Chereads / Five Power Flowers / Chapter 11 - Part 11 : "Darmo Itu Temanku" kata kakek Dato

Chapter 11 - Part 11 : "Darmo Itu Temanku" kata kakek Dato

"Bagaimana, bos?!"

"Bisa dimulai sekarang!"

"Ok, deh!"

"Kamera On!"

Lampu kamera telah menyala dan Sakura pun telah siap menyampaikan berita yang terjadi semalam.

"Masih bersama saya Sakura di lokasi penyiaran."

Selamat pagi pemirsa.

Pagi ini ada peristiwa penting yang akan saya bacakan.

Kemarin sore sekitar pukul 15.00 wib. Telah terjadi kerusakan yang sangat parah di area pemakaman lama.

Menurut data yang berhasil saya liput. Dugaan sementara kerusakan tersebut akibat sebuah ledakan.

Pemakaman lama tadinya merupakan tempat pemakaman umum.

Dan dijaga oleh seorang lelaki paruh baya yang bernama Pak Tompel. Bertahun-tahun beliau menjaga pemakaman tersebut. Namun, setelah lokasi pemakaman dipindahkan ke tempat lain yang lebih luas.

Pak Tompel pun tidak terdengar lagi kabar beritanya. Hingga terjadinya ledakan, baru diketahui bahwa ternyata Pak Tompel ada di antara reruntuhan tanah makam.

Kemungkinan selama ini beliau bersembunyi di area pemakaman. Dan memanfaatkan area pemakaman untuk sesuatu yang tidak baik.

Saat ini pihak kepolisian masih terus menyelidiki kasus tersebut. Dan memasang police line di area sekitar pemakaman.

Demikian berita pagi ini. Dan sampai jumpa dengan liputan saya selanjutnya.

Setelah selesai membacakan berita, Sakura pun bergegas mengambil tasnya. Diabaikannya tatapan teman-temannya yang memandanginya dengan heran. Pagi itu dia ada janji dengan Allamanda.

"Hei, mau kemana?!" tiba-tiba saja Yosi menegur Sakura yang baru saja hendak meninggalkan ruang kerjanya. Sakura pun berhenti melangkah. Dan menoleh ke arah Yosi rekan kerjanya.

"Aku ada janji sama adikku." Jawab Sakura.

"Kamu ada yang cari tuh!"

"Siapa?"

"Aku tidak kenal."

"Perempuan atau laki-laki."

"Laki-laki."

"Dimana?" tanya Sakura penasaran.

"Tadi dia di sini. Dia lihat kamu siaran." Jelas Yosi kepada Sakura.

"Trus, sekarang dia dimana?" Sakura kembali bertanya.

"Coba, kamu cari di lobby. Mungkin dia nunggu di sana!"

"Ok lah. Aku jalan dulu, Bye."

Tanpa bertanya lagi, Sakura pun bergegas turun ke lantai bawah. Dia sangat penasaran dengan laki-laki yang dikatakan oleh Yosi. Seingatnya dia tidak pernah buat janji dengan siapapun. Lalu, ada perlu apa seorang laki-laki mencari dirinya. Berbagai pertanyaan berkecamuk di dalam hati Sakura.

Setibanya Sakura di lobby. Dia menengok ke sana kemari mencari sosok lelaki yang disebutkan Yosi. Tapi, tidak ada siapapun di ruang lobby. Ruang lobby terlihat lengang dan sepi. Sakura pun keluar dari gedung penyiaran untuk mencari laki-laki yang tidak dikenalnya. Lagi-lagi dia tidak menemukan siapapun.

Sakura yang merasa kelelahan mencari sosok laki-laki yang tidak jelas identitasnya. Akhirnya, dia pun memutuskan pergi ke tempat parkir. Tanpa menoleh lagi dia pun langsung mengendarai motornya dan keluar dari gedung penyiaran.

Tanpa sepengetahuan Sakura. Di balik pohon besar seseorang sedang memata-matainya dari kejauhan. Sambil tersenyum lelaki itu menjepretkan kameranya ke arah Sakura. Dia mengambil beberapa gambar Sakura. Berselang setelah itu, dia pun pergi meninggalkan gedung penyiaran. Tanpa ada yang mengetahui keberadaannya.

#####################################

Allamanda yang tengah melatih menari, tiba-tiba menghentikan gerakan tarinya. Dengan tergesa-gesa dia pergi ke luar sanggar bersama dengan dua orang muridnya.

"Dimana tamunya?" tanya Allamanda kepada salah seorang murid yang mengantarnya keluar.

"Tadi lelaki itu di sini, bu!"

"Kami sudah menyuruhnya duduk di sini." Jelas salah seorang murid Allamanda.

"Tapi, kenapa tidak ada?" Allamanda merasa heran dengan tamu yang mencarinya. Padahal dirinya merasa sudah sangat cepat melangkah keluar dari sanggar.

"Benar bu, tadi seorang lelaki mencari ibu."

"Dia mengatakan ingin bertemu langsung dengan ibu." Jelas murid Allamanda yang bernama Sinta.

���Dia juga mengatakan akan menunggu ibu di sini."

"Tapi, kemana dia yah?!. Sinta pun merasa bingung dengan sosok lelaki yang tadi ditemuinya. Karenanya, Sinta dan Yesi merasa tidak enak kepada Allamanda. Sebab, tidak berhasil mempertemukannya dengan tamu yang dimaksud.

"Sudahlah! Kita latihan lagi!" Allamanda berusaha menenangkan kedua muridnya. Ketiganya pun kembali masuk ke dalam sanggar.

Ternyata di balik semak-semak seorang lelaki sedang mengintai keberadaan Allamanda. Lelaki itu menjepretkan kameranya ke arah Allamanda. Secara sembunyi-sembunyi lelaki itu berusaha mengambil gambar Allamanda. Setelah berhasil mendapatkan gambar Allamanda, lelaki itu pun dengan cepat meninggalkan sanggar.

Baru saja Allamanda bersiap dengan gerakan tarinya. Tiba-tiba, Sakura memanggilnya di depan pintu.

"Jadi tidak kita pergi?!"

Meskipun terkejut, tapi Allamanda berusaha tenang. Karena, yang memanggilnya adalah kakaknya. Mendengar suara Sakura, Allamanda pun langsung menengok. Dan disuruhnya para muridnya untuk berlatih sendiri. Allamanda pun datang menghampiri Sakura yang masih berdiri di depan pintu.

"Duduklah dulu, kak!" pinta Allamanda kepada sang kakak. Tanpa sungkan Sakura pun duduk di bangku yang tersedia di depan ruang tari.

"Tunggu di sini yah, kak!"

"Aku selesaikan gerakan tari yang terakhir kepada mereka."

"Cepatlah!"

Allamanda pun masuk kembali menemui para muridnya. Dan melanjutkan gerakan tari yang tadi sempat tertunda. Setelah menyelesaikan beberapa gerakan tari, Allamanda pun menyuruh para muridnya untuk pulang. Begitu juga dengannya yang bergegas menemui Sakura yang telah menunggunya.

"Sudah beres semua, kak!"

"Ayo, kita berangkat!"

"Apa kita langsung ke tempat pameran?" tanya Sakura.

"Iyalah, kita langsung ke sana aja."

"Dimana diadakannya?"

"Menurut informasi yang aku dengar, di alun-alun kota."

"Kita cek aja ke sana."

"Kalau salah kita putar balik."

"Ok."

Sakura dan Allamanda pun langsung naik ke atas motor. Mesin motor telah berbunyi. Dan perlahan-lahan keduanya meninggalkan sanggar tari.

Motor yang mereka tumpangi terus melaju menuju alun-alun kota. Beberapa menit di perjalanan. Keduanya pun akhirnya memasuki kawasan alun-alun kota.

Siang itu alun-alun telah dipadati oleh warga yang ingin menyaksikan perayaan pameran. Banyak stand dibangun di sekitar alun-alun. Stand-stand cantik yang didesain sedemikian rupa untuk menarik para pengunjung. Setiap stand mempunyai ciri khas sendiri. Di dalam stand mereka memamerkan berbagai macam model barang dan kebutuhan yang biasa dicari warga.

Setibanya di alun-alun. Sakura pun langsung memarkirkan motornya. Sedangkan Allamanda berjalan sendiri ke taman bunga. Di sana dia duduk di bangku sambil menunggu Sakura. Saat Allamanda melihat ada tukang es krim yang berhenti di depannya. Dia pun langsung memesan es krim yang diinginkannya.

Dengan asyiknya Allamanda menikmati es krim coklat kesukaannya. Sakura yang baru datang ikutan juga memesan es krim strawberry favoritnya.

Sambil menikmati es krim, keduanya terus melemparkan pandangannya ke arah kerumunan pengunjung pameran. Pameran yang diadakan di tengah alun-alun memang memiliki pesona tersendiri. Selain lokasinya yang sangat strategis di pusat kota. Juga banyak taman bunga yang menambah semarak warna perayaan pameran. Di tambah dengan adanya air mancur joget yang selalu meliuk-liuk mengikuti iringan musik. Sungguh membuat takjub orang yang memandangnya.

Setelah es krim mereka habis. Keduanya pun langsung beranjak menuju ke tempat pameran. Ternyata, sangat sulit berjalan di tempat pameran. Pengunjung yang membludak membuat jalan terlalu padat untuk dilewati. Keduanya pun terpaksa harus berdesak-desakan dengan pengunjung lainnya.

"Kita kemana kak?"

"Kita ke pameran busana aja dek."

"Dimana standnya?"

"Sepertinya di sebelah kiri jalan."

"Kakak mendekatlah ke sini!" Sakura yang berada berseberangan dengan Allamanda, berusaha mendekat ke Allamanda. Namun, baru saja Sakura mendesak pengunjung yang menghalangi jalannya. Tiba-tiba saja, sebuah tamparan keras melayang di pipinya.

"Aah!" teriak Sakura.

Sakura yang merasakan pipinya telah ditampar seseorang. Langsung menengok ke arah laki-laki berswiter merah. Lelaki itu berusaha menyembunyikan wajahnya di balik penutup switernya. Dan berlari menghindari Sakura. Lelaki itu terus menyelinap di antara kerumunan para pengunjung pameran.

Tapi, Sakura telah melihatnya dengan jelas. Sakura pun tidak membiarkannya lolos. Dengan cepat dia menerobos di tengah padatnya para pengunjung pameran. Dan melompati pundak para pengunjung pameran dengan sangat lincah.

Karena, lelaki yang dikejarnya jauh berada di depan. Sakura pun mempercepat pengejarannya. Dia nekat berlari di atas kepala para pengunjung pameran. Sakura terus saja mengejar orang yang telah melayangkan tamparan ke mukanya. Hingga pengejarannya terhenti di lahan parkir.

Allamanda yang melihat aksi Sakura, langsung bertindak. Dia pun melompat dan melayang di udara. Dia beraksi mengejar sang kakak. Tidak dipedulikannya para pengunjung pameran yang terkesima melihat aksinya.

Sakura dan Allamanda telah sampai di parkiran. Keduanya mengepung lelaki berswiter merah. Saat keduanya akan menghajar lelaki tersebut.

Ternyata, lelaki yang tidak mereka kenal itu tidak sendirian. Sambil tersenyum mengejek dia pun bersiul panjang. Lalu, dari balik mobil bermunculan beberapa orang lelaki yang langsung menyerang Sakura dan Allamanda.

Sakura dan Allamanda dengan penuh kesiapan melayani serangan mereka. Hingga terjadilah perkelahian antara kedua belah pihak. Pukulan dan tendangan terus dihantamkan ke pihak lawan. Namun, belum ada satu pihak pun yang terjatuh akibat serangan pihak lawan.

Tiba-tiba, Sakura menjerit dan mendorong Allamanda yang tengah berkelahi.

"Awasss...!!!!!"

Jeritan Sakura mengejutkan Allamanda. Hingga dia kehilangan keseimbangan dan terjatuh menimpa sebuah motor yang tengah diparkir. Hingga beberapa motor yang berada di sebelah motor tersebut ikutan jatuh.

Sakura yang melihat sang adik jatuh menimpa motor. Langsung menolong dan menarik tangannya. Sambil memegang tangan Sakura, Allamanda langsung bangkit.

Tapi, ketika Allamanda akan bangkit. Tiba-tiba, dia melihat sebuah peluru menyasar ke kepala Sakura. Dengan cepat Allamanda menarik tangan Sakura, hingga Sakura pun terjatuh di atas badannya.

"Ada apa, dek?" tanya Sakura terkejut.

"Ada peluru nyasar ke kepala kakak."

"Tadi kamu yang mau ditembak."

"Sekarang kakak."

"Siapa yang bermain culas?"

"Siapa yang ingin mencelakakan kita?"

"Awas, kak!"

Sambil memeluk erat tubuh Sakura, Allamanda berguling-guling menghindari pukulan kayu yang diarahkan kepada keduanya. Dengan cepat keduanya berdiri dan menendang lelaki tersebut hingga terjatuh.

���Ayo kak, kita habisi mereka!"

"Jangan biarkan mereka kabur!" sahut Sakura yang telah bersiap dengan kuda-kudanya.

Saat keduanya akan melanjutkan pertarungan. Tiba-tiba, Camelia, Peony dan Candy datang menghampiri. Tanpa bertanya lagi ketiganya langsung bersiap membantu Sakura dan Allamanda.

"Ha.....ha.....ha.....!"

"Ternyata kalian berlima telah berkumpul!" kata lelaki berswiter merah sambil tertawa dan menunjuk ke arah Sakura dan keempat adiknya.

"Kita selesaikan saja di sini!" dengan sangat cepat lelaki itu pun menembakkan pistolnya ke arah Sakura dan keempat adiknya. Tapi, kelimanya berhasil menghindar. Dan berputar balik sambil melayangkan tendangan ke tubuh para lelaki itu.

Para lelaki yang lainnya tidak tinggal diam. Semuanya mengeluarkan pistol dan terus menembaki Sakura dan keempat saudaranya. Tapi, kelimanya dapat terus berkelit dan berbalik menyerang dengan tendangan dan pukulan ke arah lawan.

Sakura yang merasakan pertarungan yang mereka hadapi dapat membahayakan pengunjung pameran. Akhirnya, Sakura pun memutuskan untuk berubah.

Dengan cepat Sakura pun mengajak keempat saudaranya untuk berubah.

"Bersiaplah!"

Mendengar perintah dari Sakura keempat adiknya langsung membentuk formasi. Dengan menggunakan kekuatan lima Bunga. Five Power Flowers siap menumpas semua tindak kejahatan. Mereka pun membentuk formasi bunga.

"Kalian siap!" teriak Sakura.

"Kami FPF Five Power Flowers!"

"Siap!!!"

"Beraksi!"

"Berubahlah!"

Mereka berlima pun berputar. Meliuk-liukkan tubuh mereka dengan sangat lentur. Melompat dan melayang di udara dengan sangat ringan. Laksana bunga yang bermekaran. Memancarkan sinar berwarna-warni dari tubuh mereka. Juga menebarkan aroma harum bunga. Lima jenis bunga berhamburan tertiup angin di area parkiran.

Dalam seketika pakaian yang mereka kenakan berubah menjadi warna warni bunga. Wajah mereka pun tertutup oleh topeng yang berwarna senada.

"The Beauty Sakura" (si cantik Sakura)

"The Quiet Camelia" (si pendiam Camelia)

"The White Peony" (si putih Peony)

"The Friendly Allamanda" (si ramah Allamanda)

"The Cute Candy" (si imut Candy)

Pertarungan Sakura dan yang lainnya masih terus berlangsung. Dan disaksikan oleh para pengunjung pameran yang semakin memadati area parkiran. Sakura yang mengkhawatirkan keselamatan para pengunjung pameran, langsung bertindak.

"Amankan mereka!" teriak Sakura sambil menunjuk kekerumunan para pengunjung pameran. Keempat adiknya segera mengerti yang diperintahkan oleh kakaknya.

Mereka pun dengan cepat melompat dan melayang di udara. Dan merentangkan kedua tangannya, lalu mengangkatnya dan kemudian menghentakkan ke arah para pengunjung pameran.

"Serbuk sari bunga penidur, keluarlah!" secara bersamaan mereka berlima menghamburkan serbuk sari bunga penidur di udara. Dan dalam waktu sekejap saja aroma harum serbuk sari bunga penidur menyebar di udara. Dan tercium dimana-mana hingga membuat para pengunjung pameran satu persatu jatuh tertidur.

Para lelaki yang tadi penuh semangat menyerang Sakura dan keempat saudaranya. Pelan-pelan mereka menghindari serbuk sari. Dan berusaha melarikan diri dari Sakura dan yang lainnya.

Para lelaki itu mengetahui khasiat dari aroma serbuk sari bunga penidur. Mereka tidak mau tertidur karena menghirup aroma harumnya.

Sakura dan keempat saudaranya yang tengah sibuk menebarkan serbuk sari, tidak menyadari kalau lawan mereka telah melarikan diri. Betapa terkejutnya mereka, saat mengetahui kalau para lelaki itu sudah tidak berada di tempatnya.

"Kemana mereka semua?" tanya Sakura dengan kesal. Camelia dan ketiga adiknya hanya dapat menengok ke kanan dan ke kiri. Mereka berusaha mencari keberadaan para lelaki tersebut. Tapi, mereka tidak dapat menemukannya.

"Sepertinya para lelaki itu sudah melarikan diri sejak tadi." Jawab Camelia.

"Siapa mereka, kak?" Camelia balik bertanya kepada Sakura.

"Aku sendiri tidak tahu siapa mereka."

"Tiba-tiba saja salah satu dari mereka menampar pipiku." Jelas Sakura.

"Menurutku, ada kemungkinan mereka semua mengenal kita," sahut Candy.

"Bisa jadi seperti itu."

"Tapi, kenapa mereka sengaja membuat masalah dengan kita?" tanya Sakura.

"Mereka bukan membuat masalah. Tapi, mereka memancing kita." Kata Camelia.

"Apa motifnya?" Sakura kembali bertanya.

"Mencelakakan kita semua." Jawab Peony. Sakura pun terdiam mendengar jawaban dari adiknya. Memang sangat memungkinkan para lelaki itu ingin mencelakakan mereka semua.

Sakura masih saja berfikir, bagaimana bisa para lelaki itu mengenal mereka berlima. Dan memiliki dendam terhadap dirinya dan keempat saudaranya.

"Apa mungkin di antara mereka adalah penjahat yang pernah kita habisi?!" tiba-tiba saja Allamanda mengajukan pertanyaan yang membuat keempat saudaranya terdiam.

"Tapi.....kan!" sahut Candy.

"Tapi, apa?" Allamanda balik bertanya.

"Para penjahat yang pernah kita habisi itu sudah tewas. Walaupun ada yang di penjara sangat tidak mungkin mereka bisa bebas untuk saat ini."

"Tidak usah diperdebatkan!" Camelia berusaha menghentikan pembicaraan.

"Lebih baik kita fikirkan, bagaimana caranya kita menemukan para lelaki jahat itu?!"

"Sudahlah tidak usah dicari!"

"Mereka juga akan kembali menyerang kita!" sahut Sakura dengan nada tegas.

"Sekarang, kita berkeliling pameran saja." Ajak Sakura mencairkan ketegangan.

"Mereka!" tunjuk Peony ke arah para pengunjung pameran yang masih tertidur di area parkir.

"Biarkan saja, sebentar lagi mereka akan terbangun!" ucap Camelia.

Setelah kembali merubah diri mereka. Kelimanya pun melanjutkan berkeliling stand pameran yang tadi sempat tertunda. Tidak ada lagi raut ketegangan di wajah kelimanya. Dengan santai kelimanya mengelilingi stand pameran satu persatu. Mereka sangat menikmati suasana pameran siang itu.

####################################

Jauh dari area pameran. Tepatnya di sebuah rumah yang didesain layaknya sebuah markas. Berkumpullah beberapa orang lelaki bertubuh tegap dan garang bersama lelaki tua yang tengah duduk di kursi kerjanya.

Lelaki tua itu masih duduk di kursinya. Raut wajahnya menyiratkan kalau dia sangat marah besar. Dia masih terus menatap ke arah anak buahnya. Dengan berkata-kata kasar dia terus memaki anak buahnya. Yang menurutnya kerja mereka tidak pernah beres dan sangat tidak bisa diandalkan.

"Kalian bodoh!"

"Dungu!"

"Goblok!"

"Ceroboh!"

"Begitu aja tidak beres!"

"Tidak bisa diandalkan!"

"Gagal total!"

"Mereka terlalu kuat bos." Jawab salah satu dari lelaki bertubuh tegap itu.

"Pikir pakai otak, tolol!"

"Mereka cuma perempuan!"

"Harusnya kalian lebih kuat!"

"Aku tidak mau dengar kalian gagal di misi selanjutnya!"

"Percuma aku bayar kalian!"

"Kalian semua sudah aku beritahu kemahiran mereka!" Para lelaki bertubuh tegap itu pun hanya terdiam. Mendengar bos mereka sangat marah, karena gagal menjalankan tugas.

Lelaki tua itu pun bangkit dari kursinya. Lalu, dia berjalan menuju layar lebar yang terpasang di dinding.

"Perhatikan baik-baik!"

"Lihat dengan jelas dan pakai otak!"

Lelaki tua itu pun menghidupkan layar lebarnya. Dan beberapa menit kemudian dari layar lebar, muncullah gambar seorang lelaki tua yang sedang berdiri tegak menghadap lurus ke depan.

"Dia adalah Dato, temanku semasa sekolah dulu." Tunjuknya.

"Dia seorang yang genius dan mempunyai beberapa penemuan yang kini digunakan oleh kelima cucunya."

"Dia pernah menolak bekerjasama denganku untuk membuat gelembung balon." Jelas lelaki tua itu.

"Maaf bos, kenapa dia menolak?!" tanya salah satu anak buahnya.

Lelaki tua itu pun membalikkan tubuhnya dan menghadap ke arah anak buahnya yang tadi bertanya. Dan menepuk pundaknya.

"Punya otak juga kamu!"

"Dato menolak karena, menurutnya gelembung balon sangat berbahaya bagi manusia."

"Dimana letak bahayanya, bos?"

"Gelembung balon, kedengarannya biasa saja." Celetuk yang lainnya.

"Gelembung balon berbahaya, karena bisa mengelupaskan kulit manusia. Melelehkan tubuh, bahkan kematian jika terlalu banyak terkena gelembung.

"Tapi, aku tidak peduli."

"Saatnya sekarang aku tunjukkan kepada si Dato. Kalau aku bisa menghabisi kelima cucunya dengan semua penemuanku yang tidak dipedulikannya."

Lelaki tua itu pun menekan kembali layar lebarnya. Lalu, muncul gambar lima gadis cantik nan rupawan.

"Bukankah itu lima cewek yang bertarung dengan kami?!"

"Benar!"

"Mereka adalah cucu Dato."

"Itu Sakura cucu pertamanya." Tunjuk lelaki tua itu pada gambar Sakura yang muncul di layar lebar. Kemudian dia pun menyebutkan nama cucu Dato satu persatu.

"Yang kedua bernama Camelia, ketiga Peony, keempat Allamanda dan yang terakhir Candy."

"Mana foto yang aku minta?" tanya lelaki tua itu kepada anak buahnya.

"Ini bos. Tadi aku yang memfoto mereka berlima." Salah seorang anak buahnya memberikan beberapa foto yang dimaksud.

Lelaki tua itu pun tersenyum. Dan langsung menyimpan foto-foto tersebut di laci mejanya.

"Besok kalian semua membuat teror di kota!"

"Teror apa bos?!"

"Teror gelembung balon!"

"Bagaimana caranya bos?"

"Masing-masing kalian bawa satu pistol. Lalu, tembakkan kepada warga kota di tengah keramaian. Gelembung-gelembung balon yang keluar dari pistol, pasti akan banyak memakan korban.

Dengan begitu kota akan gempar dengan teror gelembung balon." Jelas lelaki tua itu.

"Aku akan ikut memantaunya."

"Jika teror ini berhasil, aku akan sangat senang."

"Ha.....ha.....ha.....!!!!!" dengan suara yang sangat kuat lelaki tua itu terus tertawa terbahak-bahak.

"Kami siap bos."

"Ha.....ha.....ha.....!!!!!" tawa lepas anak buahnya membuat lelaki tua itu bertambah percaya diri dengan aksi terornya.

"Pergilah kalian!"

"Aku mau istirahat."

"Baik bos!"

"Kami berjaga di luar."

Para lelaki berbadan tegap itu pun, langsung meninggalkan lelaki tua yang dipanggil dengan sebutan bos.

#######################################

Sakura dan keempat adiknya sudah kembali pulang ke rumah. Kelimanya tengah menikmati suasana santai di tengah rumah.

"Oh ya, kita bermain pistol balon kak!" ajak Candy kepada keempat kakaknya.

"Darimana kamu dapat pistol balon?" tanya Camelia keheranan.

"Aku beli di stand pameran."

"Oooh..!"

"Ayolah kak!" ulang Candy memaksa keempat kakaknya untuk bermain pistol balon.

"Bolehlah!" Sakura pun langsung bangkit dari sofa sambil menarik lengan Peony. Akhirnya, kelimanya pun pergi ke teras rumah.

Kakek Dato yang sedang membaca surat kabar merasa heran dengan kedatangan kelima cucunya yang tiba-tiba duduk di teras.

"Ada apa kalian ke sini?!"

"Kami mau bermain pistol balon, kek." Jawab Candy.

Mendengar jawaban Candytuft, kakek Dato hanya mengangguk saja. Kemudian beliau pun melanjutkan kembali membaca surat kabar.

Candytuft yang telah memegang pistol balon langsung berdiri. Dengan senang dia menembakkan pistol balon ke udara. Seketika itu juga gelembung-gelembung balon keluar dari ujung pistol.

Sambil melompat-lompat Candy terus menembakkan pistol balonnya ke udara. Dan keempat kakaknya sambil tertawa, berusaha memecahkan banyaknya gelembung balon yang beterbangan di udara. Kakek Dato yang melihat tingkah kelima cucunya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Mendadak, beliau berhenti membaca surat kabar. Pandangannya beralih tertuju ke permainan yang dilakukan oleh Candy. Raut wajah kakek Dato berubah tegang. Sakura yang melihat perubahan pada raut wajah kakeknya langsung mendekati sang kakek.

"Ada apa, kek?" tanya Sakura hati-hati.

"Ajaklah adik-adikmu duduk dekat kakek!"

Sakura pun langsung meminta keempat adiknya untuk menghentikan permainan. Dan akhirnya kelimanya pun duduk di dekat sang kakek dengan tenang.

Kakek Dato menarik nafas panjang. Kemudian, dia pun memulai pembicaraannya. Katanya, saat melihat gelembung-gelembung balon dia teringat seorang teman lama yang sudah lama tidak diketahui keberadaannya. Mungkin kalian berlima bingung. Apa hubungannya gelembung balon dengan teman lama kakek?.

Kalian dengar baik-baik, teman lamaku itu bernama Darmo. Sebenarnya dia anak yang pintar. Tapi, karena sikapnya yang tidak baik membuat dia dibenci teman di sekolah.

Suatu hari dia pernah memperlihatkan hasil penemuannya kepada kakek. Tapi, kakek tidak menanggapinya.

"Apa penemuannya, kek?" tanya Sakura.

Kakek Dato pun melanjutkan ceritanya. Penemuan Darmo terbesar yang kakek ketahui adalah gelembung balon.

"Gelembung balon?" tanya Sakura dan keempat adiknya.

"Benar, gelembung balon."

Namun, gelembung balon hasil temuan Darmo bukan sekedar gelembung permainan. Tapi, gelembung balon yang bisa mencelakakan orang lain. Lalu, kakek Dato pun terdiam.

"Apa maksud kakek?" tanya Sakura penasaran.

Kemudian, kakek Dato melanjutkan kembali penjelasannya. Gelembung balon yang dibuat oleh Darmo. Apabila ditiupkan ke udara dan terkena kulit manusia. Maka, seketika itu juga kulitnya akan mengelupas. Dan lebih parahnya lagi, jika terlalu banyak menempel di tubuh manusia. Pada saat bersamaan tubuhnya akan meleleh. Bahkan menyebabkan kematian. Karena, gelembung balon mengandung cairan yang sangat panas dan beracun.

Sakura dan keempat adiknya terdiam mendengar penjelasan sang kakek. Kelimanya tidak memberikan tanggapan apapun kepada kakek Dato. Hingga sang kakek mendesak kelima cucunya untuk mengajukan pertanyaan kepada beliau.

"Dari kami tidak ada pertanyaan, kek." Ucap Candy mewakili keempat kakaknya.

"Aku hanya ingin memberitahu kakek. Tadi pagi di sekolah ada seorang lelaki yang mencariku. Dan kepala sekolah menyuruhnya menungguku di ruang TU. Tapi, saat aku datang ke ruang TU lelaki itu tidak ada di tempat." Tutur Candy

"Siapa dia?" tanya kakek Dato.

"Aku tidak tahu, kek."

"Aku juga mengalami hal yang serupa dengan Candy." Sahut Peony.

"Aku juga," kata Camelia.

"Berarti kita semua mengalami kejadian yang sama tadi pagi." Kata Sakura.

"Hingga kami berlima harus berkelahi di pameran alun-alun."

"Sepertinya orang itu sudah mengenal kalian," sahut kakek Dato.

"Dan dia punya dendam dengan kalian."

"Benar kata kakek," sambung Camelia.

"Tapi, siapa dia?" tanya Sakura.

"Kita semua belum tahu siapa dia. Tapi, ada baiknya kalian berlima tetap waspada. Kemungkinan besar orang itu akan terus mengejar kita semua." Kakek Dato berusaha mengingatkan kelima cucunya.

Sakura dan yang lainnya hanya memberikan anggukan. Kelimanya setuju dengan apa yang disampaikan oleh sang kakek.

######################################

"Kring.....kring.....kring.....!!!!!"

Telephon rumah kakek Dato terus saja berdering. Tapi, belum ada satu pun penghuni rumah yang berniat untuk mengangkatnya.

"Candy.....tolong angkat telephonnya, dek!" teriak Sakura dari dalam kamarnya.

"Aku sedang sibuk, kak!" sahut Candytuft dari arah dapur.

"Siapa saja di sana.....tolong angkat telephonnya?!" Sakura kembali berteriak.

"Aku yang angkat, kak." Jawab Peony.

Peony yang mendengar teriakan Sakura langsung mengangkat telephonnya.

"Sakura?" tanya orang di seberang sana.

"Bukan, aku adiknya!"

"Tolong, sampaikan kepada Sakura kalau dia harus liputan sekarang juga!"

"Dimana?"

"Di pusat kota."

"Ini gawat, dek!"

"Pusat kota sedang diserang gelembung-gelembung balon."

"Banyak orang terluka bahkan meleleh secara mendadak."

"Baiklah, aku akan sampaikan."

Setelah menutup telephonnya, Peony pun langsung berlari ke kamar Sakura. Dengan wajah cemas Peony menyampaikan berita yang didengarnya kepada sang kakak. Sakura pun mendengarkan dengan serius semua yang disampaikan oleh adiknya.

"Ayo, lekas kita berangkat ke sana!"

"Ajak semua dan juga kakek!"

"Bantu kakak menyiapkan segala sesuatunya, dek!"

Setengah berlari Peony menemui anggota keluarganya yang lain. Dan memberitahu pesan darurat yang diterimanya via telephon. Tidak berapa lama semuanya telah berkumpul di ruang tamu. Kakek Dato tidak bisa duduk dengan tenang. Sedari tadi dia hanya mondar mandir. Dia berusaha menenangkan hati dan fikirannya.

Tidak berapa lama Sakura pun telah siap mengeluarkan mobil dari garasi. Dengan langkah terburu-buru, semuanya berjalan menuju mobil yang telah terparkir di halaman rumah.

Kemudian, kakek Dato dan kelima cucunya siap berangkat menuju pusat kota. Kakek Dato langsung duduk di bangku supir. Dia berniat menjalankan mobilnya dengan cepat. Agar dia bisa melihat langsung orang yang membuat kekacauan di pusat kota.

"Aku yakin pasti itu dia!" Ucap kakek Dato

"Akhirnya, dia muncul juga."

"Dia sengaja membuat kekacauan, agar aku muncul di hadapannya."

"Siapa dia kek?" tanya Allamanda.

"si Darmo, temanku."

"Dia muncul dengan penemuannya," jawab kakek Dato.

"Dia ingin menunjukkan kepintarannya."

"Kalian berlima harus tenang menghadapinya."

"Kemungkinan dia tidak sendirian."

"Lawan dia dengan ilmu yang kakek ajarkan kepada kalian."

"Baik kek!" jawab Sakura dan keempat adiknya secara serentak.

Mobil pun melaju meninggalkan rumah kakek Dato. Dengan kecepatan di atas rata-rata mobil terus meluncur menuju pusat kota. Kakek Dato yang memegang kemudi terlihat sangat tegang. Begitu pun dengan Sakura dan yang lainnya yang hanya bisa terdiam saja, selama perjalanan.

Sekitar 10 menit perjalanan kakek Dato dan kelima cucunya telah sampai di pusat kota. Perlahan-lahan mobil menerobos kerumunan orang-orang yang berlarian ke sana kemari sambil menjerit-jerit kesakitan.

"Kenapa bisa begini?" tanya Candy.

"Kota menjadi sangat kacau." Sahut Peony.

"Kasihan mereka!"

"Lihat di sana!" tunjuk Allamanda ke arah beberapa orang lelaki berbaju tertutup berwarna orange. Sakura dan yang lainnya langsung menengok ke arah yang ditunjuk oleh Allamanda.

Ternyata, para lelaki berbaju orange itu sengaja menembakkan gelembung-gelembung balon ke kerumunan orang. Hingga mengakibatkan orang-orang menjerit kesakitan tersentuh gelembung-gelembung balon.

Dengan cepat Sakura dan keempat adiknya keluar dari dalam mobil. Kelimanya menghampiri orang-orang yang terkena gelembung-gelembung balon yang beterbangan di udara.

Kelimanya berusaha menolong orang-orang yang terluka dengan membawanya ke dalam gedung-gedung. Lalu, menggiring yang lainnya untuk bersembunyi di tempat tertutup, agar terhindar dari gelembung-gelembung balon.

Sungguh pemandangan yang sangat memilukan. Banyak di antara mereka yang kulit tubuhnya mengelupas terkena gelembung balon. Ada juga yang pingsan, karena tidak kuat menahan rasa pedih di tubuh mereka. bahkan ada yang tubuhnya sudah meleleh, karena terlalu banyak tersentuh gelembung balon.

"Kalian bertiga selamatkan mereka yang masih bisa diselamatkan!" perintah Sakura kepada ketiga adiknya.

Camelia, Allamanda dan Candy langsung bergerak mengikuti perintah dari sang kakak. Sedangkan Peony meliput Sakura untuk siaran langsung.

"Selamat pagi pemirsa."

Ini liputan darurat langsung dari lokasi kejadian.

Saat ini saya berada di pusat kota.

Keadaan di sini sungguh sangat kacau dan mengkhawatirkan.

Gelembung-gelembung balon berbahaya telah menyerang kota.

Saya mohon kepada seluruh warga kota, untuk tidak datang ke pusat kota.

Tetaplah di rumah saja.

Hindari dari terkena gelembung-gelembung balon.

Karena, akibatnya bisa fatal.

Seperti, itu di sana kalian bisa lihat langsung.

Kulit mereka terkelupas, terbakar bahkan sampai meleleh.

Jaga keselamatan diri kalian semua.

Terima kasih dan sampai jumpa.

Setelah Peony mematikan kameranya. Sakura pun langsung memanggil ketiga adiknya yang lain.

"Bersiaplah!"

"Saatnya kita beraksi," ajak Sakura kepada keempat saudaranya.

Mendengar perintah dari Sakura keempat adiknya langsung membentuk formasi. Dengan menggunakan kekuatan lima Bunga. Five Power Flowers siap menumpas semua tindak kejahatan. Mereka pun membentuk formasi bunga.

"Kalian siap!" teriak Sakura.

"Kami FPF Five Power Flowers!"

"Siap!!!"

"Beraksi!"

"Berubahlah!"

Mereka berlima pun berputar. Meliuk-liukkan tubuh mereka dengan sangat lentur. Melompat dan melayang di udara dengan sangat ringan. Laksana bunga yang bermekaran. Memancarkan sinar berwarna-warni dari tubuh mereka. Juga menebarkan aroma harum bunga. Lima jenis bunga berhamburan tertiup angin di pusat kota.

Dalam seketika pakaian yang mereka kenakan berubah menjadi warna warni bunga. Wajah mereka pun tertutup oleh topeng yang berwarna senada.

"The Beauty Sakura" (si cantik Sakura)

"The Quiet Camelia" (si pendiam Camelia)

"The White Peony" (si putih Peony)

"The Friendly Allamanda" (si ramah Allamanda)

"The Cute Candy" (si imut Candy)

Five Power Flowers langsung menunjukkan aksinya. Kelimanya langsung berpencar dan mendatangi para lelaki berbaju orange. Dengan kekuatan penuh mereka menghantam para penjahat itu. Hantaman yang dilayangkan oleh FPF disambut oleh para penjahat itu. Mereka berusaha menembakkan gelembung-gelembung balon ke arah FPF. Tapi, FPF dapat menghindarinya.

Pertarungan pun tidak lagi dapat terelakkan. Para penjahat itu dengan gencar menyerang FPF. Tapi, Five Power Flowers dengan sigap membalas serangan mereka.

Tiba-tiba saja para penjahat berbaju orange itu mundur dan merapat. Mereka membentuk formasi kerucut. Lalu, muncul lelaki tua dari belakang para penjahat itu. Dan menyerahkan senjata berukuran sangat besar kepada anak buahnya. Sambil bertolak pinggang lelaki tua itu menunjuk-nunjuk ke arah FPF.

"Kalian semua akan mampus di tempat ini!"

"Aku benci si Dato dan juga kalian!"

"Aku Darmo akan melumat habis kota ini!"

"Ha.....ha.....ha.....!" lelaki tua yang bernama Darmo itu terus tertawa.

FPF hanya diam saja mendengar makian dari lelaki tua. Yang ternyata adalah Darmo teman sekolah kakek Dato. Tanpa diduga oleh Sakura dan keempat adiknya, mendadak kakek Dato muncul di hadapan mereka.

"Hentikan semua ini, Darmo!" tegur kakek Dato kepada Darmo temannya.

"Tidak, aku tidak akan menghentikannya!"

"Maafkan aku atas semua kejadian yang telah lalu!" ucap kakek Dato dengan penuh perasaan.

"Jangan korbankan mereka semua yang tidak bersalah!"

"Aku tidak peduli!"

"Semuanya sudah terlambat," kata Darmo dengan kasarnya.

"Penemuanmu sangat hebat! Aku akui," kakek Dato berusaha melunakkan hati Darmo dengan pujiannya.

"Terlambat Dato."

"Hari ini semuanya harus mati di tanganku!"

"Ha.....ha.....ha.....!" Darmo terus tertawa.

"Serang...!"

"Tembakkan gelembung-gelembung itu ke arah mereka semua!" teriak Darmo kepada anak buahnya.

"Jangan menyesal Darmo, ini pilihanmu!" kakek Dato dengan berat hati memerintahkan kelima cucunya untuk menghabisi Darmo dan anak buahnya.

Sakura yang mendengar ucapan kakek Dato, langsung memerintahkan keempat adiknya membentuk formasi pertahanan.

"Five Power Flowers, siap!"

Anak buah Darmo yang telah memegang senjata, tanpa ragu-ragu langsung menembakkan gelembung-gelembung balon ke arah FPF. Secara beruntun gelembung-gelembung balon keluar dari senjata besar itu. Dan berhamburan di udara. Hawa panas pun terasa sangat menyengat di pusat kota.

Kakek Dato telah menyingkir jauh ke tempat aman. Dia menghindari gelembung-gelembung balon yang mematikan itu. Sedangkan Darmo masih menemani anak buahnya. Yang terus menerus menembakkan gelembung-gelembung balon ke arah FPF.

Five Power Flowers secara serentak membentuk lingkaran. Lalu, kelimanya mengangkat kedua tangannya ke atas. Dan menghadapkan kedua telapak tangannya ke langit. Kemudian, perlahan-lahan kelimanya berputar dan terus berputar. Hingga putarannya menjadi sangat kuat.

"Kekuatan air mancur lima bunga, keluarlah!" teriakan kelimanya menggema dan menggetarkan pusat kota.

Seketika itu juga air bermancuran dari kedua telapak tangan kelimanya. Tubuh FPF yang masih terus berputar. Membuat air mancur lima bunga berhamburan ke segala penjuru. Menghancurkan gelembung-gelembung balon yang masih beterbangan.

Hawa panas yang tadi menyelimuti pusat kota. Perlahan-lahan mulai sejuk. Begitu juga dengan gelembung-gelembung balon yang tadi membumbung, kini mulai sirna. Dan senjata besar milik Darmo pun menjadi tidak berfungsi karena terkena air mancur lima bunga.

Anak buah Darmo mulai terlihat panik. Karena, senjata andalan mereka tidak lagi bisa mengeluarkan gelembung-gelembung balon.

"Bagaimana ini bos?"

"Jangan panik!"

"Kalian ambil ini!" Darmo pun menyerahkan senjata api air mancur kepada anak buahnya.

"Hentakkan kepada mereka!"

Dengan penuh semangat anak buah Darmo pun menghentakkan senjata api air mancur mereka ke arah FPF. Semburan api pun keluar dari dalam senjata dengan sangat cepat.

Five Power Flowers dengan semua kekuatannya langsung membentuk formasi kipas bunga.

"Kibasan kipas lima bunga!" teriak Sakura. Kelimanya pun langsung mengayunkan kedua tangan mereka ke kanan dan ke kiri. Kekuatan kipas lima bunga meniupkan angin yang sangat kuat. Hingga mengibas balik semburan api senjata air mancur milik Darmo.

Hentakkan dua kekuatan yang beradu itu menimbulkan ledakan yang sangat dahsyat. Meskipun begitu anak buah Darmo belum juga mau menyerah. Mereka makin gencar menembakkan senjata api air mancur ke arah FPF. Dan FPF pun membalasnya dengan kibasan kipas lima bunga. Hingga pada akhirnya, senjata api air mancur milik Darmo tidak lagi bisa mengeluarkan api.

Mengetahui hal itu FPF pun tidak tinggal diam. Dengan cepat Sakura kembali mengajak keempat saudaranya membentuk formasi kipas.

"Kibasan kipas lima bunga!" teriak Sakura. Dengan cepat FPF mengibaskan kekuatan kipas lima bunganya ke arah Darmo dan anak buahnya. Kibasan yang sangat kuat dari FPF membuat Darmo dan anak buahnya jatuh terguling-guling di atas aspal. Dan mereka semua mengalami muntah darah. Meskipun begitu, Darmo tidak juga mau menyerah. Ia justru memaksa anak buahnya untuk terus melawan FPF.

"Cepat kalian bangun!" teriak Darmo.

"Serang mereka semua!" mendengar teriakan Darmo, dengan cepat anak buahnya bangkit dan menyerang FPF tanpa senjata.

FPF yang mendapat serangan balik langsung menyambutnya. Kedua belah pihak pun kembali terlibat pertarungan tangan kosong. Belum ada satu pun anak buah Darmo yang dapat dikalahkan oleh FPF. Tubuh mereka yang kekar membuat mereka kebal terhadap pukulan.

Hingga akhirnya Sakura meminta keempat adiknya mengeluarkan pukulan telapak bunga. Secara bersamaan kelimanya pun melompat ke udara. Dan dengan sekali hentakan kelimanya meluncur ke arah lawan. Dan memukulkan telapak tangannya ke dada anak buah Darmo.

Serangan FPF yang datang begitu cepat, membuat anak buah Darmo tidak bisa menghindar. Hingga akhirnya mereka semua harus tewas mengenaskan. Dengan dada yang terbakar, akibat terkena pukulan telapak bunga.

Setelah pertarungan selesai dan anak buah Darmo tewas semua. Five Power Flowers pun kembali seperti sediakala. Kelimanya sedikit pun tidak menyentuh Darmo. Sakura dan keempat adiknya menyerahkan Darmo sepenuhnya kepada kakek Dato.

Kakek Dato yang sedari tadi sembunyi, akhirnya keluar dan menemui kelima cucunya. Setelah mempertimbangkan segala sesuatunya. Kakek Dato pun memutuskan untuk menyerahkan Darmo kepada pihak kepolisian.

Sakura dan keempat adiknya akhirnya menangkap Darmo. Dan menyerahkannya kepada pihak kepolisian. Yang pada saat bersamaan muncul di pusat kota.

Kini, teror gelembung balon sudah tidak ada lagi. Dan pusat kota kembali aman. Para petugas kepolisian dengan cepat menyisir lokasi pertarungan antara FPF dengan anak buah Darmo.

Kakek Dato dan kelima cucunya akhirnya kembali ke rumah dengan perasaan lega. Karena, misi mereka akhirnya terselesaikan juga.