Ting tong!
Beberapa detik kemudian, pembantu membuka pintu. Begitu melihatnya, pembantu itu pun memanggil dengan hormat, "Nona sudah pulang."
"Mama Xu, ada apa dengan kuncinya?"
Mendengar kata-kata Gu Qiangwei, Mama Xu ingin berbicara namun ragu. Dari sudut matanya, dia melirik ke arah Chen Peifang yang saat itu sedang duduk di sofa.
Sebuah tatapan mata cukup untuk membuat Gu Qiangwei mengerti segalanya.
Sambil menenteng tasnya, dia berjalan masuk ke ruang tamu. Sepasang mata hitamnya yang indah menatap lurus ke wanita yang sedang duduk di sofa itu.
"Kamu mengganti kata sandinya?"
Melihatnya sudah pulang, raut wajah Chen Peifang tidak terlihat senang, "Iya."
Gu Qiangwei berjalan ke sana, nadanya penuh dengan pertanyaan, "Mengapa kamu melakukan itu?"
Chen Peifang hanya meliriknya dengan jijik dan lanjut menonton televisi, "Kata sandi sebelumnya mengalami kerusakan, tentu saja harus diganti."
"Lalu apa kata sandinya sekarang?"
Kali ini Chen Peifang tidak berbicara lagi, sepertinya dia tidak bermaksud untuk menjawab pertanyaannya ini.
Gu Qiangwei tahu, Chen Peifang tidak berencana untuk memberitahukan kata sandi itu kepadanya. Dia pun mencibir.
Di sini adalah rumahnya, tapi sampai sekarang dia merasa dirinya seperti sedang menyewa tempat di sini, bahkan pulang saja dia harus menekan bel pintu baru bisa masuk.
Setelah melirik Chen Peifang dengan dingin, Gu Qiangwei juga tidak berencana untuk mencari masalah sendiri, dia pun berjalan ke lantai dua sambil menenteng tasnya.
Setelah kembali ke kamarnya, dia mengeluarkan ponsel dan hendak menelepon ayahnya.
Tetapi saat membuka nomor ayahnya, dia ragu-ragu.
Chen Peifang bisa tinggal di sini karena dia telah melahirkan seorang anak laki-laki untuk ayahnya. Dan Gu Qiangwei sangat paham dengan pemikiran ayahnya yang lebih mementingkan anak laki-laki daripada anak perempuan.
Di rumah ini, posisinya jelas tidak setinggi Gu Shijie. Tetapi Gu Zhendong juga tidak sampai menganggapnya tidak berharga.
Setelah terus-menerus bimbang, akhirnya Gu Qiangwei tetap menelepon nomor ayahnya.
Tidak lama kemudian, teleponnya pun dijawab.
Namun sebelum Gu Qiangwei sempat membuka mulutnya, dari sebelah sana sudah terdengar suara tidak sabar Gu Zhendong, "Qiangwei, papa saat ini sedang agak sibuk. Kalau ada sesuatu, nanti dibicarakan lagi, ya."
Setelah itu, tanpa menunggu Gu Qiangwei berbicara, dari telepon telah terdengar nada sibuk.
Mendengar nada sibuk yang sedingin es itu, Gu Qiangwei seketika merasa seakan-akan dia berada dalam ruangan es. Dia pun merasa putus asa.
Sudahlah, toh sudah biasa!
Di saat yang sama, di ruang makan lantai bawah.
Chen Peifang duduk di depan meja makan dan sudah mengambil sumpit. Melihat itu, Mama Xu membungkuk kepadanya, "Nyonya, aku akan memanggil nona agar turun ke bawah dan makan."
Setelah itu Mama Xu pun berbalik dan hendak pergi.
"Apakah aku sudah menyuruhmu memanggilnya?"
Dari belakang, terdengar suara dingin Chen Peifang.
Mama Xu berhenti, lalu dia menoleh dan memandangnya dengan terkejut.
Begitu tuan besar pergi, ternyata nyonya memperlakukan nona seperti ini?
"Tapi…"
"Kalau tidak ada perlu pergilah!"
Menghadapi perintah Chen Peifang itu, Mama Xu membuka mulutnya ingin berbicara, tapi pada akhirnya dia tidak bisa melawan.
"Baik."
Di lantai atas, Gu Qiangwei yang sedang menata suasana hatinya melihat waktu, sudah pukul tujuh lebih dua puluh menit. Mama Xu belum memanggilnya untuk makan malam?
Dengan bingung dia pun turun ke bawah.
Saat itu, Chen Peifang sudah selesai makan malam dan sepertinya mau keluar rumah.
"Hati-hati di jalan, Nyonya."
Setelah mengantarnya pergi, Mama Xu berbalik dan melihat Gu Qiangwei yang sedang berjalan menuruni tangga. Dia pun tersenyum kecil dan menghampirinya, "Nona."
Gu Qiangwei menarik kembali pandangannya lalu menatap Mama Xu, akhirnya tatapannya jatuh ke arah dapur, "Mama Xu, aku sudah lapar. Apa belum mulai makan?"
Pertanyaannya itu membuat Mama Xu sangat sedih.
Raut wajahnya suram, "Nona, makan malam sudah selesai."
Begitu mendengarnya, Gu Qiangwei menoleh dengan kaget dan memandang ke arah Mama Xu. Dia mengira dirinya telah salah dengar.
"Sudah selesai makan?"