Chereads / Biarkan kami bercinta / Chapter 3 - 03

Chapter 3 - 03

Di dapur lagi..

"Loh cah ayu ngapain neng pawon?"

(Loh anak cantik ngapain di dapur?)

"Siapkan untuk sarapan bi.."

"Ora kudu cah ayu, ben bi Darmi war sing siapkan sarapan esuk'e"

(Tidak perlu anak cantik, biar bi Darmi saja yang siapkan sarapan pagi nya)

"Boten punapa-punapa bi Dar.."

(Tidak apa-apa bi Dar..)

Di halaman belakang rumah..

"Lik Jo tuh, lik.."

"Nggih, eh den mas.."

"Kertas yang kemarin saya titipkan ke lik Jo dari Kamil untuk Titah sudah belum?"

"Astaghfirullahalazim maaf den mas saya lupa kasih ke cah ayu, cah ayu langsung tidur setelah minum susu den mas.."

"Oh gitu, ya sudah sekarang mana kertas nya?"

"Ini den mas, maaf ya den mas sekali lagi.."

"Iya tidak apa, ya sudah kalau begitu saya permisi dulu, Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam den mas.."

Di ruang tengah..

"Jam segini kan biasa nya Titah ada di dapur bantu bi Darmi, kesana saja deh.."

Di dapur lagi..

"Tuh kan benar ada di dapur "

"Eh den mas Aldi.."

"Iya bi, Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam", Titah dan Darmi menjawab salam dari Aldi.

"Tah, dik.."

"Nggih mas, ada apa?"

"Ini, ada surat dari Arjuna mu"

"Ha.. Arjuna ku?"

"Iya, surat cinta sudah, sekarang giliran izin ke bapak dan ibu, oh ya tapi kan bapak dan ibu jam segini belum bangun, sambil tunggu bapak dan ibu bangun enak nya ngapain ya?", Tanya Aldi.

"Nih pembersih kaca sama lap nya, mas lap kaca saja", Titah memberikan lap dan pembersih kaca kepada Aldi.

"Oke.."

Di meja makan..

"Sendok, garpu, pisau kecil, piring, roti, mentega, dan selainya sudah, buah nya juga sudah berarti tinggal air putih yang belum kalau susu, teh, dan kopi mah itu nanti saja di siapkan"

"Sudah bi Darmi taruh cah ayu gelas dan air putih nya"

"Oke, cocok terimakasih ya bi Dar "

"Sama-sama cah ayu.."

"Aku santai dulu ah, baca kertas yang di kasih mas Aldi, kira-kira isi nya apa ya?"

"Wahai bidadariku..

Jangan pernah kau ragu akan rasaku

Andai langit dapat bicara padamu

Kau pasti akan tahu

Betapa besar cintaku padamu

Percayalah, kematian takkan mengakhiri

Rasa cinta yang ku miliki

Rasa ini 'kan abadi

Meski bumi tak lagi bermentari

Ku ingin selalu bersamamu

Di setiap saat waktuku

Agar kau tak meragu

Hati ini hanya untukmu", Kamil menulis puisi cinta untuk Titah lagi.

"Pasti ini dari Kamil deh, aku WhatsApp saja deh.."

Akhirnya Titah WhatsApp aku, Aldi kakak nya juga WhatsApp aku untuk siap-siap jalan bersama Titah pagi ini.

Percakapan Titah dan Kamil lewat WhatsApp.

"Puisi Cinta ala Matematika

Kaulah integrasi dalam belahan jiwaku

Kaulah kodomain dari fungsi hatiku

Kemanakah harus aku cari modus vektor hatimu?

Dengan besaran apakah harus aku nyatakan cintaku?,

Terimakasih ya kamu sudah mengirimkan puisi walaupun aku tau kamu tidak pernah memberikan puisi secara langsung, aku harap kamu bisa memberikan puisi cinta itu kepada ku langsung suatu saat nanti"

Percakapan Aldi dan Kamil lewat WhatsApp.

"Assalamu'alaikum mil sudah bangun belum?, siap-siap gih kan sebentar lagi kan elu  jalan sama Titah.."

Di rumah Kamil,

Di kamar Kamil lagi..

"Duh siapa sih yang WhatsApp saya, berisik banget tau, mana masih ngantuk lagi Hmm.."

Di dapur..

"Sudah jam tiga pagi saat nya masak"

"Bi.."

"Heueuh indung juragan"

(Iya ibu juragan)

"Haturan mumuluk goreng nugget mie sarta nugget hayam wae nya anu Kamil candak kamari nya"

(Untuk sarapan goreng nugget mie dan nugget ayam saja ya yang Kamil bawa kemarin ya)

"Pamaksudanna ibu juragan anu kamari den Kamil candak ti bumi na.."

(Maksudnya ibu juragan yang kemarin den Kamil bawa dari rumah nya..)

"Heueuh leres anjeun bi, ti calon mantu kuring"

(Iya benar kamu bi, dari calon menantu saya)

"Oh siap laksanakan ibu juragan"

(Oh siap laksanakan ibu juragan)

Di kamar Kamil lagi..

"Emang jam berapa sih sekarang?, Haaa jam tiga", Kamil kaget melihat jam

Di dapur lagi..

"Eh si kasep parantos gugah.."

(Eh si  ganteng sudah bangun..)

"Heueuh mah,mah anduk Kamil manten?"

(Iya mah, mah handuk Kamil mana?)

"Eta di popoean anduk"

(Itu di jemuran handuk)

"Oh hatur nuhun mah.."

(Oh terimakasih mah..)

"Sami-sami kasep.."

(Sama-sama ganteng..)

"Mah.."

"Muhun troh.."

(Iya troh..)

"Anu di jero kamar ibak saha?"

(Yang di dalam kamar mandi siapa?)

"Adi anjeun lah saha deui saleresna na"

(Adik kamu lah siapa lagi memang nya)

"Kamil.."

"Muhun troh.."

(Iya troh..)

"Indung juragan mumuluk isuk na atos siap"

(Ibu juragan sarapan pagi nya sudah siap)

"Nya atos siapkeun piring,sangu,sarta kerupuk na atuh bi.."

(Ya sudah siapkan piring, nasi, dan kerupuk nya dong bi..)

"Siap indung juragan"

(Siap ibu juragan)

"Troh.."

"Heueuh mah.."

(Iya mah..)

"Mama sarta bapa pan hoyong mios ka sukabumi,mama wiat Kamil nya"

(Mama dan ayah kan mau pergi ke sukabumi, mama titip Kamil ya)

"Siap mah.."

"Nawaz,anak mu mama ajak ka sukabumi nya"

(Nawaz, anak mu mama ajak ke sukabumi ya)

"Antos sakedap mah Fitroh taros Nawaz tiheula nya mah hoyong henteu na di ajak ka sukabumi,Nawaz hoyong ngiring nini ka sukabumi?"

(Tunggu sebentar mah Fitroh tanya Nawaz dulu ya mah mau tidak nya di ajak ke sukabumi, Nawaz mau ikut nenek ke sukabumi?)

"Hoyong pah.."

(Mau pah..)

"Heueuh mah kenging.."

(Iya mah boleh..)

"Kasep.."

(Ganteng..)

"Heueuh mah.."

(Iya mah..)

"Anjeun gentos anggoan teras mumuluk gih,aya anu palay mama bicarakan kalawan anjeun"

(Kamu ganti baju terus sarapan gih, ada yang ingin mama bicarakan dengan kamu)

"Heueuh mah.."

(Iya mah..)

Di kamar Kamil lagi..

"Tadi siapa ya yang wa aku, cek dulu deh.."

Percakapan Titah dan Kamil lewat WhatsApp.

"Puisi Cinta ala Matematika

Kaulah integrasi dalam belahan jiwaku

Kaulah kodomain dari fungsi hatiku

Kemanakah harus aku cari modus vektor hatimu?

Dengan besaran apakah harus aku nyatakan cintaku?",

"Terimakasih ya kamu sudah mengirimkan puisi walaupun aku tau kamu tidak pernah memberikan puisi secara langsung, aku harap kamu bisa memberikan puisi cinta itu kepada ku langsung suatu saat nanti".

"Kehangatan cinta"

Kamu dan aku menyusuri berliku

Kerikil tajam sakiti kedua kaki

Angin dingin menusuk tubuhmu

Akankah kita berhenti sampai disini

Ataukah kita saling melengkapi

Dimana aku ciptakan kehangatan api

serta kamu menyemat kain menjadi alas kaki",

"Iya Titah, nanti ada kejutan untuk kamu dan akan aku berikan hadiah yang indah untuk kamu, kamu siap-siap juga ya, nanti kita ketemu di bundaran HI ya"

Percakapan Aldi dan Kamil lewat WhatsApp.

"Assalamu'alaikum mil sudah bangun belum?, siap-siap gih kan sebentar lagi kan elu  jalan sama Titah.."

"Wa'alaikumussalam iya bang, sebentar lagi gue ke rumah elu kok, habis sarapan pagi.."

Di meja makan..

"Kamil mana mah, sudah bangun atau belum?"

"Di kamar yah, sudah bangun kok.."

"Oh.."

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"Enak ya nak nugget nya"

"Iya mah.."

"Sarapan nya pake nugget.."

"Calon nya kamu ya mil.."

"Bukan cuma calon istri tapi calon pacar hehe.."

"Dan calon menantu mama juga heheh.."

"Kok cuma calon menantu mama doang sih, ayah juga.."

"Om Kamil.."

"Iya Nawaz"

"Ajak tante Titah nya ke rumah dong.."

"Boleh"

"Habis Nawaz pulang dari sukabumi saja mil, mama juga mau ketemu sama Titah"

"Oke, bisa di atur hehe.."

"Oh iya mil, ini uang jajan untuk kamu selama dua minggu, di irit-irit jangan boros"

"Siap ayah.."

Setelah sarapan aku dan Titah pun jalan-jalan di temani oleh kakak nya dan pacar baru nya, aku menyatakan cinta dengan puisi yang belum pernah ku tulis untuk nya.

Titah pun menerima ku menjadi kekasih nya, besok adalah malam Minggu aku mengajak nya nonton bioskop, sepulang dari bioskop hujan pun turun dengan deras nya, kemudian aku dan Titah berteduh di rumah kosong, di dalam rumah kosong itulah terjadi sesuatu yaitu larangan Allah, aku dan Titah melakukan hubungan terlarang itu.

Dan dua Minggu kemudian, Titah mengajak ku ketemuan lagi dengan membawa alat tes kehamilan, Titah hamil anak ku, aku berjanji akan bertanggung jawab dan akan menikahi nya tapi orang tua nya tidak setuju dan sekarang orang tua kami menjadi musuh.

Walaupun kami dilarang oleh kedua orang tua kami, kami masih bertemu, kemudian ayah Titah mengirim nya ke Malaysia.

Titah di kirim ke Malaysia untuk melanjutkan sekolah dan melahirkan anak kami, bukan hanya itu saja tapi ayah nya mengirim nya ke Malaysia untuk menutupi kehamilan putri nya dan untuk kehormatan keluarga nya.

Di rumah Titah,

Di meja makan..

"Alhamdulillah"

"Alhamdulillah"

"Bu, pak.."

"Iya di.."

"Yes my son"

(Iya putraku)

"I first walk"

(Saya jalan dulu ya)

"Iya, hati-hati di jalan"

"Take care of your sister"

(Jaga adik mu)

"Just calm down father, mother, I will keep my sister's only sister well"

(Tenang saja ayah, ibu, saya akan menjaga adik ku satu-satunya ini dengan baik)

"Wait a minute my son"

(Tunggu sebentar putra ku)

"Okay father.."

(Oke ayah..)

" Jo, Paijo.."

"Nggih kanjeng ibu"

"Kamu siapkan mobil dan kamu kawal Titah ingat awasi mereka Aldi dan Titah"

"Jagi kanjeng ibu"

(Siap kanjeng ibu)

"Laksanakan.."

"Jagi laksanakan.."

(Siap laksanakan..)

*You two are waiting here until Paijo prepares a car for you, my wife"

(Kalian berdua tunggu di sini sampai Paijo siapkan mobil untuk kalian, istriku)

"Yes my husband"

(Iya suami ku)

"Let's leave and for you my son remember, don't go before Paijo says it's ready for his car and don't go without Paijo"

(Yuk kita berangkat dan untuk kamu putra ku ingat ya jangan pergi sebelum Paijo katakan siap mobilnya dan jangan pergi juga tanpa Paijo)

"Okay ready father.."

(Oke siap ayah..)

"Samsul.."

"Sudah siap kanjeng ibu"

Di rumah Kamil,

Di meja makan..

Kamil : Ya sudah mah, yah, a, teh, dan kamu Nawaz, saya pamit ya 

Ayah Kamil : Iya mil

Ibu Kamil : Hati-hati ya mil..

Kamil : Iya mah, Assalamu'alaikum

Semua : Wa'alaikumussalam

Di rumah Titah,

Di depan rumah..

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"Bagaimana lik sudah siap belum mobil nya?"

"Sudah den mas.."

"Oke, Tah, dik.."

"Iya mas, eh ada Kamil Juga.."

"Iya.."

"Masuk ke mobil duluan gih.."

"Iya mas.."

"Kamu siap untuk.."

"Mas buruan.."

"Iya dik, kamu siap untuk nyatakan cinta ke adik ku?"

"Mas.."

"Iya, iya.."

"Sudah bang.."

"Oke, yuk naik.."

"Lama banget sih"

"Ya sabar dong.."

"Mau kemana ini den mas?"

"Ke rumah pacar aku dulu ya, habis itu baru ke tempat tujuan"

"Siap den mas.."

"Ke rumah mbak Fani mas?"

"Iya.."

Di rumah Fani,

Di depan rumah..

"Mana lagi Aldi, lama sekali"

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"Yuk berangkat"

"Yuk.."

Di bundaran HI..

"Mil, waktu nya, Eeh tunggu dulu biar Paijo menjauh dulu deh dari Titah, habis itu baru kamu nyatakan cinta pada nya"

"Oke bang.."

"Jo.."

"Nggih den mas.."

"Sini deh..", pinta Aldi

"Nggih, cah ayu saya.."

"Iya lik.."

"Makan bubur ayam kelihatan nya enak tuh, makan bubur ayam yuk..", ajak Aldi

"Tapi nganu den mas.."

"Nganu apa lik Jo?"

"Cah ayu piye?"

(Anak cantik bagaimana?)

"Kan ada Kamil, Kamil kamu jaga Titah ya", Aldi memberi kode pada Kamil agar Kamil bisa leluasa menyatakan cinta pada Titah, adik Aldi.

"Siap bang.."

"Yuk lik, yuk sayang.."

"Yuk.."

"Ya sudah yuk.."

"Nanti nyusul ya"

"Iya bang.."

"Nah lik Jo pesan saja dulu, nanti saya yang bayar, Yank pesan.."

"Iya.."

"Nggih den mas.."

"Huh, bismilah, Kamil menghela nafas dan berdoa untuk kelancaran menyatakan cinta pada Titah, Titah.."

"Iya, eh Kamil, kamu gak gabung sama mas Aldi?"

"Tidak, saya dengan kamu saja disini, oh ya ada yang mau aku ungkapkan, ini tentang perasaanku"

"Silahkan.."

"How Do I Start?

How do I start?

What do I say?

I love you and you take my breath away?

Do I say hold me tight, keep me warm all through the night?

So how do I start?

I start like this: hold me, love me, teach me, move me, motivate me to do something great.

Now that I've started, how do I end?

I end like this

I LOVE YOU!!!"

"Artinya?"

"Bagaimana aku memulai?

Apa harus kukatakan?

Aku mencintaimu dan kau mencintaiku?

Apa aku harus bilang peluk aku erat, menghangatkan hatiku sepanjang malam?

jadi, bagaimana aku memulai?

Aku akan memulai seperti ini: peluk aku, cintai aku, ajari aku, gerakan hatiku, dukung aku untuk melakukan sesuatu yang hebat.

sekarang aku sudah memulainya, sekarang bagaimana aku akan mengakhirinya?

aku mengakhirinya seperti ini

AKU SAYANG KAMU!!!"

"Lalu? "

"Maukah kau.."

"Yes I want to be your girlfriend"

(Yes aku mau menjadi kekasih mu)

"Really?"

(Benarkah?)

"Yes, of course.."

(Ya tentu..)

"Yes.."

"Kamil berhasil gak ya nyatakan cinta pada Titah, adik ku", dalam hati Aldi yang gelisah dan penasaran

"Sayang kamu kenapa?"

"Gak apa-apa kok, lanjut lagi makannya deh.."

"Kita ke mas Aldi yuk"

"Yuk.."

"Nah itu dia Kamil dan Titah pura-pura makan saja deh, nanti saja tanya nya", dalam hati Aldi lagi.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"Tah pesan gih, mil kamu juga pesan, oh lupa kalian berdua.."

"Saya dan Titah duduk disana saja deh bang.."

"Oh ya sudah.."

Di rumah Titah,

Di meja makan..

"Di dapur sudah beres, tinggal yang di meja makan saja yang belum selesai, eh sudah rapih deh tinggal di angkut saja, ini pasti cah ayu yang merapihkan nya, memang cah ayu ini rajin sekali".

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"Ibune kula"

(Istriku)

"Nggih bapakne kula"

(Ya suami ku)

"Ibune Kula Pitulung buatkan kula kopi susu"

(Istriku, tolong buatkan saya kopi susu)

"Nggih bapakne kula"

(Ya suami ku)

Di bundaran HI lagi..

"Alhamdulillah, sudah belum dik?"

"Belum.."

"Bang.."

"Ya.."

"Sholat Jum'at dimana nanti?"

"Di masjid biasa saja mil"

"Oke.."

"Untung Kamil ngajak sholat Jum'at bareng, jadi gampang deh tanya-tanya sama dia..", dalam hati Aldi lagi

"Sudah a, yuk.."

"Yuk, mil..", Aldi memberikan kode lagi pada Kamil

"Siap bang.."

"Yuk sayang.."

"Yuk.."

"Yuk lik.."

"Nggih den mas"

"Langsung pulang kan tah, dik?"

"Iya mas.."

"Oke.."

Di rumah Titah,

Di meja makan lagi..

"Niki kopi susu ne bapakne kula"

(Ini kopi susu nya suamiku)

"Maturnuwun ibune kula"

(Terimakasih istriku)

"Sami-sami bapakne kula"

(Sama-sama suamiku)

Di rumah Fani,

Di depan rumah..

"Sayang sampai ketemu malam Minggu besok ya"

"Iya sayang"

"Ya sudah kalau begitu saya langsung pulang saja, mau siap-siap Jum'at juga"

"Iya, hati-hati di jalan ya dan titip salam ke ibu dan bapak mu"

"Iya.., Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

Di rumah Kamil,

Di ruang tv..

"Ini den Fitroh kopi nya"

"Terimakasih ya bi"

"Sami-sami"

"Sayang.."

"Iya mas.."

"Sepi juga ya gak ada mama, ayah, dan anak kita Nawaz"

"Iya mas.."

Di rumah Titah,

Di meja makan lagi..

"Mobil nya Paijo tuh.."

"Sebentar saya buka gerbang dulu"

"Tidak perlu istriku, biar saya saja"

"Oh nggih.."

Di depan rumah..

"Ya sudah bang kalau begitu saya pulang duluan ya, Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam, lik Jo siap-siap sholat Jum'at bareng yuk"

"Nggih den mas.."

Di meja makan lagi..

"Bi Dar.."

"Nggih cah ayu"

"Nanti saja ya di hidangkan makan siang nya, habis sholat Jum'at nunggu mas Aldi pulang dari masjid"

"Oh nggih cah ayu"

"Ya sudah kalau begitu saya permisi mau kamar dulu ya bi Dar.."

"Oh nggih cah ayu"

(Oh ya anak cantik)

Di rumah Kamil,

Di dapur..

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"Bi Ella"

"Muhun den Kamil"

(Iya den Kamil)

"Handuk mana?"

"Itu den.."

"Oke, haturnuhun bi.."

(Oke, terimakasih bi..)

"Sami-sami den.."

(Sama-sama den..)

"Kamil mana bi?"

"Di kamar mandi den Fitroh"

"Oh, sudah dari tadi ya bi?"

"Baru masuk den.."

"Oh, apa!!!, Baru masuk"

"Muhun den Fitroh"

(Iya den Fitroh)

Di depan pintu kamar mandi..

"Mil.."

"Muhun a.."

(Iya a..)

"Gancang atuh ibak na ajeng telat sholat jum'at na"

(Cepat dong mandi nya nanti telat sholat Jum'at nya)

"Aa lamun hayang berangkat duluan, teu naon-naon kok berangkat duluan wae, ajeng Kamil bareng bang Aldi kok, lanceuk nya Titah"

(Aa kalau mau berangkat duluan, tidak apa-apa kok berangkat duluan saja, nanti Kamil bareng bang Aldi kok, kakak nya Titah)

"Oh kitu, nya atos lamun kitu aa pergi ke masjid duluan nya"

(Oh gitu, ya sudah kalau gitu Aa pergi ke masjid duluan ya)

"Muhun a.."

(Iya a..)

Di rumah Titah,

Di kamar Aldi..

"Sudah rapih, wangi dan siap untuk ke masjid untuk sholat Jum'at"

Di rumah Kamil,

Di kamar Kamil..

"Baju sudah rapih dan siap untuk sholat Jum'at dan tinggal samper bang Aldi saja deh, oh iya besok kan hari Sabtu, malam Minggu, Emm aku ajak Titah jalan saja deh, wa Titah.."

Percakapan Kamil dan Titah lewat WhatsApp.

"Assalamu'alaikum kesayanganku besok kan malam Minggu kita jalan yuk, mau gak?"

"Wa'alaikumussalam bebeb ku, boleh emang mau jalan kemana?"

"Terserah kamu saja, kita lanjut nanti lagi ya, aku pamit sholat Jum'at dulu muah, muah, muah.."

"Ya sudah, nanti chat lagi ya muah, muah.."

Di rumah Titah,

Di ruang tengah..

"Adik gue ngapain sih, kaya cium foto gitu, jangan-jangan Kamil berhasil lagi nembak adik gue", dalam hati Aldi yang melihat adik nya Titah mencium-cium foto di hp nya sambil senyum-senyum sendiri.

"Mas Aldi.."

"Iya, mas Aldi pamit sholat Jum'at dulu ya, Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

Di rumah Kamil,

Di ruang tv..

"Bi Ella, teh Nuzy"

"Iya mil.."

"Muhun den mas.."

(Iya den mas..)

"Pamit ke masjid dulu ya, Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"Hati-hati mil.."

"Iya teh.."

Di depan rumah..

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam bang.."

"Yuk.."

"Yuk.."

Di rumah Titah,

Di kamar Titah..

"Oh iya kok saya jadi ingat teman-teman ya, kata nya mau kerumah jadi gak ya?, Wa saja lah.."

Percakapan Titah dan Dinda lewat WhatsApp.

"Assalamu'alaikum"

Di rumah Dinda,

Di kamar Dinda..

"Hp bunyi, dari siapa ya, oh dari Titah toh, ada apa ya?", Melihat WhatsApp dari Titah dan kemudian di balas oleh Dinda.

Percakapan Dinda dan Titah lewat WhatsApp.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam, ada apa Tah?"

"Din kata nya mau kerumah ngerjain tugas jadi gak?"

"Nanti Dinda tanya sama Eka, Eko, atau Edo dulu ya, kalau jadi nanti aku kabari ke Titah ya"

"Oh iya, Titah tunggu ya Din.."

"Iya Tah.."

"Ya sudah kalau begitu, maaf ya ganggu Din.."

"Iya Tah, gak apa kok"

"Oh oke.., Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam Tah.."

Masih di kamar Dinda..

"Kerjaan lagi huh.."

Percakapan Dinda dan Eka lewat WhatsApp.

"Assalamu'alaikum ka.."

"Wa'alaikumussalam Din, ada apa?"

"Titah nanya jadi gak kerumah dia?"

"Gak jadi, Edo dan Eko pergi, gue baru dapet kabar soal nya, tolong bilangin gitu ya ke Titah, berani gak?"

"Berani ka, elu kira gue bocah apa Hmm.."

"Oh berani ya sudah, gue jalan sama Cowok gue ya"

"Cowok elu, siapa?, Oh yang suka panggil elu yayang beb ye, si Ridwan teman nya Kamil, ya kan cie.."

"Emm mulai dah, udah ah udah.."

"Iya dah, Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

Di masjid..

"Mil.."

"Iya bang.."

"Gimana sukses gak tadi?"

"Sukses bang.."

"Berarti kalian sekarang sudah jadian dong alias pacaran"

"Iya bang, makasih ya bang sudah bantu saya"

"Sama-sama"

"Assalamu'alaikum", Fitroh memberi salam pada Kamil dan Aldi

"Wa'alaikumussalam", Kamil dan Aldi menjawab salam Fitroh

"Emm maaf nih ya pak, bapak mau pulang apa mau ngobrol di depan masjid?"

"Pulang sambil ngobrol hehe.."

"Oh pantes.."

"Emang kenapa sih a?"

"Kami ngantri nih mau keluar ada kalian berdua yang ngobrol jadi terpaksa nunggu"

"Maaf-maaf nih ya a, ngantri dan nungguin kita sampai jalan alias kasih jalan, apa emang ada niatan bapak untuk nguping?"

"Ya kalau bisa dua-duanya kenapa gak haha.."

"Bang.."

"Kenapa mil?"

"Pantesan saja dari tadi kakak gue gak lewat-lewat ternyata nguping.."

"Iya ternyata nguping, Emm maaf-maaf sekali lagi nih ya a"

"Emm apaan?"

"Aa nungguin di kasih jalan atau nguping?"

"Dua-duanya kalau boleh.."

"Oh pantesan mil.."

"Pantesan kenapa bang?"

"Iya orang-orang dari tadi mau lewat, lewat saja alias woles, cuma satu manusia saja yang kaga lewat dari tadi diam saja di situ"

"Kakak saya itu bang.."

"Ember.."

"Kalian ngomongin apa sih, ngomongin saya ya?"

"Kaga, ih siapa yang ngomongin situ gr.."

"Tau aa gr, siapa juga yang ngomongin aa  ih gr hu.. Aa gr, gelanggang remaja"

"Yeh bukan itu mil"

"Terus apa bang?"

"Gede rasa tau.."

"Oh emang sudah di ganti ya bang?"

"Dari dulu Kamil.."

Bersambung..