MENDENGAR, ada kabar bahwa SMA nya bakal kedatangan murid baru, Chino dan teman-temannya sedang berkumpul di aula base dimana itu adalah kediaman Januar si Ketua geng yang berisi Chino berserta teman-teman nya.
"Ada kabar apa nich?" Januar bertanya dengan nada centil yang serempak di tanggapi jijik oleh anak-anak yang lain.
"Apaan sih bang, bikin geli tau ga" Iyan yang pertama memberi tanggapan.
"Cih, biasa aja kali" ucap Januar kesal.
"Gimana? Jadi mau nyerang si cupu?" Rehan dengan setelan jaket denim serta kaos hitam nya muncul dari arah dapur seraya membawa nampan yang berisi pisang goreng hasil gorengan nya.
"Wihh, mantep bener nih emak kita" Farras datang pertama dan tanpa malu menyomot pisang goreng dengan cepat.
"Paan sih ras! Gue juga mau, jangan nodai makanan suci ini dengan tangan busuk Lo" ujar Chino menyela.
"Lebay banget manusia ini" setelah mencibir pelan Farras pergi masuk ke kamar Januar yang berisi Steve dan Rio yang sedang bermain PS.
"Jadi gimana kronologi nya pan?" Januar bertanya pada irfan yang sedari tadi sibuk bermain ponsel dan total abai pada sekitar.
"Bentar, Arya mau nyusul nih. Gw yakin dia abis ngebengkelin motornya kemaren"
"Abis Rio sekarang Arya. Tu bencong mau nya apa si?"
"Netein kucing kali" sela Chino.
"Hahaha, iya. Kan dia betit" ucap rehan.
"He? Betit apaan" tanya Janu.
"Bencong bertytyd" bisik rehan.
"Ahahahaha, mirip Farras itu mah" gelak Chino saat melihat Farras yang sedang asyik makan pisang goreng dengan sebelah tangan yang memegang stick.
"Gue terosss" balas Farras dengan mata memicing, yang menghasilkan ledakan tawa dari Chino.
"Skip, Hari ini kita temuin aja kali ya, tapi bagusan dimana?"
"Starbucks aja udaa" sahut Steve.
"Lo kira mau ngopi bareng anjim, ni gelud bukan dinner" kesal Chino.
Yang hanya di balas kekehan kecil oleh sang pelaku.
tak lama terdengar suara kenalpot racing dari motor yang dikendarai Arya, terlihat sesosok cowo jangkung dengan stelan kaos putih dengan bawahan jeans dipadukan dengan snikers sedang turun dari moge yang ia kendarai.
"Buset.. ini nih jagoan kitaa" Farras berseru saat Arya masuk dengan pelan dari ambang pintu.
"Yoo !! Brotha" Janu mendekat dan merangkul Arya yang dibalas sama oleh sang empu.
Menepuk pundak Arya pelan Janu kembali merangkul Arya untuk mendekat di tempat Chino dan teman-temannya yang sedang berkumpul.
"Buset bang Toyib" Chino berujar saat Arya mendekat dan duduk disamping Steve.
"Hai bro, lama ga ketemu" Rio serta yang lain menyapa Arya dengan semangat.
"Thanks gays, hehe. Baru tiga hari tapi rasanya dah lama banget" ujar Arya.
"Iya, lu kemana aja ga ngabarin kita-kita?" Irfan bertanya dengan nada pura-pura kesalnya.
Menggaruk tekuk kaku Arya menjawab, "yeah.. sehabis insiden ban motor gw pecah, gw hampir ketabrak truk-"
"Hah?!!, Yang bener lu yak!" Chino berseru dengan posisi sedikit memajukan tubuhnya tanda ia terkejut.
Tak kalah dengan chino, yang lain pun mulai memusatkan atensi ke arah Arya yang notabene nya adalah Jagoan dari GM.
"Trus? Gara-gara itu lu ga sekolah dan ga ketemu kita? Kok ayah lu bilang lu ke solo" cecar Steve dengan nada tinggi.
"Ahahaha, ya itu gue emang ke solo. Berobat nya di solo sekalian pulang kampung, kaki gue cidera dikit ditimpa motor" dengan tawa sumbang dan gerakan kaku Arya menjawab.
Januar mendecih dengan rahang mengetat, kentara sekali menahan amarah, tak hanya Janu. Tetapi Steve,Rio, rehan, dan Chino juga melakukan hal yang sama. Kecuali Farras dan Irfan. Dua orang itu memang dikenal sangat pandai mengatur ekspresi karena mereka lah yang menjadi Mood maker di geng mereka.
Suara kunyahan Farras menjadi background dari suasana ini, Arya yang sedari tadi merasakan hawa canggung hanya menghela nafas.
Brakk
"Pokok nya mereka harus dikasih pelajaran!" Janu menggebrak meja dengan tanpa perasaan.
"Ngga !!" Farras menyela dengan cepat, dapat dilihat raut wajah nya yang emosi.
Semua orang disana pun terbelalak, karena Farras dikenal sebagai seorang yang tenang dan jarang sekali marah kecuali jikalau sudah kelewat batas.
"Jangan dikasih pelajaran!!!"
"Loh? Kena-"
Belum selesai Janu menjawab, "kalo dikasih pelajaran pasti ga bakal masuk di otak !!, Kasih ae ikan teri !, Nanti dianya nurut sendiri"
"....."
Hening.
Diam.
Krik krik..
"PAAN SIH !" Seisi ruangan kompak menjawab.
"Hehe, ya maap"
"Cih, biarin aja. Besok kita babat abis tu nak cupu" Januar berujar menekan.
Dan hanya dibalas anggukan kepala dengan kompak oleh seisi ruangan.
~~~~~~
SMA BANGSAWAN BAKTI
09.30 WIB
"Kapan sih si anak baru Dateng?" Farras bertanya disela-sela acara 'mari tidur' yang dilakukan oleh para cowo di kelas XII MIPA 1.
Wahyu yang sedang menulis dokumen hanya menggeleng sebagai tanda jawaban.
Tak lama setelah bel berdering, dapat di lihat ibu Winda sang Wali kelas memasuki kelas dengan jilbab yang khas sekali ibu-ibu pejabat.
"Stand up ! Greeting to the teacher!" Rio berseru.
"Good afternoon mam !" Satu kelas kompak berdiri dan mengucap salam.
"Thanks, silahkan duduk" setelah perintah yang dilaksanakan semua anak-anak mulai menyimak dengan seksama.
Setelah pelajaran yang disampaikan dan jam yang di laksanakan telah berakhir, Bu Winda segera ingin beranjak.
"Eh Bu, Bu! Maaf Bu" Wahyu berseru saat dilihat Bu Winda ingin pergi dari kelasnya.
"Iya yu? Ada apa??"
"A-anu Bu, apa bener katanya di sekolah bakal ada murid baru?"
"Iya Bu ! Katanya ada murid baru ya Bu?"
"Cewe apa cowo Bu?" Sela Farras, yang menghasilkan lirikan sinis dari teman-temannya yang tak di gubris oleh Farras.
Dirasa banyak yang mempertanyakan Bu Winda hanya terkekeh pelan, sontak seluruh perhatian jatuh pada Bu Winda, "iya, sekolah kita kedatangan murid baru dari Amsterdam"
"Woahhh" satu kelas berdecak dan bertanya-tanya siapa murid baru itu?.
Tanpa mereka sadari Rachel hanya mendengus geli dan bersmirk diam.
"dia ada di ruang kepala sekolah sekarang, sedang mendapat Segala hal tentang sekolah kita, dan dia bakal duduk di kelas XII MIPA 3"
"Wahh, kelas sebelah dong Bu" tanya Iyan.
"Iya iyan"
"Wah ! Gila, kelas nya Irpan woi" bisik Rio.
"Cih sial, Irfan dapet start dluan" decak Chino dengan tangan mengepal.
"Eh cuk ! Tanya namanya siapa!" Sentak Farras.
"Bu ! Namanya siapa Bu?" Belum selesai Wahyu bertanya, Bu Winda segera keluar dari kelas.
"Ahh sial" mereka kompak mendesah kecewa saat dirasa Bu Winda telah menjauh dari kelas.
"Eh no ! Telpon Irpan no!" Farras menggoyang-goyangkan lengan Chino dengan tak sabaran.
"Bentar dlu bege, ngapain juga mau di telpon orang dia anak sebelah"
"Oh iya juga ya" Farras hanya tertawa sumbang dengan gestur menggaruk leher.
~~~~~~~
"Nanti ikut ibu ke kelas ya?" Ucap Bu Sri dengan ramah.
Lavi yang sedikit melamun segera menjawab, "e-eh? Iya Bu iya hehe"
Dengan senyuman terpaksa ia pun melanjutkan langka setelah dirasa calon wali kelas Barunya telah selesai mendepak dokumen dan beberapa Kertas ulangan yang berada di meja.
"Udah nih, ayo sayang" lagi-lagi dengan ramah Bu Sri mengantarkan Lavi dan Frida ke kelas yang bakal mereka tuju.
Saat di jalan ia menoleh ke kelas pertama yang ia lewati, yaitu kelas XII MIPA 1. Dilihat sepertinya mereka sangat fokus belajar sehingga kehadiran nya pun tak disadari.
Tak berselang lama mereka sampai di ambang pintu, terdengar suara gemuruh ribut di dalam kelas yang tak kalah sama yang dirasakan Lavi. Jantung nya bertalu-talu saat dirasa ia akan memasuki kelas yang berisi teman baru.
Firda yang sedari tadi cuek bebek, merasakan Lavi yang sedang nervous pun menggenggam tangan sang sahabat yang dingin. Kentara sekali menahan degup jantung dan gugup.
"Ayo"
Krieett
Pintu kelas terbuka, dapat di lihat anak-anak yang langsung berceceran masuk ke dalam ruangan, "ayo anak-anak. Diam dlu, kita kedatangan tamu"
"Ayo sini, Lavi dan Firda"
Lavi dan Firda melangkah masuk, yang di sambut tatapan heran, takjub dan penasaran.
Lavi dengan seragam nya dan rok pendek sekolah, di padukan dengan cardigan pink yang menenggelamkan tangan dan jarinya yang memberi kesan menggemaskan serta bando putih tipis yang memberi batasan antara rambut bergelombang miliknya, membuat daya tarik nya semakin tinggi.
Berbeda dengan Firda yang memakai jaket denim dengan piercing ditelinga serta headband, dipadukan dengan sepatu hitam yang menambah kesan bad girl nya.
Mereka seperti memiliki kepribadian yang bertolak belakang, tapi tak dapat dipungkiri bahwa mereka adalah sahabat seperpopokan.
"Baiklah anak-anak, perkenalkan mereka adalah murid baru sekolah dan mereka disini menjadi bagian dari kelas kita. Ibu harap kalian dapat akrab dengan mereka dan jangan ada yang membully ataupun mengucilkan. Paham?"
"Paham Bu" ucap mereka serentak.
"Baiklah, Lavi dan Firda sebelum duduk di tempat kalian, silahkan perkenalkan diri dulu ya nak" Ucap Bu Sri dengan lembut yang dibalas anggukan serempak.
"Halo, nama saya Lavi. Saya pindahan dari Amsterdam, sekolah lama saya bernama Internasional high school, senang bertemu dengan kalian" ucap Lavi yang dibarengi dengan senyum manis nya.
Irfan yang melihat Lavi mengigit baju nya dengan keras tanda ia gemas.
"Bro, Kok cute?" Bisik dhafin pada irfan.
"Iya anj- astaga kenapa imut bat ya?" Balas Irfan tak kalah.
"Ayo Firda"
"Oh? Iya. Halo, saya Firda, saya teman Lavi dan sekolah kami sama, seneng ketemu dengan kalian" singkat, padat, dan jelas.
"Buset bro, yang ini menantang banget" ucap Kamil yang bangku nya berada di samping sifa.
"Iya njir, yang satu ciwi yang satu tomboy, gila, pas banget"
"Oke sekarang silahkan duduk di tempat kalian" titah Bu sri.
Lavi dan Firda melangkah ke tempat duduk yang tersedia di pojok ruangan, mereka satu bangku. Sengaja di pesan oleh orang tua Lavi agar Firda tak jauh dari Lavi.
"Ohh, pantes tu bangku dari abis libur kenaikan kelas sengaja dikosongin" bisik Sifa.
"Hooh, taunya di isi dua bidadari" jawab Irfan.
"Yee asu, sange dah kalo liat cewe cakep dikit"
"Bukan cakep dikit ini mah, cakep banget" ucap Kamil.
~~~~~~~~~
#alv