Gu Qiangwei menoleh. Walaupun bingung, tapi dia tetap berkata, "Tentu saja benci."
"Kalau menjadi istriku, aku akan membantumu melampiaskan kemarahanmu."
Gu Qiangwei kaget.
Apa maksudnya?
Apakah perkataannya tadi bukan sengaja diucapkan kepada ayahnya hanya untuk membantunya saja? Sekarang apa lagi maksudnya?
"Yang kamu katakan itu sungguh-sungguh atau tidak?" Gu Qiangwei menatapnya dengan sorot mata yang fokus.
Qin Sijue menoleh, matanya yang hitam bagaikan malam berbintang, namun juga penuh teka-teki.
"Tidak."
Gu Qiangwei pun menghembuskan napas dengan lega. Dia mengira Qin Sijue benar-benar ingin agar dia menjadi istrinya.
Kalau benar demikian, itu juga terlalu mendadak.
"Sekarang kita pergi mengurusnya!"
Gu Qiangwei belum selesai dengan pikirannya, namun Qin Sijue tiba-tiba berbicara lagi dan membuatnya sekali lagi menoleh lalu menatapnya dengan bingung.
"Mengurus apa?"
"Surat nikah!"
"Bukankah kamu berkata kalau itu tidak sungguh-sungguh?"
"Pernikahannya palsu, surat nikahnya asli."
"…"
Jadi maksudnya adalah, dia mau berpura-pura menikah dengannya?
Mengapa? Apakah itu untuk mewujudkan apa yang tadi dikatakannya kepada ayahnya?
Tapi ayahnya sudah tidak ada, jadi bukankah hal ini juga sama sekali tidak perlu?
"Kamu…"
Pria ini begitu misterius sehingga membuatnya saat ini tidak bisa melihat ke dalam pikirannya.
Saat dia masih berada dalam kebingungannya, Bugatti Veyron yang mengagumkan itu tiba-tiba berbelok tajam. Gu Qiangwei meraih pegangan dan mencengkeramnya dengan erat untuk menstabilkan badannya yang miring dengan cepat!
"Dalam sepuluh menit, aku akan sampai di Kantor Catatan Sipil."
Di tengah perjalanan, Qin Sijue menelepon. Gu Qiangwei tidak tahu siapa yang diteleponnya karena dia masih tenggelam dalam kekagetannya menjadi 'istri palsu'.
Sampai setelah mobil benar-benar berhenti barulah Gu Qiangwei kembali fokus. Begitu menoleh, melalui jendela dilihatnya tulisan besar yaitu Kantor Catatan Sipil Jingcheng.
Benar-benar pergi ke kantor catatan sipil? Pria ini tidak bergurau?
Gu Qiangwei menoleh dengan tidak peka dan bertatapan dengan mata Qin Sijue yang hitam kelam bagaikan tinta.
"Ayo."
Setelah mengatakannya, dia pun sudah turun dari mobil.
Gu Qiangwei masih kebingungan. Sampai ketika Qin Sijue telah memutari bagian depan mobil dan tiba di samping lalu membukakan pintu mobil untuknya, barulah dia seperti terbangun dari mimpi.
"Kamu… kamu benar-benar mau mengurus pernikahan denganku?" Pernikahan adalah hal besar, bukan masalah sepele.
Wajah pria itu tiba-tiba mendekat, lalu dia menekannya ke pintu mobil. Suaranya rendah dan penuh dengan daya magnet, "Hanya pernikahan palsu, mengapa kamu begitu tegang?"
Gu Qiangwei, "…"
Ya, hanya pernikahan palsu, mengapa dia tegang?
"Aku tidak mengerti, mengapa kamu mau pura-pura menikah denganku? Apakah itu murni hanya untuk membantuku?" Gu Qiangwei menatapnya dan bertanya.
"Kita mengambil sesuai dengan kebutuhan masing-masing."
Qin Sijue tiba-tiba melepaskannya dan menegakkan tubuhnya, lalu menatap Gu Qiangwei dengan sorot mata tenang.
"Mengambil sesuai dengan kebutuhan masing-masing?" Gu Qiangwei semakin bingung.
Saat ini dia bahkan tidak mempunyai tempat tinggal, apa ada sesuatu dari dirinya yang cukup berharga untuk diambil pria itu?
"Aku membutuhkan seorang kekasih palsu. Sedangkan kamu membutuhkan pendukung yang bisa membantumu melampiaskan kemarahan. Apa itu bisa dibilang mengambil sesuai kebutuhan masing-masing?"
Memang itu benar, jadi pria ini benar-benar bermaksud untuk membantunya?
Saat sedang bingung, tiba-tiba ada satu sosok lain yang datang ke depan mereka berdua.
"Tuan Qin, ini barang yang Anda inginkan." Kemudian dilihatnya Luo Chen yang menyerahkan sebuah tas dokumen kepada Qin Sijue sambil berkata dengan penuh hormat, "Sudah dibersihkan."
"Ayo!"
Setelah menerima kantong kertas itu, Qin Sijue berbalik dan langsung berjalan ke pintu kantor catatan sipil.
Berikutnya adalah tempat pendaftaran pernikahan.
Ini pertama kalinya Gu Qiangwei datang ke tempat semacam ini. Dia mengira setiap hari di tempat pendaftaran pernikahan akan selalu ada orang. Tapi hari ini tidak ada seorang pun yang berada di seluruh aula pendaftaran kecuali staf.