Chereads / Alter Ego / Chapter 28 - 28.

Chapter 28 - 28.

"Apa maksudnya"

"Hm?" Tanya Putri yang berpura-pura tidak mengerti

"This much document"

"Hukuman" Jawab Putri menyeringai

"Fo--for what?"

"Because..you don't hear what I'm talking about."

"Kamu gak dengerin omongan aku. Aku suruh kamu untuk putus kerja dengan Dev Corps, kenapa kamu masih lanjutin itu?"

"Ini perusahaan milik aku Adit. Kamu aku angkat sebagai Direktur karena aku amat sangat mencintai kamu dan karena aku gak mau kehilangan kamu Abian!"

( Yang aku cari info di internet, jabatan tertinggi ada pada Direktur utama lalu ke Direktur. Kalau salah kalian boleh kasih tau aku kok lewat kolom komentar, aku sangat membuka pendapat dari kalian :D )

Adit memicingkan matanya mendengar nama Abian

"Abian, Abian dan Abian."

"Sekarang jelasin sama aku ada hubungan apa kamu sama Abian?"

Putri hanya diam. Dia bingung harus menjawab apa pada kekasihnya

Lalu akhirnya dia memutuskan untuk pergi dari ruangan Adit

Saat Putri sudah memegang gagang pintu, dia berhenti

"Aku harap berkas nya bisa selesai secepatnya" Lalu Putri melangkah pergi

Adit duduk dengan fikirannya yang kacau. Lalu terlintas di fikirannya dia ingin menemui Agatha kembali tanpa sepengetahuan Devano

Adit ingin marah saat itu juga, tapi ia fikir itu akan membuang tenaganya. Lebih baik ia kerjakan berkas dari Putri lalu pergi ke rumah sakit

*4 jam kemudian

Hanya butuh waktu 4 jam bagi Adit untuk menyelesaikan semua berkas yang telah Putri beri padanya

"Yash! Akhirnya selesai"

Adit buru-buru merapihkan tas nya lalu pergi ke rumah sakit

Saat baru keluar dari ruangan, dia bertemu dengan asistennya

"Pak Adit, mau kemana?"

"Saya ada urusan mendadak Al, kalau ada yang mau bertemu dengan saya bilang saja besok ya.."

"Tapi pak.."

Adit meninggalkan Al yang padahal belum selesai bicara

Saat sampai parkiran, ia baru ingat bahwa ia tidak membawa mobil

Lalu Adit mengeluarkan hp nya untuk memesan taksi online

*Ttin

Bunyi klakson mobil yang menandakan bahwa taksi pesanan Adit sudah datang

"Sesuai alamat di aplikasi pak?"

"Iya"

*30 menit

Adit sampai di rumah sakit tujuannya, ia langsung pergi ke ruang rawat Agatha

Saat sampai sana dia melihat seorang anak perempuan yang sedang bermain dengan Agatha

Adit mendekatinya untuk memastikan siapa sosok anak perempuan itu

"Davina?"

"O-om Adit?"

"Kamu ngapain disini?"

"Seharusnya aku yang tanya sama om, ngapain ada disini?"

"Ohh hmm itu.."

"Jawab yang bener om" Sinis Davina

"I--itu Vina, tadi om abis meeting di deket sini..terus ya--udah om mampir aja kesini hehe" Jawab Adit sambil menunjukkan gigi rapihnya

"Kalo kamu?" Adit melihat jam di pergelangan tangannya

"Loh ini kan baru jam setengah 2? Bukannya kamu belum pulang?"

"A-aku pulang cepet karena guru ada rapat om" Jawab Davina sambil memalingkan wajahnya

"Serius?" Tanya Adit memastikan

"I--iyaaa"

"Tapi kok matanya gak mau liat om? Seharusnya kalau beneran rapat kamu gak takut liat om dong"

Davina lagi-lagi terdiam dan malah semakin menunduk

"Kamu bohong ya? Bolos?" Tanya Adit dengan hati-hati

Davina diam tidak menjawab

Adit tersenyum lalu lelaki itu mengajak Davina duduk di sebelahnya ( Di lantai ) sambil mengawasi Agatha

"Sini.." Kata Adit dengan lembut

Davina hanya mengikuti apa yang Adit suruh

"Seharusnya kamu itu fokus belajar Vina..supaya besar nanti kamu jadi orang yang sukses"

"T-tapi kan om kata kakek nanti perusahaannya mau dikasih ke aku..jadi buat apa aku belajar sungguh-sungguh?" Tanya Davina mencoba mencari alasan

"Justru itu, kalau perusahaan Pak Devano mau dikasih ke kamu otomatis kamu yang akan jadi boss nya..jadi pemilik perusahaan Dev Corps. Karena kamu jadi boss disana kamu harus pintar dan cerdas karena nantinya kamu akan bekerja sama dengan banyak perusahaan di luar sana bahkan hampir seluruh negara. Apa kamu gak kasian sama kakek kamu yang udah bekerja keras membangun perusahaan dari nol lalu dipindah tangan malah menjadi buruk"

"Nama Dev Corps itu sudah sangat terkenal bahkan hampir di seluruh penjuru dunia, banyak banget perusahaan yang berlomba-lomba ingin bekerja sama dengan perusahaan kakek kamu..tapi gak semudah itu untuk bisa bekerja sama dengan Dev Corps..mereka harus melewati beberapa tahapan atau syarat agar berkas dari perusahaan mereka bisa masuk di perusahaan Dev Corps lalu nantinya perusahaan Dev Corps akan menyeleksi siapa yang pantas untuk bekerja sama dengan mereka" ( Ini hanya berandai-andai loh yaa )

Davina tidak berkutik mendengar penjelasan dari Adit

"Kamu dari pagi disini?"

Lalu perlahan Davina menengok wajah Adit

"E-enggak om, jam 1 siang tadi aku baru sampai sini"

"Terus kamu izin sama guru alasannya apa?"

"Aku loncat lewat pagar belakang sekolah" Jawab Davina sambil menunjukkan muka imutnya

"APA!?? ASTAGA HAHAHA"

"Yaampun Davina...seandainya kakek kamu tau...dia pasti geleng-geleng kepala"

"Om plis om jangan kasih tau kakek...aku, aku baru sekali kok kayak gini..beneran om...aku nekat kayak gini karena aku kangen mamah"

"Dari awal mamah masuk sini, aku belum jenguk sama sekali"

Adit mengacak-acak rambut Davina dengan gemas

"Iya-iya gak akan om kasih tau kakek..oh iya kamu udah makan siang?"

"Belum om"

"Yaudah kita pesen makanan ya, kamu mau makan apa?"

"Serius om?"

"Iya serius.."

"Hmm gak usah deh om, aku gak enak"

Baru saja Davina menolak, perutnya sudah bunyi sangat berisik

Mendengar itu Adit tertawa terbahak-bahak

"Udah buruann kamu mau makan apa? Sok jaim..kamu udah om anggep jadi bagian dari keluarga om Vina.."

Davina hanya tersenyum "Beneran om? Kalau aku pesen banyak gpp?"

"Iya gak apa-apa"

"Okee"

Davina menelfon restaurant yang ia inginkan. Saat menelfon ia jauhkan dari Adit, lalu 20 menit kemudian makanannya datang ke rumah sakit

"Totalnya jadi 600 ribu rupiah pak"

"Hah 600 ribu??"

Adit menoleh ke pesanannya, dia terkejut karena melihat ada sekitar 15 box yang datang. Saat Adit ingin berbicara, Davina langsung pergi begitu saja

Adit langsung membayar semua pesanan Davina

"Terimakasih pak, kalau begitu saya permisi"

Adit langsung buru-buru menghampiri Davina, saat dia ingin berbicara banyak pada Davina rupanya anak itu sedang membagikan box makanan kepada para suster dan karyawan yang bekerja disana

Adit tersenyum hangat. Hatinya tersentuh melihat perlakuan manis Davina pada orang-orang di sekitarnya

"Nahh ini makanan buat om, ini buat aku..yuk makan" Kata Davina yang sudah selesai membagikan box makanannya

Mereka berdua makan di taman, karena takut jika mereka makan di depan kamar pasien malah akan mengganggu kenyamanan pasien yang berada disana