"Kurasa mereka bisa melanjutkan percintaan mereka sampai pernikahan, dengan syarat mereka tidak diperbolehkan melakukan hubungan sampai tahap berhubungan intim," Kris memberi usul

"Yang benar saja, aku tidak tau apa ada pernikahan tanpa aspek itu, menurutku rencana memisahkan mereka adalah keputusan yang terbaik dari pada mereka menikah dengan keadaan menyedihkan seperti itu," Chen menegaskan sekali lagi.

"Kita bisa mencegah kelahiran anak mereka dengan berbagai cara" kata Kris.

"Kenapa Kau kelihatannya begitu melindungi bocah ini, Kris? Apakah perkataanku selama ini benar bahwa kau berusaha mempertahankan si Dark Phoenix ini untuk keuntunganmu? Seperti kuda peliharaan yang dipersiapkan untuk bertarung di medan perang" Jungkook melirik Kris tajam.

"Itu semata - mata Karena dia istimewa. Dia bukanlah hal yang buruk dan perlu ditakutkan, dia calon pemimpin, kelahiranya mendatangkan banyak sejarah baru" Geram Kris pada Jungkook dan membuat Tao tidak tahan dengan kebohongannya.

"Diam kau Kris! Kau tidak diperbolehkan lagi untuk memberikan pendapat disini" bentak Tao dengan nada mengintimidasi pada Kris

"Apa yang akan kau katakan pada dewan nanti bahwa ternyata Klan Dragon berkerja sama dengan Klan Aries."

Chen dan Jungkook terkesiap dengan keras, dan wajah Luhan semakin mengeras dengan pengungkapan ini.

"Aku sama sekali tidak masalah dengan adanya rahasia percintaan ini yang bisa menjadi petaka, karena aku dapat memutar waktu sampai dimana ketika lebih baik kau tidak usah dilahirkan didunia ini." Tao mengunci rahangnya ketika mengatakan itu, kentara sekali betawa emosinya Tao mengetahui kebusukan Kris yang selama ini ia bantu dan pernah ia percayakan

"Kau pengacau, kau penghianat, kau bersekutu dengan Irene. Dengar Kris, ketika kau datang padaku untuk meminta bantuan, kau pikir aku tidak berusaha mencari tahu dan belagak santai? Aku berkelana ke masa ketika kalian berunding untuk mengungkap jati diri Irene, aku tau kau akan berkhianat, karena hal itu telah mengalir didarahmu bersama keturunan Klan Dragon." ungkap Tao jijik.

"Awalnya sebelum aku melihat lebih jauh rencanamu kebelakang, ku pikir Irene sudah mengetahui ini semua, karena semua rencananya tertata sangat sempurna dan ia juga sudah tau hal ini akan terjadi, Chanyeol, Amber, anak itu dan juga kekalahannya di pertempuran. Kau sengaja membiarkan Irene mati dengan imbalan Chanyeol dapat membangkitkan pasukan dari neraka, membawanya kembali bersama suaminya, dan para Beyond Force 13th Fates yang telah tiada untuk menguasai seluruh Klan dan membuka ancaman bagi umat manusia." Tao menyemburkan kata-katanya. Dagunya mengeras

"Kau membohongi kami semua?" Chen memberengut padanya. "Penghianat! Kau melanggar undang - undang yang tertinggi, kau akan dihukum mati karena hal ini Kris, kau akan dihukum dengan cara yang tidak terhormat dan tidak ada upacara kematian yang mengiringi pemakamanmu"

Chanyeol yang emosi langsung mengeluarkan bola api dari tangannya untuk membakar Kris "Kau sadar dengan apa yang kau perbuat hingga membuat Kyungsoo dan Baekhyun mati sia - sia, hanya untuk melancarkan rencana jahatmu!"

Luhan dan Jungkook berusaha menahan kobaran amarah Chanyeol. Namun kelihatannya Kris tak gentar, cenderung pasrah.

"Permainanmu telah berakhir Kris, kau tidak akan mendapatkan apa yang kau dan Klanmu inginkan" Tao mengingatkan untuk terakhir kalinya.

Kris menyeringai kemudian berjalan pelan kearah Tao dan membisiakannya sesuatu "Aku Rela mati demi turunan simbol Athanatoi tertinggi, kau juga akan berbuat begitu, kan? Segalanya dapat berubah" Kris mengecup pipi Tao sekilas sebagai tanda perpisahan. Namun hal tersebut terkesan mengancam. Membuat Tao bertanya - tanya, apakah Kris akan mewariskan peperangan?

Kris berlalu menghampiri Jungkook dengan santai, belagak pasrah untuk ditahan dengan menjulurkan tangannya agar di borgol dengan pelana magis. Jungkook tersenyum mengejek menatap dua kepalan tangan Kris yang disodorkan padanya.

"Aku takkan mempermalukanmu di depan Force lain, kau masih berhutang penjelasan pada mereka, Kolonel Li Jiaheng."

Disaat suasana memanas karena kebenaran akhirnya terungkap, Kai menatap lembaran buku tua itu dengan tatapan heran.

"Kenapa gambar anak itu peralahan buram?" tanya Kai memecah argumen.

Semua orang diruangan itu menatap ke buku kembali. Tao pun bersikap seolah-olah Kris tidak mengatakan ucapan terakhirnya sama sekali.

Mereka melihat halaman pada anak itu perlahan - lahan buram warnanya dan semakin lama warna gradiasi pada halaman tersebut semakin menipis.

"Kau melakukannya?" tanya Jungkook pada Tao. Tao hanya menggeleng pelan dan tidak yakin dengan apa yang dilihatnya.

"Aku pikir kau yang melakukannya" Tao berbalik bertanya.

"Tidak," Luhan bergumam, semua mata kini tertuju ke Luhan "Chanyeol sedang mempertimbangkan masa depannya"

"Aku tidak pernah tahu bahwa bagian yang sudah tertulis dibuku ini dapat berubah" Chen menatap kembali ke halaman buku tersebut dengan keheranan.

"Bukan seperti itu cara kerjanya," Kris mulai membuka suara menjelaskan dengan enteng "Walau Chanyeol telah menetapkan keputusannya hari ini, halaman kosong yang tertinggalkan itu tetap hidup bersama realitas lainnya, ini akan hanya mengubah apa yang terjadi di realita saat ini yang kita jalani, namun tidak mengubah apapun di dimensi lain"

Luhan mengusap bahu Chanyeol pelan untuk memenangkan pikirannya "Chanyeol,"

Luhan tidak tahan menahan sedih ketika membaca pikiran Chanyeol yang sudah mengucapkan perpisahan pada Amber dan impiannya bersama Amber. Luhan sepertinya sudah tak tahu harus mengatakan apa lagi untuk menenangkan hatinya.

Tidak ada siapapun diruangan itu yang membujuknya, namun ia sudah memutuskannya sendiri. Dari awal ini yang ia inginkan, perdebatan ini takkan pernah berakhir apabila ia tidak memutuskan kehendak atas inisiatifnya sendiri atau Amber takkan pernah dapat kembali lagi selamanya.

"Chanyeol inilah takdirmu, 'Pergi demi cinta sejati' itu arti dari catatan di halamanmu. Kau takkan menjadi makhluk terburuk yang pernah dilahirkan Chanyeol" Luhan berbicara seraya menenangkan Chanyeol, karena di dalam pikirannya sudah memikirkan hal - hal buruk yang akan menimpanya.

"Chanyeol, kami akan melindungi dan menjagamu, takkan kami biarkan hal buruk terjadi padamu, kau akan menemukan kebahagiaanmu, Chanyeol. Supreme Leader akan membantumu" Janji Jungkook.

"Aku tidak tau lagi bagaimana caranya hidup bahagia tanpa cinta?" murungnya.

"Percayalah, kau akan menemukan cintamu dengan cara yang lain Chanyeol, karena kau abadi" ucapan Luhan menenangkan jiwanya.

"Aku tidak keberatan bila memang harus begini, maksudku mati demi menyelamatkan lebih banyak. Aku akan berusaha terbuka atas hipotesis apapun mengenai kenyataan ini, aku hanya tidak mampu bertahan dengan sesuatu yang menyakiti Amber. Aku hanya ingin dia kembali"

Jungkook mengusap - usap bahu Chanyeol sebelum berbicara.

"Aku tau, hanya gadis itu satu-satunya kekuatanmu, dan gadis itu yang membuatmu terkendali, ternyata aku keliru dengan hal yang membuatmu begitu jinak. Dan kami akan membantu rencana perpisahanmu nanti, kami yakin kau pasti bisa melakukannya perlahan - lahan karena itu jalan terbaik untuk melindungi realita, kalian berdua sama berharganya janji kami akan selalu melindungi kaum kami dan keturunannya"

"Amber tidak mudah menerima kenyataan itubegitu saja, dia pasti mengalami fase sulit kembali" ujar Chanyeol cemas.

"Aku bisa menenangkannya dengan menahan pikiran jangka panjangnya nanti dengan mantraku" janjinya Jungkook meyakinkan. Menyenangkan bagi Chanyeol mendengar pertolongan Jungkook yang sedikit menenangkannya.

"Dan kau Kai, setelah semua ini berakhir, bawa Amber pulang dan berjanji tidak akan memberitahu hal ini pada Amber tentang siapa dirinya dan jangan pernah membicarakan hal yang kita bicarakan hari ini pada Amber." perintah Jungkook dengan tegas dan Kai menganggung khidmat.

Semua kembali berjalan maju dan mulai menjalankan lakonannya. Chanyeol dan Tao turun terlebih dahulu disusul Luhan dan Kris dengan Kai yang membuntuti di belakang mereka. Jungkook dan Chen yang terakhir meninggalkan ruang perpustakaan.

Jungkook merasa senang sekali bisa bertemu dengan Chanyeol dan menjadi saksi bagian dari kisah rumit sebuah petualangan dan pengalamannya menjadi Jenderal. Apalagi melihat langsung kemampuan Chanyeol yang luar biasa berbakat; bakatnya bisa dijadikan senjata penyerang yang sangat berbahaya.

"Kau suka padanya?" Chen menyimpulkan dari cara Jungkook memandanginya.

"Anak itu natural, tapi Kris mengotori kemampuan sejatinya. Padahal dia memiliki pandangan tentang mana yang baik dan mana yang salah. Dia tidak seperti anak laki - laki dari jaman aku dibesarkan yang menginginkan posisi di medan perang atau kerjaaan, yang dia mau hanya cinta"

"Ya, Kau benar." Chen bernafas lega "Jungkook, setelah ini berakhir Chanyeol akan menjadi urusanmu, kau jaga bocah itu baik - baik"

"Aku akan menjuahkannya dari tangan - tangan tidak bertanggung jawab"

Chen tersenyum ramah "Aku tau, karena kau seperempat keturunan Dewa Kejujuran, kau pasti menepati janjimu"

Jungkook mendengus malu diingatkan hal itu.