Almeera Azzahra Alfathunnisa. Itu adalah namaku, aku biasa dipanggil ara. Aku terlahir dari keluarga sederhana. Ayahku bernama Khazim Zaenal Al Fatih, Dia adalah seorang dokter di rumah sakit swasta. Dia mempunyai sifat yang tegas, dan bijaksana. Dan Ummu Khanifah Dia adalah ibuku, ibu yang selalu mendengarakan semua keluh kesah ku. Dulu ibuku sama seperti ayah , Dia juga seorang dokter. Tapi semenjak menikah, Ia lebih memilih menjadi seorang ibu rumah tangga saja. Mereka adalah satu satunya harta yang ku miliki. Karena aku terlahir sebagai anak tunggal dikeluarga ini. Sejujurnya jika ditanya apakah aku ingin mempunyai saudara lagi?. Pasti aku akan menjawab iya, bahkan aku sangat sangat menginginkannya. Tapi apa boleh buat, dokter mengatakan, bahwa ibuku sudah tidak dapat mengandung lagi, setelah kelahiranku.
Aku memang hidup serba kecukupan, tapi bukan berarti aku terlahir menjadi perempuan manja. Karena Kedua orang tua ku selalu mengajari ku untuk selalu hidup mandiri, dan tidak ketergantungan dengan orang lain. Saat ini aku duduk di kelas 12 di salah satu sekolah swasta di kotaku,tepat nya di MA As-salafiyah.
"Ra, sudah bangun belum, sebentar lagi shubuh lho. " seru Ibu dari luar.
" iya bu, ara sudah bangun dari tadi, Ini masih mengerjakan tugas " jawab ku.
" kirain belum bangun,. Ya udah siap-siap gih, bentar lagi subuh"
"iya bu.."
Aku pun beranjak dari meja belajarku, dan mulai berlalu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, dan mengambil air wudhu. Lantunan indah azan mulai terdengar. Menandakan telah masuk waktu shalat subuh. Aku berjama'ah dengan Ibuku. Karena ayah telah menunaikan kewajibannya di masjid. Usai shalat, aku mengambil Al-Qur'an kecil kesayanganku. Aku mulai melantunkan ayat ayat suci itu. aku mulai melanjutkan hafalanku, sembari menunggu ayah pulang. Ya, Ini adalah rutinitas yang selalu aku lakukan, menghafal dan muroja'ah setelah shalat subuh. Aku mulai menghafal Al-Qur'an sejak 3 tahun yang lalu. Tepatnya Ketika aku kelas 9. Awalnya sih aku merasa berat dengan ini semua, tapi dengan seiring berjalanya waktu, aku mulai terbiasa dan mulai kecanduan dengan hafalan.
"Assalamu'alaikum kesayangan ayah" salam ayah ku
"wa'alaikumussalam warohmatullahi, ayah sudah pulang " jawab ku
" iya ra, kamu sudah siap setoran kan, coba sini ayah simakkan"
"iya yah siap"
Aku mulai melantunkan kalam kalam Allah yang tadi sudah ku hafalkan. Ayah menyimak dengan seksama, begitu pula Ibu. Mereka berdua sama sama menyimak hafalanku. Aku sangat bersyukur berada di tengah tengah mereka. Meskipun aku hidup bukan di kalangan pesantren. Tapi aku tidak haus akan ilmu agama. Karena ayah yang notabenenya lulusan pesantren. Jadi dia mengajari ku tentang ilmu agama.
"masyaa Allah ra.., lantunan lantunan mu semakin indah, makhorijul hurufnya juga semakin fasih, pertahankan ya ra. Jangan sampai semua itu hilang begitu saja" pesan ayah.
"iya yah.. In syaa Allah aku akan menjaga hafalan ini, " jawab ku
" sekarang giliran humairoh ku untuk muroja'ah " ucap ayah pada Ibu
" hiyaa, ayah mah sosuit banget sama Ibu, manggilnya humairoh lagi. Kan aku jadi ikut baper. Hmmm.. " omel ku.
" yang sabar ya ra, emang ayah kamu tuh, gak lihat situasi dan kondisi kalau mau manggil itu" nasehat ibu
"hahaha .. Iya iya maaf, ya ra. Makanya kalau pengen di panggil humairoh, cepa cepat cari calon sana" ledek ayah.
"husst.. Ayah, udah sih jangan gitu, Ini Ibu jadi muroja'ah nggak nih"
"hehe iya iya maaf, jadi dong, silahakan mulai sayang" ucap ayah.
Tuh kan, paling males deh kalau pagi pagi udah di suguhin adegan adegan romantis Kayak gini. Gak tau apa kalau anaknya juga pengen. Ayah tuh semena mena deh. Sekali kali jaga perasaan aku sih yah. Aku kan jomblo, tapi bukan jones loh ya.. Alias jomblo ngenes. Aku hanya tak mau berhubungan dengan lawan jenis yang bukan mahrom,Sebelum adanya pernikahan. Ya Allah aku nggak kuat lihat kemesraan ayah dan Ibu. Jadi pengen nikah muda deh kalau gini.
"heh.. Ra kok ngelamun sih, kenapa to ra..? " tanya ibu
"hah.? Ara nggak ngelamun kok bu, hehe" jawab ku
"ngelamunnin cowok nya ya ra.. Hahaha.. " ledek ayah
" ihhh.. Apaan sih yah, punya cowok juga nggak, Mau mikirin gimana" protes ku
"lah kok nggak punya itu gimana Ra.? "tanya ayah
" ayah.., Nih ya.. Bukannya ayah pernah berpesan jauhi berhubungan dengan laki laki yang bukan mahromnya sebelum adanya ikatan yang halal" jelas ku
" alhamdulillah, ternyata kamu masih ingat pesan ayah Ra, diingat selalu ya ra"
"sudah sudah ngobrol nya, sana siap siap gih, nanti kalian telat lho" tegur ibu
"siap bu bos" jawab kami serempak
Aku merapikan mukena, dan langsung menuju ke kamar . Aku melirik jam di nakasku,waktu menunjuk kan jarum panjang menunjuk di angka 9 dan jarum pendek menunjuk di angka 5. Aku mulai mempersiapkan segala perlengkapan sekolah yang aku butuhkan di hari ini.
Aku menatap pantulan diri ku di cermin . Tampak anggun nan indah, memakai seragam khas Sma putih abu abu tentunya.
"hmmm.. Kurang apa ya?" kata ku melihat pantulan diri ku di cermin
." sudah cantik sayang, dan nggak ada yang kurang " seru Ibu yang tiba tiba masuk kamar.
" eh... Ibu, hehe. " jawab ku
" udah yuk bercerminnya, sarapan gih, nanti kesiangan lho"
"hehe iya bu"
***
"ra, hari ini kamu berangkat sama ayah ya. Ntar motor kamu biar di servis dulu. Takut nya mogok Kayak kemaren" ucap ayah di sela sela makan.
"ok yah. "
" ya udah, ayok ra berangkat, aku berangkat dulu ya bu" pamit ayah
"iya, Bu aku juga ya, Assalamu'alaikum " sambung ku
" iya hati hati di jalan ya, wa'alaikumussalam warohmatullahi " jawab Ibu.
Mobilku mulai melaju dari garasi rumah menuju ke sekolah, jaraknya tidak terlalu jauh. Hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk menempuhnya. Ku lihat jalanan yang mulai ramai, oleh kendaraan yang mulai sibuk berlalu lalang.
" Ra, sudah sampai"ujar ayah.
"Hah, kok cepet banget sih yah" kaget ku
" kamu nya yang bengong Ra, ayah lihat di sepanjang jalan kamu asik dengan pikiran mu sendiri. Sampai sampai kamu tak sadar jika sudah sampai" jelas ayah ku
" hehe ,aku nggak ngelamun kok yah" elak ku.
"ya sudah kalau gitu masuk gih, ayah berangkat dulu ya, ntar pulang nya ayah jemput. Assalamu'alaikum" pamit ayah.
"iya yah wa'alaikummussalam warohmatullahi" jawab ku.
Langkahku mulai masuk, menelusuri koridor sekolah yang masih sepi. Aku melirik arloji yang melingkar cantik di tanganku, ternyata masih menunjukkan pukul 06.20 WIB. Pantas saja masih sepi. Sepanjang jalan aku melihat lapangan basket, dan ruangan lainnya , masih kelihatan sepi. Belum ada siswa satupun yang lalu lalang di sini. Nyaman rasa nya tanpa suara hiruk pikuk siswa. Mungkin karena aku tak suka keramaian jadi aku menyukai hawa sepi ini. Langkah ku semakin dekat dengan kelas ku. Sebntar... langkah ku pun berhenti seketika . aku seperti mendengar sesuatu. Sugguh ini sangat menggetarkan hati, suara nya yang merdu tengah melantunkan kalam kalam Allah. Tapi rasanya, suara ini tak begitu asing bagi ku. Suara ini yang selalu terngiang di ingatanku, yang bisa membuat hati ku terpana jika aku mendengarnya, yang selalu ku dengar jika aku sedang merasa hancur. Aku mencoba untuk melangkahkan kaki ku kembali menuju ke kelas ku, tepatnya menuju ke sumber suara itu. Dan "duar...!!!" jantung ku seketika berhenti berdetak. Aliran darahku seakan-akan membeku. Ternyata pemilik suara itu adalah orang yang selama ini telah mencuri hati ku. Orang yang selama ini mampu membuatku di mabuk kebayang. Bahkan aku pernah bermimpi bisa memiliki imam sepertinya. Tapi sayang aku harus menepis semua keinginan ku tersebut . karena dia masih saudara sepupu dengan ku. Ya mskipun dalam agama di perbolehkan untuk menikah , tapi aku sadar diri, hubungan aku dengannya hanyalah sebatas saudara sepupu. Ya laki laki tersebut bernama Khiar Khatam Ramadhan. Aku biasa memanggilnya Khiar.
"assalamu'alaikum " salam ku
"wa'alaikummussalam, eh Ra . kok tumben sih berangkat pagi..?" tanya nya
"hehe,.emang aku terkenal berangkat siang ya, kok kamu sampe bilang gitu sih." Jawab ku
"haha.. ya nggak juga sih, maksudnya nggak salah lagi" ledek khiar
"dasar kamu tuh, memang nyebelin, hmm.. untung masih saudara.." geram ku
"haha,, maaf maaf ra, tapi ini beneran aku nanya, kok tumben kamu berangkat pagi " tanya nya lagi
" iya, yar, tadi aku berangkat sama ayah, jadi ya berangkatnya lebih awal" jawab ku
" oh gitu.., ya udah gih sana duduk di tempat mu, gak capek apa berdiri terus kek gitu" pinta nya
"oh.. jadi ceritanya kamu ngusir aku ya.." protes ku
"Astaghfirullah , nggak gitu Almeera Azzahra Alfathunnisa, aku cuman nggak mau kamu capek" jawab nya
" iya iya,cuman canda kok, btw makasih ya udah perhatian,hehe"
"hadeh..terserah deh ra"
Aku berlalu menuju tempat duduk ku, dan meletakan semua barang bawaan ku. ku lirik jam yang melingkar di tangan ku, masih ada waktu 30 menit lagi untuk jam masuk pelajaran. Aku mengeluarkan al-qur'an kecil kesayangan ku, dari dalam laci. Aku membuka nya, dan mulai melantunkan kalam kalam Allah tersebut. Sembari menunggu teman teman yang lainnya berangkat. Setelah 10 menit lamanya, teman sekelas ku mulai berdatangan. Aku pun memutuskan untuk menyudahi nya, dan memasukkan nya kembali. Jujur aku lebih suka melakukannya di tempat yang sepi dan hening. Jika sudah mulai ramai, ya aku menyudahi nya.
" assalamu'alaikum , Ara...." sapa teman sebangku ku
"wa'alaikummussalam warohmatullahi, eh Ifah udah dari tadi ya.?" tanya ku
"hehe nggak kok, baru saja sampai, tapi karena aku terpesona dengan lantunan lantunan suaramu yang merdu itu, jadi ya, nyapa nya nunggu kamu selesai baca Al- qur'annya. Hehe" jelasnya.
" hiyaaa, berarti udah dari tadi domg.. kamu di sini" jawab ku
"hehe iya ra, udah sih nggak papa, aku juga masih menikmati suaramu, adem gitu kalau denger suaramu" puji nya
" ah.. kamu tuh biasa deh, jangan suka berlebihan dalam memuji, nggak baik" elak ku
"hehe iya iya ra." jawab nya
Tak lama kemudian terdengar suara bel masuk. Pertanda jam pelajaran akan segera di mulai. Seketika kelas yang tadinya penuh dengan keramaian mendadak menjadi sunyi dalam sekejap. Bahkan seperti tidak ada kehidupan dalam kelas ini. Ya.. wajarlah, mungkin karena ini jam pelajarnnya pak Anam.guru yang terkenal kiler di sekolah ku. dan mata pelajarannya yang membuat pusing tujuh keliling. Bagaimana tidak, buah apel yang jatuh dari pohonnya saja di analisis, energi apa saja yang ada pada perubahan tersebut. Ya, apalagi kalau bukan mata pelajaran fisika. Aku juga bingung sih, kenapa semua anak takut dengan pak Anam. Padahal menurutku Dia adalah guru yang baik. Hanya saja dia terlalu tegas pada muridnya. Kadang saat mapel nya pak Anam juga, mau bernafas itu sulit sekali. Mungkin karena saking takut nya. hehe. Tapi tunggu, keadaan itu tak berlangsung lama, setelah ada pengumuman dari pengeras suara sekolahan, bahwa hari ini di pulangkan lebih awal. Atau lebih tepatnya belajar di rumah, karena semua guru ada kegiatan rapat dadakan dengan komite sekolah.
Sontak semua siswa langsung berhamburan keluar kelas. Ada yang langsung memilih pulang, bahkan ada juga yang memilih untuk masih di sekolahan. Entah mau nugas, ataupun hanya kumpul kumpul saja dengan temannya. Heran deh aku, di pulangkan lebih awal kok bahagia nya kayak dapat undian naik haji.
"Ra, kamu pulang nya gimana" tanya ifah
"nggak tau fah, kalau mau nelfon ayah, dia juga mungkin belom bisa jemput kalau jam segini" jawab ku.
"oh ya udah bareng aku aja Ra, " tawar ifah
" loh tapi kan rumah kita gak searah, emang kamu nggak papa" jawab ku
"yaelah, Ra Ra kayak sama siapa aja. Kita itu udah berteman dari kecil, bukan teman baru kenal, jadi nggak usah gak enakan,ok" jelas nya
" hehe, ya udah deh aku mau,"
" Nah gitu dong, baru sahabat ku."