"Guk guk!" Melihatnya kembali, Monchi sangat gembira!
Detik berikutnya, tubuh Monchi yang besar itu tiba-tiba melewatinya dan langsung melompat ke posisi samping pengemudi. Kemudian dia pun berbaring di atas tempat pijakan kaki tanpa bergerak.
Gu Qiangwei terkejut melihat pemandangan itu.
"Monchi, kamu sedang apa?"
Monchi hanya berbaring dan terlihat malas.
"Turun!"
Monchi, "…"
Dia acuh tak acuh.
Gu Qiangwei mendongak dan melirik pria yang duduk di kursi pengemudi.
"Monchi!"
Gu Qiangwei menggeram pelan, mencoba memanggil Monchi agar turun dari mobil!
"Wah, bukankah ini Qiangwei?"
Dari belakangnya tiba-tiba terdengar sebuah suara menyindir yang familiar. Gu Qiangwei menoleh mengikuti suara, dilihatnya tiga sosok yang berjalan keluar dari pintu rumah sakit.
Yang satu adalah ayahnya, kedua orang yang lain tentu saja adalah Chen Peifang dan Gu Shijie.
"Qiangwei?"
Melihat putrinya, Gu Zhendong agak terkejut. Dengan segera dia memperhatikan bahwa di dahinya masih ada perban yang menempel.
Melihat ayahnya, wajah Gu Qiangwei dingin tanpa ekspresi.
"Qiangwei, kamu… bagaimana kamu bisa berada di sini?"
Bagaimana bisa berada di sini?
Gu Qiangwei merasa kalimat itu sangat ironis dan menggelikan.
Kalau bukan karena dia bersikeras keluar dari rumah sakit, saat ini seharusnya dia masih diopname, kan?
Dia sudah jatuh dari tangga lantai dua, tapi ayah kandungnya masih bertanya mengapa dia berada di sini?
"Bagaimana denganmu? Bagaimana bisa berada di sini?"
Gu Zhendong tidak menyadari kesedihan di dalam hati putrinya. Dia melirik Gu Shijie di sampingnya lalu berkata, "Aku membawa adikmu untuk memeriksakan lukanya."
Kalimat itu bagi Gu Qiangwei terdengar semakin ironis.
Lukanya jauh lebih berat daripada Gu Shijie, kan? Tapi di mata ayahnya hanya ada si bajingan itu.
Matanya terasa panas, namun Gu Qiangwei berkeras untuk tidak membiarkan air matanya mengalir setetes pun.
Dia berbalik dengan acuh tak acuh, sepertinya akan pergi.
Melihatnya hendak pergi, Gu Zhendong cepat-cepat membuka mulut dan memanggilnya!
"Qiangwei!"
Gu Qiangwei menghentikan langkahnya, tapi dia tidak berbalik.
Menatap punggungnya, Gu Zhendong berkata sambil mengernyit, "Kamu… tinggal di rumah laki-laki?"
Satu kalimat itu sekali lagi menyakiti hatinya.
Dia tahu dengan jelas bahwa kalimat itu bukan menunjukkan kekhawatiran, melainkan interogasi.
Kenapa? Apa ayahnya takut dia membuat malu keluarga Gu, begitu lulus langsung terlibat dengan laki-laki?
Melihatnya yang tetap tidak berbalik, Gu Zhendong tidak dapat melihat ekspresi wajahnya saat ini. Dia pun berkata lagi, "Siapa pria yang waktu itu? Papa hanya pergi ke luar negeri sebentar, bagaimana bisa kamu sudah punya pacar? Kamu baru dua puluh dua tahun, belum menikah, tapi sudah tinggal dengan laki-laki?"
"Suamiku, aku sudah bilang, mahasiswi sekarang mana ada yang tidak dipelihara orang sebelum lulus? Bukankah ini normal?"
Sebelum Gu Qiangwei berbicara, dia mendengar Chen Peifang yang mengejek dari samping.
Gu Zhendong menoleh dan menatapnya dengan terkejut, "Dipelihara?!"
Chen Peifang menunjukkan wajah tidak setuju, "Ya, tapi kalau Qiangwei aku tidak tahu…"
Dia sengaja berbicara dengan tidak jelas, tapi itu malah membuat Gu Zhendong semakin curiga. Dia pun menoleh dan menatap Gu Qiangwei.
"Qiangwei, apa sebenarnya hubunganmu dengan pria itu?"
Pertanyaannya itu bagaikan sebilah pisau tajam dan dingin yang menusuk hati Gu Qiangwei dalam-dalam!
Air mata sudah mengaburkan pandangannya. Dia memunggungi Gu Zhendong, tapi wajahnya menghadap ke Qin Sijue yang duduk di kursi pengemudi.
Kedua tangannya yang menggantung di sisi tubuhnya perlahan-lahan mengencang, momen berikutnya, Gu Qiangwei tiba-tiba berbalik. Sepasang matanya yang bagaikan phoenix menekan Gu Zhendong, "Yang dikatakannya tidak salah, aku dipelihara. Sama seperti kamu dan Chen Peifang dulu!"