"Is there chicken opor?"
(Ada opor ayam dong?)
"There is a father, oh yes I also want to make chicken nuggets and noodle nuggets"
(Ada ayah, oh ya aku juga mau buat nugget ayam dan nugget mie)
"Your homemade chicken nuggets and noodle nuggets are really delicious, my daughter"
(Nugget ayam dan nugget mie buatan kamu enak banget itu, buat yang banyak ya putriku)
"Okay.., emm means.."
(Oke.., Emm berarti..)
Di depan rumah Titah..
"Assalamu'alaikum.."
"Wa'alaikumussalam"
"Titah nya ada mas?"
"Ada, eh den mas Kamil, masuk"
"Iya, wan.."
"Iya.."
"Yuk kedalam.."
Di ruang keluarga lagi..
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
"Amit kanjeng ibu, kanjeng romo, lan cah ayu, ono koncone cah ayu"
(Permisi kanjeng ibu, kanjeng romo, dan anak cantik, ada temannya anak cantik)
"Sopo lik?"
(Siapa lik?)
"Den mas Kamil lan den mas Ridwan"
(Den mas Kamil dan den mas Ridwan)
"Oh nggih sampun suruh mlebu wae lik"
(Oh ya sudah suruh masuk saja lik)
"Jo.."
"Inggih kanjeng biyung"
(Iya kanjeng ibu)
"Panjenengan suruh Darmi buatkan ngombeh untuk koncone Titah nggih, oh nggih siji meneh suruh Samsul siapkan mobil nggih, omong kulo lan bojoku gelem ke wage"
(Kamu suruh Darmi buatkan minum untuk temannya Titah ya, oh ya satu lagi suruh Samsul siapkan mobil ya, bilang saya dan suamiku mau ke pasar)
"Inggih kanjeng ibu"
(Iya kanjeng ibu)
"Mil masuk.."
"Iya tah, wan hayuk masuk"
"Sabar kenapa gue lepas sepatu dulu"
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
"Is this my daughter's friend huh?"
(Ini temannya putriku ya?)
"Yes uncle, we both of his friends of the uncle's daughter"
(Iya om, kita berdua temannya putri om)
"Who's name?"
(Namanya siapa?)
"My name is Kamil Uncle.."
(Nama saya Kamil om..)
"Oh, the other one?"
(Oh, yang satunya lagi?)
"My name is ridwan uncle.."
(Nama saya Ridwan om..)
"Oh.."
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
"Amit, iki ngombeh lan cemilannya, cah ayu apura iki hp nya tadi ketinggalan neng meja mangan"
(Persmisi, ini minum dan cemilannya, anak cantik maaf ini hp nya tadi ketinggalan di meja makan )
"Oh inggih lali, maturnuwun ya bi Dar.."
(Oh iya lupa, terimakasih ya bi Dar..)
"Sami-sami cah ayu, amit semuanya, assalamu`alaikum"
(Sama-sama anak cantik, permisi semuanya, Assalamu'alaikum)
"Then you have dinner here"
(Kalau begitu kalian makan malam disini saja ya)
"Then they both go to the market too, please?"
(Kalau begitu mereka berdua ikut ke pasar juga dong yah?)
"Okay, maybe if it's my daughter's will why not, Paijo.."
(Oke, boleh kalau itu kemauan putriku kenapa tidak, Paijo..)
"Nggih kanjeng romo"
"You prepare another car, say to Darmi and I want to go to the market"
(Kamu siapkan mobil satu lagi ya, bilang ke Darmi sekalian kalau kita mau ke pasar)
"Haduh.."
"Kenapa mas?"
"Maaf den mas Kamil jangan panggil mas panggil saya paklik atau lik saja"
"Oh iya, kenapa lik?"
"Gak ngerti artinya apa sih den mas Kamil"
"Kok tanya aku lik.."
"Terus saya tanya ke siapa lagi den mas, cah ayu, cah ayu sama saja suka ledekin saya pake bahasa yang tidak saya mengerti juga"
"Emang pake bahasa apa lagi lik, selain bahasa inggris lik?"
"Bahasa Prancis, Belanda, dan lain nya"
"Oh.."
"Terus gimana?"
"Yang tadi itu artinya lik Paijo di suruh siapkan mobil satu lagi karena kita berdua mau ikut ke pasar.."
"Oh gitu.."
"Muhun.."
"Ya sudah kalau begitu ibu ganti baju dulu"
"I also want to change clothes, you also don't forget to change my daughter's clothes"
(Saya juga mau ganti baju, kamu juga jangan lupa ganti baju ya putriku)
"Iya pak, bu.., kalian tunggu disini dulu ya, aku mau ganti baju dulu ya"
"Oke.."
"Siap.."
Di kamar Titah..
"Duh notifikasi wa banyak banget lagi, dari siapa ya?, Haaa Dinda, Eka, dan Kamil"
Percakapan Titah dan Dinda lewat WhatsApp.
"Assalamu'alaikum Tah, besok gue kerumah lu ya sama Eka, Eko, Edo."
"Wa'alaikumussalam Din, maaf ya baru saya balas, iya ke rumah saja, jam berapa??"
Percakapan Titah dan Eka lewat WhatsApp.
"Assalamu'alaikum Tah besok gue ke rumah lu ya ngerjain tugas"
"Wa'alaikumussalam, iya ka, jam berapa??"
Percakapan Titah dan Kamil lewat WhatsApp.
"MAKHLUK TUHAN PENUH PESONA
Cintaku, engkaulah tujuan hidupku
Dan engkaulah hasratku
Bersamamu adalah kegembiraan abadi
Ketidakhadiranmu adalah bara api dalam hati
Engkaulah kegilaan hidupku
Satu-satunya cintaku
Suatu cinta yang tak kenal malu
Suatu pemujaan yang tak cela
Wahai, sembuhkanlah aku dari kesedihan yang mematikan
Penderitaan adalah kesyahidanku
Pedang cinta kematianku
Aku tidak akan berhenti mencintaimu
Atau membuka apa yang tertutup
Cinta adalah hukum dan obat bagiku
Entah tersembunyi entah terbuka
Terpujilah mataku yang menatapmu
Wahai mahluk tuhan yang penuh pesona",
Kamil mengirim puisi untuk Titah
"SATU-SATUNYA ALASANKU
Kamu lah satu-satunya alasanku
Alasanku tersenyum sepanjang waktu
Alasanku bersemangat menjalani hidup
Alasanku tidak pernah menyerah saat badai datang",
Dan Titah pun membalas puisi yang Kamil kirim
Masih di kamar Titah..
"Sekarang tinggal pilih baju"
Lima menit kemudian..
"Akhirnya selesai juga dandan nya"
Di depan rumah lagi..
"Yuk, loh Titah mana?"
"Yuk bu.."
"Nduk kamu ini kebiasaan sekali ganti bajunya lama"
"Maaf bu tadi ada yang WhatsApp aku, dan ada yang kirimkan aku puisi cinta juga jadi aku harus balas sambil merangkai kata-kata nya deh hehe.."
"Haduh, masih SMK ya sudah yuk kita masuk mobil"
"Yuk, Emm mil.."
"Iya Titah.."
"Terimakasih ya puisinya Titah suka"
"Cah ayu mangga"
"Nggih lik"
"Apa dia suka sama puisi yang gue kirim OMG, yes, yes, yes, yes.., dalam hati Kamil"
Di pasar..
"Bi Dar.."
"Nggih cah ayu"
"Daftar belanjaan untuk buat nuget mie dan nuget ayam nya mana?"
"Ini cah ayu"
"Yuk mil, wan.."
"Yuk.."
"Wan minggir gue mau dekat Titah"
"Iya dah.."
Kami pun mendapatkan bahan yang akan kami masak nanti untuk makan malam bersama di rumah Titah.
Setelah dari pasar kami pulang dan sesampainya di rumah barulah kami masak-masak dan kami sampai lupa mengerjakan pr dan Titah pun baru ingat kalau ia menjadi ketua osis di sekolah.
Dan sebelum jam makan malam tepatnya di meja makan barulah Titah memberitahu bahwa dia terpilih menjadi ketua osis yang baru di sekolah, orang tua Titah dan kakaknya ikut senang.
Di rumah Titah,
Di dapur..
"Nah sekarang kita masak, aku mau bikin nugget ayam dan nugget mie"
"Ini Tah bahan-bahan nya"
"Mi.."
"Nggih kanjeng ibu"
"Di cuci nggih ayam nya"
"Nggih kanjeng ibu"
"Tah.."
"Iya mil.."
"Ini kan sudah di cuci ayam nya terus di apain lagi?"
"Nah sekarang ini tugasnya Ridwan"
"Oke, ini ayam di apain tah?"
"Ayam nya di fillet ya wan.."
"Ngerti gak wan, di fillet itu di apain wan?"
"Ngerti dong, daging ayam yang di pisahkan dari tulangnya kan?"
"Pinter.."
"Cakep.., oh ya tah terus aku.."
"Cuci wortel, daun bawang dan seledri nya ya"
"Oke.."
"Yang bersih tapi"
"Oke.."
"Nah aku kupas bawang dan siapin bahan yang lainnya deh.."
"Aku boleh bantuin kamu juga gak Tah?"
"Boleh dong.."
"Abis di fillet di apain lagi Tah?"
"Di blender, eh iya sama ini bumbunya sekalian ya"
"Oke.."
"Nih wan blendernya, Kamil memberikan blendernya pada Ridwan"
"Terimakasih mil.."
"Sama-sama"
"Nduk.."
"Iya bu.."
"Minta brambang nya lagi dong, kurang nih brambang nya.."
"Iya bu.."
"Bawang merah nya kurang lagi, mana ya"
"Ini dia"
"Ini dia", Kamil dan Titah saling berpandangan ketika akan mengambil bawang merah dan tangan Kamil juga memegang tangan Titah
"Mana nduk.."
"Cie..", di ledek Ridwan dan dua abdi dalem nya
"Eh, maaf ya tah"
"Iya gak apa-apa kok mil", Titah tersenyum begitu juga dengan Kamil
"Mana nduk?"
"Ini bu.."
"Maturnuwun nggih nduk, cah ayu.."
(Terimakasih ya nak, anak cantik..)
"Nggih sami-sami bu"
(Ya sama-sama bu)
Selesai masak-masak saatnya menghidangkan hasil masakan kami di meja makan, lalu aku, Titah dan Ridwan ke kamar Titah untuk belajar bersama.
Di meja makan..
"Alhamdulillah selesai.."
"Titah capek ya?"
"Iya, kamu juga kan?"
"Iya, tapi sekarang tidak melihat kamu capek Kamil hilang tah, Kamil tersenyum sambil memandang Titah"
"Kamu keringatan, bi.."
"Inggih cah ayu.."
"Titah minta tisu dong satu, eh semua deh mau Titah bawa ke kamar juga soalnya, gak apa kan bi Dar ambil lagi tisunya ke dapur?"
"Oh nggih boten punapa-punapa cah ayu, niki tisunya cah ayu"
(Oh ya tidak apa-apa anak cantik, ini tisunya anak cantik)
"Maturnuwun bi"
(Terimakasih bi)
"Sami-sami cah ayu"
(Sama-sama anak cantik)
"Kamil menghadap kesini deh.."
"Iya tah.."
"Dari leher dulu deh..", Titah mengelap keringat Kamil
"Kening kamu juga keringatan sini aku lap ya keringat kamu", Kamil pun membalas mengelap keringat Titah juga
"Mil, Tah, yeh.. Emm.. obat nyamuk lagi dah gue Hmm..", dalam hati Ridwan
"Mil.."
"Iya tah.."
"Ke kamar yuk, lihat lik Jo sudah siap belum untuk belajar kita"
"Yuk, eh Ridwan.."
"Enak ya pandang-pandangan, senyum-senyuman, gue yang jadi obat nyamuk jangan-jangan selama ini kalian berdua pacaran diam-diam ya?"
"Kalau ngomong lu ya.."
"Gak pernah di ayak.."
"Tau.."
"Hu.."
"Hehe.."
"Makannya punya dong gebetan hehe.."
"Ih udah kok jadi bahas pacar-pacaran sih.."
"Amit cah ayu kamarnya sampun jagi untuk sinau"
(Permisi anak cantik kamarnya sudah siap untuk belajar)
"Oh nggih maturnuwun lik Jo.."
(Oh ya terimakasih lik Jo..)
"Inggih sami-sami cah ayu.."
(Iya sama-sama anak cantik)
Di kamar Titah..
"Duduk mil, wan.."
"Iya tah.."
"Itu foto kamu tah?"
"Iya mil, fotoku"
"Cantik sekali sumpah, dalam hati Kamil"
"Tugas apa sih yang gak kamu bisa wan?"
"Bahasa inggris lah tah apa lagi yang menurut Ridwan susah hehe.."
"Assalamu'alaikum, amit nggih niki minum nya"
(Assalamu'alaikum, permisi ya ini minum nya)
"Oh nggih maturnuwun bi.."
(Oh ya terimakasih bi..)
"Oh inggih cah ayu"
(Oh iya anak cantik)
"Serius kamu mil bahasa inggris yang Ridwan gak bisa?"
"Iya tah.."
"Hemm, bukan gak bisa cuma males saja gue ngerjain, baca, dan menghapalkan kosa katanya"
"Pantes saja sering di hukum bu Sari.."
"Tuh liat tah malah makan dia hadeh.. Ridwan, Ridwan.."
"Bodo, kan ada kalian berdua yang ngerjain, gue mah tinggal salin doang.."
"Oh jadi selama ini kamu begitu wan?"
"Iya tah, sering nyontek sama saya"
"Pantesan gak heran saya, kamu planga plongo di tanya bu Sari waktu itu di depan kelas.."
"Haha.."
"Bodo.."
Baru satu jam kami belajar di kamar Titah, datanglah kakaknya bersama dengan pacar barunya.
Sedangkan di rumah mama menunggu ku untuk makan malam bersama di rumah, kakak ku menghubungi aku, aku tidak mengangkatnya, karena hp ku ketinggalan di kamar.
Dan kemudian kakakku menghubungi Titah ketika kami ingin makan malam bersama, lalu aku pun berbicara pada kakakku agar makan malam duluan, karena ayah Titah mengajak aku dan Ridwan makan malam bersama di rumah nya.
Di rumah Kamil,
Di meja makan..
"Kamil belum pulang Troh?"
"Tacan mah.."
(Belum mah..)
"Kamu telepon gih Troh.."
"Muhun yah.."
(Iya yah..)
Di kamar Fitroh..
"Ih ieu anak kamana da di teleponin teu di angkat-angkat"
(Ih ini anak kemana sih di teleponin gak di angkat-angkat)
"Kumaha troh, naon kata Kamil?"
(Bagaimana Troh, apa kata Kamil?)
"Teu diangkat-angkat mah, oh nya telepon Titah wae"
(Gak diangkat-angkat mah, oh ya telepon Titah saja)
"Nya atos mama tunggu di meja tuang nya"
(Ya sudah mama tunggu di meja makan ya)
"Muhun mah.."
(Iya mah..)
Di rumah Titah,
Di kamar Titah lagi..
Percakapan Titah dan Fitroh lewat telepon.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
"Tah, Kamil ada gak?"
"Ada a, sebentar ya.."
Di luar percakapan Titah dan Fitroh lewat telepon
"Mil.."
"Iya tah.."
"Nih a Fitroh mau ngomong.."
"Oh iya.."
Percakapan Kamil dan Fitroh lewat telepon.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
"Kenapa a?"
"Kamu ini gimana sih di hubungi gak diangkat-angkat"
"Eh maaf a, hp Kamil di kamar gak di bawa, kenapa a?"
"Oh pantes, mama dan yang lainnya sudah nunggu kamu makan malam tuh.."
"Duh a, gimana ya Kamil di suruh makan disini, gak enak nolaknya"
"Oh gitu ya sudah kalau begitu Aa bilang mama deh.."
"Maaf ya a.."
"Iya.."
"Ya sudah, Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
Di rumah Kamil,
Di meja makan..
"Kumaha troh?"
(Bagaimana troh?)
"Kamil di ajak tuang wengi bersama di imah Titah, Kamil teu raos juga hayang nolak na mah, yah, janten.."
(Kamil di ajak makan malam bersama di rumah Titah, Kamil gak enak juga mau nolak nya mah, yah, jadi..)
"Janten Kamil tuang di ditu?"
(Jadi Kamil makan di sana?)
"Muhun mah.."
(Iya mah..)
"Nya atos tuang yuk, la, Ella.."
(Ya sudah makan yuk, la, Ella..)
"Muhun juragan"
(Iya juragan)
"Ieu piring nu hiji untuk anjeun wae urang tuang bersama nya, ajak Asep sekalian untuk tuang bersama urang di dieu"
(Ini piring yang satu untuk kamu saja kita makan bersama ya, ajak Asep sekalian untuk makan bersama kita di sini)
"Bageur juragan"
(Baik juragan)
Di rumah Titah,
Di meja makan lagi..
"Leh.."
"Iya bu.."
"Panggil adik mu gih di kamar dengan temannya"
"Iya bu.."
"Pacar mu biar bantu ibu, satu lagi"
"Apa itu bu?"
"Namanya siapa?"
"Your mother is right, whose new girlfriend's name is you?, From before it hasn't been introduced to your new girlfriend"
(Ibu mu benar, nama pacar baru mu siapa?, Dari tadi belum di kenalkan dengan pacar baru mu)
"Oh yeah forget me, his name is Fani father, mother"
(Oh iya lupa saya, Namanya Fani Ayah, ibu)
"Oh, the name is Fani, where is Aldi?"
(Oh namanya adalah Fani, ketemu Aldi dimana?)
"On campus uncle"
(Di kampus om)
"Oh on campus, are you one Aldi campus?"
(Oh di kampus, kalian satu kampus Aldi?)
"Yes father.."
(Iya ayah..)
"Ya sudah sana kamu panggil Titah dan teman nya dulu di kamarnya"
"Iya bu.."
Di kamar Titah..
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam, eh bang Aldi.."
"Iya, eh Kamil.."
"Kenapa mas?"
"Di panggil ibu dan bapak tuh"
"Iya, mana pacar baru lu mas, katanya sama dia, atau itu cuma alasan lu doang ya, padahal tadi lu main kan sama mas Dika, hayo jujur gak lu.."
"Enak saja gue main sama Dika, beneran gue bawa pacar baru gue, tuh ada di bawah.."
"Oh, gue kira cuma alasan lu doang tadi.."
"Ya sudah yuk, di tunggu ibu dan bapak tuh di meja makan, gue juga udah lapar nih.."
"Ya sudah, wan, mil yuk, nanti kita lanjutkan lagi belajar nya"
"Oke, yuk.."
"Makanan saja cepet hadeh Ridwan, Ridwan.."
"Bodo.."
Di meja makan lagi..
"Nduk.."
"Nggih bu.."
(Iya bu..)
"Nih dik kenalkan pacar baru gue namanya Fani"
"Titah.."
"Fani.."
"Oh ya mbak, kenal mas Aldi dimana?"
"Di kampus"
"Oh, kalian satu kampus gak satu tempat kerja?"
"Enggak adik ku, maaf ya sayang adik ku yang satu ini memang bawel sekali ya.."
"Iya, tapi tidak apa sayang kan wajar dia mau tau siapa saja yang mau dekat dengan kamu"
"Iya sih"
"Ya sudah dong di makan, ini nugget mie dan nugget ayam buatan Titah, adik nya Aldi loh.."
"Oh ya, yang benar tante?"
"Iya, nih coba gimana rasanya?"
"Emm enak banget tante.."
"Benar enak sekali, kamu gak cuma cantik tapi pinter masak juga ya tah, tambah sayang aku sama kamu", kata Kamil dalam hati
"Kamil kok liat Titah kaya gitu sih wan?"
"Maklum kan sama-sama suka mas.."
"Kita bikin mereka berdua jadian yuk.."
"Setuju", Ridwan dan Aldi berbicara dengan bisik-bisik
"Ehemmm.. Kalian ngapain hayo"
"Enggak kok, kita gak ngapain-ngapain kan ya mas?"
"Iya.."
"Yes, please eat the dish, this is the favorite chicken opor Aldi"
(Ya sudah silahkan dimakan hidangannya, ini ada opor ayam kesukaan Aldi)
Setelah makan malam aku dan Ridwan pulang, Titah membawakan nugget ayam dan nugget mie buatannya untuk aku dan Ridwan, begitu juga dengan pacar barunya Aldi.
Ketika ingin keluar rumah Titah, Aldi memanggil ku dan bertanya apakah aku suka dengan Titah, lalu ku jawab ya, dan Aldi berjanji akan membantuku, aku menitipkan sebuah puisi yang ku tulis tadi di kamarnya untuk Titah.
Dan Aldi memberikan kertas isinya adalah puisi yang ku tulis untuknya, Aldi juga mengajak nya jalan-jalan dan Aldi WhatsApp aku agar aku mengungkapkan isi hatiku pada Titah.
"Mil, mil, tunggu.."
"Iya ada apa bang?"
"Gue mau nanya sama lu, lu jawab yang jujur ya.."
"Iya, apa itu bang?"
"Lu benar suka sama Titah?"
"Iya bang gue suka sama Titah"
"Gue bantu lu sama Titah sampai jadi mau gak?"
"Serius bang?"
"Iya, gimana?"
"Mau bang, mau banget.."
"Oke, gue minta nomer WhatsApp lu dong"
"Nomer lu aja sini bang, gue catat, berapa nomernya?"
"0813xxxxxxxx"
"Oke.., oh ya bang gue titip ini untuk Titah ya.., memberikan kertas kepada Aldi"
"Oke, nanti gue sampaikan"
"Oke bang, Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
Aku pun pulang begitu juga dengan Ridwan, sesampainya di rumah aku memberikan nugget buatan Titah ke mama untuk di taruh di kulkas dan di goreng besok untuk sarapan pagi.
Di rumah Kamil,
Di depan rumah..
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
"Ingat pulang juga mil, Aa kira kamu nginap di rumah Titah"
"Ih Aa apaan sih.."
"Apaan tuh mil?"
"Ada deh, kepo banget deh.."
"Ye si Kamil di tanya sama kakaknya begitu"
"Bodo wek.."
"Om Kamil.."
"Iya Nawaz, nenek mana?"
"Di dapur om.."
"Oh.."
Di dapur..
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
"Ini mah.."
"Naon ieu mil?"
(Apa ini mil?)
"Ieu oleh-oleh tina Titah, Titah sendiri loh yang jieun"
(Ini oleh-oleh dari Titah, Titah sendiri loh yang buat)
"Oh.., la.."
"Muhun Ibu juragan"
(Iya ibu juragan)
"Ieu taruh di kulkas jieun isuk janari sarapan"
(Ini taruh di kulkas buat besok pagi sarapan)
"Muhun ibu juragan"
(Iya ibu juragan)
"Nya atos lamun begitu Kamil ka kamar duluan nya, hayang istirahat"
(Ya sudah kalau begitu Kamil ke kamar duluan ya, mau istirahat)
"Muhun kasep.."
(Iya ganteng..)
Di kamar Kamil..
"Wa bang Aldi dulu deh.."
Percakapan Kamil dan Aldi lewat WhatsApp.
"Assalamu'alaikum bang, ini nomer gue save ya bang.."
"Wa'alaikumussalam, oke gue save.."
Di rumah Titah,
Di ruang tengah..
"Mau kemana nduk?"
"Mau ke kamar bu, mau Tidur, sudah ngantuk, mbak aku tinggal ke kamar ya"
"Iya, oh iya tante, om.."
"Iya Fani"
"Fani juga mau pamit deh, mau pulang maksudnya, sudah malam.."
"Oh ya sudah, di.."
"Iya bu.."
"Antarkan Fani pulang ya"
"Iya bu, Aldi ambil jaket dulu deh di kamar, lik Jo, yah gak dengar lagi..", Aldi mengejar Paijo ke kamar Titah
Di kamar Titah..
"Lik.."
"Nggih den.."
"Titip ini ya, untuk Titah dari Kamil"
"Oh nggih den.."
"Ya sudah gitu saja"
Di ruang tengah lagi..
"Yuk sayang, bu, pak, aku pamit antar Fani ya, Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam hati-hati leh.."
"Iya bu"
"My husband.."
(Suamiku..)
"Yes my wife"
(Ya istriku)
"We sleep"
(Kita tidur yuk)
"Come on my wife, tomorrow I will also go to the office to work, oh yes, our daughter said that she was the student council president at her school right?"
(Yuk istriku, besok juga saya akan berangkat ke kantor untuk kerja, oh ya tadi putri kita bilang kalau dia itu jadi ketua osis di sekolah nya kan ya)
"Yes my husband"
(Iya suamiku)
"What if we give him a gift for him?"
(Bagaimana kalau kita berikan dia sebuah hadiah untuknya?)
"Maybe my husband, what gift will you give for our daughter?"
(Boleh Suamiku, kira-kira hadiah apa yang akan kau berikan untuk putri kita?)
"What if we give a gift for our daughter a cellphone?"
(Bagaimana kalau kita berikan hadiah untuk putri kita sebuah handphone saja?)
"Certainly can my husband"
(Tentu boleh suamiku)
"Okay, then tomorrow I pick you up and go home we stop by for a while to buy our cellphone"
(Oke, kalau begitu besok saya jemput kamu arisan dan pulangnya kita mampir dulu sebentar ke mall untuk belikan putri kita handphone)
"Agree my husband"
(Setuju suamiku)
Keesokan harinya..
Di rumah Kamil,
Di kamar mama dan ayah..
"Yah sudah jam dua"
"Iya mah.."
Di kamar Kamil..
"Jam dua, tidur lagi ah.."
Di kamar Fitroh dan Istri..
"Jam dua, istriku sudah jam dua"
"Iya mas.."
Di rumah Titah,
Di kamar Titah..
"Jam dua pagi, rapihkan kamar dulu deh, habis itu bantu bi Darmi dan lik Jo membereskan rumah"
Di kamar Aldi..
"Jam berapa ya sekarang, jam dua.. Kira-kira puisi dari Kamil untuk adik saya sudah di kasih belum ya, tanya lik Jo sajalah.."
Bersambung..