Aku membuka surat dari Jeff dan membacanya di dalam kereta :
"Teruntuk untuk kekasihku tercinta ... Ella,
Aku meminta maaf, mengenai pertunanganku dan sikapku mengacuhkanmu selama pesta berlangsung. Aku tahu ini akan menyakitimu, acara pertunangan itu aku peroleh 2 hari aku sebelum aku pulang ke London, aku terkejut tidak secepat itu, karena aku masih kuliah ! tapi kau tahu mamaku seperti apa, mungkin bibi Samantha sering bercerita kepadamu, aku sayang bibi dan selalu menjadi teman curhatku sejak aku kecil, aku orangnya pemalu Ella ! aku tak punya teman, dan sedikit bodoh.
Tapi kamu merubahku Ella, sungguh ! aku baru mengetahui ada perempuan seberani kamu. kau tahu aku sudah mengetahuimu sejak umurku 10 tahun. Sebelum pertemuan kita di pesta dangsa debut waktu itu. Bahkan kita pernah makan es krim dan permen bersama. Tapi sayang kamu seperti lupa denganku. Sejak itu aku mulai menyukaimu Ella dan berubah menjadi cinta sejak debutmu.
Aku janji Ella, dan tunggulah aku. Ini hanya pertunangan bukan pernikahan, karena aku sudah mengajukan syarat pernikahan akan dilakukan setelah 2 tahun aku lulus kuliah. Aku tahu itu sedikit lama bagi kita, tapi tunggulah aku akan melamar dan menikahimu ...
Jeff Walter Marshal "
Itulah isi surat dari Jeff untukku, Bodoh ! aku tertawa, tentu saja aku ingat semua tentang hal itu, aku mencium surat itu. Aku janji Jeff. aku bernafas lega, dan mengusap air mataku yang tadi terjatuh karena sedih.
Perjalananku dengan kereta berakhir di sebuah kota sebelum kotaku sendiri WoodChester, tempat ini adalah tempat wisata pantai yang termasuk terkenal di berbagai kota di dekatnya termasuk kotaku. Aku dan Ayah beberapa kali menginap di sini bahkan dulu aku punya villa yang dibeli ayah untuk tempat berlibur. Sayang villa itu sudah di jual.
Aku menginap di salah satu hotel terbesar dan paling bagus disini, harus di akui hotel ini milik Sir Henry tapi ya, sudah tidak apa-apa karena aku membawa barang berharga di tas koperku.
"Silahkan, ini kunci kamarnya nona Ella !" resepsionis yang ramah memberikan kunci kamarku, seorang pelayan membawaku koper dan mengantar ke kamar, ketika menunggu di lift tanpa di duga aku bertemu David Spencer putra dari Sir Henry dia terkejut melihatku di hotel ini.
"Oh, ternyata ada tamu jauh !" ujarnya dia menatapku dari ujung rambut dan kaki. Aku diam saja.
"Sepertinya kita akan sering bertemu nona Isabel !" ujarnya tersenyum dan pergi aku tertegun apa maksudnya, tapi lift sudah terbuka aku masuk kedalam.
Kamarku termasuk bagus, ada balkon dengan akses pemandangan pantai di luar, ya hotel ini memang dipinggir pantai. Udara pantai, sinar matahari sangat menyenangkan, sebenarnya di WoodChester juga ada tapi masih sepi. Hari ini aku akan istirahat besok aku akan pergi ke bank of London cabang kota ini. Kota ini lebih besar dari kotaku.
----------
Hari sudah sore aku memutuskan untuk mandi dan akan makan malam di bawah, setelah selesai mandi aku memakai pakaian yang ku beli di London, dan kemudian turun ke bawah. Di lobby aku menuju area restoran ketika masuk aku ditanya oleh pegawai dan kusebutkan namaku, ia mengantarku ke meja makan semua orang menatapku. Sepertinya agak aneh dengan pakaian ku yang lebih moderen tidak kuno lagi.
Disini saja sebagai kota wisata sudah seperti ini, bagaimana bila aku memakai pakaian ini Di WoodChester ? jaman sudah mulai berubah tidak lagi kuno seperti jaman dahulu. Fashion selalu mengikuti perubahan jaman.
"Silahkan duduk miss !" seorang pelayan menarik kursi untuk aku duduk, aku mengangguk berterima kasih.
"Anda ingin memesan khusus atau prasmanan ? disana kami menyiapkan berbagai makanan siap ambil ! tapi bila memesannya secara khusus, koki kami akan memasak makanan spesial untuk anda !" jelas pelayan lelaki.
"Apa harganya sama atau berbeda ?" tanyaku, sambil melihat buku menu.
"Tentu saja beda nona !" jawab pelayan. Aku terdiam sebentar.
"Untuk malam ini, aku memilih prasmanan saja dahulu, aku ingin mencoba berbagai makanan disini !" jawabku mengambil keputusan.
"Baiklah, nona kalau begitu anda boleh mengambil sepuasnya yang ada inginkan !" ujar pelayan kemudian pergi.
Akupun menuju tempat prasmanan dan memang berbagai macam makanan tersaji dan rata-rata pengunjung di sini mereka memilih ini untuk makan bila bersama keluarga, sedang pasangan lebih memilih makanan khusus.
Ketika sedang memilih aku terkejut karena Daniel sudah berada disampingku lagi entah sejak kapan.
"Sayang sekali, kamu memilih ini dibanding makanan khusus kami yang enak !" ujarnya seperti terus mendekatiku, aku memperhatikannya tidak ada cincin di tangannya.
"Itu bukan urusanmu tuan Daniel ! terserah aku mau apa, yang makan kan aku !" jawabku tidak perduli omongannya.
"Oh oke ! padahal ada lobster khas hotel ini yang sangat terkenal !" katanya sambil mengikuti terus kemanapun aku pergi. Aku tidak mengindahkannya.
"Hmmm ... ternyata kamu suka makan banyak juga ! tidak takut gemuk kah ?" ketika melihat porsi makan ku yang berlebih.
"Aku tidak sungkan kalau sedang lapar ! aku tidak pernah gemuk walau makan banyak ! tak ada kata diet dalam kamusku ! permisi !" jawabku sambil pergi dia tersenyum saja.
Aku pun makan, lumayan enak. Tak lama seorang pelayan datang membawa makanan lain yaitu lobster ! aku terkejut.
"Maaf aku tidak pesan ini " ujarku kepada pelayan.
"Maaf nona, ini dari bos kami, khusus untuk anda !" jawab si pelayan sambil menunjuk ke seseorang ternyata itu Daniel, dia pun mendekat.
"Ini spesial untuk nona Ella !" aku menatapnya.
"Apa maksudnya ini ?" tanyaku kepadanya.
"Ini untuk calon istriku !" jawabnya sambil tersenyum. aku tertegun.
"Istri, ? bukannya sudah punya calon ?"
"Ya calonnya kamu lah !" dia duduk dihadapanku.
"Jangan berharap !" tungkasku, dia tersenyum.
"Kamu tahu ? pertunangan kita tidak pernah dibatalkan sama sekali ! jadi kalau kau mau perusahaan ayahmu bisa kembali, menikahlah denganku ! aku akan memberikan semuanya untukmu !" jelas Daniel.
"Tak akan pernah, aku tidak mau menikah denganmu sampai kapan pun !" jawabku sambil menatap tajam ke arahnya.
"Tentu harus, sayang ! karena kalau tidak mau, rumahmu akan disita !" jawabnya santai.
"Enak saja, itu tidak ada hubungannya dengan hutang perusahaan ! selain itu apa tidak cukup bagi kalian mengambil semua perusahaan ayahku yang nilainya cukup besar itu !" kataku marah pada Daniel dan tentu saja kepada ayahnya Sir Henry yang licik.
"Kamu sepertinya tidak tahu banyak tentang bisnis, nona Ella ! bila kita sedang kesulitan apapun akan dilakukan, termasuk menggadaikan perusahaan bahkan rumah ! itu artinya ayahmu sedang kesulitan besar !"
"Aku tidak perduli, awas kalian bila sampai mengungkit rumah dan tanahku !" aku berdiri dan hendak pergi.
"Oke, aku bisa menegosiasikan tentang itu dengan ayahku ! tapi pernikahan kita tidak bisa di batalkan ! ini surat buktinya yang ditanda tangani sendiri oleh ayahmu sendiri !" dia berkata itu sambil memegang tanganku dan menyelipkan surat itu ditanganku.
"Kalau kau setuju, ini hanya pernikahan perjanjian, sampai semua hutang ayahmu lunas !" Daniel berdiri dan menatapku dengan sangat dekat. "Semuanya ada disitu pikirkanlah ini untuk masa depanmu sendiri !" aku melepas pegangannya dan langsung pergi, tak terasa ait mata ku menetes, sialan !
Bersambung ...