Chereads / Biarkan kami bercinta / Chapter 6 - 06

Chapter 6 - 06

Percakapan Titah dan Aldi lewat WhatsApp.

"Assalamu'alaikum", Aldi memberikan salam pada Titah.

"Wa'alaikumussalam", Titah menjawab salam dari Aldi.

"Kamu dan Kamil nonton film apa dik?", tanya Aldi.

"Nonton film india kenapa, mas sendiri nonton film apa?", Titah menjawab pertanyaan Aldi dan Titah bertanya juga pada Aldi.

"Nonton film horor, ih serem.. Kamu kan penakut orangnya haha..", Aldi menjawab pertanyaan Titah dan Aldi mengejek Titah sambil tertawa.

"Ih enak saja, mana ada Titah penakut, gak salah ngomong mas, mas Aldi kali yang penakut haha..", Titah tertawa dan ganti mengejek Aldi.

** 

Bioskop 02 lagi,

Titah dan Kamil..

"Satah ku sedang chatan dengan siapa sih?", tanya Kamil dalam hati.

"Samil kenapa?", tanya Titah.

"Enggak dari tadi samil perhatikan kamu chatan terus, chatan sama siapa sih?", tanya Kamil lagi.

"Oh ini chatan sama mas Aldi, samil mau baca boleh kok, nih..", Titah memberikan hpnya pada Kamil.

"Beneran boleh?", tanya Kamil lagi.

"Bener boleh, nih..", jawab Titah sambil memberikan hpnya pada Kamil.

"Oke, kalau Kamil balas boleh juga gak?", tanya Kamil lagi.

"Boleh juga kok samil..", jawab Titah lagi.

"Oke, mana sini hpnya", Kamil meminta hpnya Titah.

"Ini samil, kan dari tadi aku sudah memberikan hp ku tapi samil belum mengambilnya dari tanganku", Titah memberikan hpnya pada Kamil.

"Oh iya, maaf ya.."

"Iya.."

** 

Percakapan Kamil dan Aldi lewat WhatsApp.

"Assalamu'alaikum mas Aldi, ini gue Kamil pakai hpnya Titah, elu nanton horor gak ngomong-ngomong gue, wah parah lu mas.."

"Hehe.. Filmnya serem banget mil, dan anak kecil gak boleh nonton film ini, film ini untuk orang dewasa jadi anak kecil dilarang nonton hehe.."

"Wah parah lu mas.."

"Hehe.., eh ya nanti kamu jaga Titah dan antar Titah sampai rumah ya", pinta Aldi.

"Oke siap mas..", Kamil pun melaksanakan perintah dari Aldi.

"Ya sudah saya mau lanjut nonton filmnya lagi deh, kamu juga lanjut nonton filmnya juga ya"

"Oke.."

** 

Masih di bioskop 02,

Titah dan Kamil..

"Samil.."

"Iya satah, kenapa?", tanya Kamil.

"Sudah selesai filmnya yuk pulang atau mau lanjut jalan-jalan lagi?", Titah menjawab pertanyaan Kamil dan Titah juga bertanya pada Kamil.

"Emm enaknya sih langsung pulang saja satah", jawab Kamil.

"Oh oke, ya sudah yuk pulang", ajak Titah.

"Yuk, ini hp kamu terimakasih ya", Kamil memberikan hp Titah kepada Titah dan Kamil mengucapkan terimakasih.

"Iya samil..", sambung Titah.

** 

Di lobby mall..

"Samil.."

"Iya satah.."

"Yuk pulang mau hujan"

"Oh iya sayang.."

Di jalan dekat rumah Titah dan Kamil..

"Yah, yah, yah hujan samil.."

"Iya satah, hujan.."

"Neduh dulu yuk.."

"Yuk.."

"Neduh dimana samil?", tanya Titah.

"Sebentar ya satah..", jawab Kamil.

"Iya.."

"Satah itu ada rumah kosong, gimana kalau kita meneduh di sana saja?", tanya Kamil.

"Ya sudah samil yuk kita neduh di rumah kosong itu saja daripada kita kehujanan dan hujannya juga deras sekali Titah gak kuat nih samil dingin banget", jawab Titah.

"Oke, yuk satah", ajak Kamil yang mengandeng tangan Titah.

Di rumah kosong..

"Dingin..", Titah kedinginan.

"Kamu kedinginan ya satah tunggu sebentar ya", kata Kamil yang akan membuatkan api unggun.

"Iya, samil sedang apa?", tanya Titah.

"Sedang membuatkan kamu api unggun untuk menghangatkan tubuh kamu satah", Kamil menjawab pertanyaan Titah dan Kamil juga membuatkan api unggun untuk Titah.

"Oh..", seru Titah.

Lima menit kemudian..

"Satah.."

"Iya samil.."

"Sini.."

Aku menghangatkan tubuh Titah dan kami melakukan apa yang Allah tidak sukai atau berzinah di dalam rumah kosong itu.

Di rumah Kamil,

Di depan rumah..

"Assalamu'alaikum", Fitroh dan Nuzy mengucapkan salam kepada bi Ella.

"Wa'alaikumussalam", bi Ella menjawab salam dari Fitroh dan Nuzy.

"Bi Ella.."

"Muhun den Fitroh, aya naon?"

(Iya den Fitroh, ada apa?), tanya bi Ella.

"Kamil atos balik tacan bi?"

(Kamil sudah pulang belum bi?), tanya Fitroh juga.

"Tacan den.."

(Belum den..), jawab Ella.

"Oh kitu nya, nya atos, oh nya bi Pintu na ulah di kunci nya sieun na ajeng Kamil balik teu nyaho jeung juga teu dangu"

(Oh gitu ya, ya sudah, oh ya bi Pintunya jangan di kunci ya takut nya nanti Kamil pulang tidak tau dan juga tidak dengar)

"Muhun den Fitroh.."

(Iya den Fitroh..)

Di rumah Titah,

Di kamar ibu dan ayah Titah..

"My wife"

(Istriku)

"Yes my husband"

(Ya suamiku)

"Why are you anxious like that, does anyone disturb your mind, my wife?"

(Kenapa kamu gelisah seperti itu, apakah ada yang menganggu fikiranmu, istriku?), tanya ayah Titah.

"Of course there are disturbing my thoughts, my husband"

(Tentu ada yang menganggu fikiranku, suamiku), jawab ibu Titah.

"What disturb your mind, my wife?"

(Apa yang menganggu fikiranmu, istriku?), tanya ayah Titah lagi.

"Children's husbands, why they have not come home too until now, yes, our daughter, my husband"

(Anak-anak suamiku, mengapa mereka belum pulang juga sampai saat ini ya, terutama putri kita, suamiku), jawab ibu Titah lagi dengan panik.

Di rumah kosong lagi..

"Astaghfirullahalazim.."

"Titah, maafkan aku.."

"Mil.. Kita benar-benar melakukannya mil, bagaimana kalau Titah hamil mil?", tanya Titah sambil menangis.

"Maafkan aku Titah, aku yang salah mengajak kamu berteduh di rumah kosong ini dan akhirnya kita melakukannya, jika kamu hamil aku akan bertanggung jawab dan aku akan menikahi kamu", jawab Kamil dan Kamil juga berjanji akan menikahi Titah apabila Titah hamil.

"Terus Titah harus ngomong apa mil sama ibu, bapak, dan mas Aldi?", tanya Titah lagi.

"Untuk sekarang kamu jangan ngomong apa-apa ya satah pada kedua orang tua kamu begitu juga dengan aku, aku juga tidak akan mengatakan apa-apa pada orang tua ku, kalau kamu benar-benar hamil baru aku akan memberitahu orang tua ku dan aku akan bertanggung jawab untuk menikahi kamu", jawab Kamil lagi.

"Baik mil.."

Aku dan Titah pun pulang, aku mengantarnya terlebih dahulu sebelum aku pulang ke rumah ku, sesampainya di rumah aku langsung pergi ke kamar dan di kamar aku juga tidak bisa tidur karena aku memikirkan soal yang di rumah kosong malam ini.

Sampai keesokan harinya dimana aku mulai sekolah lagi dan orang tua ku yang belum pulang dari kampung halaman bersama keponakanku.

Di rumah Titah,

Di depan rumah Titah lagi..

"Assalamu'alaikum", Titah dan Kamil memberikan salam pada Paijo yang berjaga di depan rumah.

"Wa'alaikumussalam, ealah cah ayu lan cah bagus, sumangga mlebu"

(Wa'alaikumussalam, ealah anak cantik dan anak ganteng, hayuk masuk), Paijo menjawab salam dari Titah dan Kamil.

"Cah ayu lan cah bagus ngopo jo, kok bali-bali rasukanne teles kabeh?"

(Anak cantik dan anak ganteng kenapa jo, kok pulang-pulang bajunya basah semua?), tanya Samsul.

"Teles mbok karena udan sul, habis udan mau ta"

(Basah mungkin karena hujan sul, kan habis hujan tadi), jawab Paijo.

"Oh inggih nggih, habis udan mau"

(Oh iya ya, habis hujan tadi)

"Cah ayu lan cah bagus langsung mlebu omah lan salin rasukan wae nggih"

(Anak cantik dan anak ganteng langsung masuk rumah dan ganti baju saja ya)

"Nggih lik, yuk samil.."

(Ya lik, yuk samil..)

"Kamu saja satah.."

"Loh kok.."

"Kenapa samil?", tanya Titah.

"Samil langsung pulang saja salam untuk bapak dan ibu kamu ya, lik saya langsung pulang saja ya dan saya bisa ambil sepeda saya kan di garasi?", Kamil menjawab pertanyaan Titah dan Kamil bertanya pada Paijo.

"Oh nggih cah bagus iso.."

(Oh ya anak ganteng bisa..), jawab Paijo.

"Samil pulang ya satah"

"Iya samil"

"Ini den mas Kamil sepedanya"

"Terimakasih lik"

"Sama-sama den.."

"Assalamu'alaikum", Kamil memberikan salam pada Paijo dan Titah.

"Wa'alaikumussalam", Titah dan Paijo menjawab salam dari Kamil.

"Hati-hati ya samil.."

"Iya satah.."

"Nggih sampun mlebu omah mangga, salin rasukanne mengko mlebu bayu loh cah ayu"

(Ya sudah masuk rumah yuk, ganti bajunya nanti masuk angin loh anak cantik), kata Paijo.

"Nggih lik jo, lik.."

(Ya lik jo, lik..), sambung Titah.

"Nggih cah ayu, ana apa?"

(Ya anak cantik ada apa?), tanya Paijo.

"Pitulung buatkan kulo banyu anget nggih untuk keramas, adhem soalnya habis keramas udan sesuk sekolah wedi lara kepiye?"

(Tolong buatkan saya air hangat ya untuk mandi, dingin soalnya habis mandi hujan besok sekolah takut sakit gimana?), tanya Titah juga.

"Oh nggih, jagi laksanakan cah ayu"

(Oh ya, siap laksanakan anak cantik), jawab Paijo yang melaksanakan perintah dari Titah.

"Yen sampun ono banyu hangate asih tau Titah neng kamar nggih lik jo"

(Kalau sudah ada air hangatnya kasih tau Titah di kamar ya lik jo)

"Nggih cah ayu"

(Ya anak cantik)

Di dapur lagi..

"Jo.."

"Nggih mi.."

(Ya mi..)

"Penjenengan kesini arep nyuwun neng buatkan kopi meneh nggih jo?"

(Kamu kesini ingin minta di buatkan kopi lagi ya jo?), tanya Darmi.

"Boten mi, kopi kula isih ono"

(Tidak mi, kopi ku masih ada), jawab Paijo.

"Tenan jo?"

(Benar jo?), tanya Darmi lagi.

"Tenan mi.."

(Benar mi..), jawab Paijo lagi.

"Lah terus panjenengan kesini gelem opo jo?"

(Lah terus kamu kesini mau apa jo?), tanya Darmi lagi.

"Gelem buatkan cah ayu banyu anget ngalih.."

(Mau buatkan anak cantik air hangat minggir..), jawab Paijo lagi.

"Opo!!, Dadi cah ayu sampun bali jo?"

(Apa!!, Jadi anak cantik sudah pulang jo?), tanya Darmi lagi.

"Nggih mi, eehh mi.."

(Ya mi, eehh mi..), jawab Paijo lagi.

"Nggih jo, ono opo?"

(Ya jo, ada apa?), tanya Darmi lagi.

"Kulo ngolek'i panci untuk merebus banyu, panjenengan taruh nangdi pancine mi?"

(Saya mencari panci untuk merebus air, kamu taruh dimana pancinya mi?), tanya Paijo juga.

"Neng ngisor jo"

(Di bawah jo), jawab Darmi.

"Oh niki pancine, eeh mi gelem ngendi?"

(Oh ini pancinya, eeh mi mau kemana?), tanya Paijo lagi.

"Gelem ke kamar kanjeng biyung lan kanjeng romo disik jo" 

(Mau ke kamar kanjeng ibu dan kanjeng romo dulu jo), jawab Darmi lagi.

"Eeh mi rebus kan disik banyune loh mi"

(Eeh mi rebus kan dulu airnya loh mi)

"Rebus dewe wae jo"

(Rebus sendiri saja jo)

"Emm si Darmi.."

Di kamar ibu dan ayah Titah lagi..

"Assalamu'alaikum..", Darmi memberikan salam pada ayah dan ibu Titah.

"Wa'alaikumussalam", ibu Titah dan ayah Titah menjawab salam dari Darmi.

"Biar saya saja istriku", kata ayah Titah.

"Iya suamiku", sambung ibu Titah.

"Assalamu'alaikum", Darmi memberikan salam pada ayah dan ibu Titah lagi.

"Wa'alaikumussalam, ada apa Darmi?", ayah Titah menjawab salam dari Darmi dan bertanya pada Darmi.

"Amit, apura sadurung'e kanjeng romo, kulo mung arep memberitahu yen cah ayu sampun ono neng omah" 

(Permisi, maaf sebelumnya kanjeng romo, saya hanya ingin memberitahu kalau anak cantik sudah ada di rumah), Darmi memberitahu kedua orang tua Titah yang sudah pulang.

"Oh ya, terimakasih ya Darmi.."

"Nggih kanjeng romo, amit, assalamu'alaikum"

(Ya kanjeng romo, permisi, assalamu'alaikum)

"Nggih Wa'alaikumussalam"

(Ya Wa'alaikumussalam)

Di rumah Kamil,

Di kamar Kamil..

"Duh kok gak bisa tidur kaya gini ya, Titah gimana ya bisa tidur tidak ya?", tanya Kamil dalam hati.

Di kamar Fitroh dan istri..

"Mas.."

"Ya sayang"

"Tadi kata bi Ella mama, ayah, dan Nawaz gak bisa pulang besok" 

"Iya sayang, aku sudah tau kok"

"Tapi Kamil yang belum tau kan mas.."

"Kalau masalah Kamil mah gampang sayang, besok pagi saja pas sarapan kita kasih tau"

"Ya sudah tidur yuk, besok kesiangan"

"Yuk.."

Di kamar Kamil lagi..

"Duh masih gak bisa tidur, bagaimana dengan Titah, bisa tidur gak ya?", tanya Kamil dengan cemas yang tak bisa tidur karena memikirkan Titah.

Di rumah Titah,

Di kamar Titah..

"Akhirnya sudah selesai prnya", kata Titah yang baru saja selesai mengerjakan pr.

Di rumah Kamil,

Di kamar Kamil lagi..

"Whatsapp saja deh..", kata Kamil yang masih tidak bisa Tidur.

** 

Percakapan Kamil dan Titah lewat Whatsapp.

"Assalamu'alaikum, kesayangan ku kamu lagi apa sekarang, sudah tidur apa belum?", tanya Kamil.

Di rumah Titah,

Di kamar Titah lagi..

"Hp bunyi, kira-kira siapa ya, Kamil Whatsapp, kenapa ya?", Titah bertanya-tanya.

** 

Percakapan Kamil dan Titah lewat Whatsapp lagi.

"Assalamu'alaikum, kesayangan ku kamu lagi apa sekarang, sudah tidur apa belum?", tanya Kamil.

"Wa'alaikumussalam, kesayangan ku.. Belum tidur kok.. Lagi tiduran saja kok, kamu sendiri lagi apa?", Titah menjawab pertanyaan Kamil, Titah bertanya lagi pada Kamil.

"Oh.. lagi tiduran saja, sama nih aku juga lagi tiduran", jawab Kamil.

"Emm ya sudah kalau begitu aku tidur duluan ya kesayangan ku muah..", Titah pamit Tidur dan Titah memberikan emoji cium.

"Ya sudah kalau begitu kita tidur bareng yuk", kata Kamil.

"Yuk..", sambung Titah.

** 

Dua minggu kemudian..

Di rumah Kamil,

Di meja makan..

"Uang jajan sekolah masih ada gak mil?", tanya Fitroh.

"Masih a..", jawab Kamil.

"Oh ya sudah, di makan sarapannya, tadi pagi mama telepon aa, kata mama hari ini pulang karena urusan di Sukabumi sudah selesai", Fitroh memberitahu Kamil.

"Oh iya a..", jawab Kamil lagi.

Di rumah Titah,

Di kamar Titah..

"Kok saya enek seperti ini ya, uwek, uwek, uwek", Titah mual-mual.

Di meja makan..

"Mangga neng mangan disik den mas Aldi"

(Yuk di makan dulu den mas Aldi), kata Darmi yang mempersilahkan Aldi untuk di makan sarapannya.

"Oke, oh ya bi Dar, ibu dan bapak mana?", tanya Aldi.

"Di kamar den mas Aldi", jawab Darmi.

"Dik Titah mana, tumben belum bangun, biasanya jam segini sudah bangun dia, sekolah kan dik Titah sekarang bi Dar?", tanya Aldi lagi.

"Nggih den mas, isih neng kamar"

(Ya den mas, masih di kamar), jawab Darmi lagi.

"Panggil dik Titah gih bi Dar", pinta Aldi.

"Jagi laksanakan den mas Aldi"

(Siap laksanakan den mas Aldi), Darmi melaksanakan perintah dari Aldi.

Di kamar Titah lagi..

"Cah ayu.."

"Nggih bi Dar, ono opo?"

(Ya bi Dar, ada apa?), tanya Titah.

"Mangga di tunggu sarapan"

(Yuk di tunggu sarapan), jawab Darmi.

"Oh ya bi, duluan saja", pinta Titah.

"Inggih sampun kulo ke pawon, amit.."

(Iya sudah saya ke dapur, permisi..), Darmi melaksanakan perintah dari Titah.

"Kok saya mual-mual lagi dan pusing juga sih, kenapa ya, cari di google deh", kata Titah.

Di meja makan lagi..

"Di, loh Titah mana?", tanya ibu Titah.

"Yes Aldi, where is your sister?"

(Iya Aldi, adikmu mana?), tanya ayah Titah juga.

"My sister is in her room, my father, mother, is it him"

(Adikku ada di kamarnya ayah, ibu, nah itu dia), jawab Aldi yang menujuk ke arah Titah.

"Jo..", ayah Titah memanggil Paijo.

"Assalamu'alaikum", Titah memberikan salam pada semua yang ada di meja makan.

"Wa'alaikumussalam", semua yang ada di meja makan menjawab salam dari Titah.

"Inggih kanjeng romo, ono opo?"

(Iya kanjeng romo, ada apa?), tanya Paijo.

"Kopernya sudah semua?", tanya ayah Titah juga.

"Sampun kanjeng romo"

(Sudah kanjeng romo), jawab Paijo.

"Bagus..", kata ibu Titah.

"How come the father is really a lot, where do you want?"

(Loh yah kok koper banyak banget, mau kemana?), tanya Aldi.

"Ibu dan ayah mau pergi ke Belanda", jawab ibu Titah.

"Haa.. Kok mendadak sih bu?", tanya Titah.

"Anaknya om Bonifacius hamil di luar nikah dengan pacarnya, pacarnya kabur begitu saja, tidak mau bertanggung jawab", jawab ibu Titah.

"Ya allah..", Aldi kaget saat mendengar saudaranya hamil dan pacarnya tidak mau bertangung jawab.

"Ya allah kasihan sekali om Bonifacius pasti hatinya hancur tau anaknya hamil, dan bagaimana kalau itu terjadi pada Titah juga, bagaimana kalau Titah benar-benar hamil, dan Kamil kabur karena tidak mau bertangung jawab", kata Titah dalam hati sambil melamun dan membayangkan bagaimana kalau kejadian yang di alami saudaranya akan menimpa Titah juga.

"Di.."

"Ya ayah", jawab Aldi.

"Father submit your sister, don't happen anything to your sister"

(Ayah titip adikmu ya jangan sampai terjadi apa-apa pada adikmu), kata ayah Titah yang menitipkan Titah pada Aldi.

"Ready for father, surely I will look after my sister as long as my father and mother are not at home, my father and mother are calm and trust it to Aldi"

(Siap ayah, pasti saya akan menjaga adikku selama ayah dan ibu tidak ada di rumah, ayah dan ibu tenang saja dan percayakan saja pada Aldi), Aldi melaksanakan perintah dari ayahnya.

"Nduk.."

(Nak..)

"Inggih bu"

(Iya bu), jawab Titah.

"Kamu kenapa, kurang sehat ya nak kamu?", tanya ibu Titah.

"Gak apa bu, aku pamit sekolah ya ayah, ibu takut telat", jawab Titah yang berpamitan ke pada orang tuanya.

"Yes my daughter"

(Iya putriku), kata ayah Titah.

"Ati-ati nggih nduk"

(Hati-hati ya nak), sambung ibu Titah.

"Iya bu, yah, assalamu'alaikum", Titah memberikan salam pada semua yang ada di meja makan.

"Wa'alaikumussalam", semua yang ada di meja makan menjawab salam dari Titah.

"Eh dik gak mau diantar?", tanya Aldi.

"Enggak ah mas, naik angkot atau jemputan saja", jawab Titah.

"Oh, padahal enak naik motor dari pada naik angkot atau naik jemputan", kata Aldi.

"Enggak mas, gak enak diantar dan lagian juga Titah sudah terbiasa sendiri kan ke sekolahnya", sambung Titah.

Di sekolah Titah dan Kamil..

"Hari ini adalah hari pertama saya dan Titah masuk lagi setelah libur sekolah dua minggu karena kelas kami di pakai oleh kakak kelas untuk ujian kelulusan dan juga renovasi sekolah, Titah kok belum datang ya, tumben tidak seperti biasanya", kata Kamil dalam hati.

"Emm Kamil, tumben pagi sudah ada di sekolah biasanya agak siangan sedikit", kata Dinda dalam hati.

"Eh ada ayang Dinda", kata Ridwan dalam hati. 

"Hari ini gue sudah putuskan untuk nyatakan cinta gue pada Titah", kata Edo yang tidak sabar ingin menyatakan sesuatu pada Titah.

"Wan..", Dinda memanggil Ridwan.

"Iya, eh ayang Dinda, kenapa?", tanya Ridwan.

"Kamil cingak cingung lihatin apaan sih?", tanya Dinda juga.

"Gak tau aku ayang Dinda hehe", jawab Ridwan sambil tertawa.

"Aku whatsapp Titah saja lah..", kata Kamil dalam hati lagi.

** 

Percakapan Titah dan Kamil lewat WhatsApp.

"Assalamu'alaikum satah dimana?, Sudah berangkat belum, aku tunggu di gerbang sekolah ya?", tanya Kamil.

** 

Di angkot..

"Siapa nih, samil wa..", kata Titah yang melihat layar hpnya.

** 

Percakapan Titah dan Kamil lewat WhatsApp.

"Assalamu'alaikum satah dimana?, Sudah berangkat belum, aku tunggu di gerbang sekolah ya?", tanya Kamil.

"Wa'alaikumussalam, lagi diangkot samil, tunggu sebentar ya", jawab Titah.

"Iya satah muah..", Kamil memberikan emoji cium.

** 

Masih diangkot..

"Bagaimana kalau saya benar-benar hamil, saya takut ibu dan bapak marah, dan kalau bapak, ibu, dan mas Aldi tau saya hamil dengan Kamil apa yang akan terjadi nantinya", kata Titah dalam hati yang ketakutan.

"Neng udah sampai sekolah", kata supir angkot.

"Oh iya bang, ini uangnya", sambung Titah yang memberikan uang angkot pada supir angkot.

Di sekolah Titah dan Kamil lagi..

"Tuh dia Titah, saatnya menyatakan cinta padanya, ya sudah saatnya", kata Edo dalam hati.

"Itu dia samilku", kata Titah dalam hati yang tersenyum melihat Kamil yang sedang menunggunya di depan sekolah.

"Itu dia satahku", kata Kamil dalam hati yang tersenyum melihat Titah.

"Tah..", Edo memanggil Titah.

"Iya", jawab Titah.

"Aku ingin kamu tau kalau aku sebenarnya", kata Edo yang gugup saat ingin mengutarakan isi hatinya pada Titah.

"Satah..", Kamil memanggil Titah.

"Iya samil", jawab Titah.

"Haa, kok Kamil memanggil Titah, satah, dan Titah memanggil Kamil, samil sih?", Edo bertanya-tanya dalam hati.

"Yuk masuk satahku", ajak Kamil.

"Iya samilku, oh ya do, aku mau kasih tau kalau aku dan Kamil sudah jadian alias pacaran,  emm aku dan Kamil masuk ke kelas duluan ya", kata Titah memberitahu Edo.

"Iya tah..", jawab Edo.

"Yuk samil", ajak Titah.

"Yuk satah", sambung Kamil.

"Apa!!, jadi Titah dan Kamil sudah jadian, berarti gue kedahuluan dong", kata Edo dalam hati.

Akhirnya aku dan Titah masuk kedalam kelas, kami belajar seperti biasa walaupun pulang harus lebih awal karena di kelasku masih dalam perbaikan.

Di kelas Titah dan Kamil..

"Oke anak-anak hari ini tidak ada hafalan, hari ini langsung saja buka bukunya halaman tujuh belas dan kalian kerjakan karena waktu kita terbatas alias belum full ya", kata pak Bambang memberi tugas pada semua murid yang ada di dalam kelas.

"Baik pak Bambang..", jawab semua murid yang ada di dalam kelas yang di beri tugas oleh pak Bambang.

"Emm mual lagi sama seperti yang ada di rumah dan di angkot tadi", kata Titah yang menahan mual.

"Titah kenapa ya, sakit atau..", kata Eka yang melihat Titah menahan mual.

"Ko..", Edo memanggil Eko.

"Iya, kenapa do?", tanya Eko.

"Itu sepupu lu kenapa, kok gue perhatikan dia ngelihatin Titah mulu", tanya Edo juga.

"Mana gue tau do", jawab Eko.

"Kok dari tadi Eka, Eko, dan Edo ngelihatin Titah mulu, kenapa ya?", tanya Kamil dalam hati. 

Tinggal beberapa soal yang belum ku kerjakan bel sudah berbunyi dan sekarang waktunya pulang sekolah pak Bambang minta di lanjutkan di rumah saja tugas sekolah hari ini, Titah pun keluar kelas dan lari ke kamar mandi karena sudah tidak tahan rasa mualnya, aku pun ke kamar mandi juga untuk melihat keadaan Titah.

Di kamar mandi sekolah..

"Uwek..", Titah pun muntah.

"Satah..", Kamil memanggil Titah dari luar Kamar mandi.

"Itu seperti suara samil, iya samil..", jawab Titah.

"Kamu gak apa kan satah?", tanya Kamil lagi yang panik.

"Gak apa-apa kok samil", jawab Titah lagi.

Akhirnya setelah lima menit ku menunggunya di luar kamar mandi Titah pun keluar, dan Titah meminta ku untuk membeli alat tes kehamilan menggunakan aplikasi ojek online, dan aku pun membelikan apa yang Titah mau yaitu alat tes kehamilan.

Lima menit kemudian.. 

Di luar kamar mandi..

"Akhirnya kamu keluar juga sayang dari kamar mandi, bagaimana sekarang masih mual atau tidak, ini minum dulu?", tanya Kamil yang memberikan minum pada Titah yang panik melihat keadaan Titah.

"Sudah agak mendingan sih samil, terimakasih ya", jawab Titah.

"Iya sama-sama satah"

"Oh ya samil, tadi kan Titah baca di google kalau tanda-tanda ini sama seperti orang yang sedang hamil", kata Titah yang memberitahu Kamil.

"Haa.., Kamu..", Kamil kaget mendengar perkataan Titah dan kemudian Kamil di tutup mulutnya oleh Titah.

"Stttss jangan kencang-kencang dong sayang, nanti kedengaran orang gimana?", tanya Titah yang menutup mulutnya Kamil.

"Oh ya satah maaf lalu apa yang harus samil lakukan?", tanya Kamil juga.

"Sekarang  aku pinta belikan alat tes kehamilan ya, untuk membuktikan aku hamil atau tidak", jawab Titah.

"Oke, beli dimana?", tanya Kamil lagi.

"Pesan saja pake ojek online samil, nanti samil tunggu di depan sekolah,  nah setelah samil dapat tes kehamilan untuk Titah baru deh samil kesini lagi", jawab Titah lagi.

"Oke, tunggu sebentar ya satah", kata Kamil yang akan pergi untuk menemui ojek online dan mengambil barang yang di pesannya.

"Iya samil", jawab Titah.

Aku pun menunggu ojek online di depan sekolah selama satu menit, dan setelah satu menit barulah aku menemui Titah kembali di kamar mandi sekolahan.

Aku juga menunggu di luar kamar mandi untuk menunggu Titah keluar dari kamar mandi dan mengetahui hasil dari tes kehamilan itu.

Di depan sekolah..

"Duh lama banget lagi ojek online nya", keluh Kamil yang menunggu tukang ojek.

Satu menit kemudian..

"Permisi, maaf dengan Kamil?", tanya tukang ojek online.

"Iya benar, bapak yang?", tanya Kamil juga.

"Iya benar, ini barang pesanannya", tukang ojek online pun menyerahkan alat tes kehamilan pada Kamil.

"Ini pak, terimakasih", kata Kamil juga memberikan uang untuk membayar pesanannya.

"Iya sama-sama mas", sambung tukang ojek online.

Di kamar mandi sekolah lagi..

"Hadeh samil mana sih, lama sekali, kok gak datang-datang sampai bete tau gak sih nungguinnya di kamar mandi?", tanya Titah sambil mengeluh karena Kamil tak kunjung datang untuk menemuinya.

Di depan sekolah lagi..

"Akhirnya dapat juga barangnya dan langsung kasih ke satah ku saja", kata Kamil dalam hati yang berjalan menuju ke kamar mandi sekolah untuk menemui Titah lagi.

Di kamar mandi sekolah lagi..

"Satah..", Kamil memanggil Titah lagi.

"Iya samil", jawab Titah lagi.

"Ini barangnya satah, samil sudah dapat", kata Kamil yang memberitahu Titah.

"Iih samil lama banget sih", kata Titah yang ngambek karena menunggu barang yang Titah pinta pada Kamil.

"Maaf satah agak sedikit lama", kata Kamil yang meminta maaf pada Titah.

"Iya, ya sudah tidak apa, mana sih barangnya", Titah meminta alat tes kehamilan pada Kamil.

"Ini satah", Kamil pun memberikan alat tes kehamilan pada Titah.

Aku menunggu lagi selama lima menit, setelah lima belas menit aku dan Titah sama-sama menunggu hasil tesnya, aku dan Titah tak sabar untuk melihat hasilnya, ketika aku ingin melihat hasilnya tiba-tiba saja bu Sinta atau guru BK kami datang menghampiri dan kami pun tidak jadi dan kami pun bergegas pergi dari sekolah.

Setelah aku dan Titah rasa aman, aku dan Titah pun melihat lagi hasil tesnya dari alat tes kehamilan tersebut, dan ternyata benar, Titah pun hamil anakku.

Aku berjanji pada Titah untuk bertanggung jawab, kini sudah hari ketujuh dan hari ini juga adalah hari ke tujuh di usia kehamilan Titah, aku tambah was was untuk mengawasi Titah dan juga menjaganya agar anak dan ibunya tidak kenapa-kenapa.

Tepat pulang sekolah hari ini juga Titah minta di temani untuk beli mangga di tukang rujak keliling yang ada di depan sekolah.

Setelah aku membelikan apa yang dia minta barulah aku mencari tahu di google, ternyata Titah sedang ngidam mangga.

Setelah ngidam mangga, Titah mengajakku untuk membeli susu hamil di alfamart, katanya dari tetangga kalau ibu hamil harus di berikan susu sampai si ibu melahirkan.

Hari ini juga ayah dan ibu Titah pulang dari Belanda, selama ini juga ayah, ibu, dan kakak Titah tidak mengetahui kalau Titah sedang mengandung atau hamil anakku yang sudah berusia tujuh hari atau seminggu.

Dan sampai pada keesokan harinya ibu Titah memasuki kamar Titah dan ibu Titah menemukan susu hamil di dalam kamarnya Titah, ibu Titah yang melihat susu hamil di kamar Titah langsung menangis, akhirnya ibu Titah menelpon ayah Titah yang sedang bekerja, ibu Titah juga menelepon kakaknya Titah yang belum pulang dari kuliahnya.

Lalu ibu Titah menceritakan semuanya pada ayah dan kakaknya Titah, kalau ternyata ibu Titah menemukan susu hamil di kamar Titah.

Ayah Titah pun sampai di rumah dan ayah Titah ingin menjemputnya dari sekolahnya hari ini bersama ibu Titah untuk bertanya siapa ayah dari anak yang Titah kandung, Aldi sudah sampai di rumah juga dan yang pada waktu itu marah sekali adalah kakak dari Titah.

Bersambung..