Chereads / PANGERAN UNTUK ELLA / Chapter 17 - Pengakuan, Perjanjian

Chapter 17 - Pengakuan, Perjanjian

Aku begitu terkejut dengan apa yang dilakukan dan kulihat barusan di tempat tidur Daniel, rasanya ingin muntah. Perutku mual dan aku kekamar mandi. Aku menatap diriku di cermin, kenapa dengan diriku, ini kedua kalinya aku dikecewakan oleh lelaki. Aku mengusap mukaku dengan air.

Pantas saja Daniel ingin menikah denganku, tidak dengan wanita lain yang mungkin saja memberitahu aibnya kepada orang lain. Sementara aku mempunyai tujuan khusus, maka aku tidak bisa sembarangan mengatakan apapun bila tidak akan hilang. Apa yang harus kulakukan untuk memenuhi syarat yang diminta keluarga Sir Henry untuk aku memberinya seorang anak ? padahal dia lebih menyukai lelaki dibanding perempuan ! tanpa sadar aku mengelus perutku, tidak ! disini ada benih Jeff aku tidak akan menyerahkannya kepada siapapun juga ! aku sudah berjanji apapun terjadi ini adalah cukup dia yang menjadi menggantinya.

Kepalaku terasa pusing, aku lelah rasanya ingin tidur setelah pernikahan dan peristiwa lainnya datang terjadi silih berganti menimpa diriku. Aku membaringkan tubuhku di tempat tidur, air mataku sudah kering karena banyak menangis, tak lama akupun tertidur nyenyak.

-----------

Keesokan paginya, aku terbangun dan merasakan sentuhan hangat karena ada yang memelukku.

"Jeff ..." bisikku pelan.

"Aku ...Daniel, Ella !" bisik seseorang membalasku, aku membuka mataku dan membalikan tubuhku dan benar ia adalah Daniel yang tidur disebelahku dengan menggunakan piyama tidur yang tadi malam aku ...

"Kenapa kamu ada disini Daniel ?" aku bangun dan turun dari tempat tidur.

"Kamu sudah tahu siapa aku bukan ?" tanyanya sambil menatapku dari tempat tidur.

"Aku ... tidak sengaja Daniel ! ketika aku ingin menyerahkan piyama itu !" aku memalingkan wajahku darinya.

"Kamu benci dan jijik kepadaku Ella ?" dia bangun dan berdiri dihadapanku.

"Aku hanya terkejut Daniel ! ini pertama kalinya aku ... melihat seperti itu !" jawabku menjelaskan situasi yang kemarin malam yang membuatku shock dan terkejut.

"Lalu apa yang akan kamu lakukan ? berhenti dan membuang kesempatan yang kuberikan ?" kini ia berdiri tepat di depanku.

"Tentu saja tidak Daniel ! aku tetap memenuhi perjanjian itu ! hanya satu yang tak kubisa aku lakukan ?" aku terdiam.

"Apa maksudmu, kamu hanya menikah denganku selama 3 tahun dan tak ada syarat lain !" aku menatap Daniel yang sekarang memegang pundakku.

"Ada Daniel ... !" kuceritakan apa yang Lady Joana inginkan.

"Sialan !" Daniel terlihat marah, aku tertegun.

"Kenapa kamu marah ? harusnya aku, bagaimana memenuhi syarat itu Daniel !"

"Ella, kamu tahu mereka pun mengajukan syarat itu kepadaku ! kalau tidak, aku kehilangan semuanya !" aku tertegun, tapi aku mengerti.

"Sekarang terserah kepada mu Daniel !" aku menghela nafas.

"Ella, maukah kamu mengajariku ? kita sama-sama Ella !" Daniel menatapku penuh harap.

"Mengajari apa Daniel, aku tidak mengerti ?"

"Kau tahu, semuanya ... pelukan, ciuman dan seks ..." jawabnya pelan, mataku terbelalak. Ini lelucon kan ? tanpa sadar aku tertawa.

"Kenapa kamu tertawa Ella ?" tanyanya heran.

"Maaf Daniel ! aku hanya ... tak habis pikir, kamu ingin aku mengajarimu semua itu padahal kamu sendiri seorang playboy !" jawabku.

"Itu hanya akting Ella ! aku melakukan itu hanya menutupi semuanya ! apa yang kulakukan tidak ada perasaan apapun !" ujarnya sambil mengusap wajahnya. aku tertegun.

"Ketika kamu menciumku ?"

"Sedikit Ella ! aku melihatmu sebagai gadis tomboy !" aku menatap tak berkedip mendengar apa yang dikatakannya. Ya tuhan !

Pagi itu aku dan Daniel hanya terdiam, tak ada pembicaraan antara kami berdua. Kembali aku menghela nafas.

"Daniel ... aku ingin memberitahu satu hal lagi kepadamu ! aku ... sudah tidak perawan lagi !" ujarku pelan.

"Lalu apa masalahnya ? aku tidak perduli !" jawab Daniel, tentu saja dia homo, coba kalau lelaki normal apalagi keperawanan sangat penting.

"Tentu saja, itu bagiku sangat penting !" jawabku.

"Oh lelaki bernama Jeff itu ? bukankah dia sudah bertunangan ?" aku menatap Daniel.

"Kamu tahu ?"

"Tentu saja kedua orang tuaku sangat dekat dengan keluarga Marshal terutama dengan calon istrinya Jeff mu itu ! dia masih terhubung keluarga dengan ibuku !" aku terkejut tak percaya. " Tapi waktu itu memang keluarga ku tak bisa hadir, mungkin nanti diacara pernikahannya tahun depan !" lanjut Daniel.

"Tahun Depan ?" tanyaku terkejut.

"Ya, setelah pacarmu Jeff lulus kuliah !" aku terdiam,

"Daniel, sejak awal aku sudah menduganya ! aku tahu, tapi aku ingin menyimpan ini sebagai hadiah darinya untukku ! aku mohon Daniel, bila ia lahir aku ingin dia bersamaku !" kataku berharap kepadanya dari sekarang.

"Itu berat Ella, tapi kita lihat saja nanti !" Daniel merangkul pundakku. "Terima kasih Daniel !"

"Oke sudahlah, kita mandi dan sarapan !"

"Lalu bagaimana dengan Jim ?" tanyaku, Daniel tertegun.

"Dia sudah pulang ! aku memintanya !" jawab Daniel.

-----------

Aku dan Daniel selama beberapa hari tinggal di Hotel, setelah itu kami berdua pergi ke London Inggris. Selain berbulan madu kami juga akan bertemu keluarga Daniel di sana. Kami menggunakan kereta yang sama dengan dulu aku dan Jeff pergi, yang membedakan hanya ruangan yang kami tempati lebih bagus, ada tempat tidur dan kamar mandinya, termasuk restoran dan bar.

Walau tidak lama, kami bisa istirahat dengan nyaman. Daniel mengajakku makan malam karena kita berangkat pada malam hari, besok pagi kami baru tiba di London. Ini pertama kalinya aku makan malam di atas kereta, makanannya sungguh lezat. Setelah itu kami beristirahat santai di bar sanbil minum-minum dan akhirnya kembali ke kamar, Kami berdua berciuman walau sedikit aneh. Setelah itu kami pun tertidur.

Kami berdua bangun dan mandi keesokan paginya, karena kereta sebentar lagi akan tiba dikota London. Setelah itu kami turun dan menuju hotel. Hotel kami menginap berbeda dengan yang dulu, disini lebih bagus dibanding dulu. Kami berjalan-jalan keliling kota London. Dan setelah itu beristirahat. Malamnya Daniel mengajakku ke Restoran terkenal di London, makanannya sangat Lezat dan enak. Bersantai di sebuah bar sambil minum-minum. Dan pulang ke hotel.

Keesokan harinya, Daniel mengajakku kerumah bibinya di pinggiran kota London. Sayang bibinya sedang tidak ada di rumah pergi ke luar kota, tapi itu tidak masalah Daniel mengajakku berkuda dan aku tidak keberatan. Dua kuda hitan dan putih kami kendarai berkeliling kediaman bibi Daniel yang luas, kami berhenti di atas bukit dengan pemandangan indah.

Kami saling bercanda dan berciuman, aku memakai pakaian khusus berkuda begitu pun Daniel, kami bergulingan di atas rumput, tanpa disadari pakaian kami sudah terbuka sama-sama telanjang, kurasakan benda hangat memasukiku.

"Daniel ... Aaahhh !" aku mendesah. Daniel menciumiku dan mulai menggerakan tubuhnya.

"Jim ... ooohhh !" terdengar erangan Daniel, aku tertegun tapi diam saja tak lama kurasakan gerakan Daniel makin cepat.

"Daniel ! " aku menjerit, mataku terbelalak karena ke puncak kenikmatan.

"Ooohhh Jiiimmm !" Begitu pun Daniel, dia pun ambruk di atas tubuhku.

"Maafkan Aku Ella ! aku ... !" Daniel menatapku, dan sialnya air mataku malah meleleh bukan bahagia tapi sedih.

"Tidak apa-apa kok Daniel !" jawabku. Kami berpakaian dan kembali ke rumah bibinya Daniel untuk mandi dan makan malam dan akhirnya kembali ke hotel.

Bersambung ...