Saat sampai rumah sakit tujuan, Adit langsung mengikuti Devano dari belakang
"Selamat siang pak" Jawab suster tersebut dengan ramah
"Saya ingin menjenguk anak saya, Agatha"
"Pak Devano ya..mari pak saya antar ke ruang rawat Agatha"
'Agatha?' Adit merasakan bahwa ada sesuatu yang janggal di benak dan fikirannya
Tak lama mereka mengikut suster dari belakang, akhirnya sampai di kamar Melati no 20
Lalu suster menjelaskan perkembangan Agatha selama beberapa hari ini
"Pak Devano, Agatha sudah menunjukkan beberapa perkembangan yang cukup pesat walaupun hanya beberapa hari disini. Sikap Agatha yang suka teriak dan menyakiti dirinya sendiri kini sudah mulai berkurang sangat banyak, hanya saja sifat diam dan acuh masih menetap didalam dirinya hingga saat ini"
Diam-diam dia menguping percakapan antara suster dengan Devano
"Apa sekarang dia boleh dijenguk?" Tanya Adit dengan hati-hati
"Iya tentu saja boleh, tapi tolong jangan buat dia tersinggung"
Adit menjawabnya dengan tersenyum
Perlahan-lahan Devano dan Adit mulai mendekati Agatha
"Sayang.." Lirih Devano
Hatinya teriris melihat putri nya mendekam layaknya sebuah penjara. Tapi ini Devano lakukan layaknya seorang ayah yang rela melakukan apapun demi kesembuhan putri kesayangannya
Awalnya Agatha tidak memberi respon apapun pada ayahnya sendiri
"Hai Agatha.." Sapa Adit dengan amat sangat hati-hati
Lalu perlahan Agatha menengok ke sumber suara
Agatha melihat dengan serius wajah Adit. Dia perhatikan dengan sangat detail bentuk dan rupa seorang laki-laki yang bernama Adit
Tak lama kemudian, selintas fikiran itu mulai muncul lagi saat Adit tengah menatap mata Agatha
Selalu dan selalu ia coba untuk menepis ingatan itu dari fikirannya
"Adit? Kamu kenapa?"
"Argh! sakit!!" Rintihnya sambil memegang dan sesekali ia pukul kepalanya
Disaat Adit tengah memegangi kepalanya, lengan jas yang ia pakai turun sehingga memperlihatkan tangan kekar seorang Aditya Arbian
Disana terpampang jelas tatto hitam legam dengan nama 'Agatha'
Devano yang melihat kejadian tersebut tentu saja kaget tidak percaya
"Argh! Sakitt!!" Teriakan Adit semakin kencang membuat lamunan Devano tentang tatto menjadi pecah
"Adit? Adit kamu kenapa? Suster! Tolong!!"
Suster yang mendengar teriakan Devano langsung datang menghampiri
Dia memberikan obat penenang pada Adit. Lalu perlahan rintihan Adit mulai berkurang
"Adit, kamu udah baikan?"
"Udah mendingan pak" Jawabnya sambil masih mencoba menetralkan nafasnya
"Saya lumayan sering mendapati pasien yang seperti kamu, apa kamu sudah cek dokter? Sepertinya ada yang salah di bagian kepala, bisa jadi benturan yang cukup keras atau kecelakaan sehingga mengakibatkan amnesia"
Lalu tiba-tiba Devano dibuat kaget dengan kemunculan Agatha bersama suster pendampingnya
"Agatha? Kamu inget papah sayang? Kamu tau? Davina sangat merindukan mamahnya dan juga..papahnya"
"Davina"
"Davina"
Sebutnya sambil menggigit kuku jarinya, seperti orang kebingungan
"Maaf pak Devano, tadi mba Agatha sendiri yang meminta untuk keluar"
"Iya gak apa-apa, refreshing atau jalan-jalan melihat pemandangan sekitar merupakan salah satu cara untuk mengembalikan seseorang seperti dulu kan?"
Suster hanya menjawab dengan sebuah senyuman
*Call
"Halo, iya Al ada apa?"
"Maaf pak Devano mengganggu waktunya, di kantor ada beberapa orang yang datang ingin mengenal perusahaan lebih dalam dan ingin bertemu langsung dengan pak Devano"
"Oh begitu, oke..saya segera kesana"
"Agatha..maafin papah ya gak bisa nemenin kamu lama-lama disini, papah harus kembali lagi ke kantor"
Yang diajak bicara hanya diam berdiri dibelakang suster pendampingnya
"Adit..kamu mau pulang ikut dengan saya atau kamu masih mau disini?"
"Saya ikut pulang saja pak"
"Oke"
Selama perjalanan pulang Devano dan Adit berbincang-bincang
"Maaf pak Devano kalau saya membuat bapak repot"
"Gak apa-apa Adit, kamu udah saya anggap seperti anak saya sendiri..Kamu tau gak Dit kalau Agatha itu sudah menikah dan mempunyai anak, suaminya bernama Abian Aditya tapi dia sudah meninggal sekarang"
"Meninggal? Maaf pak Devano kalau saya lancang, Aditya meninggal karena apa pak?"
"Waktu itu dia ditugaskan boss nya kerja keluar kota, saat perjalanan pulang pesawatnya mengalami kecelakaan yang mengakibatkan semua penumpang tewas"
"Kecelakaan pesawat?"
"Iya, dan menariknya lagi..fisik, bentuk, wajah...semua yang ada di kamu itu mirip bahkan tidak ada bedanya dengan menantu saya, Abian"
Adit dibuat bungkam mendengar tutur kata Devano
***
10 menit berlalu, sampailah Adit dirumah Devano
"Adit, ayo masuk"
'Rumah ini..' Adit memerhatikan sudut demi sudut rumah yang ada didepan matanya
"Adit..ayo masuk..malah bengong"
Yang diajak bicara hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya
Baru beberapa langkah pria itu masuk, dia seperti merasa deja vu. Fikirannya melayang entah kemana. Ingatannya pergi seperti sedang mencari laci satu per satu
'Kenapa aku gak asing banget ya sama rumah ini?' Gumamnya
Dia terdiam menatap seluruh ruangan, memicingkan mata di setiap sudut rumah tersebut
"Nah Adit ini rumah saya..Saya tinggal bersama istri dan keluarga dari anak saya, tapi..karena kondisi Agatha sedang..yah..kamu tau. Dan suaminya yang sudah tiada, jadi disini hanya istri dan cucu saya, Davina"
"Davina?"
"Iya Adit, Davina..cucu semata wayang saya yang akan menjadi ahli waris setelah saya sudah tiada nanti"
Ketika Devano sedang mengobrol dengan Adit, disaat itu pula Adelia yang merupakan istri Devano datang
"Pah..sudah datang yaa? Apakah ada tamu?" Tanya nya sambil melepas celemek setelah selesai membersihkan dapur
Lalu ia bergegas untuk menemui Devano dan seseorang yang sedang bersamanya di ruang tamu
"Abian?"
Adelia diam. Sama sekali tidak berkutik melihat seorang pria yang sedang bersama suaminya
***
*Tok tok tok
"Adit..nih aku bawain makanan kesukaan kamu, kita makan bareng yuk" Kata Putri sembari membuka pintu ruangan kekasihnya
"Adit kemana ya? Lagi rapat mungkin ya"
*5 menit
*15 menit
Putri mengecek jam yang berada di pergelangan tangannya
"Adit kemana sih..gak biasanya dia kayak gini. Kalau mau rapat biasanya juga ngabarin"
Lalu dia menelfon asisten pribadi kekasihnya, Al
"Halo Al, kamu ada dimana?"
"Halo bu, saya lagi ada di kantor..di meja kerja saya"
"Loh..kamu lagi gak rapat sama Adit?"
"Tidak bu"
"Kamu tau Adit kemana Al?"
"Setau saya kemarin pak Adit memang tidak masuk hari ini bu, karena beberapa hari ini saya liat dia lagi kurang sehat..terkadang kurang fokus"
"Ohh begitu, yaudah Al terima kasih ya"
Lalu telfon diputus dari kedua belah pihak
*Drrt
Selesai menelfon Al, langsung ada telfon masuk dari petugas kebersihan apartemen
"Halo, ya ada apa?"
"Apa mba tidak membuang sampah di kamar Abian? Karena kemarin saya tidak menemukan plastik yang seperti biasanya"
"Apa!?"