Chereads / Biarkan kami bercinta / Chapter 5 - 05

Chapter 5 - 05

Masih di dapur..

"Naon eta sep?"

(Apa itu sep?)

"Kuring  anyar sumping  ka pawon sarta henteu ngareuwaskeun Ella,sanes kuring  midamel Ella latah ku kituna tempe goreng eta ngeunaan pameunteu pak Fitroh"

(Saya baru datang ke dapur dan tidak mengagetkan Ella, bukan saya membuat Ella latah sehingga tempe goreng itu mengenai wajah pak Fitroh), Asep menjelaskan nya pada Fitroh.

"Menggah sanes anjeun teras saha atuh?"

(Kalau bukan kamu terus siapa dong?)

"Teuing.."

(Entah..)

"Hadeh.., sesah emang unjukan sami anjeun"

(Hadeh.., susah emang ngomong sama kamu)

"Kunaon a, cemong kitu haha"

(Kenapa a, cemong gitu haha), Kamil mentertawakan kakak nya yang wajah nya belepotan terkena minyak dan tempe goreng.

"Emm malah seuri deui, atos ditu ganti anggoan jeung tuang wengi"

(Emm malah ketawa lagi, sudah sana ganti baju dan makan malam)

"Muhun a.., mang anu sabar nya"

(Iya a.., mang yang sabar ya)

"Muhun den kasep Kamil"

(Iya den ganteng Kamil)

Di kamar Kamil lagi..

"Titah sudah rapih belum ya, WhatsApp dia saja deh"

Percakapan Kamil dan Titah lewat WhatsApp.

"Assalamu'alaikum"

Di rumah Titah,

Di meja makan lagi..

"Di.."

"Ya pak"

"Titah mana?"

"Di kamar"

"Rapih sekali kamu di"

"Iya benar, rapih sekali kamu, mau kemana?", Tanya ibu pada Aldi.

"Mau pergi pak, bu, dengan Titah boleh ya", Aldi menjawab pertanyaan ibu dan memohon pada ibu dan bapak agar di izinkan untuk pergi bersama Titah.

"Oh.."

"Iya boleh, tapi nanti ya selesai makan malam"

"Panggil ya"

"Inggih leh, panggil adhi panjenengan gih untuk mangan wengi bersama"

(Iya nak, panggil adik mu gih untuk makan malam malam bersama)

"Inggih bu"

(Iya bu)

Di kamar Titah lagi..

"Hp ku bunyi, siapa nih, Kamil ku sayang, muah, muah, muah, muah", Titah menciumi hp nya berkali-kali karena mendapatkan chat dari Kamil dan tanpa Titah sadari Aldi sedang memperhatikan nya di depan pintu kamar nya.

"Adik gue lagi ngapain tuh, oh ciumin hp nya pasti dari Arjuna pilihan adik nya alias Kamil haha.., dasar ABG haha..", Aldi tertawa melihat Titah menciumi hp nya berkali-kali karena mendapatkan chat dari Kamil.

"Balas ah.."

Percakapan Kamil dan Titah lewat WhatsApp.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam sayang ku"

Di rumah Kamil,

Di kamar Kamil lagi..

"Yes Titah balas chat ku" 

Percakapan Kamil dan Titah lewat WhatsApp.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam sayang ku"

"Kamu sudah rapih belum?"

"Belum"

"Oh, ya sudah sekarang siap-siap gih sayang, nanti habis makan malam aku tunggu di depan rumah kamu ya sayang ku muah.."

"Iya sayang ku, muah.."

Di rumah Titah,

Di kamar Titah lagi..

"Siap-siap dulu ah, pake baju yang mana ya?, Emm.. Kok aku mendengar sesuatu ya seperti seseorang yang tertawa deh di luar, lihat deh..", Titah mendengar Aldi tertawa di depan kamar nya dan kemudian Titah pun keluar dari kamar nya.

Di depan kamar Titah..

"Hahaha.. muah, muah gitu Titah", Aldi mentertawakan Titah yang sedang menciumi hp nya karena dapat chat dari Kamil.

"Mas Aldi kenapa lagi mesam-mesem, Aha.. Kenapa gak gue tanya saja, den mas Aldi..", Titah menegur Aldi dengan menirukan suara Darmi.

"Inggih bi Dar.."

(Iya bi Dar..)

"Kenopo den mas Aldi kok tertawa bebasan iku?"

(Kenapa den mas Aldi kok tertawa seperti itu?), Titah masih menirukan suara Darmi lagi.

"Iku loh bi Dar.."

(Itu loh bi Dar..)

"Iku kenopo?"

(Itu kenapa?), Masih menirukan suara Darmi.

"Iku si Titah haha.. haha.. haha.."

(Itu si Titah haha.. haha.. haha..)

"Cah ayu Kenopo ta, ana apa karo cah ayu, den mas Aldi?"

(Anak cantik kenapa sih, ada apa dengan anak cantik, den mas Aldi?), Masih menirukan suara Darmi.

Di meja makan lagi..

"My wife"

(Istriku)

"Yes my husband"

(Iya suamiku)

"Anak-anak mana sih, lama sekali"

"Sabar suamiku"

"Darmi, Darmi.."

"Nggih kanjeng ibu"

(Ya kanjeng ibu)

"Dudu kulo sing memanggil panjenengan, nangging semah kulo mi.."

(Bukan saya yang memanggil kamu, tapi suamiku mi..)

"Oh kanjeng romo, ana apa kanjeng romo?"

(Oh kanjeng romo, ada apa kanjeng romo?)

"Tolong panggil Titah dan Aldi ya, saya sudah lapar ini"

"Oh nggih kanjeng romo, Jagi laksanakan"

(Oh ya kanjeng romo, siap laksanakan)

Di rumah Kamil,

Di meja makan lagi..

"Mas Fitroh kenapa?"

"Gak apa-apa"

"Bohong, gak apa-apa kok gelisah seperti itu sih"

"Jujur ya sayang aku sudah lapar dan Tidak tahan nih.."

" Oh sabar dong sayang"

"Iya, Kamil mana lagi sih"

"Iya ya, Kamil mana lagi, lama sekali gak seperti biasa nya"

"Kamil..", Fitroh dan Nuzy sama-sama memanggil Kamil.

Di rumah Titah,

Di depan kamar Titah lagi..

"Titah, haha.. menciumi hpne ndewek haha.. pasti saka Kamil iku bi dar haha.. jajal bi dar delok saka mau deh pasti bi dar tertawa juga bebasan kulo mau haha.. haha.. haha.."

(Titah, haha.. Menciumi hp nya sendiri haha.. pasti dari Kamil itu bi Dar haha.. Coba bi Dar lihat dari tadi deh pasti bi Dar tertawa juga seperti saya tadi haha.. haha.. haha..), Aldi masih mentertawakan Titah yang sedang menciumi hp nya karena dapat chat dari Kamil.

"Oalah disini ta di cariin ke kamar nya ternyata di kamar nya cah ayu, Assalamu'alaikum den mas Aldi"

"Wa'alaikumussalam bi Dar, kok Assalamu'alaikum sih, lah kalau itu bi Dar terus ini siapa dong?", Aldi bertanya dan menengok ke arah belakang yang ternyata itu adalah Titah, adik nya yang dari tadi menirukan suara nya Darmi. 

"Lucu nggih den mas Aldi?"

(Lucu ya den mas Aldi?), Titah bertanya pada Aldi dan masih menirukan suara Darmi.

"Eh Titah, adhi kulo sinh paling ayu lan sing paling mas Aldi sayang, hehe.. boten kok hehe.."

(Eh Titah, adik ku yang paling cantik dan yang paling mas Aldi sayang, hehe.. enggak kok hehe..), Aldi berhenti tertawa saat melihat Titah yang ada di belakang nya.

"AU AH..", Titah ngambek dan membanting pintu kamar nya.

Di depan rumah Titah..

"Astaghfirullahalazim", Samsul menyembur kopi yang berada di mulut nya ke wajah Paijo yang kaget mendengar suara Titah yang membanting pintu kamar.

"Semprul awak mu sul, sul.."

(Semprul kamu sul, sul..), Paijo mengelap wajah nya yang basah menggunakan tangan nya dan kemudian Paijo marah karena di sembur kopi oleh Samsul.

"Awak mu ngopo ta jo, jo.."

(Kamu kenapa ta jo, jo..?), Samsul bertanya pada Paijo.

"Delok ndewek no loh sul, sul.."

(Lihat sendiri nih loh sul, sul..), Jawab Paijo

"Atakiwir..", Samsul kaget karena kopi yang dia sembur mengenai wajah Paijo dan menggunakan kata yang suka Paijo ucapkan ketika Paijo kaget.

"Duwe awak ku kae sul, mbok ngae-ngae wae.."

(Punya ku itu sul, pake-pake saja), Paijo marah lagi karena Samsul menggunakan kata yang suka Paijo ucapkan ketika Paijo kaget.

"Apura jo, panjenengan kena kopi sing tak sembur ke arah panjenengan nggih sediluk tak bersihkan lan apura juga nggih sampun menggunakan atakiwir, yaiku Duwe awak mu"

(Maaf Jo, kamu kena kopi yang ku sembur ke arah kamu ya, sebentar ku bersihkan dan maaf juga ya sudah menggunakan atakiwir, yaitu punya mu), Samsul meminta maaf pada Paijo.

"Nggih tak maafkan nangging aja mbok ulang meneh nggih sul.."

(Ya ku maafkan tapi jangan kamu ulang lagi ya sul..), Paijo memaafkan Samsul.

"Nggih Jo, maturnuwun"

(Ya Jo, terimakasih)

"Sami-sami sul"

(Sama-sama sul)

Di meja makan lagi..

"Itu suara apa ya?"

"Kaya nya dari atas deh suamiku, jangan-jangan"

"Titah, ini pasti Aldi"

Di depan kamar Titah lagi..

"Kenceng bener..", Aldi menutup telinga nya karena Titah membanting pintu kamar nya.

"Den mas Aldi sih, ya sudah sana ke meja makan di tunggu sama kanjeng ibu dan kanjeng romo"

"Oh ya bi Dar.."

Di depan rumah lagi..

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"Sul.."

"Nggih jo"

(Ya jo)

"Kopi ku ndi?"

(Kopi ku mana?)

"Neng kono  jo emange ora ono?"

(Di situ jo memangnya gak ada?), Tanya Samsul.

"Ora ono"

(Gak ada), jawab Paijo.

"Oh berarti durung neng antar karo bojo ku  jo"

(Oh berarti belum di antar dengan istri ku jo)

"Bapakne kula kopine teka.."

(Suami ku kopi nya datang..)

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam, bapakne kula, jo"

(Wa'alaikumussalam, suami ku, jo)

"Kenopo mi?"

(Kenapa mi?), Tanya Paijo.

"Ora tau ibune kula, iki anyar gelem neng delok sopo sing teka"

(Gak tau istri ku, ini baru mau di lihat siapa yang datang)

"Assalamu'alaikum"

"Nggih gelis neng delok ngono"

(Ya cepat di lihat gitu)

"Inggih ibune kula, wa'alaikumussalam, eh den mas Kamil"

(Iya istri ku, Wa'alaikumussalam, eh den mas Kamil)

"Iya lik Samsul, Titah nya ada?"

"Ada di dalam, masuk saja ke dalam, sini biar sepeda nya saya yang taruh ke garasi"

"Oh iya lik.."

"Ibune kula.."

(Istri ku..)

"Nggih bapakne kula"

(Ya suami ku)

"Antarkan den mas Kamil ke dalam"

"Becik bapakne kula, hayuk den mas Kamil"

(Baik suami ku, hayuk den mas Kamil)

"Iya bi Darmi"

"Eh jo ojo curang dolan cature"

(Eh jo jangan curang main catur nya)

"Inggih inggih sul, delok wae meneh iki uwong yen kulo gelem curang, ngapleki tenan iih.."

(Iya iya sul, lihat saja lagi ini orang kalau saya mau curang, ngeselin benar iih..), kata Paijo sambil ngomel-ngomel sendiri.

Di meja makan lagi..

"Assalamu'alaikum kanjeng ibu, kanjeng romo"

"Wa'alaikumussalam mi.."

"Amit nggih kanjeng romo, kula gelem asih tau ana den mas Kamil teka ke omah, kanjeng romo"

(Permisi ya kanjeng romo, saya mau kasih tau ada den mas Kamil datang ke rumah, kanjeng romo)

"Nggih sampun suruh melebu wae ke ruang dhahar, sekalian dhahar wengi bersama"

(Ya sudah suruh masuk saja ke meja makan, sekalian makan malam bersama)

"Inggih kanjeng ibu Yen ngono kula ke ruang tamu meneh untuk mengantarkan den mas Kamil ke merene, ke ruang dhahar maksute"

(Iya kanjeng ibu kalau begitu saya ke ruang tamu lagi untuk mengantarkan den mas Kamil ke sini, ke ruang makan maksud nya)

"Oh nggih mi.."

(Oh ya mi..)

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"Aldi.."

"Iya pak"

Di ruang tamu..

"Den mas Kamil.."

"Iya bi Darmi"

"Hayuk ikut bibi ke kanjeng ibu dan kanjeng romo"

"Oh iya bi.."

Di meja makan lagi..

"Aldi, ngger.., neng jawab dong pertanyaan romone panjenengan"

(Aldi, nak.., di jawab dong pertanyaan bapak mu)

"Sampun bu mau"

(Sudah bu, tadi)

"Oh nggih lali"

(Oh ya lupa)

"Si mbok kepiye no loh, hehe.."

(Ibu bagaimana no loh, hehe..), Aldi tertawa.

"Assalamu'alaikum", Kamil dan Darmi memberikan salam pada ibu Titah, ayah Titah, dan Aldi.

"Wa'alaikumussalam", ibu Titah, ayah Titah, dan Aldi menjawab salam Kamil dan Darmi.

"Amit kanjeng ibu, niki den mas Kamil nya"

(Permisi kanjeng ibu, ini den mas Kamil nya), Darmi memberitahu ibu Titah dan ayah Titah bahwa ada Kamil di rumah mencari Titah.

"Oh ya mi.."

"Mi.."

"Nggih kanjeng ibu"

(Ya kanjeng ibu)

"Pitulung panjenengan ke kamare Titah saiki, omong ke de'n yen neng isor ono Kamil nggih"

(Tolong kamu ke kamarnya Titah sekarang, bilang ada Kamil di bawah ya), ibu Titah meminta Darmi memanggil Titah ke kamarnya.

"Jagi laksanakan kanjeng ibu"

(Siap laksanakan kanjeng ibu)

Di kamar Titah lagi..

"Yes tinggal tahap terakhir hehe.."

"Assalamu'alaikum cah ayu.." 

(Assalamu'alaikum anak cantik..)

"Wa'alaikumussalam nggih bi Dar, ono opo?"

(Wa'alaikumussalam ya bi Dar, ada apa?), Tanya Titah.

"Cah ayu neng jaluk kanjeng simbok kanggo menyang isor merga ana den mas Kamil teka menyang omah, lan tembung kanjeng romo neng tunggu uga kanggo madhang wengi bareng"

(Anak cantik di minta kanjeng ibu untuk ke bawah karena ada den mas Kamil datang ke rumah, dan kata kanjeng romo di tunggu juga untuk makan malam bersama), jawab Darmi.

"Oh nggih bi Dar, dhela meneh kok aku idhun menyang isor, amarga aku isih kudu nggoleki sepatu sendal aku luwih-luwih mbiyen, kandha menyang kanjeng simbok lan kanjeng romo ngono wae nggih bi Dar.."

(Oh ya bi Dar, Sebentar lagi kok saya turun ke bawah, karena saya masih harus mencari sepatu sendal saya terlebih dahulu, bilang ke kanjeng ibu dan kanjeng romo begitu saja ya bi Dar..)

"Nggih sampun yen ngono, bi Dar tinggal nggih cah ayu"

(Ya sudah kalau begitu, bi Dar tinggal ya anak cantik)

"Oh nggih, nggih, nggih, bi Dar.."

(Oh ya, ya, ya, bi Dar..)

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

Di ruang makan lagi..

"Duh lama banget sih Darmi manggil Titah nya..", kata Aldi dalam hati sambil melihat jam tangannya.

"Assalamu'alaikum", Darmi memberikan salam pada semua yang ada dimeja makan.

"Wa'alaikumussalam", semua yang ada dimeja makan menjawab salam dari Darmi.

"Nah ini dia orangnya lama banget sih", kata Aldi di dalam hati lagi.

"Loh mi, Titah nya pundi?"

(Loh mi, Titah nya mana?), Tanya ibu Titah.

"Klamit njaluk ngapura kanjeng simbok, tembung cah ayu aku neng kongkon tekanke iki marang kanjeng simbok lan kabehe yen sedhela meneh cah ayu arep ndang medhun keisor lan neng jaluk kanggo saranta"

(Permisi minta maaf kanjeng ibu, kata anak cantik saya di suruh sampaikan ini kepada kanjeng ibu dan semuanya kalau sebentar lagi anak cantik akan segera turun kebawah dan di minta untuk sabar), Darmi menjelaskan kepada semua yang ada di meja makan.

"Oh ngono nggih sampun kita tunggu wae"

(Oh begitu ya sudah kita tunggu saja)

"Yah tambah lama dong, lama lagi kalau tunggu Titah turun ke bawah", kata Aldi dalam hati lagi yang masih melihat jam tangannya.

Empat puluh lima menit kemudian..

Di kamar Titah lagi..

"Alhamdulillah selesai hehe.."

Di ruang makan lagi..

"Duh.. Adik gue satu-satunya mana ya lama banget di kamarnya ngapain saja sih?", Tanya Aldi dalam hati.

"Sabar ya suamiku, Aldi anakku, dan Kamil.."

"Iya tante"

"Iya bu"

"Iya istri ku"

Di kamar Titah lagi..

"Saatnya ke bawah hehe.."

Di ruang makan lagi..

"Mi.. Darmi.."

Di dapur..

"Mangan disik ah, waduh.. Kanjeng ibu memanggil kula meneh"

(Makan dulu ah, waduh.. Kanjeng ibu memanggil saya lagi)

Di ruang makan lagi..

"Darmi.. Mi.. Darmi.."

Di dapur lagi..

"Tenan ta neng panggil karo kanjeng ibu meneh.." 

(Benar kan di panggil dengan kanjeng ibu lagi..)

Di ruang makan lagi..

"Istriku kamu panggil Darmi untuk apa?", Tanya ayah Titah.

"Untuk memanggil Titah kembali suamiku", jawab ibu Titah.

"Kayanya boten usah memanggil Titah deh bu"

(Sepertinya tidak usah memanggil Titah deh bu)

"Loh kenopo emange ngger?"

(Loh kenapa memangnya nak?), Tanya Ibu Titah.

"Tuh..", Aldi menunjuk kearah Titah.

"Assalamu'alaikum", Titah memberikan salam pada semua yang ada di meja makan.

"Wa'alaikumussalam", semua yang ada di meja makan menjawab salam dari Titah.

"Nduk, walah nduk ayune panjenengan nduk, pantes sui ternyata panjenengan dandan nggih nduk"

(Nak, walah nak cantiknya kamu nak, pantas lama ternyata kamu dandan ya nak)

"Nggih bu"

"Wah Titah kalau dandan cantik juga ya..", kata Kamil dalam hati dan tidak berkedip memandangnya.

"Adik gue, emm.. Si Kamil pasti terpesona tuh lihat Titah yang cantik karena dandan", kata Aldi dalam hati.

"Nggih kanjeng ibu, ono opo?"

(Ya kanjeng ibu, ada apa?), Tanya Darmi.

"Panjenengan ngendi wae neng panggil saka mau boten menjawab?"

(Kamu kemana saja di panggil dari tadi tidak menjawab?), Tanya ibu Titah.

"Ngapura kanjeng ibu kula mau sedang neng pawon, menyiapkan dhahar wengi untuk saya, bapakne kula, lan Paijo"

(Maaf kanjeng ibu saya tadi sedang di dapur, menyiapkan makan malam untuk saya, suami saya dan Paijo), jawab Darmi dengan jelas.

"Nggih sampun boten punapa-punapa, mau kula panggil panjenengan merga gelem nyuwun pitulung panggil Titah meneh, nanging boten dadi merga Titah sampun neng merene, dadi panjenengan sampun iso bali meneh ke pawon"

(Ya sudah tidak kenapa-kenapa, tadi saya panggil kamu karena mau minta tolong panggil Titah lagi, tapi tidak jadi karena Titah sudah di sini, jadi kamu sudah bisa kembali lagi ke dapur)

"Oh nggih kanjeng ibu yen ngono kula amit, assalamu'alaikum", Darmi pamit pada ibu Titah dan memberikan salam pada semua yang ada di meja makan.

"Wa'alaikumussalam", semua yang ada di meja makan menjawab salam dari Darmi.

"Ya sudah kita makan malam sudah tidak ada yang di tunggu lagi kan?", Tanya ayah Titah.

"Iya pak.."

"Oh ya Kamil ikut makan malam bersama disini ya?", Tanya Ibu Titah.

"Terimakasih tante, tapi.."

"Sudahlah tidak perlu malu kaya sama siapa saja kamu ini mil.."

"Mas Aldi..", Kamil memanggil Aldi dengan berbisik.

"Kenapa mil?", Tanya Aldi sambil berbisik-bisik.

"Saya sudah makan malam tadi mas di ruamh, gimana cara nolak permintaan tante Tuti untuk makan disini mas, saya gak enak mas..", kata Kamil berbisik.

"Oh..", seru Aldi dengan berbisik-bisik lagi.

"Kenapa sih, ada apa sih mil, mas?", Tanya Titah dengan curiga.

"Itu kata Kamil sudah makan malam di rumah, dan dia gak enak nolak ajakkan makan malam disini pak, bu, tah..", Aldi menjelaskan ke orang tuanya dan adiknya.

"Sudah tidak apa, makan malam bersama disini lagi ya..", kata ibu Titah.

"Iya tante, Kamil makan malam bersama di sini saja lagi deh, tapi maaf sebelumnya ya tante bukan maksud Kamil seperti tadi takut tante kecewa saja kalau tau Kamil sudah makan di rumah, tante", kata Kamil sambil menjelaskan kepada ibu Titah.

"Iya deh..", sambung Titah.

"Haha..", semua tertawa di meja makan.

"Iya mil tidak apa, kenapa harus takut bilang saja yang sejujurnya, tante tidak marah kok..", kata ibu Titah.

"Ya sudah yuk makan, di pimpin doa", pinta ayah Titah.

"Siap pak.."

Di rumah Kamil,

Di ruang keluarga..

"Duh telpon bunyi pak Fitroh dan bu Fitroh keluar, Asep juga, ya terpaksa saya angkat deh..", kata bi Ella dengan mengeluh.

Percakapan Ella dan ayah Kamil lewat telepon.

"Assalamu'alaikum bi.."

"Wa'alaikumussalam juragan.."

"Fitroh mana?", Tanya ayah Kamil.

"Pergi juragan", jawab bi Ella.

"Pergi kemana bi?", Tanya ayah Kamil lagi.

"Tidak tau juragan, tadi perginya tidak bilang", jawab bi Ella lagi.

"Oh, Kamil saja kalau begitu bi"

"Den mas Kamil juga sama tidak ada di rumah juragan"

"Gak ada juga, kemana ya bi dan kira-kira tau gak Kamil pergi kemana?", Tanya ayah Kamil lagi.

"Saya juga tidak tau, tadi kalau tidak salah den mas Kamil pergi setelah makan malam, tapi bibi tidak tau perginya kemana juragan", jawab bi Ella lagi.

"Oh gitu, ya sudah kalau begitu saya titip pesan saja ya untuk Fitroh dan Kamil ya bi.."

"Oh iya juragan"

"Saya titip pesan kalau saya, istri saya, dan Nawaz anak Fitroh belum bisa pulang sekarang karena masih ada yang di urus di sini"

"Oh iya juragan, nanti akan saya sampaikan pesan dari juragan"

"Ya sudah kalau begitu, sudah tutup ya, assalamu'alaikum"

"Iya juragan, wa'alaikumussalam"

Masih di ruang keluarga..

"Rumah sepi saya istirahat dulu sudah tidak ada yang saya kerjakan lagi ini.."

Di rumah Titah,

Masih di ruang makan..

"Alhamdulillah", ayah Titah mengucapkan rasa syukur pada Allah karena sudah kenyang dan merasa puas atas nikmat yang telah Allah berikan pada keluarganya.

"Emm bu, pak.."

"Iya di.."

"Iya di, ada apa?", Tanya ibu Titah.

"Aldi, Titah, dan Kamil langsung pamit saja ya, assalamu'alaikum, dik yuk.."

"Iya mas, bu, pak pamit, assalamu'alaikum"

"Tante, om pamit ya, assalamu'alaikum"

"Iya, Wa'alaikumussalam"

"Iya hati-hati di jalan ya, Wa'alaikumussalam" 

Di mall,

Di bioskop..

"Oke kita kan sudah punya pasangan masing-masing, dan nontonnya enaknya.."

"Sama pasangan masing-masing saja mas, gimana?", Tanya Kamil.

"Emm mil, itu kan yang mau mas Aldi tanyain eh sudah keduluan kamu, ya sudah kalau begitu mas Aldi setuju deh, tapi gak tau deh kalau Fani pacar mas Aldi, Yank gimana setuju gak?, Aldi menjawab pertanyaan Kamil dan Aldi bertanya pada Fani.

"Aku sih setuju Yank, kalau.."

"Setuju kok mbak, yuk mil.."

"Oh iya mil lupa.."

"Lupa apa mas?", Tanya Kamil lagi.

"Pulangnya juga misah ya", jawab Aldi sambil bisik-bisik pada Kamil.

"Kalian berdua ngapain sih kok bisik-bisik lagi, sama kaya di rumah..", kata Titah dengan curiga lagi.

"Gak kok dik, oh ya dik nanti di jelaskan ya sama mas Kamil mu di dalam bioskop, yuk Yank..", Aldi mengedipkan mata pada Fani dan memberikan kode pada Kamil.

"Yuk..", kata Fani.

"Iya deh.."

Bioskop 02,

Titah dan Kamil..

"Tah.."

"Iya mil.."

"Emm.. Aku mau ngomong tapi takut Titah marah nantinya", kata Kamil.

"Emangnya kamu mau ngomong apa sih, kenapa harus takut aku marah, gak apa omongin saja, mau ngomong apa sih emangnya?", Tanya Titah sambil tersenyum.

"Ngomongin soal panggilan sayang untuk kita", jawab Kamil sambil tersenyum juga.

"Oh ngomongin soal panggilan sayang kita, kamu mau panggilan kesayangannya apa?", Tanya Titah.

"Kamu mau panggil aku apa dan emangnya boleh ada panggilan kesayangan?", Tanya Kamil juga.

"Boleh dong, aku mau panggil kamu samil..", jawab Titah.

"Haa, kok samil, samil itu artinya apa?", Tanya Kamil dengan bingung.

"Samil itu artinya sayang Kamil", jawab Titah sambil senyum.

"Oke kalau begitu Kamil mau panggil kamu satah.."

"Yang artinya sayang Titah kan?", Tanya Titah lagi sambil menebak-nebak panggilan sayang Kamil untuknya.

"Iya, kok kamu tau sih?", Tanya Kamil juga.

"Tau dong, kan kita sehati..", jawab Titah sambil tersenyum lagi.

"Oke deh satah", kata Kamil sambil tersenyum juga.

"Emm samil.."

"Iya satah, ada apa?", Tanya Kamil.

"Mau nanya dong..", jawab Titah.

"Soal apa?", Tanya Kamil lagi.

"Soal yang di depan bioskop", jawab Titah lagi.

"Oh itu, kata mas Aldi nanti aku dan kamu pulang berdua saja, gitu satah..", Kamil menjelaskannya pada Titah.

"Oh, jadi kita malam ini pulang cuma berdua saja?", Tanya Titah lagi.

"Iya satah ku..", jawab Kamil sambil tersenyum lagi.

"Oh ya emangnya Samil bawa sepeda?", Tanya Titah lagi.

"Enggak satah, kan bisa jalan kaki satah pulangnya hehe..", jawab Kamil sambil tertawa.

"Ih kok jalan kaki sih, kalau Titah capek gimana?", Tanya Titah lagi.

"Bilang samil nanti kalau satah kecapekan, nanti samil gendong sampe rumah", jawab Kamil lagi.

"Bener ya?", Tanya Titah lagi.

"Iya satah", jawab Kamil lagi.

"Janji..", Titah memberikan kelingkingnya pada Kamil.

"Janji dong, kaya anak kecil ya kamu ini haha..", Kamil juga memberikan kelingkingnya dan kemudian disatukan pada kelingkingnya Titah dengan tertawa, sambil mengelus-elus lembut kepalanya Titah.

"Biarin wek.. Haha..", Titah menjulurkan Lidahnya dan kemudian tertawa sambil kepalanya berada di dada Kamil dan Kamil mengelus kepalanya.

Bioskop 04,

Aldi dan Fani.

"Filmnya serem ya Yank, kamu takut gak?", Tanya Aldi sambil mengelus-elus kepala Fani.

"Iya Yank serem banget, enggak takut kok hehe.., kira-kira Titah dan Kamil nonton film apa ya Yank?", Fani menjawab pertanyaan Aldi dan kemudian Fani bertanya pada Aldi juga.

"Iya ya, kira-kira Titah dan Kamil nonton film apa ya?", Tanya Aldi lagi.

"Coba kamu tanya deh lewat WhatsApp, Instagram, atau kamu messenger saja Yank", jawab Fani dan menyarankan untuk bertanya pada Titah atau Kamil lewat sosial media miliknya.

Bersambung..