Chereads / Goresan untuk Almeera / Chapter 5 - Ujian

Chapter 5 - Ujian

Waktu demi waktu telah berlalu. Hari demi hari pun telah berganti. Kini tiba saat nya yang dinanti nantikan semua siswa kelas 12. Lebih tepatnya sih bukan di nanti nanti. Tapi di takut takuti. Bagaimana tidak takut. Menempuh pendidikan 3 tahun lamanya, hanya di tentukan selama 4 hari. Di hari Pertama UN ini aku mulai bersiap, siap Lahir maupun batinnya. Aku melangkahkan kaki menuju ke ruang ujian . Aku meyusuri sepanjang jalan sekolah. Terlihat suasana begitu menegangkan di sini. Muka muka tegang siswa pun mulai terpancar. Kulihat jam yang melingkar di tangan ku, masih menunjukkan pukul 07.30. Masih nunggu setengah jam untuk ujian. Aku pun memutuskan untuk duduk di depan ruangan itu. Sambil menunggu jam masuk. Aku mulai membuka buka latihan UN kemarin. Tak lama kemudian teman teman lainnya berdatangan, termasuk iffah. Aku melambaikan tangan pada iffah. Dan menyuruh nya untuk duduk di sebelahku.

"gimana Ra, kamu udah siap?" tanyanya

"In syaa Allah siap fah, kamu sendiri gimana?"

"iya gitu Ra.."

"gitu gimana fah.?"

"aku juga nggak tau fah, aku bingung"

"lah, gimana fah ini kan mau ujian udah bismillah harus siap fah, kita pasti bisa"

"iya Ra, Bismillah.. Tapi.."

"Tapi kenapa lagi Iffah cantik, imut pinter?"

" Ara,.. kok aku deg-deg an ya,, ntar kalau aku nggak bisa ngerjain gimana, terus kalau aku nggak lulus gimana.. ara,, aku takut …" cerocos iffah

" Astagfirullah, iffah iffah, udah jangan takut, harus optimis mending buat belajar dulu bukan malah nyerocos kayak gitu, Yang penting kita udah usaha semaksimal mungkin, berdo'a dan yakin pada Allah SWT." Jawab ku

"Astaghfirullah, hehe.. maafin iffah ya ra, tadi khilaf" jawab nya

"hehe iya, ya udah belajar aja yuk, sambil nunggu bel masuk" ajak ku

"ok fa" jawab nya

Dan tepat pukul 08.00 bel telah berbunyi menandakakan ujian akan segera di mulai. Semua siswa pun masuk ke ruang ujian. Hal tersebut berlangsung selama empat hari berturut turut. Ya tentunya dalam empat hari tersebut, aku benar benar fokus pada ujian ku. Semua tenaga dan fikiran ku terfokus pada nya. Dan alhamdulillah selama empat hari itu, aku mampu melakukannya dengan lancar. Aku senang, ujian ini telah berakhir. Setidaknya beban pikiran ku mulai berkurang. Akan tetapi hati dan pikiran ku pun mulai berkecamuk. Karena sebentar lagi aku akan berpisah dengan orang tua ku.

" gimana tadi ra ujian nya " tanya khiar

" alhamdulillah, tapi, nggak tau ntar hasilnya gimana " jawab ku

"Haha, udah nggak usah mikirin tentang hasil nya dulu. Yang penting kamu udah usaha semaksimal mungkin. Oh ya kamu, Mau pulang langsung apa gimana" tanya nya lagi

"iya yar benar itu,hmm ya aku mau pulang lah yar. Memang nya mau apa kalau nggak pulang hehe" jawab ku

" ya kirain mau ikut, temen temen yang mau pada jalan jalan" jelas nya

" hehe, nggak agh, lebih baik pulang aja, dari pada keluyuran kemana mana" jawab ku

"nah pinter juga adek nya abang, yah udah sana pulang ra" suruh khiar

"hih apa an sih, abang abang. Haha geli tau." jawab ku, sebenarnya baper sih di panggil adek. Padahal kan itu hal yang wajar sih, kan dia juga sepupu ku.

"Haha geli, apa baper. Kok senyam senyum sendiri sih ra" ledek nya.

"hih apa an, coba, siapa juga yang baper. Udah an pulang dulu. Assalamu'alaikum " pamit ku, langsung berlalu dari nya.

" wa'alaikumussalam warohmatullahi " jawabnya

" hmmm. Ara ara, kamu tuh emang unik,cantik, sholehah pula. Boleh nggak sih aku culik terus bawa ke kua. Hehe, ada ada aja aku ini, dia kan saudara ku.., ah sudahlah " batin khiar berkecamuk

Aku langsung melajukan motor ku dari sekolah, dengan kecepatan normal. Di tengah perjalanan aku merasa ada yang aneh. Aku seperti melupakan sesuatu tapi apa. Aku pun tak menghiraukannya. Aku terus melaju sampai ke Rumah. Alhamdulillah motor ku telah sampai, di suatu bangunan yang selama berpuluh puluh tahun aku tinggai. Aku langsung memarkirkan motor ku di garasi.

"Assalamu'alaikum, " salam ku

" wa'alaikumussalam warohmatullahi, udah pulang nak" jawab ayah

" iya yah, loh kok ayah udah pulang" tanya ku

" iya ra, ayah kan harus mempersiapkan keperluan di sana. kan dua hari lagi ayah dan Ibu berangkat " jelas ayah ku

" oh iya yah, ara sampe lupa hehe" jawab ku

"kamu beneran nggak papa, di tinggal ayah sama ibu" tanya nya

"iya yah, aku nggak papa, lagian di sana ayah dan Ibu kan membantu saudara kita yang sedang membutuhkan" jawab ku, penuh kepalsuan.

Sejujur nya aku tak ingin mereka kesana, tapi apa boleh buat aku tak boleh egois, karena di sana masih sangat membutuhkan nya.

"Beneran ra, Kok kamu jadi bengong sih..? " tanya ayah

" eh.. Nggak kok yah, oh iya Ibu di mana..?" alih ku

"oh Ibu, ibu masih sama tante irma, masih belanja untuk keperluan kamu di pondok" jawab nya

"oh iya yah. Ya udah aku ke kamar dulu ya yah, Mau ganti dulu" pamit ku

" iya ra" jawab ayah.

Setiba di kamar, aku memilih untuk langsung rebahan, merebahkan tubuh yang lelah, dan fikiran yang mulai lelah. Ku ambil smart phone ku yang ada di tas, hanya untuk sekedar melihat notif yang ada.

" Kok tumben banyak notif wa yang masuk..?" Tanya ku pada diri sendiri.

Ku buka whatsApp ku, ku lihat dari siapa notif pesan itu. Di layar phone ku tertuliskan Iffah 40 chat, dan 20 panggilan tak terjawab.

" Astaghfirullah, aku lupa kalau tadi iffah mau nebeng aku, tuh kan gara-gara Khiar lagi, aku jadi lupa kayak gini" gerutu ku

"Assalamu'alaikum…, haloo iffah, maafin aku, tadi aku beneran lupa. Terus juga ini baru buka hp" ucap ku

"wa'alaikummussalam, .. permintaan maaf nggak di terima" jawab iffah

" yah… iffah jangan gitu dong.. beneran aku tadi lupa" sedihku

" setega itukah kau melupakan ku ra.?" ucapnya.

"hiii, bukannya gitu iffah, yah kamu marah ya.. ayolah jangan marah" bujuk ku

" hahaha… iya ra, tenang sih tenang, kayak sama siapa aja." Jawabnya dengan penuh tawa

" huh.. dasar kamu tuh… emang…" kesal ku

"hahaha.. sabar ra, ya udah dulu ya, ini masih ada perlu. Assalamu'alaikum" pamitnya

"wa'alaikummussalam warohmatullahi" jawab ku

Kumatikan ponselku, dan menaruhnya kembali di atas nakas. karena rasa lelah dan mengantuk yang amat mendalam, kuputuskan untuk memejamkan mata , hanya untuk mengistirahatkannya sejenak dan semoga bermimpi bisa bertemu dengan khiar