Chereads / Alter Ego / Chapter 26 - 26.

Chapter 26 - 26.

Saat ini Putri sedang memainkan pulpen yang sedang ia pegang. Berfikir keras untuk mengingat lagi kejadian tentang plastik yang ia buang di kamar kekasihnya

"Apa itu Abian yang ambil?"

"Kalau memang iya, dia pasti tanya sama aku atau paling gak ngabarin"

"Tapi sekarang aja aku gak tau dia dimana"

Putri sudah menelfon kekasihnya beberapa kali, tapi tidak diangkat

Saat Putri ingin beranjak pergi dari ruangan kekasihnya, matanya menangkap sebuah berkas yang bernama Dev Corps

Putri mengepalkan tangan dan memicingkan matanya "Rupanya kamu gak mau dengerin aku. Aku gak akan buat kamu lepas dari aku. Abian."

Putri bergegas pergi dari ruangan Abian dan kembali ke apartemen, dia langsung menuju ke kamar kekasihnya

"Adit"

"Adit!"

Diatas meja terdapat obat yang selama ini dia sembunyikan. Ya, obat itu adalah Blackmores Ginkgo Action

"AAAAAAA!!! SIAL!" Kesalnya

Lalu Putri mengacak-acak kamar apartemen Abian, melempar benda apapun yang ada didepan matanya termasuk obat Blackmores Ginkgo Action

*Deja Vu

Setelah Adit mengetahui semua perbuatan Putri dari cctv, dia langsung mengirimkan pesan ke dokter yang selama ini telah membantunya

Tanpa sepengetahuan Putri, Adit diam-diam pergi dan menemui dokter saat itu juga. Dan beruntungnya, saat itu dokter sedang ada tugas jaga di rumah sakit

"Selamat malam dok"

"Malam Adit, ada apa sehingga kamu menghubungi saya malam-malam begini?"

Adit menyerahkan kertas yang berisi resep obat yang Putri buang selama ini

"Apa benar ini obat untuk menguatkan daya ingat dok?"

"Iya benar...hmm, ini kan obat---

"Iya dok, saya menemuinya di kamar saya dan selama ini saya tidak pernah dikasih obat ini sama Putri"

Lalu dokter pun menjelaskan detail tentang obat yang dimaksud dan memberi resep baru untuk obat tersebut

"Kalau begitu terimakasih dok, saya permisi"

Dia langsung menuju apotek untuk menebus obatnya. Sesuai dengan aturan dokter, ia minum setelah makan saat ia sampai apartemennya

***

"Abian?"

"Kamu benar Abian?" Tanya Adelia

"Mah, tenang dulu..dia bukan Abian..dia Adit partner kerja papah"

"T-tapi...

"Maaf pak Devano kalau saya lancang, apa saya boleh melihat bagaimana sosok Abian? Sepertinya saya tertarik untuk mengetahui sosok pria tersebut lebih dalam"

"Ohh iya tentu boleh, ayo ikut saya" Jawab Devano dengan antusias

"Kamu siapin makanan ringan dan minuman aja ya" Bisik Devano pada Adelia

Devano mengajak Adit melihat informasi tentang Abian

Pertama kali, Devano mengajak Adit untuk ke lantai atas

"Adit, ini kamar cucu semata wayang saya..namanya Davina Aditya"

'Davina Aditya? Kenapa nama itu gak asing di telinga aku?' Tanya Adit pada dirinya sendiri

Lalu Devano membuka kamar Davina dan memperlihatkannya pada Adit

"Kamu mau masuk?" Tanya Devano

Yang ditanya hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya

Baru beberapa melangkah, dia merasa ada selintas ingatan yang lewat di fikirannya

Di fikirannya, dia melihat ada seorang lelaki yang sedang menggendong anak bayi dan ada seorang perempuan di samping yang sedang mendampingi

Adit tidak berteriak, dia berusaha bertahan meskipun kepalanya sangat sakit. Di dalam kamar itu dia melihat beberapa bingkai foto keluarga mereka

Bingkai pertama ada foto anak dari Devano ( Agatha ) dan Davina dan bingkai kedua foto keluarga besar. Disana Davina sedang memegang foto lelaki, tetapi karena ukuran foto yang tidak terlalu besar membuat Adit hingga menyipitkan mata melihatnya. Tapi nihil, dia tetap tidak bisa melihat foto lelaki yang dipegang Davina dengan jelas

"Abian meninggal saat Davina masih kecil, bahkan saat Davina belum satu tahun"

"Dan foto yang dipegang Davina adalah foto papahnya, Abian" Kata Devano menjelaskan

Lalu Devano mengajak Adit melihat kamar Agatha yang berada tepat disebelah kamar Davina

Sama seperti tadi, Adit merasa tidak asing dengan kamar ini. Tapi apa yang hilang dia belum bisa menemukannya

Tepat setelah menuruni tangga, dia melihat sebuah bingkai foto besar

"I--itu...

"Itu Abian. Abian Aditya yang saya ceritakan ke kamu Dit. Kalian seperti copy paste, gak ada yang beda. Oh ya, sini Adit..saya kasih tunjuk foto Abian beberapa tahun lalu"

Devano mengeluarkan album foto dari sebuah laci. Di foto pertama dia melihat Agatha yang sedang memakai topi toga tersenyum dengan sangat bahagia disamping lelaki yang mirip dengannya

"Ini waktu Agatha wisuda"

Devano mulai membalik lembaran foto satu per satu

"Ini waktu mereka menikah dan ini waktu Davina lahir"

"Ini makanan dan minumannya" Kata Adelia sambil meletakkan di ruang tamu

"Terimakasih bu, jadi merepotkan"

"Kamu bener-bener ingetin saya sama menantu saya Adit"

Adit hanya tertawa malu-malu

Tak lama kemudian..

"Nek..kek..aku pulanggg"

Davina diam tak berkutik melihat sosok pria yang berada di tengah nenek dan kakeknya

"Dia partner kerja kakek Davina..namanya Aditya Arbian"

"Yaudah yuk, kita makan.."

"Adit, jas nya dilepas aja..biar gak ribet"

Adit tersenyum tanda setuju

"Davina, kok kamu udah pulang? Kan baru jam 2"

"Iya nek, guru-guru mau rapat sama sekolah lain"

Adit duduk di sebelah kanan, membuat tatto yang berada di tangan kanannya terlihat sangat jelas

Davina terkejut melihat tatto yang berada di tangan Adit

"Agatha?"

"Hm?" Tanya Devano

"Kamu kangen mamah ya? Nanti kita jenguk ya.." Tanya Adelia

"Itu" Katanya sambil menunjuk lengan Adit

***

Adit memasuki kamar apartemennya dengan keadaan lelah. Dia menyalakan lampu dan disana dia melihat Putri yang sedang duduk di kasurnya

"Astaga! Putt kamu ngagetin aku aja"

"Abis dari mana kamu?" Ketus Putri

"Abis dari luar, nyari angin..kenapa?"

"Abis dari mana!?" Nada Putri yang mulai meninggi

"Abis cari angin Putri...ini kenapa kamar aku berantakan?"

"Aku yang acak-acak. Kenapa!?"

"Put, aku capek. Kalau kamu gak mau beresin gak apa-apa, tolong keluar. Aku mau istirahat."

"Kamu udah nemuin kertas itu kan?"

Adit diam tidak menjawab

"Kalau kamu diam..tandanya iya"

Adit kembali diam tidak menjawab

"Dan kamu yang beli o---

"IYA AKU YANG BELI! Aku gak nyangka sama kamu Put. Kamu satu-satunya orang yang aku percaya. Kamu satu-satunya orang yang pertama kali aku liat setelah aku koma karena kecelakaan pesawat. Aku cuma ingin ingatan aku kembali Putri!"

"Kamu pasti bingung kan darimana aku tau soal kecelakaan pesawat itu" Kata Adit meremehkan

"Kamu gak perlu tau dan kamu gak berhak tau Putri. Karena apa? Karena kamu hanya mementingkan ego kamu sendiri"

"Keluar." Ketus Adit

"Aku gak mau kasar sama kamu Put. Tolong keluar."

Putri mengambil tas nya dengan kasar lalu pergi dari kamar apartemen Adit

"ARGH!!" Teriak Adit dengan kacau