Melihat Rolls-Royce edisi terbatas itu, Gu Qiangwei sulit membayangkan betapa kayanya Qin Sijue ini.
"Tadi itu mobilnya Nyonya Qin?"
Begitu masuk ke ruang tamu, Li Yuan pun melihat Qin Sijue yang duduk di sofa. Melihat wajahnya yang risau itu, dia pun tahu untuk apa Nyonya Qin datang kemari.
Qin Sijue menoleh mengikut suara dan melihat dua orang yang sedang berjalan masuk dari pintu.
Tatapannya yang gelap berhenti selama dua detik di wajah Gu Qiangwei, lalu dia berpaling.
"Koperku!"
Begitu masuk ruangan, Gu Qiangwei langsung melihat koper putih yang diletakkan di dalam ruang tamu.
Qin Sijue mendongak dan meliriknya, lalu dia melirik Li Yuan.
Mengapa mereka berdua bisa datang bersama-sama?
Saat bertemu dengan tatapannya yang gelap itu, Gu Qiangwei terdiam sejenak. Tangannya yang hendak mengambil koper entah mengapa juga ditarik kembali.
"Anu, ini punyaku…"
Qin Sijue meliriknya dan tidak berkata-kata.
"Kamu datang untuk mengambil koper?" Melihatnya, Li Yuan yang berada di samping pun berbicara.
Gu Qiangwei mengangguk-angguk kepadanya lalu tersenyum tipis, "Iya."
Tetapi senyumannya itu membuat Qin Sijue yang suasana hatinya memang sudah buruk itu merasa semakin tertekan!
Secara tidak sengaja Gu Qiangwei juga dapat melihat bahwa suasana hati pria ini kurang baik. Agar tidak memprovokasinya, sebaiknya dia pergi dulu saja!
Gu Qiangwei menoleh dan memandang ke arah Li Yuan, "Eh, apakah kamu bisa mengantarku pergi lagi?"
Setelah datang kemari satu kali, dia pun tahu kalau di sini tidak bisa mendapat taksi. Satu-satunya cara untuk pergi adalah dengan meminta Li Yuan mengantarkannya.
Li Yuan sepertinya dengan senang hati melakukannya!
"Baiklah, tentu saja tidak masalah!"
Gu Qiangwei tersenyum, lalu dia menarik kopernya dan hendak pergi.
"Ponselnya tidak mau?"
Begitu berbalik, dari belakangnya terdengar suara Qin Sijue.
Gu Qiangwei terdiam selama tiga detik, lalu dia mengulurkan tangannya dan meraba-raba ke dalam tasnya. Memang benar ponselnya tidak ada.
Dia berbalik, pandangannya tertuju kepada pria terhormat di sofa.
"Mana ponselku?"
"Tidak tahu."
"…"
Mana mungkin tidak tahu?!
Tetapi ketika kata-kata itu sampai ke mulutnya, Gu Qiangwei tidak tahu bagaimana membantahnya.
Kemudian, tatapan tajam Qin Sijue menyapu ke arah Li Yuan.
Saat bertemu pandang dengannya, seketika Li Yuan sepertinya mengerti sesuatu. Tiba-tiba dia berkata, "Eh, aku masih ada sedikit urusan. Aku pergi dulu."
Begitu selesai berbicara, dia pun sudah berbalik dan pergi.
Gu Qiangwei masih ingin mengatakan sesuatu, namun sosok Li Yuan sudah menghilang di halaman depan.
Kalau Li Yuan pergi, bagaimana dia akan meninggalkan tempat ini?
Di dalam ruang tamu yang sunyi itu hanya tersisa Qin Sijue dan Gu Qiangwei.
Gu Qiangwei berdiri di tempatnya, tidak tahu harus berkata apa. Suasana hati pria ini sepertinya sangat buruk?
Bagaimana kalau merayunya dulu, kemudian baru meminta kembali ponselnya?
"Eh, suasana hatimu tidak baik?"
Untuk pertama kalinya dalam dua puluh enam tahun, Qin Sijue mendengar ada orang yang menanyakan apakah suasana hatinya sedang tidak baik. Karena biasanya ketika wajahnya muram, tidak ada orang yang berani maju untuk menanyakannya. Sedangkan keluarganya, mereka tidak pernah menanyakan tentang suasana hatinya dengan nada yang biasa seperti ini.
Perasaan yang samar muncul di dasar hatinya dan membuat hatinya berdebar.
Dia mendongak, matanya yang hitam pekat tertuju ke wajah Gu Qiangwei.
"Duduk."
Mendengar kata yang mendadak muncul ini, awalnya Gu Qiangwei terdiam selama dua detik, setelah itu dia bergerak dan duduk tidak jauh dari sampingnya.
"Mengapa duduk begitu jauh?"
"…"
Gu Qiangwei bingung.
Apanya yang duduk begitu jauh? Bukankah ini cara duduk yang sangat normal?
Bagaimana pun juga mereka baru saja saling mengenal, bukan? Siapa yang akan duduk begitu dekat tanpa alasan?
Tetapi karena dia berkata begitu, untuk mendapatkan kembali ponselnya, Gu Qiangwei pun menggeser tubuhnya ke arahnya.