Chereads / Five Power Flowers / Chapter 10 - Part 10 : Si Tompel di Pemakaman

Chapter 10 - Part 10 : Si Tompel di Pemakaman

Setelah menyelesaikan misinya. Kakek Dato dan kelima cucunya bergegas kembali ke rumah. Namun, karena perjalanan yang cukup jauh dan memakan waktu lama. Akhirnya, mereka berenam pun kemalaman di jalan.

Hari sudah malam. Langit nampak gelap tanpa sinar rembulan. Tapi, mobil yang ditumpangi oleh kakek Dato sekeluarga masih melaju di jalanan. Sakura yang kelelahan terlihat sudah terlelap di bangku belakang. Camelia yang berada di sebelah Sakura menyibukkan diri dengan bermain game. Peony dan Allamanda asyik bercerita tentang arwah gentayangan. Sedangkan, Candytuft duduk tenang di sebelah kakek Dato yang sedang mengemudi.

"Apa itu kek?!" teriak Candy dengan kuat. Hingga membuat kakek Dato mendadak menginjak pedal rem. Dan mengejutkan keempat kakaknya.

"Ada apa?" tanya kakek Dato.

"Itu kek! Aku melihat bayangan putih terbang di depan mobil kita," jelas Candy.

"Kamu jangan bercanda, dek!" sentak Sakura yang merasa tidurnya terganggu.

"Aku serius, kak!"

"Kita tunggu di sini!" pinta Candy.

Kakek Dato pun memarkir mobilnya di tepi jalan yang pencahayaannya remang-remang. Dan tiba-tiba saja, sesosok bayangan putih terbang di depan mobil mereka. Sontak saja kelima bersaudara itu berteriak bersamaan. "Aaaaaaaaaaaaaaaaaaa......!!!!"

"Itu bayangan putih apa?! Sambil menutup wajahnya Allamanda menunjuk ke luar jendela.

"Tidak ada apa-apa!" sahut Kakek Dato sambil melihat ke luar jendela. Kakek Dato pun berniat membuka kaca jendela mobil. Tapi, dilarang oleh Candy.

"Jangan dibuka jendelanya!"

"Iya,kek. Jangan dibuka jendelanya!" tegur Peony.

"Apa itu hantu?" tanya Camelia.

"Bukan kak!"

"Tapi, arwah gentayangan!" sahut Peony sambil menutup wajahnya.

"Tidak mungkin!" jawab Sakura dengan suara sedikit kesal. Karena, merasa tidurnya terganggu.

"Aku tidak percaya hantu ataupun arwah gentayangan!" sambungnya lagi.

"Tapi, itu benar hantu kak! Candy mempertegas ucapannya.

"Kita ini berada di zaman modern yang memiliki berbagai penemuan ilmiah!" tegas Sakura.

"Tapi.....arwah gentayangan adakan?" sahut Peony.

"Ada di dongeng!" jawab Sakura sambil menyandarkan kembali kepalanya di sandaran bangku mobil.

"Sudahlah! Hantu ataupun arwah gentayangan itu terkadang muncul dari fikiran dan rasa takut yang berlebihan di dalam diri kita!" dengan tenang kakek Dato menengahi perdebatan yang terjadi di antara kelima cucunya.

"Bagaimana kalau kita lanjutkan perjalanan?" kakek Dato memberikan penawaran kepada kelima cucunya.

Sakura dan keempat adiknya hanya mengangguk. Dan kakek Dato pun mulai menjalankan mesin mobilnya. Dan perjalanan pun dilanjutkan.

Mobil yang dikemudikan kakek Dato terus meluncur di jalanan beraspal. Tanpa terasa mereka telah memasuki kawasan alun-alun kota. Meskipun hari sudah gelap, tapi masih ada saja orang yang beraktifitas di luar rumah. Kendaraan pun ada beberapa yang masih melintas.

Kakek Dato terus saja mengemudi. Lampu-lampu jalan yang remang-remang tidak menjadi penghalang buatnya untuk memacu laju kendaraannya.

Candytuft yang sedari tadi menatap lurus ke depan. Kini, sudah menyandarkan kepalanya ke bantal boneka yang ada di dekatnya. Peony dan Allamanda hanya terdiam. Keduanya tidak lagi bercerita tentang arwah gentayangan. Sejak keduanya melihat sosok bayangan putih yang berkelebat di dekat mobil mereka. Sedangkan Sakura sudah kembali terlelap dalam tidurnya. Dan Camelia yang berusaha melawan rasa kantuknya, sesekali terlihat memejamkan matanya.

Kakek Dato terus saja mengemudi tanpa sedikit pun menampakkan rasa lelah dan mengantuk. Mobil yang dikemudikannya pun telah keluar dari alun-alun kota. Dan kini tinggal melewati beberapa nama jalan. Dan mereka pun sampai di rumah.

###########################################

Kakek Dato dan kelima cucunya telah tiba di rumah. Setelah memasukkan mobil ke dalam garasi. Kakek Dato pun langsung menuju ke kamarnya untuk beristirahat. Demikian juga dengan Sakura yang langsung masuk ke dalam kamarnya. Sedangkan Camelia, Peony, Allamanda dan Candy justru berkumpul di ruang tengah.

Padahal malam sudah semakin larut. Tapi, keempat bersaudara itu belum juga beranjak ke kamar tidur. Mereka kembali membahas penampakan sosok putih yang berkelebat di depan mobil. Sewaktu mereka tadi dalam perjalanan.

"Aku melihat dengan jelas, itu bayangan putih!" Candy kembali mempertegas ucapannya.

"Aku yakin itu bukan manusia!"

"Kalau dia manusia biasa, bagaimana bisa terbang melayang seperti itu?"

"Kecuali, dia punya kemampuan yang sama dengan kita!"

Camelia, Peony dan Allamanda mendengarkan penuturan Candy dengan seksama. Ketiganya mengangguk, seakan menyetujui dengan apa yang dikatakan oleh adik bungsu mereka.

"Tapi, apa mungkin di kota ada hantu?" tanya Camelia.

"Mungkin saja!" sahut Allamanda.

"Sepengetahuanku hantu itu berkeliaran di tempat yang sepi, angker dan bangunan-bangunan tua yang tidak berpenghuni." Jelas Camelia.

"Jadi, hantu apa yang tiba-tiba muncul di kota?" tanya Peony penasaran.

"Hantu dari arwah gentayangan!" sahut Camelia.

Mendengar ucapan Camelia, Candy langsung duduk merapat ke sebelah Peony. Allamanda pun menggeser tempat duduknya. Ketiganya seakan terbawa suasana sunyi di malam itu.

"Kenapa harus takut?" tanya Camelia.

"Rasanya malam ini suasananya sangat mencekam, kak!" suara Candy pelan seakan tertahan karena takut.

"Kalian mau tahu, buku cerita apa yang aku baca tadi pagi?!" Camelia berusaha mencairkan suasana. Peony, Allamanda dan Candy hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kalian mau tahu?" tanya Camelia sambil tersenyum.

"Ya!" jawab ketiganya bersamaan.

"Aku baca buku cerita misteri Arwah Gentayangan!"

"Bagaimana kalau aku bacakan juga untuk kalian?" tanya Camelia. Mendengar pertanyaan dari Camelia, ketiga adiknya pun saling berpandangan. Hanya Peony yang memberanikan diri untuk menyahut.

"Tapi, boleh juga kita dengar."

"Jadi, kita punya gambaran tentang hantu!" Akhirnya Allamanda pun ikut bersuara.

"Aku ikut aja, walaupun sebenarnya aku takut dan tidak setuju." Dengan suara pelan Candy menyetujui ajakan kakaknya untuk mendengarkan cerita tentang arwah gentayangan.

Dengan penuh semangat Camelia pun segera mengambil buku ceritanya yang berjudul "Arwah Gentayangan". Kemudian, pelan-pelan dia mulai membacakannya.

Wajah Candy terlihat sangat tegang saat mendengarkan cerita yang dibacakan oleh Camelia. Sedangkan Peony dan Allamanda berusaha menahan diri dengan memeluk bantal kecil yang ada di atas sofa.

ARWAH GENTAYANGAN

"Dia biasa dipanggil Synsyi oleh teman-temannya. Parasnya yang rupawan dan sosoknya yang ramah. Membuat Synsyi disenangi oleh banyak orang. Synsyi tinggal bersama ibunya di rumah yang cukup sederhana. Meskipun sang ibu hanya bekerja sebagai pedagang kecil di pasar. Tapi, Synsyi terlihat selalu bahagia.

Hingga pada usianya yang ke 17 tahun. Synsyi menemukan sosok lelaki tampan yang sangat mencintai dirinya. Cinta tulus dari sang kekasih membuat Synsyi semakin merasakan kebahagian yang tiada tara.

Namun, nasib baik tidak berpihak kepada Synsyi. Pada suatu malam, sepulang Synsyi menonton theater bersama kekasihnya. Tiba-tiba di tengah perjalanan keduanya dihadang oleh beberapa orang preman. Para preman itu tergiur dengan kecantikan Synsyi. Lalu, mereka berusaha menggoda Synsyi. Dan memaksa Synsyi untuk melayani hasrat kotor mereka.

Tapi, sang kekasih tidak tinggal diam. Dia pun langsung menghantam para preman itu. Hingga terjadilah perkelahian di antara mereka. Karena, jumlah mereka empat orang, kekasih Synsyi pun kewalahan. Dan salah seorang preman berhasil menikam kekasih Synsyi hingga tewas.

Synsyi yang menyaksikan peristiwa itu langsung memberontak. Tapi, malang nasib Synsyi. Justru para preman itu menganiaya dan memperkosanya secara bergantian. Hingga Synsyi pun menemui ajalnya. Lalu, para preman itu pun menggantung Synsyi di sebuah pohon besar. Dan melempar kekasihnya ke dalam jurang.

Menurut warga sekitar, sejak kematian Synsyi yang tidak wajar. Mereka suka melihat sosok Synsyi berbaju putih berayun-ayun di pohon besar. Synsyi menjadi arwah gentayangan. Dia menakut-nakuti semua orang yang keluar rumah di malam hari. Dia tertawa, menangis bahkan mengganggu para pejalan yang melintas di depan pohon besar.

"Kalian sedang apa?" tiba-tiba saja sebuah suara mengejutkan mereka berempat.

Candy yang sejak tadi sudah merasa takut. Secara spontan langsung memeluk Camelia. Tak ayal lagi Camelia pun melempar buku cerita yang sedang dibacanya, karena terkejut. Sedangkan Peony dan Allamanda memeluk bantal yang ada didekatnya.

"Aaaaaaaaaaaaaa............!!!!" jerit mereka bersamaan. Saat mereka melihat sosok wanita berwajah sangat putih. Sudah berdiri di dekat mereka.

Sakura yang melihat tingkah adiknya yang kekanak-kanakan. Langsung mengambil buku yang tadi dilempar Camelia. Dan melemparnya kembali ke arah keempat adiknya. Candy yang terkena lemparan buku, langsung berteriak.

"Aduh.....!!!"

"Kalian sadar tidak!"

"Ini aku Sakura!" teriak Sakura menahan emosinya.

Setelah mendengar teriakan Sakura. Perlahan-lahan Camelia, Peony, Allamanda dan Candy bisa lebih tenang. Dan melempar senyum ke arah Sakura.

"Tapi, kenapa wajah kakak jadi putih?!" tanya Candy keheranan.

"Aku sedang coba maskeran!"

"Apa itu?" tanya Peony.

"Masker digunakan untuk mendinginkan wajah, memutihkan wajah, menghilangkan flek-flek hitam dan juga mengurangi kerutan." Jelas Sakura yang langsung duduk di sofa.

"Oh ya, tadi aku dengar kalian sedang baca buku. Buku apa?" Sakura mencoba mencairkan suasana.

"Buku cerita Arwah Gentayangan." Jawab Camelia.

"Tapi, kami belum selesai membacanya. Kakak sudah mengejutkan kami." Sahut Allamanda yang dari tadi hanya diam saja.

"Kalau kalian selesaikan membacanya, kalian akan ketakutan sendiri."

"Dan nanti kalian akan menghubung-hubungkan kejadian tadi di jalan dengan cerita di dalam buku itu." Tutur Sakura panjang lebar.

"Oh ya kak, mungkin ada benarnya juga! kalau cerita tadi kita hubungkan dengan alur cerita di dalam buku ini." Peony berusaha menyakinkan Sakura yang duduk di hadapannya.

"Kalau memang ada, coba jelaskan!"

"Bayangan putih yang berkelebat di depan mobil kita memakai kain putih panjang dan lebar. Dan arwah gentayangan di dalam buku cerita biasanya juga digambarkan memakai pakaian seperti itu." Peony berusaha mempengaruhi kakaknya dengan penjelasannya.

"Bayangan putih itu berkelebat dan arwah gentayangan terbang menakut-nakuti."

"Sosok bayangan putih yang tadi di depan mobil, besar kemungkinan sosok arwah gentayangan. Arwah gentayangan juga digambarkan seperti bayangan putih."

"Jadi menurutku, ada tiga kesamaan antara keduanya. Kain putih, terbang dan gentayangan.

Sakura dan yang lainnya seperti terhipnotis mendengar penjelasan yang disampaikan Peony. Dalam diam sebenarnya mereka membenarkan apa yang dikatakan oleh Peony. Bayangan putih dan arwah gentayangan memiliki banyak kesamaan. Dan mereka pun mengakui hal itu termasuk Sakura.

Tiba-tiba, kelimanya dikejutkan dengan bunyi dentangan jam besar di dinding yang berdentang dua belas kali. Saat itu sudah menunjukkan pukul 12.00 wib. Meskipun terkejut, tapi kelimanya belum ada yang beranjak dari tempat duduknya.

Kelimanya masih sibuk dengan fikiran masing-masing. Hingga suara Candy membuyarkan lamunan mereka.

"Kalau arwah gentayangan di dalam buku cerita sudah jelas merupakan hasil imajinasi penulisnya. Tapi, kalau bayangan putih yang berkelebat hasil imajinasi siapa?"

Mendengar penuturan Candy, keempat kakaknya hanya saling berpandangan. keempatnya berusaha menemukan sesuatu yang dibutuhkan oleh Candy. Tapi, mereka tidak mendapatkan jawaban dari pertanyaan Candytuft.

"Betul katamu, dek!" sahut Camelia.

"Imajinasi siapa?"

"Siapa yang berani menakut-nakuti orang lain dengan imajinasinya?"

"Di alam nyata!"

"Kalau begitu, ada seseorang yang bermain di balik ini semua?" tanya Allamanda.

"Kita hanya menduga saja." Sambung Camelia.

"Kita tunggu saja!"

"Kita dengar beritanya."

"Apa ada juga orang lain yang melihat, seperti yang kita lihat di dalam mobil?" jelas Camelia.

"Atau hanya kita!"

Sakura yang merasa semua yang disampaikan oleh adik-adiknya sudah jelas dan benar. Sedikitpun dia tidak memberikan tanggapan. Dia hanya diam sambil sesekali melempar senyum.

"Sudahlah! Sekarang kalian pergi tidur!" tiba-tiba saja Sakura bersuara. Mendengar perintah dari sang kakak. Camelia dan yang lainnya langsung beranjak dari ruang tengah.

Sakura yang berjalan di belakang. Tiba-tiba, menarik lengan Camelia dan mengajaknya masuk ke dalam kamarnya. Camelia pun mengikuti langkah sang kakak.

"Ada apa, kak?" tanya Camelia yang tidak mengerti apa tujuan Sakura menariknya masuk ke dalam kamarnya.

"Bagaimana kalau kita keluar?" ajak Sakura.

"Sekarang!"

"Tapi, sekarang sudah tengah malam, kak!"

"Itu bagus!"

"Di tengah malam hantu-hantu biasa berkeliaran."

Camelia pun terdiam, dia tidak mengerti mengapa sang kakak mengajaknya keluar di tengah malam. Tanpa memahami maksud sang kakak. Camelia pun mengangguk setuju. Sakura yang melihat anggukan Camelia tersenyum senang.

Akhirnya, ide dadakan yang muncul dalam benaknya terlaksana juga. Tanpa memberitahu siapapun, Sakura dan Camelia keluar dari dalam rumah. Keduanya lalu menuju garasi. Dengan cepat Sakura mengeluarkan motor kesayangannya. Tanpa membuang waktu, Sakura pun langsung menggas laju motornya. Dan dengan tenang Camelia duduk di belakang Sakura.

Tepat tengah malam keduanya menyusuri jalanan. Mereka mencari kebenaran sosok bayangan yang berkelebat. Lampu-lampu besar yang terpasang di sepanjang jalan, nampak remang-remang. Suasana lengang mulai terasa saat mereka memasuki jalan protokol. Hanya ada satu dua mobil yang melintas. Malam itu terasa begitu sepi dan sunyi.

"Kak, perasaanku mulai tidak tenang!" dengan suara setengah berbisik Camelia berusaha mengatakan perasaan hatinya di telinga Sakura. Namun, Sakura tidak menggubrisnya. Dengan santainya Sakura justru mengangguk-angguk saja.

Motor yang dikemudikan Sakura masih terus berjalan. Sedangkan rasa takut terus saja menyelimuti perasaan Camelia. Yang membuatnya harus bersandar ke punggung Sakura.

"Kamu takut, dek!"

"Aku tidak takut. Tapi.....!"

"Tapi, kenapa?!"

"Sedikit takut. Ha.....ha.....ha.....!" Sakura mengejek Camelia dengan tawanya.

Sepanjang jalan Sakura terus saja mentertawakan Camelia. Tapi, sedikit pun Camelia tidak bisa tertawa. Camelia benar-benar merasa takut. Sambil bersandar dia pun memeluk pinggang Sakura erat-erat.

Pada saat bersamaan Camelia mendengar tertawanya Sakura menjadi aneh. Suara tertawanya berbeda sekali dengan suara tertawanya Sakura yang tadi. Camelia merasa itu bukan suara Sakura.

Begitu pun dengan Sakura yang mendadak berhenti tertawa. Saat dia mendengar ada orang lain yang ikut tertawa.

"Hi.....hi.....hi.....!!!!"

"Hi.....hi.....hi.....!!!!"

"Hi.....hi.....hi.....!!!!"

Semakin lama suara tertawanya makin jelas. Camelia pun memeluk Sakura dengan sangat erat.

"Kakak, siapa yang tertawa di dekat kita?" tanya Camelia dengan suara bergetar.

"Sosok yang kita cari, dek."

"Dia sudah muncul, kak!"

"Benar, dek!"

"Kakak lihat dia?!"

"Aku melihatnya."

"Kakak lihat dimana?" tanya Camelia sambil terus bersandar ke punggung Sakura.

"Dia ada di spion sebelah kanan, dek!"

"Kakak tidak bercanda kan?!"

"Kamu kira kakak bercanda!"

"Coba kamu menengok ke sebelah kananmu!"

"Aku tidak mau!"

"Dia sedang melihatmu, dek."

Meskipun takut, perlahan-lahan Camelia mengangkat kepalanya. Dan menengok ke sebelah kanan. Dia penasaran dengan yang dikatakan oleh Sakura.

Ternyata benar, ada sosok lain yang terbang melayang di sebelah motor mereka. Dia sosok menyeramkan berambut gimbal. Melayang di sebelah Camelia dan Sakura. Tubuhnya yang terbungkus kain putih panjang dan mukanya penuh luka darah. Terus menengok ke arah Camelia. Bibirnya yang tebal kebiru-biruan. Dan giginya yang hitam. Sungguh sangat menjijikkan. Hingga Camelia pun merasakan mual yang tidak tertahankan.

"Hi.....hi.....hi.....!!!!"

"Hi.....hi.....hi.....!!!!"

"Hi.....hi.....hi.....!!!!"

Sosok putih itu terus terbang di sisi motor Sakura dan Camelia. Dengan tawanya yang terkekek-kekek. Membuat bulu kuduk Camelia semakin berdiri.

Sakura berusaha mempercepat laju motornya. Tapi, Sakura merasakan sesuatu yang lain. Motor yang dikemudikannya mendadak terasa sangat berat. Sakura pun terus menggasnya. Tapi, motornya tetap jalan di tempat.

"Cepat, kak!"

"Aku takut nih!"

"Perutku mual sekali!"

"Motornya berat banget, dek!"

"Tancap gas, kak!"

"Sudah dek. Tapi, tetap tidak bisa."

Dengan terpaksa Sakura pun membalikkan badannya. Ternyata, ada dua sosok hantu yang menarik motor mereka. Melihat hal itu, Sakura pun langsung mengerem motornya. Dan langsung melompat ke arah belakang.

Camelia yang melihat tindakan kakaknya, langsung bereaksi. Rasa takut yang sejak tadi menggelayutinya mendadak hilang. Kini, keduanya menghadapi dua sosok hantu itu dengan penuh keberanian.

Camelia dan Sakura langsung memasang kuda-kuda. Keduanya pun menatap dengan sinis ke arah dua hantu itu. Tidak ada lagi rasa jijik melihat luka-luka berdarah di wajah kedua hantu itu. Yang tersisa di hati Sakura dan Camelia, hanyalah ingin segera menghabisi para hantu.

Tiba-tiba, di luar dugaan Sakura dan Camelia. Ternyata, salah satu hantu itu menggertak mereka.

"Hai manusia!"

"Jangan sok jagoan!"

"Kalian nanti akan menyesal."

"Lebih baik kalian menurut."

"Tinggalkan barang berharga yang kalian punya!"

"Lalu, pergi dari sini!"

Karena, terkejut dengan ancaman sang hantu. Sakura dan Camelia pun terdiam. Dan tidak memberikan jawaban. Hingga membuat kedua hantu itu marah besar. Dan langsung melompat menerjang Sakura dan Camelia yang berdiri dua meter di depannya.

Sakura dan Camelia yang telah siap dengan kuda-kudanya, membalas dengan satu kali tendangan. Tendangan keduanya membuat para hantu itu terjatuh duduk di atas aspal.

Dua sosok hantu itu pun terkejut dengan aksi Camelia dan Sakura. Tanpa bertanya lagi para hantu memberikan serangan balasan kepada Sakura dan Camelia.

Sakura dan Camelia yang merasa mendapatkan tantangan langsung menyambutnya. Hingga terjadilah perkelahian. Sakura dan Camelia yang terlanjur kesal dengan para hantu itu. Dengan sangat emosi keduanya menghajar mereka. Pukulan dan tendangan terus dilayangkan oleh Sakura dan Camelia. Hingga akhirnya membuat para hantu itu kewalahan.

"Terima ini!" teriak Sakura. Satu kepalan tinju mendarat telak di muka salah satu hantu. Tinju yang dilayangkan Sakura mengenai tepat di pipi sang hantu. Hingga membuatnya limbung. Dan akhirnya jatuh tergeletak, tidak sadarkan diri.

Camelia pun tidak tinggal diam. Dengan cepat dia menyerang satu hantu yang masih tersisa. Namun, hantu tersebut bisa mengelak dari serangan Camelia.

Hingga pada satu titik, Camelia terpaksa harus mundur. Demi untuk menghindari lemparan batu. Batu yang dilempar oleh hantu tersebut menimbulkan ledakan kecil dan kepulan asap putih. Kepulan asap putih itu begitu tebal. Hingga menghalangi pandangan Sakura dan Camelia. Keduanya tidak bisa melihat keberadaan sang hantu.

Meskipun begitu Camelia dan Sakura tidak diam saja. Keduanya pun berpencar dan menembus kepulan asap putih. Mencari keberadaan dua hantu yang tadi menyerang mereka.

Beruntunglah! kepulan asap putih yang tadi sangat tebal. Lama kelamaan memudar tertiup angin. Dan akhirnya asap itu pun sirna. Namun, kedua hantu itu juga sudah hilang dari hadapan Sakura dan Camelia.

"Kemana para hantu itu?" Camelia bertanya dengan keheranan.

"Mereka bukan hantu!" sahut Sakura dengan kesal.

"Mereka hantu jadi-jadian."

"Itu berarti mereka manusia!"

"Aku yakin ini ulah manusia."

"Mereka punya motif!"

"Apa seperti itu, kak?!" Camelia berusaha mencari kebenaran.

"Jelas!"

"Mereka bisa datang dan pergi setelah berkelahi dengan kita." Jawab Sakura. Camelia yang mendengar jawaban sang kakak yang tegas. Juga memiliki pemikiran yang sama dengannya. Bahwa dua hantu itu bukanlah hantu sebenarnya. Mereka Cuma manusia biasa.

"Apa yang harus kita buat sekarang?" Camelia kembali mengajukan pertanyaan kepada Sakura. Namun, Sakura hanya diam.

Dengan wajah tertunduk Sakura pun duduk di atas aspal. Dia seakan sedang berfikir keras mengenai kejadian yang baru saja dialaminya. Camelia yang melihat sang kakak tidak merespon pertanyaannya langsung duduk di atas jok motor. Tidak ada pembicaraan antar keduanya. Hingga tiba-tiba saja, Sakura menjerit dengan sangat kuat.

"Apa ini?!" Sakura yang tadi sedang duduk, langsung berdiri dan mendekat ke Camelia.

"Lihat ini, dek!" Sakura pun menunjukkan sesuatu kepada Camelia.

"Coba aku pegang, kak!" Camelia pun menarik sesuatu yang dipegang Sakura.

"Bukankah ini topeng?" tanya Camelia.

"Itu artinya!"

"Mereka hantu bertopeng."

"Kita harus selidiki kasus ini!"

"Kita pulang sekarang," ajak Sakura. Camelia yang mendengar ajakan Sakura langsung naik ke atas motor. Dan Sakura pun langsung memutar balik motornya. Dengan berbagai perasaan yang berkecamuk, keduanya pulang ke rumah. Menyusuri jalan protokol yang sepi.

#################################

Pagi pun menjelang. Kakek Dato, Peony, Allamanda dan Candy telah bersiap untuk sarapan pagi. Tapi, Sakura dan Camelia belum juga datang ke ruang makan.

���Kemana kakak kamu?" tanya kakek Dato kepada Peony.

"Mungkin masih tidur, kek."

"Kita tunggu aja lima menit lagi," sahut Candy. Mendengar saran dari cucu bungsunya, kakek Dato pun dengan tenang menunggu.

Allamanda yang melihat jam di dinding sudah lewat dua puluh menit, merasa gelisah.

"Sekarang sudah lewat dua puluh menit." Tegur kakek Dato.

"Apa mereka masih tidur?"

"Kami tidak tahu, kek." Jawab Allamanda.

"Tolong, kamu lihat ke kamar mereka!" pinta kakek Dato kepada Peony. Peony pun bergegas pergi ke kamar Sakura dan Camelia.

Setelah mengetuk beberapa kali kamar kedua kakaknya. Peony belum juga mendengar ada sahutan. Kemudian dia mencoba membuka kamar Sakura. Ternyata kamar Sakura tidak terkunci. Dengan cepat Peony pun masuk ke dalam kamar Sakura. Tapi, dia tidak menemukan Sakura.

Dengan cemas Peony pun bergegas menuju kamar Camelia. Dia berharap Sakura tidur di kamar Camelia. Perlahan-lahan dia tekan engsel pintu kamar Camelia, lalu mendorongnya dengan hati-hati.

Betapa terkejutnya Peony, saat mendapati kamar Camelia pun kosong. Dengan tergesa-gesa dia menemui kakek Dato dan kedua adiknya di ruang makan.

"Mana Sakura dan Camelia?!" tanya kakek Dato. Peony hanya tertunduk mendengar pertanyaan sang kakek.

"Kamu sudah periksa kamar Sakura dan Camelia?" kakek Dato kembali bertanya. Lagi-lagi Peony hanya diam dan tertunduk.

"Kamu kenapa?!" kakek Dato merasa heran dengan sikap Peony.

"Bicaralah, kak!" tegur Allamanda.

"Kita semua harus tahu, kak." Sambung Candy.

Peony pun akhirnya mengatakan yang dia temui di dalam kamar Sakura dan Camelia. Di kamar mereka hanya ada bantal dan guling di atas tempat tidur. Kemungkinan Sakura dan Camelia tidak ada di rumah sejak tadi malam.

"Kemana mereka?" tanya kakek Dato. Mendengar pertanyaan sang kakek, ketiganya hanya menggeleng-gelengkan kepala.

"Jam berapa kalian tidur?" kakek Dato terus bertanya kepada ketiga cucunya.

"Kami pergi tidur sekitar pukul 12.00 wib." Jawab Candy.

Lalu, Candyuft pun menceritakan yang mereka berlima lakukan tadi malam. Dengan penuh perhatian kakek Dato mendengarkan semua yang diceritakan oleh Candy. Setelah Candy menyelesaikan ceritanya, kakek Dato pun menyuruh ketiga cucunya untuk sarapan pagi terlebih dulu.

Setelah menghabiskan sarapannya kakek Dato pun bergegas pergi ke ruang kerjanya. Raut wajahnya terlihat tegang. Ada kecemasan yang dirasakan oleh kakek Dato. Saat mengetahui dua orang cucunya pergi tanpa memberitahunya.

Peony, Allamanda dan Candytuft saling berpandangan. Ketiganya terlihat bingung tidak tahu harus berbuat apa. Hingga Candy pun memutuskan untuk pergi ke ruang kerja sang kakek. Begitu pun Peony dan Allamanda yang mengikuti langkah Candy.

Untunglah kakek Dato mengijinkan mereka masuk ke dalam ruang kerjanya. Dan meminta ketiganya untuk segera melakukan penyelidikan. Melacak keberadaan Sakura dan Camelia. Dan mencari tahu kondisi keduanya. Tanpa membuang waktu ketiganya langsung melaksanakan yang diperintahkan oleh sang kakek.

##################################

Di tempat lain. Camelia yang baru terbangun dari tidurnya. Bergegas membangunkan Sakura yang masih terlelap.

"Kakak, bangun!" dengan pelan Camelia membangunkan Sakura yang masih terlelap di atas gundukan tanah merah.

Perlahan-lahan Sakura pun membuka matanya. Dan kaget saat melihat Camelia yang tengah duduk bersedekap di sebelahnya. Sakura pun langsung duduk di sebelah Camelia. Dia tidak menyangka kalau dirinya bisa tertidur di atas gundukan tanah merah.

Dengan wajah kesal Sakura pun berdiri. Dan melepas pandangannya menghadap dinding yang terbuat dari tanah merah. Camelia yang masih duduk bersedekap hanya diam. Sambil menunggu reaksi dari sang kakak.

Sakura berusaha mengingat kejadian yang dia dan Camelia alami tadi malam. Semalam dia dan Camelia selesai bertarung dengan hantu bertopeng di jalan protokol. Lalu, dia dan Camelia memutar balik motor untuk pulang ke rumah.

"Oh, aku ingat sekarang!" suara Sakura mengejutkan Camelia yang sedang termenung memandanginya.

"Ingat apa, kak?!" tanya Camelia.

"Di tengah jalan aku melihat bayangan putih terbang di hadapanku."

"Aku terkejut!"

"Panik!"

"Hingga aku tidak bisa mengendalikan laju motor."

"Seingatku.....!" Sakura pun terdiam. Lalu dia pun melanjutkan ceritanya.

"Aku merasa telah menabrak bayangan putih itu."

"Motor kita jatuh terseret di aspal."

"Aku medengar kamu menjerit."

"Setelah itu aku tidak ingat lagi."

"Mungkin saat itu aku tidak sadarkan diri." Jelas Sakura.

"Yah! Aku mulai bisa mengingatnya." Jawab Camelia.

"Tapi, aku tidak melihat apa-apa."

"Saat itu aku hanya bisa menjerit."

"Karena, terkejut jatuh dari motor."

"Lalu, aku tidak sadarkan diri."

"Saat terbangun aku sudah ada di sebelah kakak." Tutur Camelia.

"Siapa yang membawa kita ke tempat ini?" tanya Sakura.

"Di antara kita tidak ada yang tahu. Karena kita berdua pingsan saat itu." Jelas Camelia.

"Kita tunggu saja! Sebentar lagi semuanya akan terbongkar." Ucap Sakura.

"Bagaimana kalau kita keluar dari sini?!" ajak Camelia. Sejenak Sakura pun terdiam, lalu mengangguk. Kemudian, pelan-pelan keduanya melangkah meninggalkan tempat tadi mereka tertidur.

Ruangan dengan dinding tanah merah itu sangat gelap. Hingga keduanya tidak bisa melihat apapun. Dengan mengendap-endap Sakura dan Camelia terus menyusurinya..

"Aduh!"

"Kenapa dek!" tanya Sakura kepada Camelia yang mendadak berhenti melangkah.

"Aku seperti menginjak sesuatu, kak!"

"Apa?" tanya Sakura penasaran.

"Aku pun tidak tahu."

"Oh ya, nyalahkan senter jam, kak!"

"Betul, dek!"

Sakura dan Camelia pun menyalakan senter jam. Betapa terkejutnya mereka saat mengetahui yang diinjak oleh Camelia adalah sesosok mayat. Camelia ingin menjerit. Tapi, dia tahan dengan menutup mulutnya. Sedangkan Sakura berusaha mengendalikan diri. Dan menarik lengan Camelia untuk menyandar ke dinding.

"Arahkan senternya ke seluruh ruangan!" dengan suara pelan Sakura memintanya kepada Camelia. Secara bersamaan keduanya pun menyorotkan senternya.

Sontak saja mata Sakura dan Camelia terbelalak. Saat dilihatnya banyak mayat bergelimpangan di dalam ruangan tersebut.

"Tempat apa ini, kak?"

"Layaknya kuburan massal." Sahut Sakura.

"Apa yang harus kita buat?"

"Kita keluar dari tempat ini!"

"Tapi, tidak ada jalan keluar."

"Kita cari, dek."

Sakura pun terus menyorotkan sinar senternya ke seluruh ruangan. Tiba-tiba saja, tanpa sengaja sinar senternya mengenai wajah salah satu mayat yang tergeletak di tanah.

"Kakak, lihat!" tunjuk Camelia.

"Kenapa mayat itu bergerak?" tanya Sakura.

"Mungkin sinar senter penyebabnya."

Dengan tangan gemetar Camelia pun mencoba menyorotkan sinar senternya. Dia ingin membuktikan dugaannya. Ternyata benar, mayat-mayat yang lain pun secara bersamaan bergerak.

Sakura dan Camelia langsung mundur ke belakang. Keduanya bersiap menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi.

####################################

Suasana di ruang kerja kakek Dato mendadak berubah tegang. Saat terdengar Candytuft berteriak. Hingga mengejutkan sang kakek dan kedua kakaknya.

"Lihat ini!"

"Aku menemukan titik keberadaan kakak."

Kakek Dato, Peony dan Allamanda langsung menengok ke arah Candytuft. Meskipun terkejut, tapi ketiganya akhirnya tersenyum. Karena, mereka bisa mengetahui posisi Sakura dan Camelia.

"Dimana posisi mereka sekarang?" tanya kakek Dato.

"Di sekitar pemakaman lama."

"Bukankah pemakaman itu sudah ditutup?! Sahut Peony.

"Benar, pemakaman itu sudah lama ditutup." Sambung kakek Dato.

"Lalu, bagaimana kakak bisa sampai ke tempat itu?" tanya Allamanda.

"Ada seseorang yang membawa mereka berdua," jawab sang kakek.

"Kita harus segera bertindak!"

Peony, Allamanda dan Candy pun terdiam mendengar jawaban sang kakek. Kemudian, kakek Dato menghidupkan layar lebar di ruang kerjanya. Dan mereka pun dapat melihat keadaan Camelia dan Sakura.

Baru saja mereka merasa senang. Karena, bisa mengetahui keadaan Sakura dan Camelia. Mendadak gambar Sakura dan Camelia menghilang dari layar lebar. Titik sinyal keberadaan keduanya pun tidak terdeteksi lagi.

Menyadari ada sesuatu yang terjadi terhadap kedua cucunya. Kakek Dato pun langsung bertindak. Beliau mengajak ketiga cucunya yang lain untuk mendatangi pemakaman lama.

Peony, Allamanda dan Candy pun segera mempersiapkan diri. Ketiganya bersiap berangkat ke pemakaman lama. Kakek Dato langsung mengambil alih kemudi. Tanpa membuang waktu, mereka berempat telah meluncur meninggalkan rumah.

###################################

"Aku tidak tahan baunya, kak!"

"Busuk dan menyengat sekali!"

"Kita harus bagaimana?"

"Tenang, pikirkan!" sambil menutup mulut dan hidungnya. Sakura dan Camelia pun terus berfikir.

Tiba-tiba, Camelia membisikkan sesuatu kepada Sakura. Mendengar saran dari Camelia, Sakura pun langsung menjentikkan jarinya. Dengan cepat keduanya berputar-putar sambil membolak-balik telapak tangannya.

Dalam waktu sekejap saja di tangan keduanya sudah ada bunga mereka masing-masing. Lalu, Sakura meniup kelopak bunga Sakura simbol kekuatannya. Begitupun dengan Camelia yang juga meniup kelopak bunga Camelia. Mendadak seluruh ruangan menjadi harum bunga Sakura dan bunga Camelia.

Saat bersamaan mayat-mayat itu menjadi sangat marah. Karena bau busuk yang mereka keluarkan tidak tercium lagi. Para mayat itu pun menyerang Sakura dan Camelia dengan lemparan tali pocongnya.

Sakura dan Camelia yang terlambat menghindar. Akhirnya terjerat tali pocong. Tali-tali pocong terus bergerak melilit tubuh Sakura dan Camelia. Membuat keduanya tidak dapat bergerak. Lalu, para mayat itu pun membungkus Sakura dan Camelia dengan kain kafan dan memasukkan keduanya ke dalam peti mati.

"Ha.....ha.....ha.....!!!!!"

"Hi...hi...hi.....!!!!!"

"Manusia sok tau!"

"Kalian kuntit kami!"

"Kalian rusak rencana besarku!" kata seorang lelaki yang berwajah penuh tompel.

"Aku ingin meneror kota ini!"

"Aku ingin semua orang takut dengan aksiku!"

"Lalu, aku ambil harta benda mereka."

"Tapi, kalian mengusikku."

"Sekarang, rasakan akibatnya!"

"Tidak akan ada yang dapat menolong kalian!"

"Kalian terkurung di bawah tanah pemakaman."

"Cepat, tutup petinya!" teriak lelaki bertompel itu kepada anak buahnya. Baru saja sang anak buah hendak menutup peti mati Sakura dan Camelia.

Tiba-tiba, terdengar ledakan dahsyat dari atas. Dan tanah pemakaman berhamburan jatuh ke ruang bawah tanah. Melihat hal itu, lelaki bertompel dan anak buahnya berusaha menghindari reruntuhan tanah pemakaman.

"Cepat.....lari!" teriak lelaki bertompel kepada anak buahnya. Dengan cepat mereka pun berlari meninggalkan Camelia dan Sakura.

Dari atas lubang makam Candy, Allamanda dan Peony melompat masuk ke dalam makam. Ketiganya langsung mencari Sakura dan Camelia.

"Kakak.....!"

"Kak Sakura.....!"

"Kak Camelia.....!" Candytuft terus berteriak-teriak memanggil kedua kakaknya. Tapi, tidak ada sedikit pun sahutan dari kedua kakaknya. Dengan sigap Peony dan Allamanda terus mencari ke semua sudut ruangan. Tapi, Sakura dan Camelia tetap tidak ditemukan.

"Ruangan ini terlalu gelap dan pengap." Kata Peony.

"Kita hancurkan saja!"

"Lubang di atas terlalu kecil," sahut Candy.

"Pencahayaannya kurang."

Ketiganya terus mencari Sakura dan Camelia. Hingga akhirnya mereka menemukan dua buah peti yang tertimbun reruntuhan tanah makam. Saat mereka membuka peti tersebut. Betapa terkejutnya mereka, ternyata didalamnya ada Sakura dan Camelia yang sudah tidak sadarkan diri.

Peony, Allamanda dan Candy langsung mengeluarkan Sakura dan Camelia dari dalam peti. Ketiganya pun menghembuskan kekuatan bunga yang mereka miliki ke tubuh Sakura dan Camelia. Dan tidak berapa lama Sakura dan Camelia pun sadar.

Akhirnya, mereka berlima dengan cepat mencari lelaki bertompel yang telah menyekap Sakura dan Camelia di tempat itu. Kelimanya menyusuri lorong panjang yang ada di bawah pemakaman. Tapi, mereka tidak menemukan jejak keberadaan lelaki bertompel dan anak buahnya.

Karena merasa pencarian mereka sia-sia. Akhirnya mereka pun memutuskan untuk keluar dari dalam pemakaman. Di saat mereka berbalik badan dan akan keluar melalui lubang bekas ledakan.

Tiba-tiba, dinding pemakaman yang terbuat dari tanah merah bergetar dan retak. Getaran hebat itu mengakibatkan seluruh dinding mengalami keretakan sebelum akhirnya hancur berantakan.

Sakura dan keempat saudaranya berhasil menghindar dari reruntuhan tanah. Dan betapa sangat terkejutnya mereka. Saat mengetahui yang ada dibalik dinding tanah merah itu mayat-mayat hidup.

Dengan cepat Sakura pun mengajak keempat saudaranya untuk berubah.

"Bersiaplah!"

Mendengar perintah dari Sakura keempat adiknya langsung membentuk formasi. Dengan menggunakan kekuatan lima Bunga. Five Power Flowers siap menumpas semua tindak kejahatan. Mereka pun membentuk formasi bunga.

"Kalian siap!" teriak Sakura.

"Kami FPF Five Power Flowers!"

"Siap!!!"

"Beraksi!"

"Berubahlah!"

Mereka berlima pun berputar. Meliuk-liukkan tubuh mereka dengan sangat lentur. Melompat dan melayang di udara dengan sangat ringan. Laksana bunga yang bermekaran. Memancarkan sinar berwarna-warni dari tubuh mereka. Juga menebarkan aroma harum bunga. Lima jenis bunga berhamburan tertiup angin di area pemakaman.

Dalam seketika pakaian yang mereka kenakan berubah menjadi warna warni bunga. Wajah mereka pun tertutup oleh topeng yang berwarna senada.

"The Beauty Sakura" (si cantik Sakura)

"The Quiet Camelia" (si pendiam Camelia)

"The White Peony" (si putih Peony)

"The Friendly Allamanda" (si ramah Allamanda)

"The Cute Candy" (si imut Candy)

Five Power Flowers telah muncul. Dan siap dengan seluruh kekuatannya. Tetapi, mayat-mayat itu hanya berdiri dan diam menatap FPF. Hingga akhirnya muncul lelaki bertompel di tengah-tengah mereka.

"Serang.....!!!!" teriaknya sambil mengangkat kedua tangannya. Mendengar teriakan lelaki bertompel itu. Seluruh mayat hidup itu pun langsung bergerak menyerang FPF. Tapi, Five Power Flowers tidak tinggal diam. Mereka juga langsung menyerang balik para mayat itu.

Para mayat itu pun langsung dihajar oleh Sakura dan keempat saudaranya. Mereka dipukul, ditendang, ditinju dan terus dihantam dengan berbagai pukulan. Tapi, para mayat itu sedikitpun tidak merasakan sakit. Bila terjatuh para mayat itu langsung berdiri kembali dan menyerang dengan ganas.

Sedangkan lelaki bertompel hanya duduk bersila. Sambil menempelkan kedua telapak tangannya ke dada. Dan mulutnya terlihat komat-kamit membaca mantra.

Five Power Flowers terus melakukan perlawanan terhadap para mayat itu. Tapi, perlawanan yang mereka lakukan seakan sia-sia. FPF merasa tenaga dalam mereka seperti diserap oleh bacaan mantra si lelaki bertompel.

Sakura yang dengan cepat dapat membaca situasi. Langsung bertindak cepat. Dia tahan keempat adiknya untuk berhenti menyerang para mayat itu. Melihat tindakan Sakura, keempat adiknya keheranan.

"Mengapa kita berhenti menyerang, kak?" tanya Peony.

"Kita lakukan cara lain," jawab Sakura.

"Dengar perintahku!"

"Keluarkan jaring bunga!" teriak Sakura.

Five Power Flowers pun melompat ke udara. Lalu, dengan cepat kelimanya memegang ujung jaring bunga.

"Lempar ke dia!" dengan seluruh kekuatan FPF. Jaring bunga pun dilempar ke lelaki bertompel. Dengan cepat lelaki bertompel telah terkurung di dalam jaring bunga. Tetapi, lelaki bertompel itu hanya diam saja dan terus membaca mantra.

Sedangkan para mayat yang berada di bawah kendalinya. Juga terus menyerang para FPF. Para mayat itu berusaha mencekik dan mencakar-cakar tubuh FPF. Tapi, Sakura dan yang lainnya terus dapat mengelak dan menghindar dari serangan mereka.

"Serang mereka dengan lilitan tangkai bunga." Ucap Sakura. Dan dianggukkan oleh keempat saudaranya. Sakura pun langsung berteriak. Dan diikuti dengan lompatan keempat adiknya ke udara.

"Lilitan tangkai bunga, keluarlah!" dengan cepat tangkai-tangkai bunga keluar dari telapak tangan FPF. Lalu, tangkai-tangkai itu menjalar, melilit dan membelit tubuh para mayat hidup itu. Hingga para mayat itu tidak dapat bergerak.

"Keluarkan duri tangkai bunga!" Sakura kembali berteriak. Dengan sangat cepat tangan FPF pun mengeluarkan duri tangkai bunga.

"Tusukkan di kepala mereka!" tanpa membuang waktu lagi. Kelimanya langsung menusukkannya ke kepala para mayat hidup. Hingga, para mayat hidup itu pun tidak dapat bergerak lagi.

"Hi.....hi.....hi.....!!!!!"

"Hi.....hi.....hi.....!!!!!"

"Hi.....hi.....hi.....!!!!!"

Five Power Flowers langsung menengok mencari sumber suara. Tapi, di ruangan itu tidak ada siapapun termasuk lelaki bertompel.

"Kemana perginya dia?" Sakura merasa keheranan. Begitupun dengan keempat saudaranya yang lain. Karena, tidak akan ada yang bisa lolos dari kurungan jaring bunga.

"Hi.....hi.....hi.....!!!!!"

"Hi.....hi.....hi.....!!!!!"

"Hi.....hi.....hi.....!!!!!"

"Itu dia!" tunjuk Allamanda ke atas. Serentak keempat saudaranya yang lain langsung melihat ke atas. Benar saja, lelaki bertompel itu sudah melayang di udara. Wujudnya pun sudah menyerupai sosok hantu menyeramkan.

"Siapa kamu sebenarnya?" tanya Sakura dengan suara keras.

"Kenapa kamu rusak keberadaan makam?"

"Kamu coba meneror kota, kenapa?"

"Dasar manusia bodoh!" maki lelaki bertompel.

"Apa pedulimu?"

"Aku dulu yang menjaga dan merawat tempat ini."

"Orang menyebutku si tompel."

"Mereka selalu mengejek dan menghina wajah tompelku."

"Mentertawakan aku, hingga berpuluh tahun aku terkurung di sini."

"Kini aku pengabdi iblis, siap membalas semuanya!"

"Rasakan ini!"

Dengan cepat lelaki bertompel itu memukulkan kain putih yang dikenakannya ke arah FPF. Seketika FPF pun terjatuh di tanah. Belum sempat FPF bangkit. Lelaki bertompel kembali melayangkan lemparan rambut gimbalnya. Untung saja FPF dapat mengelak. Lemparan rambut gimbalnya menimbulkan ledakan.

Five Power Flowers mulai menyadari bahwa lelaki bertompel itu memiliki kemampuan yang sangat luar biasa. Dengan cepat kelimanya melompat ke udara. Kini FPF telah melayang di udara.

Lelaki bertompel langsung memutar tubuhnya tiga kali di udara. Hingga dia menjadi lima bagian dengan rupa yang sama persis. Melihat hal itu, FPF pun tidak tinggal diam.

Dengan kekuatan penuh FPF mengeluarkan kekuatan pusaran angin lima bunga. Dengan posisi melayang di udara. Dan berpegangan tangan. Kelimanya terus berputar membentuk pusaran angin. Terus berputar mengelilingi tubuh si tompel. Berputar dan terus berputar. Hingga tanah merah di dinding makam berhamburan.

Melihat aksi FPF, lelaki bertompel tidak mau kalah. Dengan mantra iblis yang dibacanya, dia membalasnya dengan tiupan aroma busuk yang keluar dari dalam mulutnya. Kekuatan dahsyat pun bertemu di udara. Hingga terjadilah ledakan yang sangat kuat. Dan akhirnya, semuanya terpental dari udara dan jatuh tergeletak di tanah.

"Kalian akan terkubur di sini!" dengan cepat lelaki bertompel itu bangkit dan mengangkat kedua tangannya ke atas lalu menurunkannya. Begitu terus hingga berulang kali. Dan mendadak tangannya menjadi sangat panjang. Menjulur dan terus menjulur. Tangan panjang si tompel terus menjulur ingin menangkap FPF.

Tapi, Five Power Flowers dengan lincah melompat ke sana kemari. Menginjak dan memukul tangan panjang si tompel. Tapi, tangan panjangnya terlalu kuat. Hingga FPF pun mengeluarkan kekuatannya yang lain.

"Bersiaplah!"

Kembali Five Power Flowers melompat ke udara. Dan Sakura pun dengan lantang berteriak, sambil merentangkan kedua telapak tangannya.

"Keluarlah, lilitan akar pohon!" dengan cepat akar-akar pohon keluar. Menjalar mengejar tangan panjang si tompel.

Akar pohon FPF dan tangan panjang si tompel pun beradu dan saling melilit dan membelit. Hingga keduanya saling tarik menarik dengan sangat kuat. Dan akhirnya terdengar jeritan si tompel.

"Aaaaaaaa........!!!"

"Tanganku...putus!"

"Keparat kalian!"

"Rasakan ini!" si tompel pun kembali melompat ke udara. Lalu, dia hentakkan kedua kakinya ke dinding makam. Hingga dinding tanah merah itu menghantam FPF.

Sakura dan keempat adiknya menerima serangan itu sambil berputar dan berputar. Dan membalasnya dengan sangat telak kepada lelaki bertompel yang ada di hadapan mereka.

"Kita akhiri pertarungan ini!" perintah Sakura.

"Bersatulah!" Dengan menginjakkan kaki mereka ke tanah. Five Power Flowers pun mengangkat kedua tangan mereka ke atas.

"Hujamkan kekuatan lima bunga!"

Kekuatan lima bunga yang dimiliki FPF, mengeluarkan sinar yang sangat menyilaukan. Dan dengan kekuatan penuh FPF pun langsung menghujamkannya ke arah si tompel. Hingga dia tidak dapat menghindarinya. Dan akhirnya terdengar ledakan yang mengakibatkan tubuh si tompel hancur berantakan. Dan terkubur di tanah pemakaman.

Five Power Flowers pun menarik nafas lega. Karena, semuanya dapat terselesaikan dengan baik. Lalu, dengan tenang kelimanya merubah kembali diri mereka. Dan meninggalkan tanah pemakaman yang hancur berantakan.

Sakura dan keempat adiknya bergegas menemui kakek Dato yang sudah menunggu mereka di gerbang pemakaman. Kakek Dato yang berdiri di depan mobil menyambut kelima cucunya dengan senyuman.