"Tuh, apa kubilang ! ujar seorang perempuan tua dengan menggunakan perhiasan yang cukup banyak dari anting, kalung, gelang yang tidak hanya satu tapi banyak sehingga terdengar gemerincing serta cincin di tangan kanan kirinya. Ketika makanan pembuka berupa sup hijau disajikan, Dia hanya mengaduk-ngaduknya tidak langsung dimakan.
"Betul ! ini hanya sayuran saja ! mudah-mudahan ada daging empuk nanti !" seorang perempuan lain mengeryitkan wajahnya sedikit jijik. Aku pun ingin merasakan dan ternyata hambar maksudku enak sih ! hanya ... tidak ada rasa, hanya itu.
"Inilah yang disebut makanan diet ! dan kau tahu ada sebagian dari mereka dari awal sampai akhir menghidangkan sayuran, menurut mereka itu menyehatkan ! memangnya kita kambing atau sapi !" Dumelnya kesal, aku hanya tersenyum saja tak menyangka kalau bangsawan London sampai seperti ini.
Hampir sebagian besar di mejaku tidak menghabiskannya, aku hanya bisa setengahnya saja, andai disini ada garam atau merica pasti kutambahkan kepada sup ini. Para pelayan mengambil mangkuk tidak perduli kosong atau penuh. Dan makanan utama pun di hidangkan dan kali ini mereka sedikit gembira karena hidangannya ada dagingnya walau kecil tapi kentang dan saladnya cukup banyak.
"Lumayanlah dari pada tidak sama sekali !" ujar yang lain.
"Kamu tahu, aku selalu makan lagi bila sudah dirumah !" ujar perempuan lain yang memakai mahkota tiara seperti seorang ratu saja.
"Aku juga !" ujar yang lain dengan mulut penuh, dengan dandanan sedikit norak dan minyak wangi mahal yang cukup banyak digunakan sehingga baunya menyebar. Tapi ada satu yang tidak berkomentar sejak awal ia terlihat tenang, anggun, makan pun teratur sekali.
"Lady Julia bagaimana komentarmu tentang pertunangan keponakanmu !" tanya Lady Sarah yang banyak perhiasannya itu. aku tertegun dan menatap perempuan itu.
"Biasa saja, aku turut bahagia !" ia tersenyum tipis.
"Tentu saja, yang menentukan adikmu Lady Jane sejak anak pertama hingga si Jeff !" ujar yang lain. Dia diam saja.
"Aku tidak mau berurusan dengannya lagi, itu haknya dia !" jawabnya pelan.
"Dia menikah dengan orang biasa makanya dia sedikit dikucilkan !" seseorang berbisik di telingaku. aku tertegun.
"Lady Julia apa anda mengenal Lady Samatha Morton ?" tanyaku kepadanya ia nampak terkejut.
"Kamu mengenal dia ?" tanyanya heran. aku tersenyum.
"Tentu saja Lady, dia dan aku berasal dari kota yang sama WoodChester !" jawabku.
"Oh aku sudah lama tidak bertemu dengannya, kasihan dia terusir hanya karena menikah dengan pria pujaannya padahal dia akan dinikahkan oleh kedua orang tuanya dengan seorang Duke Arlington !' ujar seorang perempuan yang minyak wanginya menyengat. Semua mengangguk
"Betul sekali ! kalau sekarang menikahi dia mungkin sudah tinggal di Dublin Irlandia !" ujar yang lain. Sementara Lady Julia terdiam.
Akhirnya acara makan malam selesai, kami semua kemudian mengucapkan selamat kepada kedua tunangan setelah itu pulang ! aku tertegun haruskah aku melakukan itu ? Akhirnya dengan berat hati dan langkah tegap aku mendekati Jeff dia hanya menatap tanpa berbicara.
"Selamat ya untuk kalian berdua !" ucapku sambil tersenyum hanya itu, aku kini berhadapan dengan kedua orang tua Jeff dan sedikit membungkuk hormat.
"Tuan dan Nyonya Marshal, perkenalkan namaku Lady Isabella Anderson teman dekat dari tuan muda Jeff Marshal !" ucapku.
"Terima kasih atas kedatangan anda Lady Isabella !" jawab Sir Jack Marshal ramah ke padaku, aku tersenyum dan sedikit membungkuk tapi tidak dengan istrinya hanya diam tanpa menatapku, ini sudah cukup ! dan aku permisi pergi.
Didepan pintu keluar aku bertemu dengan Watson dia terlihat merasa bersalah tidak memberitahuku.
"Tidak apa-apa Watson ! aku kesini sebagai teman dari tuan muda !" kataku berusaha agar dia tidak merasa bersalah.
"Nona tuan muda, meminta agar nona diantar pulang naik mobil ! akan ada supir yang mengantar anda ! sekali lagi saya mohon maaf !" ujarnya masih merasa bersalah. Dan benar sudah ada mobil yang menungguku aku berpamitan kepada Watson dan ia mengangguk.
Di perjalanan aku melihat seseorang berjalan seorang diri aku terkejut itu Lady Julia ! kenapa tidak menggunakan kendaraan untuk pulang.
"Stop sir !" mobil pun berhenti.
"Lady Julia !" panggilku dia terkejut dan memalingkan wajah kepadaku.
"Lady Ella ?" tanyanya. aku mengangguk.
"Ayo ikut bersamaku, aku antar pulang !" ujarku tersenyum dan aku turun dan pindah kebelakang sambil membuka pintu mobil dan mempersilahkan Lady Julia masuk setelah itu aku masuk, sebenarnya sang sopir hendak turun tapi aku tolak. Mobil pun melaju.
"Oh mobil siapa ini ?" tanyanya tertegun.
"Mobil Jeff, nona Julia !" jawabku setelah sebelumnya ia memintaku untuk tidak menyebut kata Lady karena ia bukan bangsawan lagi.
"Kamu sepertinya sangat dekat dengan Jeff !" tanyanya aku tersenyum.
"Memang aku dan dia pacaran !" dia kembali terkejut. "Tapi dulu ketiks umurku 16 tahun !" lanjutku.
"Syukurlah !" ucapnya aku tertegun.
"Apa maksud anda ?" tanyaku heran.
"Aku kenal siapa Jane ! apapun keputusannya tak akan berubah begitu pun pilihannya !" aku terdiam dan menghela nafas. akhirnya sampai di kediaman nona Julia ternyata sebuah penginapan, restoran dan Bar yang terletak dipinggiran kota London.
"Mampirlah lain kali atau menginap disini ! aku akan menerimamu dengan senang hati Ella !" aku mengangguk.
"Aku senang kamu tidak jadi bagian keluarga Marshal ! percayalah kamu akan dituntut menjadi lebih sempurna, kebebasanmu akan terkekang !" nona Julia tersenyum sambil memegang tanganku, aku berpamitan dan pergi pulang ke hotel.
--------------
Keesokan harinya aku memutuskan pulang ke WoodChester. Tugasku di London telah selesai jadi untuk apa aku disini, aku sudah memesan tiket tadi malam dan di antar ke hotel, aku membayar semua tagihan hotel ku, sebagian uangku sudah kuambil dan juga perhiasan kecil sisanya ku simpan di bank.
Sekarang aku sedang berada di stasiun kereta, aku tidak langsung pulang tapi ke kota sebelah untui menyimpan uangku. Aku menghela nafas di tanganku ada sepucuk surat dari Jeff aku tidak tahu isinya apa, karena belum ku buka tapi aku yakin ini permintaan maafnya atas pertunangan semalam. Sebenarnya aku juga menitipkan sesuatu kepada sopir dari keluarga Marshal untuk memberikan cincin berlian yang dia berikan, rasanya aku tidak pantas memakai hal itu, tapi tadi selain surat ini juga ada kotak cincin berlian yang dikembalikan lagi kepadaku.
"Tut .... !"
"Tut ....!"
Kereta yang akah membawaku pulang tiba, aku pun naik dan duduk di tempat yang sesuai tiket dan untungnya duduk sendiri, tak lama kereta akan berangkat, tiba-tiba ada yang mengetuk kaca jendela ! aku terkejut itu Jeff dia seperti ingin berbicara padaku tapi tunggu kubuka jendela kecil di atas.
"Jeff ..!" teriakku kereta mulai berjalan.
"Ella tolong baca suratku ... !" teriaknya sambil berlari mengejat kereta yang berjalan, aku mengambil surat dan ia mengangguk.
"Iya akan ku baca !" teriakku tak terasa aku air mataku menetes.
"Aku minta maaf Ella !" dia masih mengerjarku. "I ... love ... you ... !" hanya itu yang kudengar Jeff berhenti diujung stasiun. Aku menangis sedih.
Bersambung ...