Chapter 5 - 0.5

"Pulang bareng gue, ya." Tasya dan Mark berpisah didepan kelas 11 Ipa 1, kelas Tasya

Tasya masuk kedalam kelasnya. Dia duduk dimejanya dan Heejin, bangku Heejin masih kosong

"Sa?" Bae Jinyoung menepuk bahu Tasya. Tasya menoleh

"Napa, Jin?" Cowok tinggi itu menarik kursi disebelah Tasya dan duduk disana

"Jadi tutor gue mau, ya?"

"Matematika?" Jinyoung mengangguk. Tasya terlihat sedang berfikir. Jinyoung menunggunya

Jinyoung memang sangat lemah dimatematika. Setiap ada kuis dan ujian nilainya selalu rendah. Semester berikutnya adalah penentuan naik ke kelas tiga, Cho Kyuhyun, guru matematika dan juga wali kelas mereka menyarankan agar Jinyoung untuk mencari tutor

Dan Jinyoung memutuskan Tasya untuk menjadi tutornya. Mengingat cewek itu nilai matematikanya sangat bagus

"Boleh aja sih." Jawab Tasya

"Kapan lo bisa?"

"Gue biasa free tiap sabtu minggu siang."

"Oke, deh. Dirumah lo, ya. Mulai lusa, kan?" Tasya mengangguk. Jinyoung tersenyum

"Makasih, Sa."

"Santai." Jinyoung kembali ke teman temannya. Heejin pun datang. Dengan wajah tertekuk

"Nape, lo? Masuk masuk udah kusut aja tuh muka." Heejin membanting tasnya di meja kemudian duduk dikursinya

"Gue kesel sama Jaemin. Masa gue udah nunggu lama, taunya dia berangkat bareng Ryujin." Jelas Heejin dengan kesal

"Terus lo kesini sama siapa?"

"Grab."

"Ya, jelaslah. Cantikan Ryujin daripada lo."

"Serius, Sa. Tau ah, bete gue." Heejin menaruh kepalanya diatas meja. Tasya terkekeh pelan

10 menit kemudian, guru mereka masuk untuk memulai pelajaran

~~~~~~~~~~~~~~~~

Ting!

Haechan: Woi

Tasya: Apa?

Haechan: G

Tasya: Gjls

"Jin, Jaemin noh." Somi menyenggol lengan Heejin dan menunjuk Jaemin yang ada didepan mereka. Tasya, Heejin, duduk berhadapan dengan Somi dan Siyeon. Mereka sedang berada dikantin

"Biarin. Males gue sama dia." Balas Heejin

"Kenapa si?"

"Biasa. Pasangan jaim jaiman."

"Yaudah si, Jin. Bilang aja lo cemburu kalo dia deket sama Ryujin. Lo juga, waktu si Jaemin udah jalan sama Ryujin lo malah jalan juga sama Felix. Gimana mau kelar masalah lo berdua." Heejin berdecak. Disebelah meja mereka ada Jaemin dan teman temannya. Ada Haechan juga, tapi Tasya tidak tahu karena dia membelakangi para cowok cowok itu

Jaemin tiba tiba berdiri dan menghampiri meja Tasya

"Jin. Gue mau ngomong." Setelah itu Jaemin pergi

"Dipanggil noh." Heejin mendengus malas. Tapi ia tetap berdiri dan mengekori Jaemin dari belakang

"Jan lupa balik kelas." Teriak Tasya. Heejin menoleh dan mengacungkan jempolnya

Tersisa mereka bertiga. Siyeon dan Somi melanjutkan makannya, sedangkan Tasya hanya memesan es teh. Dia tidak merasa lapar jadi hanya memesan minuman saja

Kursi disebelahnya tiba tiba ditarik dan seseorang duduk disana. Haechan

"Ngapain lo disini?" Tanya Tasya

"Kenapa? Gaboleh? Ini kan buat siapa aja." Balas Haechan santai. Bahkan dia juga meminum es teh Tasya tanpa permisi

"Bukan cuman disini yang kosong, ya. Sana lo jauh jauh dari gue." Tasya merebut kembali es tehnya dan mendorong tubuh Haechan pelan

"Udah diem."

"Gamau. Gue gamau lo duduk disini. Pindah, ga?" Tasya memegang gelas es tehnya membuat gerakan akan menyiram cowok itu. Tapi Haechan tidak bergerak sama sekali dan malah terlihat sangat santai memainkan handphonenya

"Ih, nyari masalah ni orang." Tasya mulai geram. Somi dan Siyeon hanya menatap keduanya dengan bingung

"Pindah sebelum gue siram beneran lo." Haechan sangat santai. Ia seolah tidak perduli dengan ucapan Tasya

"Coba aja. Gue laporin papa lo." Tasya menatap Haechan dengan datar. Ia selalu saja merasa emosi jika sudah berhadapan dengan cowok bernama Haechan itu

Dengan kesal dia menaruh kembali gelas es tehnya dengan kasar membuat Somi dan Siyeon terkejut

"Apaan dah tu?" Dua orang cowok lainnya mendekati meja mereka. Seseorang dengan rambut coklat duduk disebelah Siyeon dan yang berambut hitam disebelah Somi

"Eh, Siyeon." Ucap cowok yang duduk disebelah Siyeon

"Mutualan mau ga, Som?" Haechan memandang dua temannya yang lagi modus itu

Haechan mengedikkan bahunya melihat Jeno dan Renjun, lalu melirik ke Tasya yang sibuk memainkan handphonenya. Haechan tau cewek itu sedang kesal, diam diam dia terkekeh puas

"Jen, Ren." Jeno mengangguk setelah itu berdiri dari kursinya kemudian melangkah mengekori Haechan setelah mengedipkan sebelah matanya pada Siyeon

"Follback gue, ya." Renjun berteriak pada Somi

"Suami lo sama gengnya gada yang beres." Ujar Somi

"Suami siapa?" Tasya bertanya dengan galak. Siyeon dan Somi terdiam

"Ga, suami nenek gue." Balas Somi kemudian mereka berdua melanjutkan makannya

Bel masuk berbunyi. Siyeon dan Somi pamit pada Tasya untuk kembali ke kelas mereka masing masing

Didalam kelas Tasya tidak mendapatkan keberadaan Heejin, berarti cewek itu belum kembali. Tasya duduk dikursinya dan kemudian bersandar sambil menutup matanya

"Heh. Kebo." Seseorang dibelakang memukul wajah Tasya dengan buku yang lumayan tebal. Itu Han Jisung

"Sakit, anjing!" Cowok itu tertawa tanpa merasa bersalah. Tasya mendengus kesal, lalu dia kembali menutup mata dengan kepala diatas meja

~~~~~~~~~~~~~~

"Lo ikut, Sa?" Tanya Mark. Mereka berdua berada ditaman sedang mengobrol bersama

"Gue liat dulu, siapa siapa anak kelas 11 yang ikut." Mark mengangguk. Jadi minggu depan sekolah mereka akan mengadakan camping pramuka, khusus anak kelas 12 diperbolehkan pergi semua. Sedangkan kelas 11 dan 10 hanya beberapa perwakilan saja. Kebetulan Tasya sangat rajin mengikuti organisasi pramuka, dia dipilih menjadi salah satu perwakilan kelas 11

"Tapi usahain ikutlah, nanti kalo lo ga ikut gue gada temen."

"Kan semua anak kelas 12 ikut."

"Biar tambah semangat aja kalo ada lo." Mark tertawa sedangkan Tasya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum malu

"Besok sore jalan mau ga?" Tasya hendak mengangguk tapi ia teringat jika besok dia harus menjadi tutor Jinyoung

"Gabisa gue, Mark. Besok gue harus jadi tutornya Jinyoung."

"Jinyoung? Bae Jinyoung?" Tasya mengangguk

"Kerumah lo dong?" Tasya ngangguk lagi. Mark diam sebentar setelah itu mengangguk juga

"Lusa aja gimana?" Tanya Tasya. Mark menggeleng

"Gue gabisa. Adek gue mau tunangan." Tasya kaget. Bagaimana dia bisa lupa jika lusa adalah hari pertunangannya

"Lo dateng?" Tasya berusaha untuk bersikap santai

"Gatau juga. Gue bingung." Tasya mengerutkan dahinya

"Bingung kenapa?"

"Gue kadang mau ngikutin fikiran gue, tapi hati gue berkata sebaliknya." Mark berbicara dengan kalimat yang tidak dimengerti Tasya

"Eh, gue masuk duluan ya." Pamit Mark. Tasya mengangguk dan kemudian Mark meninggalkannya

"Heh, Tasya. Ngapain lo sendirian disitu." Seseorang meneriakinya. Tasya menoleh, dibelakangnya ada Jeno dan Jaemin. Dan yang meneriakinya barusan adalah Jaemin

"Tadinya mau ngepet, tapi diganggu lo berdua." Ucap Tasya melewati dua orang cowok itu. Jeno terkejut

"Astagfirullah, jelmaan apa tu anak?" Jaemin menonyor kepala temannya itu dan pergi meninggalkannya juga. Jeno meringis pelan sambil mengejar Jaemin