Di kediaman kakek Dato terlihat Peony dan Allamanda sedang gelisah menunggu Sakura pulang. Keduanya berjalan mondar mandir sambil sesekali melihat ke jendela. Berharap Sakura cepat sampai di rumah.
Namun, kakak yang ditunggunya tidak juga menampakkan batang hidungnya. Hingga mereka pun memutuskan menyusul Sakura ke area bendungan lama.
"Kenapa kak Sakura lama sekali?" tanya Peony kepada Camelia.
"Tidak biasanya kamu menanyakan seperti itu!" sahut Camelia dengan nada suara sedikit kesal.
"Sesekali bolehkan mengkhawatirkan kak Sakura?!" sambung Peony.
"Boleh sayang?"
"Tapi, dia kan sedang siaran!"
"Tentu lama.....sekali!" Jawab Camelia yang merasa terganggu dengan pertanyaan Peony.
Camelia pun meneruskan membaca buku cerita terbarunya. Tidak dihiraukannya Peony yang masih berdiri dan terus memandangi dirinya.
"Tapi, kak!"
"Sekarang sudah hampir tiga jam kak Sakura berada di sana!" tutur Peony.
Camelia tidak lagi menyahut pertanyaan yang diajukan oleh Peony. Dia terus saja membaca dan menutup telinganya rapat-rapat.
"Sudahlah, kak!"
"Tidak usah menunggu kak Sakura!" sahut Candy yang tengah sibuk mendesain gambar.
"Perasaanku juga tidak enak," Allamanda pun ikut berbicara.
"Jangan terbawa perasaan!" sahut Camelia dengan suara sedikit meninggi.
"Kalau kalian khawatir dengan kakak, pergilah ke bendungan lama!" dengan nada ketus, Camelia pun menyuruh Peony dan Allamanda pergi ke bendungan lama.
"Kamu mau ikut, dek?" ajak Peony kepada adik bungsunya.
"Aku tidak ikut," sahut Candy.
"Artinya aku dan Allamanda saja yang pergi!" ucap Peony dengan suara datar. Ucapan Peony pun dianggukkan oleh Allamanda.
Dengan cepat, Peony dan Allamanda pun beranjak dari ruang tengah. Dan bergegas pergi ke area bendungan lama. Ditinggalkannya Candy dan Camelia yang tengah sibuk dengan pekerjaannya.
######################################
Di tengah perjalanan Peony dan Allamanda asyik berbincang-bincang. Namun, mendadak perbincangan mereka pun terhenti. Saat keduanya dikejutkan oleh suara klakson yang terdengar sangat kuat sekali.
Peony dan Allamanda pun menghentikan langkah mereka. Dan mencari sumber suara klakson. Ternyata suara klakson itu berasal dari mobil jip yang terparkir jauh di depan sana.
"Kenapa mobil jip itu menekan klaksonnya kuat sekali?!" tanya Allamanda.
"Aku tidak tahu," jawab Peony sambil memandang lurus ke depan.
"Apa mobil jip itu sedang memberi kode pada seseorang?!" Peony balik bertanya.
"Mungkin saja!"
"Tapi...siapa?!" Peony melihat orang yang sedang berlalu lalang di sepanjang jalan.
"Kalau salah satu dari mereka!"
"Tapi, mereka semua tidak ada yang merespon." Tutur Peony.
Saat Peony dan Allamanda sedang membicarakan tentang bunyi klakson. Tiba-tiba, keduanya dikejutkan sosok Sakura yang tengah berjalan seorang diri.
Allamanda yang melihat Sakura, langsung berteriak. Dan melambai-lambaikan tangannya ke arah Sakura. Tapi, nampaknya Sakura tidak melihat keberadaan Peony dan Allamanda. Allamanda pun kembali berteriak.
"Kak! Itu seperti kak Sakura!" tunjuk Allamanda ke arah depan. Tepat dimana Sakura sedang berjalan. Dengan penuh semangat Peony pun langsung menarik tangan Allamanda.
"Ayo cepat!" ajak Peony. Keduanya pun mempercepat langkah mereka. Tapi, karena jarak mereka yang cukup jauh. Membuat keduanya terlambat sampai ke tempat Sakura.
Bahkan pada saat itu, Peony dan Allamanda sempat berlari menuju ke arah Sakura. Namun, pada saat bersamaan sebuah mobil jip mendadak mendekat dan berhenti tepat di dekat Sakura.
Lalu, enam orang lelaki turun dan menghadang Sakura. Sakura pun melakukan perlawanan. Tapi, tiga di antaranya langsung menutup kepala Sakura dengan karung. Sedangkan tiga yang lainnya mengikat tangan Sakura ke belakang. Kemudian, Sakura pun diangkat masuk ke dalam mobil jip.
Peony dan Allamanda terkejut menyaksikan penangkapan Sakura. Karena, posisi keduanya yang terlalu jauh dari sang kakak. Membuat keduanya terlambat menolong Sakura.
Padahal saat itu, Peony dan Allamanda sudah berusaha berlari dengan cepat ke arah mobil jip. Tapi, mobil jip itu dengan cepat tancap gas. Dan keduanya tidak berhasil mengejar. Hanya nomor platnya saja yang berhasil difoto oleh Peony. LMX 53053 JIP.
"Kakak......!!!!" teriak Peony
"Kak Sakura.....kak Sakura.....!" teriak Allamanda memanggil-manggil kakaknya.
Keduanya pun jatuh terduduk di atas trotoar. Karena, lemas tidak dapat mengejar mobil yang telah menculik kakak mereka.
"Siapa mereka?" tanya Peony.
"Aku tidak tahu," jawab Allamanda.
"Kenapa mereka menangkap kakak?" Allamanda balik bertanya.
"Aku pun juga tidak tahu, dek." Jawab Peony.
"Kita cuma punya ini!" Peony menunjukkan hasil jepretannya.
"LMX 53053 JIP."
"Mobil jip siapa itu?!" Ucap Peony sambil mengira-ngira pemilik sang mobil jip.
"Ada kemungkinan pemiliknya adalah orang yang sangat mengenal kak Sakura." Lanjut Peony.
"Lalu, sekarang kita harus bagaimana?" tanya Allamanda kepada Peony yang masih terlihat bingung.
"Kita kejar mobil jip itu atau pulang?" Allamanda terus saja bertanya.
"Baiknya kita pulang ke rumah," jawab Peony dengan suara pelan dan hampir tidak terdengar.
Dengan raut wajah kecewa dan langkah kaki yang gontai. Kedua kakak beradik itu pun berputar balik pulang ke rumah. Sepanjang jalan mereka hanya menunduk dan diam. Mereka merasa bersalah membiarkan kakak mereka dibawa oleh para penculik itu.
#####################################
Setibanya Peony dan Allamanda di rumah. Keduanya disambut kakek Dato di ruang tamu. Dengan tersenyum kakek Dato menanyakan keberadaan Sakura. Peony dan Allamanda pun saling berpandangan. Tanpa memberikan jawaban apapun kepada sang kakek.
Perlahan kakek Dato mendekati Peony dan Allamanda. Dengan lembut dia menanyakan kembali keberadaan Sakura. Kali ini keduanya tidak dapat mengelak dari pertanyaan sang kakek. Dengan suara terbata-bata dan wajah sedih. Peony menceritakan peristiwa naas yang telah menimpa kakak mereka. Kakek Dato pun mendengarkan cerita Peony dengan seksama.
Tiba-tiba Camelia muncul dari ruang tengah. Dengan suara yang meninggi dia pun menanyakan hal yang sama mengenai keberadaan Sakura.
"Kenapa kalian pulang tidak bersama kak Sakura?"
"Apa yang terjadi dengan kakak?"
"Sudahlah! Semua sudah terjadi." Kakek Dato berusaha menenangkan Camelia.
"Ini sebuah kasus penculikan!" tegas sang kakek.
Candy terlihat sedih mendengar penculikan yang menimpa Sakura. Tetapi, kakek Dato tetap berusaha tenang.
"Tidak usah menambah masalah!"
"Tetap tenang dan kita pecahkan kasus ini bersama-sama!" kata kakek Dato dengan bijak.
"Sekarang kamu fokus dengan tugasmu!" kata sang kakek sambil menunjuk ke arah Camelia.
"Ini menjadi tanggung jawabmu!" kakek Dato pun menyerahkan nomor plat LMX 53053 JIP kepada Camelia.
"Baiklah, aku mengerti, kek!"
"Aku pasti akan melacaknya!" Jawab Camelia sambil menerima secarik kertas yang diberikan oleh kakek Dato.
"Kalian kumpul di ruang kerja kakek!" ajak kakek Dato kepada keempat cucunya. Tanpa bertanya lagi, keempatnya pun langsung mengikuti langkah kakek Dato menuju ruang kerjanya.
Sesampainya di ruang kerja kakek Dato. Camelia, Peony, Allamanda dan Candy menempati tempat masing-masing. Mereka berempat memperhatikan beberapa petunjuk yang disampaikan oleh sang kakek.
Menurut kakek Dato, untuk menemukan dan membebaskan Sakura. Harus ada kerja sama dan pembagian tugas di antara mereka berempat. Camelia bertugas mencari semua data yang berkaitan dengan LMX 53053 JIP. Peony, Allamanda dan Candy masih menunggu perintah dari sang kakek.
Camelia yang sudah mengetahui tugasnya, langsung bergerak. Dia segera mencari identitas pemilik mobil jip yang bernomor plat LMX 53053 JIP. Camelia pun menghubungi pihak kepolisian melalui sambungan telephon. Dalam waktu tidak sampai satu jam, Camelia telah mengantongi identitas pemiliknya. Dan langsung menyerahkannya kepada kakek Dato.
Kakek Dato pun memberi perintah selanjutnya kepada Peony untuk membuka sinyal keberadaan Sakura. Dengan hati-hati Peony membuka alat milik kakeknya. Alat itu dapat mendeteksi keberadaan Sakura saat ini. Karena alat itu langsung terhubung dengan jam tangan yang dipakai oleh Sakura. Peony pun langsung menekan tombol yang terdapat pada alat pendeteksi tersebut. Dan tiba-tiba saja, lampu kecil berwarna merah pada alat itu menyala. Itu pertanda kalau lokasi Sakura bisa terlacak. Kakek Dato pun tersenyum, bisa mengetahui keberadaan cucunya.
Kini giliran Allamanda yang mendapat tugas dari sang kakek. Dia diminta untuk segera membuka layar lebar yang menempel di dinding ruangan. Melalui alat pendeteksi gambar yang dimiliki kakek Dato. Keadaan Sakura dapat dilihat secara langsung. Karena alat pendeteksi itu langsung terhubung dengan kamera kecil, yang menempel di kancing baju Sakura.
Dengan cepat Allamanda pun melaksanakan tugasnya. Dan hasilnya rekaman gambar mengenai keadaan Sakura pun sudah mulai nampak di layar.
Terakhir Candytuft yang diminta oleh kakek Dato untuk membuat sketsa gambar wajah sang pemilik mobil jip. Candy pun langsung membuat guratan-guratan wajah orang tersebut. Setelah mengaksesnya melalui alat pendeteksi gambar.
Sedangkan kakek Dato sendiri bertugas menemani keempat cucunya yang sedang bekerja. Meskipun begitu, dia tetap mempersiapkan sesuatu yang nantinya dibutuhkan oleh cucu-cucunya.
#######################################
"Siapa kalian?"
"Aku tidak kenal kalian!" teriak Sakura.
"Kenapa kalian tangkap aku?"
"Aku salah apa?!" Sambil berontak, Sakura terus mengajukan banyak pertanyaan.
Tapi, para lelaki yang telah menangkapnya itu tidak ada yang memberikan jawaban. Justru mereka melayangkan tendangan ke perut Sakura. Yang masih dalam keadaan kepala tertutup karung. Dan kedua tangan terikat ke belakang.
Sambil menahan sakit di perutnya. Sakura pun membalas tendangan lelaki itu dengan kuat. Hingga membuatnya sangat marah. Dan lelaki itu pun meninju kening Sakura. Hingga kepala Sakura membentur kaca mobil.
Tapi, Sakura tidak tinggal diam. Dia pun membalasnya dengan membenturkan kepalanya ke kepala lelaki yang duduk di depannya. Hingga pelepis matanya berdarah. Lelaki itu sangat marah, karena menahan sakit.
Dengan dibantu teman di sebelahnya, dia pun mencekik Sakura. Lelaki itu ingin menghabisi Sakura. Tapi, Sakura terus memberontak. Hingga menimbulkan goncangan di dalam mobil jip yang sedang melaju kencang.
"Keparat kalian!" teriak supir yang merasa terganggu dengan ulah temannya.
"Aku bisa hilang kendali!"
"Dan kalian semua bisa mati tertabrak!" umpat sang supir.
Mendengar umpatan sang supir. Mereka pun akhirnya terdiam. Dan mobil jip pun kembali melaju dengan kencang. Sudah hampir satu jam perjalanan, tapi mobil jip yang membawa Sakura belum juga sampai di tujuan.
Perlahan-lahan Sakura mencoba membuka ikatan tali yang masih melilit kedua tangannya. Aksinya itu dilakukan, tanpa diketahui oleh para lelaki yang berada di dalam mobil jip. Ternyata, aksi Sakura itu membuahkan hasil. Ikatan tali di kedua tangannya telah melonggar. Tapi. Sakura tetap diam, untuk mengelabui para lelaki yang telah menculiknya. Dia ingin mengetahui siapa dalang dari semuanya. Dan juga keberadaan markas mereka.
Mobil jip bernomor plat LMX 53053 JIP masih melaju dengan kencang. Kepala Sakura juga masih tertutup karung. Tapi, dia dapat merasakan kalau dia telah dibawa ke suatu tempat yang jauh dari pemukiman penduduk.
Perlahan Sakura meraba jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Ternyata, jam tangannya masih dalam kondisi baik. Karenanya dia pun yakin bahwa selama berada di dalam mobil jip. Dirinya selalu dalam pengawasan kakek Dato dan keempat saudaranya.
Mendadak mobil jip yang membawa Sakura berhenti. Lalu, enam lelaki yang menculiknya pun keluar dari dalam mobil. Keenam lelaki itu terlihat menemui seseorang yang berdiri di depan sebuah bangunan tua.
"Bagaimana kerja kalian?" tanya lelaki tersebut.
"Ok bos!"
"Bawa dia masuk!" perintah lelaki yang dipanggil bos.
"Baik bos!"
"Tapi, bayarannya gimana?!"
"Nih! Sesuai perjanjian!" lelaki itu pun menyerahkan sebuah amplop yang berisi uang kepada mereka.
"Ayo, turunin tuh cewek!"perintahnya.
"Bawa dia masuk!"
"Beres bos!"
Keenam lelaki itu pun kembali mendekati mobil jip. Dan mereka menurunkan Sakura di bangunan tua itu. Lalu, menyeretnya masuk ke dalam bangunan tua tersebut.
Sedikit pun Sakura tidak memberontak. Dia tetap diam dan mengikuti permainan mereka. Meskipun sebenarnya dia sudah geram dan ingin sekali segera menghabisi mereka semua. Tapi, Sakura berusaha mengontrol amarahnya. Supaya semua yang direncanakannya berjalan dengan lancar.
Setibanya Sakura di dalam bangunan tua. Mereka pun mendudukkannya di sebuah kursi kayu. Lalu, salah seorang dari mereka membuka karung yang menutupi kepala Sakura.
"Kalian memang pintar!"
"Tidak sia-sia aku menyuruh kalian," kata seorang lelaki yang berdiri tegak di hadapan Sakura.
"Jadi, benar dia orangnya bos!" tunjuk lelaki yang berdiri di sebelah Sakura. Orang yang dipanggil bos itu pun tersenyum sembari membusungkan dadanya.
Lalu, sang bos pun mendekat ke tempat Sakura duduk. Dengan kasar dia menarik rambut Sakura kuat-kuat. Kemudian dia hentakkan kepala Sakura ke depan. Hingga Sakura nyaris tersungkur.
Lalu, dia pun mengulanginya lagi. Hingga Sakura tidak dapat menegakkan lehernya, karena menahan sakit. Sambil tersenyum bangga dia pun menendang dengkul Sakura. Hingga kursi yang diduduki Sakura terlempar menabrak dinding. Dan Sakura pun terjatuh ke lantai. Dalam keadaan lemah dan tidak dapat bangun. Sakura menatap dengan sinis kepada lelaki yang telah menganiayanya.
Meskipun dianiaya sedemikian rupa. Sakura tetap diam dan berusaha tidak melakukan perlawanan. Sebelum orang-orang itu membongkar identitas mereka yang sebenarnya.
Kemudian, para lelaki itu pun kembali mendudukkan Sakura di kursi yang sama.
"Kau tahu siapa aku, hah?!" dengan wajah menahan amarah. Lelaki itu mengangkat wajah Sakura.
"Kau lihat aku!"
"Kau kenal aku kan!"
Sepatah kata pun Sakura tidak menjawab. Dia hanya menatap wajah lelaki itu dengan tenang. Hal itu justru membuat lelaki itu bertambah marah.
"Dasar wanita setan!"
"Wanita keparat!"
"Kau habisi bapakku!
"Kau hancurkan rencana besarnya!"
"Kau buat kematiannya begitu tragis!"
"Aku anak Lamaxeo sang ilmuwan."
"Jinopis si penghancur," jelas lelaki yang dipanggil bos oleh anak buahnya.
Perlahan Sakura memalingkan wajahnya dari lelaki yang berada tepat di hadapannya. Sambil tersenyum sinis, Sakura pun meludahi lelaki tersebut.
Anak Lamaxeo yang bernama Jinopis pun menjadi berang. Dia langsung memerintahkan anak buahnya menghajar Sakura. Beberapa orang anak buahnya pun langsung mendekat ke arah Sakura. Mereka membawa kayu pemukul. Dan mereka pun bersiap memukulkan kayunya ke tubuh Sakura.
Menyadari dirinya dalam bahaya. Sakura pun tidak tinggal diam. Dengan seluruh kekuatan yang dimilikinya, Sakura pun melompat dari kursinya. Dan dilemparnya tali yang sejak tadi terus mengikat tangannya. Dalam posisi berdiri memasang kuda-kuda. Sakura pun langsung menelephon keempat saudaranya melalui jam tangannya.
Saat Sakura sedang menelephon, tiba-tiba salah seorang anak buah Jinopis menerjang ke arah Sakura dengan tendangannya. Tetapi, karena Sakura telah siap melakukan perlawanan. Dia pun menyambut tendangan lelaki tersebut dengan menendang balik kakinya. Hingga lelaki itu terpelanting jatuh ke lantai.
Jinopis yang melihat salah satu anak buahnya terjatuh. Langsung memerintahkan anak buah yang lainnya untuk segera menghajar Sakura. Secara serentak mereka semua menyerang Sakura. Ada yang memukul dengan kayu, ada yang menendang dan ada pula berusaha menabrakkan tubuhnya ke tubuh Sakura. Mereka semua tidak memberikan kesempatan kepada Sakura untuk dapat meloloskan diri.
Sakura yang sedari tadi menghadapi para lawannya dengan tangan kosong. Mulai memperlihatkan salah satu senjata andalannya. Dengan lincahnya Sakura melompat dan melayang di udara. Hingga membuat pihak lawan terperangah dengan aksinya.
Lalu, tanpa berbelas kasih Sakura pun melempar beberapa lembar daun hijau ke arah dada para lawannya. Jinopis yang melihat daun hijau melayang menuju ke arah dirinya. Langsung dengan cepat Jinopis pun berkelit. Sedangkan anak buahnya yang tidak dapat menghindari serangan Sakura. Daun-daun itu pun menempel di dada anak buah Jinopis. Hingga membuat mereka tewas seketika.
Kegeraman Jinopis menjadi-jadi. Saat dilihatnya beberapa orang anak buahnya telah tewas karena selembar daun hijau. Dia pun langsung mengeluarkan senjata berbahaya hasil penemuan ayahnya. Sinar merah penyerap tubuh.
Anak buah Jinopis yang masih hidup langsung berlari masuk ke dalam ruangan lainnya. Mereka tahu bahayanya terkena sinar merah penyerap tubuh. Jika seseorang terkena pancaran sinar merah, dengan cepat orang itu akan tertarik. Dan tersedot masuk ke dalam alat yang menyerupai sebuah corong besar. Dan orang itu tidak akan pernah kembali.
"Ha.....ha.....ha.....!!!!!"
"Sakura sang reporter."
"Kamu tahu namaku?!" tanya Sakura keheranan.
"Aku tahu semua tentangmu!"
"Ayahku telah mengirim semua datamu."
"Hari ini hari terakhirmu!"
"Besok tidak akan ada lagi reporter bernama Sakura."
"Tamat sudah riwayatmu!"
Meskipun Sakura tidak mengetahui kehebatan senjata Jinopis. Tapi, Sakura tetap waspada menghadapi segala kemungkinan. Jinopis pun dengan sangat percaya diri menekan tombol yang terhubung dengan corong besar itu. Setelah menekan tombolnya, Jinopis pun langsung mengenakan baju pelindung. Agar dirinya tidak terkena sinar merah penyerap tubuh.
Lalu, perlahan-lahan sinar merah pun keluar dari dalam corong dan langsung memenuhi ruangan. Sinar merah yang keluar dari corong itu, ternyata membawa hawa yang sangat panas. Sakura yang sudah mengantisipasinya segera melindungi dirinya dengan meminum sari bunga sakura. Yang berkhasiat dapat menyejukkan sekujur tubuhnya. Meskipun dirinya diterpa hawa panas yang sangat luar biasa panas.
Sinar merah penyerap tubuh sudah selesai beroperasi. Tapi, Sakura dalam keadaan baik-baik saja. Jinopis pun menjadi geram. Dan langsung menerjang Sakura dengan tendangannya. Sakura pun langsung membalasnya dengan tendangan beruntun. Hingga membuat Jinopis terjatuh.
Anak buah Jinopis yang menyaksikan perkelahian antara Sakura dengan bosnya. Langsung keluar dari persembunyiannya. Mereka pun ikut menyerang Sakura tanpa ampun. Meskipun Sakura hanya seorang diri, tapi dia tetap bertahan. Sakura melakukan perlawanan dengan seluruh kekuatan yang dimilikinya.
Jinopis pun akhirnya mengakui kalau Sakura bukanlah lawan yang bisa dianggap sepele. Maka dia pun menggunakan cara licik, agar Sakura dapat dikalahkan.
Perlahan-lahan Jinopis keluar dari arena pertarungan. Kemudian dia pun mengambil jaring laba-laba dan melemparkannya kepada Sakura. Hingga Sakura pun terjerat dan tidak lagi dapat bergerak. Lalu. dia pun menambahkan aliran listrik ke jaring laba-laba. Sakura yang sudah tidak bisa bergerak, karena terkurung jaring laba-laba. Kini, harus merasakan sakitnya tersengat aliran listrik.
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaa......!!!!" jerit Sakura menahan sakit.
"Apa yang kamu inginkan dariku?" tanya Sakura kepada Jinopis dengan suara hampir tidak terdengar.
"Aku menginginkan kematianmu!"
"Ha.....ha.....ha.....!!!!" Jinopis merasa sangat senang mendengar jeritan Sakura. Hingga dia terus menambah daya sengatan listriknya. Lalu, tertawa terbahak-bahak bersama anak buahnya.
Tiba-tiba, sebuah tendangan dengan telak mengenai punggung Jinopis. Hingga membuatnya tersungkur ke depan dan menekan tombol saklar. Listrik pun mati seketika.
Dengan sangat panik Jinopis bangkit. Dan meraba-raba mencari tombol saklar. Tapi, lagi-lagi dia mendapatkan pukulan. Tepat mengenai wajahnya. Hingga membuatnya meringis menahan sakit.
"Hai...!!!"
"Siapa di sana?!"
"Tunjukkan wajah kalian!" sambil berteriak-teriak Jinopis terus mencari tombol saklar. Tapi, naas sebuah tinju menghantam dadanya. Hingga membuatnya tersungkur ke lantai. Sambil memegangi dadanya yang sakit. Jinopis terus memaki-maki.
"Keparat kalian!"
"Kemana anak buahku?!"
"Kenapa kalian diam semua?!"
"Hai! Manusia tengik!"
"Akan aku habisi kalian!"
Meskipun menahan sakit di sekujur tubuhnya. Tapi, Jinopis tidak menyerah. Dia terus berusaha mencari tombol saklar. Hingga sebuah tendangan mengenai bokongnya. Dan Jinopis pun terjatuh mengenai tombol saklar.
Seketika itu juga lampu di dalam ruangan menyala semua. Dan betapa terkejutnya Jinopis. Saat melihat orang yang terkurung di dalam jaring laba-laba adalah anak buahnya. Lalu, dia pun berbalik badan mencari Sakura. Ternyata Sakura sudah berdiri bersama dengan keempat saudaranya.
"Siapa kalian?!"
"Bagaimana kalian mengetahui bangunan ini?"
"Kalian mencari mati!"
"Aku akan bunuh kalian semua!"
Tidak henti-henti Jinopis berteriak-teriak. Tapi. Sakura dan adik-adiknya tidak mempedulikan teriakannya. Sambil tersenyum kelima bersaudara itu memulai aksinya.
Perlahan-lahan Candy mendekat ke tombol saklar yang terhubung dengan jaring laba-laba. Lalu sambil tersenyum dia pun menekan tombol tersebut. Tidak dipedulikannya jeritan anak buah Jinopis yang berteriak minta tolong. Mereka memohon untuk dikeluarkan dari jaring laba-laba. Mereka tidak tahan dengan sengatan listrik tegangan tinggi. Yang pelan-pelan menghanguskan tubuh mereka.
Tanpa menaruh rasa kasihan sedikitpun. Candy justru menambah daya sengatan listriknya. Hingga dalam waktu beberapa menit saja anak buah Jinopis sudah tewas dengan tubuh hangus terbakar. Akibat terkena sengatan listrik.
Jinopis yang melihat anak buahnya mati terbakar di depan matanya. Membuatnya menepi ke dinding. Seolah dia ingin melepaskan diri dari Sakura dan keempat saudaranya.
Mengetahui gelagat Jinopis yang mencurigakan. Peony pun segera bertindak. Dengan santai dia berjalan mendekati Jinopis. Lalu, dia tampar wajah Jinopis beberapa kali. Hingga bibirnya pecah dan mengeluarkan darah.
Jinopis yang merasakan nyeri di sekitar mulutnya. Berusaha menyentuhnya dengan tangannya. Betapa kagetnya dia, saat melihat ada darah yang menempel di tangannya.
Dengan wajah penuh amarah. Jinopis pun langsung menelan beberapa butir pil yang dia simpan di dalam saku bajunya. Tanpa bisa dicegah oleh Peony yang masih berdiri di hadapannya.
Hanya dalam hitungan detik, perubahan luar biasa itu terjadi. Secara tiba-tiba saja, perubahan sangat dahsyat terjadi pada diri Jinopis. Sesuatu yang tidak pernah dibayangkan oleh Sakura dan keempat adiknya.
Perlahan-lahan tubuh Jinopis melebar dan terus melebar seukuran tiga kali lipat manusia biasa. Lalu, tubuhnya pun mendadak meninggi dan terus bertambah tinggi hingga menjebol atap bangunan. Seluruh anggota tubuhnya pun ikut bertambah besar. Di sekujur tubuh Jinopis dipenuhi dengan rambut yang sangat lebat. Matanya bulat besar dan memerah. Mulutnya membiru dan giginya bertaring. Baju yang dikenakannya sudah sobek sejak tadi dia mengalami perubahan. Jinopis layaknya sosok raksasa yang siap melumat siapa saja yang ada dihadapannya.
Peony yang tepat berada di hadapan Jinopis langsung mundur beberapa langkah ke belakang. Dia langsung bergabung dengan keempat saudaranya.
Melihat hal itu, Sakura pun dengan cepat bertindak. Dengan penuh rasa percaya diri dan demi keselamatan semua orang. Kelimanya langsung bersiap dengan perubahan jati diri mereka.
"Bersiaplah!" kata Sakura dengan tenang dan memerintahkan keempat adiknya untuk membentuk formasi. Dengan menggunakan kekuatan lima Bunga. Five Power Flowers siap menumpas semua tindak kejahatan. Mereka pun membentuk formasi bunga.
"Kalian siap!" teriak Sakura.
"Kami FPF Five Power Flowers!"
"Siap!!!"
"Beraksi!"
"Berubahlah!"
Mereka berlima pun berputar. Meliuk-liukkan tubuh mereka dengan sangat lentur. Melompat dan melayang di udara dengan sangat ringan. Laksana bunga yang bermekaran. Memancarkan sinar berwarna-warni dari tubuh mereka. Juga menebarkan aroma harum bunga. Lima jenis bunga berhamburan tertiup angin di area bangunan tua.
Dalam seketika pakaian yang mereka kenakan berubah menjadi warna warni bunga. Wajah mereka pun tertutup oleh topeng yang berwarna senada.
"The Beauty Sakura" (si cantik Sakura)
"The Quiet Camelia" (si pendiam Camelia)
"The White Peony" (si putih Peony)
"The Friendly Allamanda" (si ramah Allamanda)
"The Cute Candy" (si imut Candy)
Akhirnya, Five Power Flowers muncul dan siap menghadapi si raksasa Jinopis. Dengan seluruh tenaga dan kekuatan yang mereka miliki. Kelimanya siap menghadapi segala kemungkinan yang bisa saja terjadi dan menimpa kelimanya.
"Kita pancing dia keluar dari sini!" kata Sakura. Dan dianggukan oleh keempat adiknya.
Five Power Flowers pun mengeluarkan jurus pusaran angin lima bunga. Dengan posisi melayang di udara. Dan berpegangan tangan. Kelimanya terus berputar membentuk pusaran angin. Terus berputar mengelilingi tubuh si raksasa Jinopis. Berputar dan terus berputar. Hingga melempar semua yang ada di sekitarnya. Dan memancing Jinopis keluar dari dalam bangunan.
Pancingan FPF dengan menggunakan pusaran angin lima bunga, ternyata membuahkan hasil. Si raksasa Jinopis pun menjadi geram dan marah kepada FPF. Hingga membuatnya melangkah keluar bangunan. Mengejar FPF dan ingin melumat habis kelimanya.
Meskipun dengan langkah kaki yang sangat berat. Tapi, raksasa Jinopis terus mengejar FPF. Hingga membawanya sampai ke tanah lapang. Namun, beberapa bangunan di sepanjang jalan menuju ke tanah lapang, ambruk akibat tertabrak oleh raksasa Jinopis. Banyak batang pohon tumbang terinjak olehnya. Dan beberapa kendaraan terlempar jauh, terkena amukan sang raksasa Jinopis.
Setibanya di tanah lapang, Five Power Flowers menghentikan pusaran angin lima bunga. Sebaliknya raksasa Jinopis justru langsung beraksi. Dia menghentakkan kakinya ke tanah berulang kaki. Hingga membuat FPF jatuh berguling-guling di tanah. Karena, tidak sanggup menahan hentakannya yang sangat kuat.
Kemudian, raksasa Jinopis membungkukkan badannya. Dan tangannya berusaha meraih FPF yang tengah jatuh berguling-guling di tanah. Usahanya pun berhasil. Dia mendapatkan FPF dalam genggamannya. Lalu, raksasa Jinopis pun kembali berdiri tegak. Dia berniat melempar tubuh FPF dengan sangat kuat ke tanah. Tapi, belum lagi keinginannya terlaksana. Sakura langsung memerintahkan keempat adiknya untuk menusuk telapak tangan sang raksasa Jinopis.
"Cepat....!!!!"
"Tusuk dengan duri tangkai bunga!" secara bersamaan FPF beraksi. Dengan seluruh kekuatan yang dimiliki FPF. Mereka pun menusukkan duri tangkai bunga ke telapak tangan si raksasa Jinopis, berulang kali. Hingga Five Power Flowers terlepas dari genggaman tangannya. Lalu, Sakura pun kembali berteriak.
"Kalian berdua, melompatlah ke pundaknya!" perintah Sakura kepada Camelia dan Candy. Mendengar perintah dari sang kakak, keduanya pun langsung melompat. Camelia berdiri tepat di pundak sebelah kanan raksasa Jinopis. Sedangkan Candy di pundak sebelah kiri.
"Tembakan cairan racun bunga ke telinganya!" dengan cepat Camelia dan Candy bergerak. Lalu, Sakura pun kembali berteriak.
"Kalian berdua, melayanglah di depan wajahnya!" tunjuk Sakura kepada Peony dan Allamanda.
"Tembakan cairan racun bunga ke matanya!" mendengar perintah sang kakak. Peony dan Allamanda langsung memposisikan diri. Peony di mata sebelah kanan. Dan Allamanda menembak mata sebelah kiri sang raksasa Jinopis.
Sakura yang melihat keempat adiknya sudah bergerak. Dia pun beraksi seorang diri.
"Cambuk akar pohon, keluarlah!" dengan sangat cepat cambuk akar pohon pun telah digenggam oleh Sakura. Lalu, dengan kekuatan bunga yang dimilikinya, dia pun langsung memukulkan cambuknya ke tubuh sang raksasa Jinopis. Berulang-ulang kali hingga sang raksasa Jinopis ambruk ke tanah. Karena, tidak sanggup menahan pukulan cambuk akar pohon dan tembakan racun bunga.
Five Power Flowers yang menyaksikan si raksasa Jinopis jatuh terlentang di tanah lapang. Langsung bereaksi, mereka pun kembali melayang di udara. Kelima bersaudara itu bersiap menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi.
Di luar dugaan mereka, ternyata tubuh raksasa Jinopis perlahan-lahan mengecil. Dan kembali seperti sediakala. Jinopis pun telah kembali ke dalam wujudnya semula.
FPF yang melihat perubahan itu, langsung melayang turun ke bawah. Mereka menunggu Jinopis yang belum tersadarkan dari pingsannya. Tidak berapa lama, Jinopis pun sadar. Dan langsung berdiri menghadap ke arah FPF.
"Siapa kalian?" tanya Jinopis.
"Kami Five Power Flowers," jawab Sakura.
"Dimana aku sekarang?!" kembali Jinopis mengajukan pertanyaan. Wajahnya terlihat kebingungan. Dia melihat ke kanan dan ke kiri. Seakan dia tidak menyadari apa yang telah dialaminya.
"Kamu sekarang berada di tanah lapang." Sakura kembali menjawab pertanyaan Jinopis. Masih dalam keadaan bingung, Jinopis mengamati tubuhnya yang tidak mengenakan baju. Dia merasa heran dengan keadaan dirinya.
"Kenapa kamu lakukan ini semua?" Sakura balik bertanya.
"Aku tidak bisa menerima kematian ayahku." Jawabnya.
"Beritahu kami! Apa saja penemuan ayahmu yang membahayakan semua orang?" Dengan suara meninggi, Sakura berusaha menekan Jinopis.
"Aku tidak akan memberitahu kalian," jawab Jinopis sembari memalingkan wajahnya.
"Cepat....! Katakan!" Sakura terus mendesak. Tapi, Jinopis bungkam. Dia tidak ingin memberitahunya kepada Sakura dan keempat saudaranya.
Mendengar jawaban Jinopis yang mempermainkan FPF. Sakura langsung menunjukkan cambuk akar pohon yang masih dipegangnya. Jinopis yang melihat cambuk di tangan Sakura, mendadak wajahnya berubah pucat. Dia mengetahui kehebatan dan kedahsyatan cambuk akar pohon. Dengan suara berat dia pun menjawab pertanyaan Sakura.
"Sinar penyerap tubuh."
"Pil pembesar tubuh."
"Dan satu lagi akan meledak dalam beberapa jam ke depan." Lalu, Jinopis pun menundukkan wajahnya.
"Apa itu?" tanya Sakura terkejut.
"Iya, apa yang akan meledak?" Camelia mempertanyakan hal yang sama dengan Sakura.
"Ha.....ha.....ha.....!!!"
"Kalian akan merasakannya!" dengan sangat senang Jinopis mentertawakan Sakura dan keempat saudaranya.
Dengan penuh amarah, Sakura pun memukulkan cambuk akar pohon ke tanah. Hingga tanah yang dipijak Jinopis terbelah dua. Jinopis pun berusaha menyingkir. Tapi, Sakura terus mendesaknya dengan memukulkan cambuk akar pohon ke tanah. Jinopis melompat ke sana kemari menghindari pukulan cambuk akar pohon.
Camelia dan ketiga saudaranya justru saling berpandangan. Mereka terus berfikir. Dan mengira-ngira sesuatu apa yang akan meledak dalam waktu beberapa jam ke depan. Jinopis yang melihat FPF kebingungan, dia pun menyunggingkan senyumnya.
Sakura yang sudah tidak tahan dengan ejekan Jinopis. Langsung bertindak.
"Five Power Flowers, beraksi!" teriak Sakura. Mendengar teriakan Sakura, Camelia dan yang lainnya langsung bersiap. Mereka menunggu perintah Sakura selanjutnya.
Jinopis yang melihat FPF akan kembali melancarkan aksinya. Segera mengangkat kedua tangannya dan menyatakan menyerah.
"Aku akan mengatakannya!" kata Jinopis dengan suara melemah.
"Tapi, antar aku kembali ke rumahku."
"Apakah bangunan tua itu rumahmu?" tanya Peony.
Jinopis pun mengangguk. Lalu, kelimanya menggiring Jinopis kembali ke bangunan tua.
"Kita sudah sampai, dimana alat peledak itu?!" tanya Sakura.
Jinopis pun mengajak FPF masuk ke dalam bangunan tua miliknya. FPF pun mengikuti langkah Jinopis. Setibanya di dalam bangunan tua. Sakura kembali mengajukan pertanyaan.
"Dimana alat peledaknya?"
"Di dalam sini, aku tidak ingat posisi tepatnya!" jawab Jinopis.
Five Power Flowers pun langsung menyisir bangunan tua. Kelimanya sibuk mencari alat peledak yang dimaksud Jinopis. Tanpa disadari oleh kelimanya. Perlahan-lahan Jinopis keluar dari bangunan tua.
Tiba-tiba, semua pintu yang terdapat di bangunan tua tertutup secara otomatis. Jinopis pun merasa sangat senang. Karena, ia berhasil mengaktifkan kotak pengontrol yang ditimbunnya di halaman bangunan tua. Kotak pengontrol itu telah didesain oleh Lamaxeo ayahnya sendiri. Kotak tersebut memiliki beberapa tombol pengontrol yang terhubung dengan bangunan tua. Diantaranya tombol pintu otomatis dan tombol peledak bangunan.
Tombol pintu otomatis telah ditekan oleh Jinopis. Dengan tersenyum bahagia dia pun akan menekan tombol terakhir, tombol peledak bangunan tua. Setelah itu tamatlah riwayat Five Power Flowers.
Five Power Flowers yang mendengar suara pintu terkunci secara otomatis. Segera menyadari kalau mereka telah dikelabui oleh Jinopis. Mereka pun mencari pintu keluar dari bangunan tua. Tapi, kelimanya tidak menemukan jalan keluar. Semua pintu sudah terkunci rapat.
"Cepat.....!!!!"
"Kita keluar dari bangunan ini!"
"Aku mendengar getaran peledak di bangunan ini!" teriak Camelia.
Di halaman bangunan tua, Jinopis bersiap menekan tombol peledak.
"Matilah kalian semua!"
"Ha.....ha.....ha.....!!!!!" sambil tertawa terbahak-bahak, Jinopis pun menekan tombol peledak. Dan akhirnya, terdengar ledakan dahsyat dari dalam bangunan tua. Ledakan dahsyat itu menghancurkan seluruh bangunan, hingga tersisa puing-puing kecil berserakan.
"Ha.....ha.....ha.....!!!!!"
��Aku bebas...!"
"Semuanya sudah berakhir!" teriak Jinopis kegirangan.
"Belum berakhir!" sebuah suara menyahut teriakan Jinopis.
Mendengar ada suara yang menyahut, Jinopis pun menghentikan tawanya. Dia lalu membalikkan badannya. Melihat ke sana kemari, mencari sumber suara itu. Tapi, dia tidak melihat siapa pun di dekatnya.
Jinopis pun mulai ketakutan. Dia lalu berlari menjauh dari puing-puing bangunan tua. Tapi, langkah kakinya terhenti. Saat seseorang berteriak dari atas.
"Hai, pengecut!"
"Rasakan ini!"
"Lilitan benang sari, keluarlah!" Suara Sakura yang keras, menggetarkan nyali Jinopis. Dia pun melihat ke atas. Ternyata Five Power Flowers masih hidup dan selamat dari ledakan dahsyat.
Five Power Flowers pun menghadapkan kedua telapak tangan mereka ke arah Jinopis. Dengan cepat benang sari keluar dan menjalar menuju Jinopis, lalu melilit kakinya.
Jinopis pun terjatuh dan lilitan benang sari terus menjalar melilit tubuhnya. Hingga akhirnya tubuh Jinopis pun dipenuhi lilitan benang sari. Kecuali, kepalanya saja yang masih terlihat.
Jinopis meronta kesakitan. Tapi, lilitan benang sari tidak dapat melonggar. Justru rontaan Jinopis membuat lilitan benang sari bertambah kuat melilit tubuhnya.
Five Power Flowers pun melayang turun ke bawah. Dan kembali ke wujud mereka semula. Tiba-tiba, dari arah berlawanan kakek Dato datang bersama beberapa anggota kepolisian.
Para anggota polisi itu pun langsung mengamankan Jinopis. Dan memasang police line di lokasi kejadian. Mereka langsung menyelidiki perihal meledaknya bangunan tua. Dan mengumpulkan berbagai barang bukti untuk menjerat Jinopis ke dalam jeruji besi.
"Maaf pak! Bolehkah saya meliput berita hari ini?" tanya Sakura kepada salah seorang polisi.
"Oh, boleh!" jawab pak polisi.
"Apa anda sudah mewawancarainya?" Pak polisi balik bertanya.
"Sudah, pak!"
"Tadi saya sudah mewawancarainya secara detail," jawab Sakura sembari tersenyum.
"Kalau begitu silahkan lanjutkan!"
"Baik, pak! Terima kasih!"
Sakura pun mengacungkan ibu jarinya ke arah kakek Dato dan keempat adiknya. Dia memberi isyarat, kalau dirinya sudah mendapat ijin untuk liputan. Tanpa membuang waktu, Sakura pun meminta Peony untuk merekam liputannya. Nanti hasil rekamannya akan dia tunjukkan kepada orang kantor.
Dengan senang hati Peony pun menuruti permintaan kakaknya. Dia pun mengambil handycamnya untuk merekam liputan Sakura. Liputan Sakura pun berlangsung dengan lancar disaksikan oleh pihak kepolisian, kakek Dato dan keempat saudaranya.
Selamat petang pemirsa.
Saat ini saya berada di lokasi ledakan dahsyat yang menggetarkan kota.
Tepatnya di sebuah bangunan tua.
Bangunan tua yang berada di belakang saya ini, mulanya milik Lamaxeo. Bangunan tua tersebut, dia bangun untuk istri dan anak tunggalnya yang bernama Jinopis.
Namun, setelah istrinya meninggal dunia. Dan dia disingkirkan oleh para sahabatnya. Akhirnya, dia memilih bersembunyi di bendungan lama.
Selama bersembunyi Lamaxeo mendidik putranya yang bernama Jinopis dengan berbagai keahlian. Hingga Lamaxeo tewas mengenaskan di bendungan lama.
Berdasarkan informasi yang ada dikatakan, bahwa sebelum Lamaxeo tewas dia meninggalkan beberapa penemuan kepada Jinopis.
Di antaranya adalah Sinar penyerap tubuh, Pil pembesar tubuh dan Alat peledak.
Ketiga penemuan Lamaxeo yang diwariskan kepada Jinopis tersebut, sangat membahayakan keselamatan orang banyak.
Dan pada saat saya meliput berita ini. Saya yakinkan kepada pemirsa sekalian bahwa ketiga penemuan Lamaxeo itu telah hancur.
Sedangkan Jinopis sendiri telah diamankan oleh pihak kepolisian.
Dan kemungkinan besar akan mendekam di dalam jeruji besi selama beberapa tahun ke depan.
Demikian liputan saya kali ini.
Dan sampai jumpa.
#######################################
Akhirnya, kakek Dato sekeluarga dapat bernafas lega. Karena, semuanya terselesaikan dengan baik dan berjalan lancar. Jinopis yang ternyata anak dari Lamaxeo, sudah ditangkap oleh pihak kepolisian. Dan seluruh hasil penemuan Lamaxeo pun sudah musnah. Mereka sekeluarga pun memutuskan untuk segera kembali ke rumah.
Hari sudah gelap. Tapi, mobil yang ditumpangi oleh kakek Dato sekeluarga masih melaju di jalanan. Sakura yang kelelahan terlihat sudah terlelap di bangku belakang. Camelia yang berada di sebelah Sakura menyibukkan diri dengan bermain game. Peony dan Allamanda asyik bercerita tentang arwah gentayangan. Sedangkan Candy duduk tenang di sebelah kakek Dato yang sedari tadi mengemudi.
"Apa itu kek?!" teriak Candy dengan kuat. Hingga membuat kakek Dato mendadak menginjak pedal rem. Dan mengejutkan keempat kakaknya.
"Ada apa?" tanya kakek Dato.
"Itu kek! Aku lihat bayangan putih terbang di depan mobil kita," jelas Candy.
"Kamu jangan bercanda, dek!" sentak Sakura yang merasa tidurnya terganggu.
"Aku serius, kak!"
"Kita tunggu di sini!" pinta Candy.
Kakek Dato pun memarkir mobilnya di tepi jalan yang pencahayaannya remang-remang. Dan tiba-tiba saja, sesosok bayangan putih terbang di depan mobil mereka. Sontak saja kelima bersaudara itu berteriak bersamaan. "Aaaaaaaaaaaaaaaaaaa......!!!!"
###########################################