Tahun 1943 menjadi tahun penting dan prihatin bagiku serta seluruh dunia, perang dunia 2 dimulai terjadi dimana-mana, Britania Raya pun mulai terlibat diberbagai pertempuran dunia. Di Eropa kita berhadapan dengan tentara Jerman yang berusaha memasuki Inggris melalui Perancis yang telah terlebih dahulu dikuasai Jerman.
Beberapa kali pesawat Jerman terlihat terbang di langit udara Inggris, yang menyebabkan beberapa kehancuran terutama kota London, untungnya tidak begitu di WoodChester tidak terlalu kena dampaknya, aku sangat begitu mengkhawatirkan Daniel dan Arthur yang ada di kota London, sampai saat ini aku tidak tahu nasib mereka. Mendengar setiap kali berita pengeboman dan para korban perang di radio membuat hatiku was-was apakah mereka baik-baik saja.
Kami pun disini memutuskan membuat bunker pengaman di bawah tanah untuk berlindung dari serangan tentara Jerman. Untuk sementara perusahaan aku tutup untuk menghindari sesuatu yang terjadi, para penduduk terutama para bangsawan WoodChester pun berpencar ke berbagai tempat.
Lauren baru berusia 5 tahun saat ini, para pemuda pun berbondong-bondong mendaftar untuk ikut berperang. Ada 5 orang dari keluarga besarku yang ikut ke medan perang, setahun lalu sampai saat ini mereka belum diketahui nasibnya. walau begitu perkebunan anggur dan sayur tetap berlanjut.
----------
Suatu malam ketika sedang tertidur, terdengar suara alarm tanda bahaya yang di pasang di sejumlah titik termasuk wilayah aku tinggal berbunyi meraung-raung. Aku bangun dan memangku Lauren, ternyata semua juga terbangun.
"Ayo cepat kita pergi ke bunker !" teriakku kepada semuanya.
Kami pun berlari dan bersembunyi di bungker yang cukup dalam dan luas bisa menampung banyak orang. Tak lama terdengar suara bunyi ledakan beberapa kali.
"Mommy !" teriak Laurent ketakutan, aku memeluknya erat sementara semua berdoa untuk diberi keselamatan.
Suara pesawat seperti terbang di atas kami terdengar dan beberapa kali terdengar ledakan serta juga bunyi tembakan semua berlangsung hampir selama 1 jam cukup lama. Setelah itu tidak ada lagi suara kapal terbang melintas.
"Apa sudah berhenti ?" tanya Martha.
"Aku akan Lihat !" Greg bangun untuk melihat keluar.
"Jangan dulu ! kita tunggu 15 menit lagi baru keluar !" perintahku aku takut terjadi apa-apa. Semua terdiam, setelah itu baru kami semua keluar dan masuk ke dalam rumah, untuk menenangkan diri, tiba-tiba Ted datang dengan nafas tersengal.
"Madam, pelabuhan Woodchester di bom !" dan beberapa bagian kota hancur !" semua terkejut dan terdiam.
"Ya tuhan, semoga tak ada korban jiwa !" aku terdiam tak bisa berkata apapun.
Keesokan harinya, kami mendengar berita kalau ada korban 10 orang tewas dan ada beberapa gedung hancur, termasuk pelabuhan WoodChester, sebagian orang mengungsi karena peristiwa ini. Aku memutuskan memeriksa gedung kantor perusahaan dan meminta menjaga Laurent.
"Tolong jaga Laurent, Martha !" kataku kepada Martha.
"Baik Madam !"
"Momny aku mau ikut !" dia memelukku.
"Tidak sayang, kamu bersama Martha ya ? mommy tidak lama kok !" aku memangku Laurent dan memberikanya kepada Martha ia menangis tapi tak ku perdulikan, aku pergi dengan kereta kuda menuju kota bersama Greg.
"Menurut informasi beberapa waktu lalu ada kapal perang kita singgah sebentar di pelabuhan WoodChester, karena anda tahu kan pelabuhan London hancur di serang Jerman keparat !" Greg terlihat marah, aku bisa mengerti tapi ada darah ibuku orang Jerman, tapi tidak semuanya seperti hanya segelintir saja yang jahat.
Dan tak lama kami tiba di WoodChester yang sebagiannya gedungnya hancur termasuk bank milik Sir Henry, aku tidak tahu dimana ia, mungkin mereka sudah mengungsi. Aku harap Devon dan Hotelnya baik-baik saja.
Ah Syukurlah, gedung perusahaan baik-baik saja, aku juga meminta Greg ke kota pelabuhan karena ada beberapa temanku ada disana apa mereka baik-baik saja. Ketika sampai di pelabuhan aku dan Greg tertegun semua hancur lembur, tapi untunglah semua baik-baik saja.
"Madam Ella, kemarilah kami menemukan seorang tentara yang terluka parah di pantai dan sekarang kami rawat !" ujar salah satu temanku, aku pun melihat keadaan tentara itu.
"Menurut Madam apa dia orang Jerman ?" tanyanya karena wajahnya tidak terlihat seperti orang Inggris.
"Aku tidak tahu Rose ! tapi kalau dilihat dari seragamnya tentara Inggris !" jawabku. Dia mengangguk
"Apa kita bawa ke rumah sakit ?"
"Kurasa tidak Rose, kami tadi melewati rumah sakit sebagian bangunannya hancur !"
"Lalu kita harus bagaimana dengan lelaki ini, maaf madam rumahku kecil !"
"Sudahlah Rose, aku akan membawanya ke rumah ! oh ya apa kalian tidak mengungsi di tempatku saja ?"
"Tidak madam, terima kasih !" jawab Rose.
"Oke, tapi kalau perlu bahan makanan datang saja ! situasi ini akan cukup lama dan pasti harga pada naik !"
"Baik madam aku akan datang !"
Akhirnya tentara itu di bawa ke kereta kuda untuk dibawa ke rumah, tak lama kami pun sudah tiba di rumah semua kaget ketika aku membawa tentara yang terluka parah, ku panggil dokter pribadiku, yang untungnya belum mengungsi.
-----------
"Bagaimana dokter?" tanyaku bertanya keadaan lelaki itu.
"Syukurlah, dia tidak apa-apa hanya luka tembak saja dan aku sudah berhasil mengeluarkan peluru dari tubuhnya, oh ya sepertinya dia orang Austris ! ada campuran jernan di bahasanya !" jawab dokter Johan.
"Terima kasih dokter !"
"Oh ya ini obatnya !" memberikan obat untuk lukanya, aku mengangguk.Dan mengantarnya ke depan rumah.
Tanpa terasa waktu terus berlalu, situasi perang memang belum usai tapi kota WoodChester, mulai berbenah dari serangan tentara Jerman, ada harapan ketika tentara Amerika bergabung dengan tentara sekutu, dan mereka berhasil merebut Perancis dari tangan Nazi Jerman.
Lelaki tentara itu sudah sadar walau lukanya masih belum sepenuhnya sembuh, diketahui nananya Frederich dia memang berasal dari Austria, setelah negaranya diserang oleh Jerman ditambah konflik perebutan kekuasaan. Menurut pengakuannya dia masih keturunan kerajaan Austria yang terakhir yang cerai berai karena kejadian itu, semuanya berpencar salah satunya ke negara Inggris. Mereka telah tinggal disini sekitar 10 tahun.
Usianya sekitar 27 tahun tidak jauh berbeda dengan diriku, Dia tahu kerajaannya sekarang ini sudah hancur. Dia kemudian bergabung dengan angkatan perang kerajaan Inggris dan ketika itu pasukannya bermaksud untuk menyerang Perancis tapi sayang keburu ketahuan dan malah di serang, kapal mereka hancur dia sempat melompat ke laut, tapi itu belum cukup pesawat Jerman pun menembaki semuanya.
Dia berwajah tampan, berambut hitam ikal. secara fisik sama dengan Daniel yang membedakan hanya kumis tipisnya saja. Entah kenapa Laurent begitu dekatnya, mungkinkah ia merindukan sosok ayah ? astaga, apa yang sedang ku pikirkan !
Suatu hari aku sedang melihat dan memeriksa kebun Anggurku, kini berbuah kembali, syukurlah di situasi sekarang ini kita beberapa kali panen anggur.
" Mommy !" aku terkejut mendengar teriakan putriku, aku tertegun ketika melihat Laurent di gendong Frederich.Kini keduanya berada di depanku.
"Maafkan aku, Laurent ingin kesini !" ujarnya tersenyum. Laurent pun turun dengan riang berlari kesana kemari.
"Buah anggur yang indah !" ujarnya dan mengambil sebutir buahnya yang memang matang.
"Wow, ini enak sekali ! Laurent ini untukku ?" aku melihat Laurent memberikan buah anggur kepadanya.
"Apa buahnya siap panen ?" aku mengangguk.
"Ya seminggu lagi ! sampai rasanya lebih manis !" jawabku.
"Apa akan dibuat wine ?" aku mengangguk, kami bertiga berjalan di sepanjang kebun anggur sambil mengobrol setelah itu beristirahat.
"Aku akan pergi ke London untuk melapor besok lusa !" aku meliriknya.
"Oh, apa akan ikut berperang ?" tanyaku sedikit khawatir, karena lukanya.
"Aku belum tahu ! tapi bisa saja, untuk membantu sekutu ! aku ingin berterima kasih atas semua pertolonganmu !' ujarnya dan melirik kepadaku.
Bersambung ...