Chereads / VIRA MORENO / Chapter 38 - 38-

Chapter 38 - 38-

Irene datang, dengan langkah angkuh ia mendekat dan mulai menarik tangan Lavi hingga gadis itu tersentak dan berada di balik punggung nya.

"Ada apa tuan?" tanya nya dengan raut dingin dan terkesan tak suka.

Pria tua itu terkekeh pelan, "Tak ada, cuma undangan makan malam biasa," ujarnya santai.

Irene hanya menghela nafas, "Ahh ya.."

"Bagaimana nanti malam?"

"Maaf tidak bisa." Ujarnya tegas dengan tekanan yang dalam.

Mata Irene menatap dingin pria mesum didepannya, siapa yang tak kenal Gardapati? Walaupun perusahaannya berada satu tingkat di atas milik suaminya, tapi ia tak akan Dengan mudah luluh dengan rayuan pria didepannya.

Rumor sangat terkenal dimana-mana. Tentang pemilik Gardapati yang sangat menyukai wanita, ia bahkan memiliki satu rumor kencang dimana ia menyetubuhi sekertaris lama nya hingga beberapa kali.

kemudian, sekertaris lamanya tersebut tak tahan jika terus menerus di tindas dan di pakai tanpa memperdulikan dirinya yang tengah bekerja ataupun istirahat. hingga menyebabkan guncangan hebat bagi perusahaan itu.

Tetapi, hukum telah dibutakan oleh seonggok uang, sekertaris yang telah di perkosa berkali-kali oleh sang boss malah tak mendapatkan ganjaran yang pantas. Tak mendapat keadilan, ataupun secarik kertas ataupun cek untuk menebus dirinya yang terlanjur trauma.

Benar-benar keji untuk seorang yang memiliki kemistri dan wibawa yang besar seperti pria didepannya ini.

'Cih, ga ada guna ngeladenin manusia mesum ini.' Batin Irene

Irene mendengus kala pria didepannya bersikeras mengajak mereka untuk jamuan makan malam, dan lucunya ia hanya mengajak Irene dan Lavi seorang.

"Maaf, kami permisi dulu. Suami saya sudah menunggu," Ujar Irene dengan intonasi nada yang tegas.

"Eh?! tapi--"

Irene bergegas pergi, tangannya menggenggam erat lengan putri bungsunya, sampai dirinya tersentak kebelakang karena sebuah cekalan tangan dari arah belakang.

Pria tua itu mencekal tangan Irene dengan keras, Menghasilkan pekikan kecil dari sekertaris dibelakang nya yang shok karena perbuatan boss besarnya.

"Apa yang?!"

"Tunggu Irene, hanya sebentar. Setelah ini,"

"Lepasin aku !?"

Irene tersentak karena cengkraman tangan dari pria tua itu sangatlah keras, dengan gumaman pelan ia masih bersikeras mengajak Irene dan Lavi untuk datang ke acara jamuan makan malam nya, meskipun itu dengan cara memaksa.

"Lepasin !!"

_______________

Hampir semua pengunjung memusatkan atensi pada Irene yang ditahan oleh pria tua itu. Al capra adalah boss besar dari perusahaan Gardapati yang bergerak di bagian textile.

Perawakannya pendek, perut buncit, tampang mengancam dengan smirk andalannya. Membuat siapapun akan segan dan memilih menghindari pria itu. Laki-laki itu sangat membenci jika ada yang menolak dirinya, apalagi seperti Irene didepannya.

Al capra menahan lengan Irene, mata nya melotot dengan mulut yang sedari tadi bergumam, memohon jika Irene bersedia menghadiri acara makan malam nanti. Lavi yang masih shock melotot ngeri ke arah pria tua di belakang ibu nya.

"Lepasin !!"

"Biarin saya minta izin sama Rish, pasti Rish mengizinkan, pasti mengizinkan. Hehehe, pasti mengizinkan." Ia bergumam dengan mata melotot dan terkekeh mengerikan.

Irene mendorong kuat bahu pria itu, yang membuat Al capra tersentak kebelakang. Bukannya melepaskan genggamannya, ia malah ikut menarik Irene hingga jatuh menimpa dirinya.

"Ahh !!!!" Irene berteriak dengan keras saat tubuhnya jatuh menimpa pria mesum dibawah nya.

Lavi yang ikut ditarik pun jatuh, lututnya sedikit lecet karena benturan keras. Al capra segera menangkap tubuh Irene yang menimpa dirinya, ia mencengkram erat pinggang Irene dengan sedikit keras.

Saat Irene sedikit melenguh, ia mengusap lembut pinggang wanita itu. Kondisi yang masih belum stabil, di manfaatkan Al capra untuk mengelus punggung Irene. Kemudian, ia tersenyum tipis.

Irene menarik diri, menyentak dengan kuat tangannya yang masih setia di cengkram oleh Al capra.

"Apa maksudnya ini !! sangat tidak sopan !! Anda tak memiliki attitude dan wibawa yang besar sebagai petinggi perusahaan. Saya akan ingat hari ini sebagai pelecehan dan perlakuan yang sangat tidak sopan !!" Irene menunjuk wajah Al capra dengan beringas.

Wajah murka Irene menjadi hiburan tersendiri bagi Al capra, ia bangkit di bantu oleh sekertaris cantik nya, "Maafkan saya, saya tidak sengaja. Lagipula anda mendorong saya dengan kuat, padahal saya hanya mengajukan ajakan makan malam, siapa yang tidak sopan disini?" Pancing Al capra.

Pengunjung yang sedari tadi melihat memusatkan atensi ke arah Irene yang mulai tersudut, "Mommy sakit.." Ringisan kecil dari Lavi mengalihkan perhatian Irene.

"Sayang !! kamu gapapa kan?!"

Lavi mengangguk, "hiks hiks.. sakit mom, dia narik lengan Lavi kuat banget, liat? lutut Lavi lecet mom. Kenapa dia jahat sama Lavi hiks? Lavi kan ga salah, padahal Lavi ga bisa malam sama dia hiks, kan besok mau ujian hiks. kenapa dia maksa mom?"

Dengan berlinangan air mata palsu, Lavi menunjuk wajah Al capra dengan raut wajah kentara kesakitan dan mata polos yang berusaha memberitahu, jika lututnya sedikit lecet dan sakit.

Nada bergetar dan mata yang berlinangan, membuat pengunjung kembali berbalik menghakimi Al capra. pandangan keji dan kasian di layangkan ke arah Al capra dan Lavi.

"Hey pak !! kalo mereka nolak jangan di paksa dong !"

"Iya !! Lu mau nyulik tu anak kan?!" Sentak kedua pemuda berkaos hitam.

"Lain kali jangan dipaksa pak kalo gamau. Kasian anak sama ibu nya yang jatoh," Ujar seorang wanita yang sedari tadi melihat kejadian itu.

"Dasar tua Bangka mesum,"

"Tau tuh, ga ada harga diri banget maksa-maksa orang,"

"Pergi dah Lu dari sini !!"

Beberapa remaja gadis menghakimi Al capra dengan tatapan dan ucapan pedas mereka. Dan beberapa wanita lain ikut membicarakan Al capra dengan pandangan jijik.

"Itu...itu Bukan SALAH SAYA !!" Dengan Nafas tersengal, Al capra berteriak bak orang gila.

"Huuu, dasar mesum," ujar rombongan anak-anak yang tengah bermain perosotan.

Kelima anak-anak itu kompak menyerukan ejekan ke arah Al capra, mereka pun bersedia berbaris berjajar dan mengintip dari balik pagar batas ruang permainan disana.

"Huuhh mesum!"

"Huuuu mesum !! kata mama orang mesum ga usah di temenin !!"

"iya tuh !! gausa di temenin !"

"huuu mesum ! eh iya, mesum itu apa ya?" Tanya salah satu dari kelima anak itu.

Hening sejenak, Pertanyaan itu direnungi oleh keempat anak lainnya kompak bingung saat mendengar pertanyaan masuk akal dari temannya, "Ntah? asal nyebut doang. Denger mama yang bilang gitu, yauda ikut aja"

"O-oh" keempat lainnya kompak mengangguk dan melanjutkan ejekan mereka.

"Awas aja kamu Irene." desisnya, Al capra sedikit membenarkan jas mahalnya, dan berlalu dengan cepat. Ia kepalang malu jika begini hasilnya.

Irene menghela nafas dengan panjang, mereka yang sedari tadi masih setia berjongkok segera berdiri, "Kamu gapapa kan?"

"Iya gapapa"

"Kamu gapapa kan??" dua pemuda yang membela mereka tadi mendekat.

Lavi hanya mengangguk singkat, "Iya gapapa, makasih ya," Ujar nya tulus.

Kedua pemuda itu hanya mengangguk, "Iya sama-sama"

Lavi tersenyum saat ia selesai membersihkan beberapa debu di pakaiannya, "Saya pergi dulu ya," Ucap Lavi dan berlalu pergi bersama Irene.

"Ayo pulang"

Hening melanda saat kedua pemuda itu mengikuti arah pandang dimana Irene dan Lavi yang menghilang di balik pintu, "Hoy, Napa ga minta Username nya" Pemuda disampingnya menepuk pundak temannya.

"oh iya !!!, astaga lupa" Pemuda yang ditepuk pundaknya segera berteriak histeris dengan tangan di atas kepala, lalu ia mencengkram rambutnya frustasi.

_______________

-TBC-

#alv