Chereads / Cinta Seperti Janjimu / Chapter 2 - Orangnya, Sudah Lari…

Chapter 2 - Orangnya, Sudah Lari…

"Apanya yang orangnya siapa? Aku menerobos masuk sendiri!"

Namun Qin Sijue tidak percaya, matanya pun memicing menyorotkan sinar berbahaya.

Di luar pintu, Luo Chen samar-samar mendengar di dalam ada suara yang lain, dia mengira dirinya berhalusinasi. Tapi melindungi Qin Sijue adalah misinya.

Dia yang cemas pun tidak dapat menahan diri dan mengetuk pintu.

"Tuan Qin?"

Mendengar suara pintu yang diketuk lagi, Gu Qiangwei yang panik pun langsung membuka pintu kamar pas, kemudian secepat kilat dia melarikan diri dengan terburu-buru!

Luo Chen yang masih menunggu di depan pintu hanya melihat bayangan hitam yang melintas di depan matanya.

Kemudian, terdengar suara raungan dari dalam kamar pas!

"Hentikan wanita sialan itu!"

Setelah melihat tubuhnya, dia masih mau pergi?

Bunuh tanpa ampun!

Luo Chen yang masih tertegun itu dengan cepat tersadar kembali, tapi saat itu bayangan Gu Qiangwei sudah tidak terlihat lagi!

Setelah mengenakan celana panjang hitam buatan tangan, Qin Sijue berjalan keluar dari kamar pas. Kemarahan di wajahnya cukup untuk menghancurkan segalanya!

Tidak lama kemudian dia melihat Luo Chen kembali.

"Tuan Qin, orangnya, sudah lari…"

Udara seketika membeku menjadi es. Dua pegawai toko perempuan yang berdiri di ruang SVIP semakin tidak berani bersuara.

Mereka hanya berharap agar kemarahan Tuan Qin ini tidak berimbas kepada mereka.

"Tutup toko ini!"

Detik berikutnya, pria terhormat yang berada di sofa itu langsung berdiri dan berjalan ke arah pintu. Amarah yang terlihat jelas di wajahnya cukup untuk membuat orang mundur!

Di belakangnya, Luo Chen bergegas mengikuti.

Hari pertama pulang ke negaranya, tidak disangka ada orang yang membuat Tuan Qin marah.

Tapi toko ini memang tidak perlu dibuka lagi. SVIP adalah ruangan VIP, tapi ternyata seorang wanita bisa sembarangan menerobos masuk. Ini terlalu tidak aman!

Oh bukan, ini adalah keamanan 'pribadi'!

Karena sebelumnya celana yang pertama salah, selama beberapa saat itu Tuan Qin seharusnya tidak memakai celana, kan? Jadi… wanita yang tadi itu telah melihatnya?

Luo Chen tidak melihat dengan jelas wajah wanita itu. Dia hanya sempat melirik rambut panjangnya yang lembut dan agak keriting dan menyimpulkan bahwa Gu Qiangwei adalah seorang wanita.

Di hari pertama kepulangannya, apakah perlu memaksa Tuan Qin untuk 'membunuh'?

Saat memikirkannya, Luo Chen pun mau tidak mau meneteskan keringat dingin untuk wanita itu tadi.

Kalau sampai wanita itu ditemukan oleh Tuan Qin, mungkin akan ada sebuah pembantaian yang brutal…

Setelah keluar dari pusat perbelanjaan, sosok-sosok yang mengejarnya tadi sudah tidak terlihat. Gu Qiangwei pun sangat lega.

Saat itu langit sudah gelap. Jingcheng yang ramai mulai menyala.

Dia ke tempat parkir bawah tanah lalu mengendarai mobil Audi putih dan melaju kencang di bawah langit malam.

Dua puluh menit kemudian, mobil itu tiba di kediaman Gu.

Kalau bukan karena dirinya baru saja mendapat pekerjaan dan belum mempunyai kemampuan untuk pindah dari sini, Gu Qiangwei sama sekali tidak ingin kembali ke rumah ini.

Ayahnya sedang dalam perjalanan bisnis, sudah seminggu lebih dia pergi ke kantor cabang untuk menangani pekerjaan. Selain pembantu, di rumah ini hanya tersisa Chen Peifang dan putranya, Gu Shijie.

Gu Shijie adalah adik laki-lakinya secara tituler, tapi selama beberapa tahun ini, Gu Qiangwei tidak pernah mengakuinya, bahkan dia sangat membenci mereka berdua!

Kalau bukan karena Chen Peifang, ibunya juga tidak akan sampai…

Menyingkirkan rasa sakit di hatinya, Gu Qiangwei mengangkat tangannya dan menekan kunci password di dinding.

"Kata sandi salah."

Mendengar suara yang menunjukkan kata sandi yang salah itu, Gu Qiangwei mengerutkan keningnya. Dia menoleh dan melirik kunci password sekilas lalu mencoba sekali lagi.

"Kata sandi salah!"

Apa yang terjadi?

Dengan bingung Gu Qiangwei mencoba lagi untuk yang ketiga kalinya.

Namun hasilnya tetap sama.

Setelah berpikir selama dua detik, dia tiba-tiba mengerti apa yang sedang terjadi. Dia tidak menginput kata sandi lagi tetapi menekan bel pintu.