Makan malam berlangsung agak kaku bagi sebagian di rumah itu terutama keluarga besar Daniel, tapi tidak untuk aku dan Daniel. Aku begitu menikmati malam itu, begitu pun Daniel aku menatapnya dan tanpa di duga ia menciumku dan itu mengejutkan semua orang. mukaku memerah, Daniel menjadi lelaki kedua yang menciumku setelah Jeff.
Akhirnya makan malam selesai sudah para tamu berpamitan, begitu pun aku dan Daniel yang aksn mengantarku, tapi sikap keluarganya sangat dingin. Tapi kami tidak perduli.
"Kenapa kamu tidak memberitahu mereka ?" tanyaku kepada Daniel yang kini duduk bersebelahan.
"Untuk apa ? toh semua juga sudah tahu ! kita hanya mewujudkan hal itu saja kan ?" jawabnya santai.
"Mereka tidak suka kepadaku Daniel !" ujarku.
"Jangan khawatir, mereka tidak bisa berbuat apapun terhadapmu ! karena semuanya juga tahu itu sangat berisiko !" Daniel tersenyum.
-----------
Keesokan harinya aku mengumpulkan semua karyawan yang bekerja di rumahku, dan aku menceritakan semuanya alasan kenapa kini bersama Daniel.
"Lalu bagaimana hubungan anda dengan tuan Jeff ?" tanya seseorang yang juga tahu tentang aku dan Jeff. Aku terdiam dan menghela nafas.
"Dia sudah bertunangan ! dan aku tidak yakin bakalan diterima oleh keluarganya ! sekarang apa yang kulakukan hanya untuk kalian dan masa depanku sendiri ! aku tidak tahu bagaimana kedepannya bila semua hilang ! kebun anggur yang baru saja panen, Wine yang pertama kita buat, tapi yang terpenting adalah kenangan akan ayahku akan hilang begitu saja ! aku akan mengambil resikonya apapun itu ! aku tahu Jeff pasti akan membenciku untuk hal itu ! dan aku tidak bisa meminta bantuan kepadanya di situasi yang sekarang ini !" jelasku aku terdiam, tanpa terasa air mataku meleleh, Mary dan perempuan lainnya memelukku mereka tahu perasaanku,
"Nona, apa yang anda lakukan kami tetap akan dimendukungmu !" Meg memelukku erat.
"Terima kasih, kalian adalah keluargaku sekarang, aku tidak mau kehilangan semua yang ada disini !" aku membalas pelukan mereka.
Pertunangan dan pernikahahku dengan Daniel Spencer, menjadi gosip yang sangat menghebohkan kota WoodChester. Semua membicarakan kami berdua tanpa sedikit terlewat. Pernikahan kami berdua akan di gelar satu bulan lagi di Hotel Brighton kota Devon milik Daniel sendiri yang menjadi moment pertama kali kita bertemu.
Daniel juga sudah mempersiapkan semua perlengkapan pakaian pernikahan dengan gaya putri kerajaan Inggris. Yang jelas aku tidak mengeluarkan sepeser uang pun dari pernikahan ini. Tentu saja semua iri dengan apa yang aku peroleh, bisa di sebut pernikahan ini menjadi yang termewah untuk kota WoodChester sendiri, aku membiarkan semuanya yang mengatur adalah Daniel sendiri toh dia yang menginginkan semua pernikahan ini.
Walau kedua orang tua Daniel masih tidak setuju, tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Karena semuanya sudah tahu apa yang terjadi bukan rahasia lagi. Akhirnya pernikahan pun dilaksanakan, akad nikah dilakukan di gereja WoodChester. yang menggantikan mendiang ayahku adalah Thomas orang paling dituakan di keluargaku, dialah yang mengantarkan ku ke altar. Dari keluargaku yang hadir tentu saja semua pelayan dan pekerja serta beberapa temanku termasuk bibi Samatha, aku sengaja membeli banyak kain untuk membuat gaun bagus buat mereka semua agar terlihat terhormat dan anggun untuk perempuan. untuk lelaki terlihat gagah dengan jas tuxsedo. Sementara Daniel tentu saja keluarga besarnya, Sir Henry dan istrinya bernama Stephanie serta 3 kakak Daniel yang sudah menikah terlebih dahulu.
-------------
Pernikahan itu di hadiri juga oleh para sahabat dan teman serta relasi bisnis Sir Henry Spencer, Daniel berdiri di altar di dampingi teman dekatnya bernama Jim Peterson yang tak kalah ganteng. Ketika bell gereja berdenting aku melangkah dengan gaun putih dengan cadar panjang sampai kaki, di kepalaku ada tiara milik mendiang ibuku yang juga pernah digunakannya ketika menikah dulu. Walau ini pernikahan kontrak hanya 3 tahun tapi ini suguhan dan di sahkan oleh pendeta.
Semua menatap kagum dengan kecantikanku, aku sebenarnya berharap pernikahan ini aku lakukan dengan Jeff bukan Daniel tapi semua yang terjadi begitu cepat. Daniel terlihat tampan dan gagah diusia 28 tahun sementara aku 21 tahun. Aku pun tiba di altar dan saling berhadapan. Kami pun saling bertukar cincin. Dan akhirnya kami pun sah sebagai suami istri. Daniel mencium kening dan bibirku. Secara sah aku kini menyandang gelar tambahan Lady Isabella Spencer Anderson.
Pesta di lanjutkan di halaman belakang keluarga Spencer, kediaman Sir Henry sekeluarga, walau tersenyum ketika banyak ucapan selamat tapi sikap mereka seperti tidak rela. Makanan minuman tersaji sangat lezat. Semua berdangsa dan berpesta.
Tiba-tibak kakak ipar alias kakak perempuan Daniel datang mendatangiku dan berbicara sesuatu namanya Lady Joana.
"Selamat datang di keluarga kami, walau kamu masih belum diterima sepenuhnya setidaknya kamu sudah menyelamatkan muka kami !" ujarnya, aku tertegun tak mengerti.
"Apa maksud anda Lady ?" tanyaku.
"Apa kamu lihat pemuda yang menjadi best man suamimu dia adalah pacarnya Daniel ! namanya pasti kamu sudah tahu !" Lady Joana menatapku dan aku terkejut tak menyangka kalau Daniel seorang gay ?
"Itu tidak mungkin Lady ! Daniel terkenal karena playboy ! banyak wanita yang menyukainya !" aku masih tidak percaya.
"Aku kakaknya, Lady Isabella ! jadi aku tahu siapa adilku sebenarnya ! nah tugasmu memberikan anak untuknya agar dia bisa menutupi semuanya ! selain itu bersikaplah tidak tahu apapun dan menjadi istri yang baik ! walau aku tahu ini hanya 3 tahun tapi tetap tugasmu untuk menjaga rahasia dan kehornatan keluarga kami ! bila itu berhasil maka semuanya akan kami berikan kepadamu ! itulah syarat diajukan kepadamu ! Daniel tidak tahu hal ini !" Jelas Lady Joana kepadaku, aku terdiam.
"Baiklah aku setuju Lady !" jawabku.
"Bagus, Lady Isabella ! tak sia-sia Daniel memilihmu !" Lady Joana tersenyum.
---------
Setelah itu pesta dilanjutkan di hotel Brighton milik Daniel Spencer dan kali ini hanya untuk bersenang-senang, sekaligus bulan madu. Termasuk jalan-jalan ke kota London. Masa bulan madu idealnya bagi pasangan itu yang diimpikan, tapi bagiku dan Daniel tidak seperti itu. Sejak selesai pesta Daniel justru berpisah tempat tidur denganku dengan alasan tidak mau menggangguku.
Di kamarku yang ternasuk mewah aku merasa kesepian, aku tahu pernikahan kontrak dan pernah membenci Daniel sebagai musuhku ditambah sekarang ku tahu rahasia terpendam dirinya. Dikamar ini terdapat tumpukan kado pernikahan yang dibawa para tamu, dirumah pun masih ada dan belum dibuka juga. Oh ya sesudah menikah aku diminta Lady Joana sebagai perwakilan keluarga untuk tinggal di rumah milik Daniel sendiri.
Rumah ini tidak besar dan juga tidak kecil juga terdapat 5 tempat tidur, dua dibawah 3 dilantai atas, dengan halaman cukup luas dan berada di pusat kota WoodChester dan termasuk jalanan elit dikotaku karena sepanjang jalan ini banyak perumahan para bangsawan kota ini tinggal, termasuk keluarga Sir Henry. sebenarnya ada dua jalan disini salah satunya yang kami tempati.
Setelah berganti pakaian, aku melihat koper pakaian kepunyaan Daniel tertinggal di kamarku, sebenarnya tidak masalah tapi dia harus berganti pakaian sepertiku bukan ? aku membuka kopernya yang memang sudah agak terbuka, dan mengambil piyama tidur untuk Daniel. Aku keluar kamar dan menuju kamar Daniel yang memang masih satu lantai, hanya paling ujung dua kamar setelahku.
Ketika aku hendak mengetuk pintu, aku tertegun pintunya terbuka dan aku masuk dengan pelan.
"Daniel !" aku memanggil namanya pelan takut mengganggu. oh ya kamarku dan kamarnya ada ruang tamunya dan terpisah kamar tidurnya. Aku tertegun melihat pakaian jas Daniel berserakan di lantai, bukan hanya miliknya juga ada yang lain tapi bukan milik perempua tapi laki-laki ! aku terkejut, apa benar yang dikatakan Lady Joana ? aku ingin pergi, tapi perlahan aku menuju kamarnya Daniel. Di depan pintu kamar yang agak terbuka terdengar suara aneh dan ketika aku melihat ke kamar mataku terbelalak melihat Daniel sedang bergumul di tempat tidur dengan seorang pria ! aku menutup mulutku agar menahan tidak berteriak, dadaku berdebar aku membalikan tubuhku sambil menyimpan piama di meja ruang tamu dan bergegas pergi menuju kamarku ...
Bersambung ...