Sehari kemudian kondisi fisikku sudah mulai membaik, dan aku diperbolehkan untuk bertemu Arthur William Spencer nama itu diberikan sendiri oleh Daniel, aku tidak tahu dia mirip siapa, karena masih kecil wajahnya selalu berubah-ubah yang jelas dia sangat tampan dan matanya biru laut itu seperti Jeff ...!
beberapa hari kemudian aku bisa berdiri dan berjalan, aku sebenarnya ingin bertemu dengan bibi Samantha yang ku ketahui sedang sakit. tapi oleh dokter aku tidak boleh berjalan jauh. Dan harus istirahat total. beberapa waktu kemudian satu hari sebelum pulang, aku pun bertanya kepada suster di rumah sakit.
"Apa Samantha Walter masih dirawat disini atau sudah pulang ?" tanyaku.
"Tunggu sebentar, oh dia sudah meninggal seminggu yang lalu !" jawab Suster aku terkejut bukan main.
"Sudah meninggal ? seminggu yang lalu ? bukan kah ini hari ke 4 sejak aku siuman dari pasca melahirkan ?" tanyaku tak percaya.
"Anda tidak sadarkan diri selama 3 hari, 2 hari masa kritis karena kehabisan darah setelah melahirkan !" jelas suster, tubuhku merasa lemas dan tanpa sadar air mataku menetes dan menangis.
Kini aku berada di taman pemakaman, di depan kuburan bibi Samantha. Daniel menungguku di depan pintu gerbang sambil memangku Arthur dia tidak bisa masuk ke dalam karena ia masih kecil. Aku menangis di hadapan kuburannya dan meminta maaf atas kesalahanku, ku simpan buket mawar merah di batu nisan ini kesukaannya dan kuberitahu juga bahwa cucunya sudah lahir ia memintaku memasukan nama William ayahnya bibi Samantha kedalam nama putraku.
Aku pulang, kini tidak ada lagi seseorangpun yang ku anggap sebagai pengganti orang tua selain bibi Samantha. Arthur menangis sepertinya ia mengerti tentang kesedihanku aku memeluknya dan menciumnya.
"Maafkan mama sayang !" ujarku menenangkan dirinya dan dia pun tertidur nyenyak.
--------------
6 bulan kemudian, terjadi peristiwa yang mengejutkanku Arthur di bawa Lady Joana tiba-tiba. Tentu saja aku marah kenapa dia membawa Arthur begitu saja dan aku mendatangi kediamannya.
"Maaf Lady dimana putraku kenapa kamu membawanya ?" tanyakku, aku masih menghormatinya.
"Maaf Ella ini sesuai dengan perjanjian kita !" jawab Lady Joana tenang.
"Apa maksudmu Lady Joana ?" aku tidak mengerti.
"Sudah ku bilang kan untuk memberi Daniel seorang anak ?"
"Tentu saja, aku yang melahirkannya anda tahu sendiri !"
"Ya, memang betul tapi maaf Ella, aku tidak mau Arthur mengenal ibunya !" aku terkejut tak percaya dengan pendengaranku.
"Pernikahanmu hanya kontrak ! jadi kamu tidak berhak menjadi ibu dari Arthur ! bukankah yang kamu incar hanya perusahaan ayahmu dan juga tanah dan rumahmu saja ?" ujarnya.
"Tapi Lady Joana !"
"Aku mengerti Ella ! kamu bisa menikah lagi dengan lelaki pujaanmu dan memiliki anak lain ! biarlah Arthur menjadi bagian keluarga ini, jangan khawatir ayahnya pasti mengurusnya dengan baik karena ia anak satu-satunya dari keturunannya ! aku yakin ia tak mungkin berubah masih tetap orientasinya seperti itu !" jelas Lady Joana, tubuhku terasa lemas. mereka benar-benar jahat, selama ini aku merasa dipermainkan oleh semuanya. Ini tidak bisa kumaafkan.
Sejak saat itu perasaanku berubah menjadi dingin, Daniel mengetahui hal itu tapi ia tak bisa berbuat apa-apa. Aku memutuskan kembali ke rumahku yang dulu dan tak memikirkan apa pun, mereka terkejut ketika kuberitahu tapi kuberi tanda untuk merahasiakan ini. Daniel sendiri tidak keberatan.
-------------
Tak terasa sudah satu tahun, kembali panen anggur dan membuat wine. aku mencoba minuman wine yang sudah dipermentasi sebelumnya, dan rasanya luar biasa aku merasa bahagia. Aku belum memutuskan untuk membotolkannya, membutuhkan waktu yang tepat karena situasi di Eropa sedang memburuk. Kami baru saja mendengar Jerman menginvasi Polandia !
Hal itu memicu kekhawatiran seluruh negara Eropa, begitu pun di WoodChester semua orang membicarakan itu dimana-mana. Musim dingin pun tiba, aku masih statusnya sebagai istri Daniel, aku selalu hadir di acara pesta dan pertemuan, sekaligus datang ke Devon menikmati suasana pantai dengan sunyi dan sepi. Selama ini aku dilarang datang ke rumah keluarga Daniel lagi, mereka takut aku menculik Arthur.
Aku beberapa kali melihat Arthur yang sekarang sudah berumur setahun setengah, akhirnya aku tahu 50% persen mirip Jeff, 35% Daniel dan sisanya mirip aku wajah dan perawakannya, rambut dan tubuh mirip Daniel wajah dan mata mirip Jeff dan yang lainnya sepertiku. Dia menjadi bintang dikeluarga Spencer. Yang bisa kulakukan hanya menatapnya dari jauh.
Beberapa waktu kemudian, aku hamil lagi kini murni dari Daniel, hal itu beberapa bulan sebelum perceraianku dengan Daniel karena kontrak menikahku dengan dia sudah selesai. aku perkirakan akan lahir sebulan setelah bercerai dan memutuskan untuk tidak memberitahu Daniel ayahnya. Aku akan mengurusnya sebagai single parent. dan kebetulan anak yang ku kandung perempuan kali ini.
Waktu yang ditentukan pun terjadi, aku sudah mengurus perceraianku, Daniel berjanji akan menafkahi putriku tapi ku tolak, aku mendengar dia akan pindah ke London dan tentu saja Arthur akan dibawa ke sana, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Dari hasil perceraianku, selain aku kembali mendapat semua yang dijanjikan, Daniel memberikan hotel dan beberapa bisnisnya di WoodChester kepadaku. aku tidak keberatan.
Ketika mereka akan berangkat ke London aku memutuskan pergi ke stasiun dan aku melihat Arthur dari kejahuan sedang bermain bola, usianya kini 2 setengah tahun ia sangat tampan sekali, tak terasa air mataku meleleh dan menangis, rasanya aku ingin sekali memeluknya tapi tidak bisa padahal jarakku tidak jauh. tanpa diduga bolanya menggelinding ke dekatku dan ia berjalan mendekatinya, ku hapus air mataku.
"Ini bolanya !" aku menyerahkannya kepadanya.
"Terima kasih mam ! kenapa menangis ?" aku tertegun, dan menghapus air mataku.
"Tidak apa-apa, Arthur ! bibi akan memberikan hadiah, tapi ini menjadi rahasia kita berdua oke ?" dia mengangguk dan kukeluarkan sebuah bross medali, bukan sembarangan karena di tengahnya bisa dibuka akan ada fotonya ketika masih kecil ketika kupangku.
"Simpan ini jangan sampai hilang !" Arthur menatapku dan mengangguk aku memasukannya ke saku jaketnya.
"Bibi siapa ?" tanyanya.
"Tuuuutttt ... !"
"Sepertinya keretanya akan berangkat, pergilah ayahmu pasti mencarimu !" ia mengangguk dan pergi dia sempat membalik tubuhnya, aku cepat bersembunyi. aku kembali menangis,
"Tttuuuuuttt ... !" kereta pun berjalan, aku sempat melihat anak itu naik bersama ayahnya dan Lady Joana berserta keluarga yang lain. dan akhirnya menghilang.
---------
Sebulan setelah itu sesuai prediksi, aku melahirkan anak perempuan, kuberi nama Laurent, Lady Laurent Anderson lengkapnya, aku tidak lagi menggunakan nama belakang Spencer. Sejak saat itu aku menjadi seorang pengusaha, Milik perusahaan ayahku dan ditambah dari Daniel mantanku, sementara perkebunan kuserahkan ke orang rumah. Kini aku menjadi orang terkaya di kota kelahiranku WoodChester dan semua orang mengakui sebagai seorang bangsawan yang di hormati. Aku mengasuh dan membesarkan Laurent seorang diri, padahal banyak sudah lelaki silih berganti datang melamar kepadaku setelah perceraianku dengan Daniel dan menjadi seorang janda kaya, mereka datang dari berbagai kalangan, baik muda atau tua, bisnisman atau bangsawan. Namun semua ku tolak.
Bersambung ...