Mereka berdua makan bersama sembari berbincang
"Jangan melihat cover dari sebuah buku" Celetuk Adit
"Hah? Maksudnya?" Tanya Davina bingung sambil mengunyah makanan
Adit tertawa gemas melihat tingkah laku cucu dari partner kerjanya itu
"Iya, dibalik acuhnya kamu sama pelajaran, dan om kira kamu itu galak ternyata jiwa kemanusiaan kamu lumayan tinggi yaa" Kata Adit memuji
"Huu jangan salah..gini-gini nilai aku gak pernah jelek, aku juga ranking 1 teruss"
Adit memutar bola matanya malas
"Dasar besar kepala"
"Sekali-sekali nyenengin aku om.."
"Masa cucunya konglomerat gak pernah di bikin seneng?"
"Aku kan sibuk sekolah"
"Beneran sibuk sekolah?"
"Iya bener, masa boong"
"Kamu bilang kamu sibuk sekolah, sedangkan..hari ini kamu bolos" Kata Adit meledek
"Kan baru sekali omm"
"Hahaha iyaa Vinaaa"
'Selamat ya Abian..kamu sudah menjadi papah'
'Gimana kalau Davina Aditya? Kamu setuju?'
'Nama yang bagus'
'Kata-kata itu..' Batin Adit yang terus mencoba menepis ingatan masa lalu yang terlintas di fikirannya. Tapi semakin ia tepis, malah semakin muncul
'Ini anak saya Agatha Beatrice, dia menderita alter ego sejak kecil yang membuat dia terus dikeluarkan dari sekolah'
"Argh!"
'Sayang, aku ditugasin keluar kota beberapa hari'
'Saya Abian Aditya'
"ARGH!" Ringis Adit
"Om? Om kenapa om??" Tanya Davina khawatir
"Enggak Vina, om gak apa-apa" Jawab Adit asal
"Serius om. Aku gak bercanda"
Lalu Adit melihat wajah Davina, tiba-tiba sakit kepalanya langsung menghilang. Lalu di lihatnya wajah itu dalam-dalam
Ingatannya kembali memutar. Dia melihat wajah Davina yang amat sangat mirip dengan Agatha
Berkali-kali wajah Agatha dan Davina terbayang di otaknya. Lalu Adit mencoba menenangkan dirinya sebentar dan beruntungnya, dia bisa mengendalikan ingatannya
"Om? Ommm" Kata Davina yang melambaikan tangannya didepan wajah Adit
"Ehh iyaa-iyaa"
"Om kenapa sihh..aneh bangett"
Adit hanya tertawa
'Aku merasa sosok papah kembali hadir disini' Batin Davina sambil diam-diam tersenyum
Setelah berbincang lama, tak lama makanan yang mereka makan telah habis
"Om aku mau ke mamah ya, kalau om gak mau aku sendiri aja"
"Om ikut, yuk.."
Mereka berbincang sambil berjalan ke arah ruangan rawat Agatha. Di perjalanan mereka, banyak sekali suster dan pegawai yang berterima kasih pada mereka berdua
"Berbagi kebahagiaan itu seru ya om" Kata Davina sembari tersenyum dengan tulus
"Iya, terkadang juga..apa yang kita lihat kecil bisa jadi dianggap besar oleh orang lain"
"Betul banget om, aku setuju!!" Jawab Davina antusias
Tak lama mereka sampai didepan kamar rawat Agatha. Disana Adit dan Davina melihat Agatha sedang di periksa oleh dokter
Mereka melihat dan mengawasi Agatha yang sedang diperiksa
Lalu tiba-tiba Agatha menunjuk Adit. Adit kebingungan melihat kejadian aneh ini
"Abian? Lu Abian kann? Lu masih hidup? Eh lu tinggal dimana? Serius deh gue kira lu udah..hm gitu.." Sapa seseorang
Davina heran melihat Adit menarik seseorang ke tempat lain, dia tidak mendengarkan percakapan mereka karena terlalu fokus dengan ibunya
Adit kebingungan melihat seseorang menyapanya dengan nama Abian. Tapi otaknya langsung memutar bahwa orang itu adalah petunjuk untuk dirinya
Adit langsung menarik orang itu ke tempat lain
"Eh eh lu mau bawa gue kemana??"
Mereka berhenti di suatu tempat duduk
"Kamu siapa? Dan tadi panggil saya Abian?"
"Iya lu Abian kan...cees gue waktu di kantor, lu kenapa sih? Aneh banget"
"Hm gini aja, apa kamu mempunyai waktu luang? Karena kamu petunjuk saya"
"Hah? Petunjuk?"
"Intinya apa kamu mempunyai waktu luang sekarang? Saya ingin berbicara serius"
"Yaudah sekarang aja, gue izin dulu. Kita ketemuan di taman" Seseorang itu ternyata bekerja sebagai dokter untuk menjaga pasien di rumah sakit tersebut
Adit menghampiri Davina untuk pamit
"Vina, om pamit duluan ya..ada urusan mendadak"
"Oh gitu ya om..yaudah hati-hati ya om"
Adit membalasnya dengan senyuman hangat
***
Seseorang yang menyapa Adit itu bernama Karen. Dia adalah teman sekolah dan teman kerja Adit
Awalnya Karen bingung dengan tingkah laku aneh temannya itu. Tapi Adit menceritakan semua masalahnya lalu Karen pun membantunya dengan menceritakan identitasnya dari awal hingga kecelakaan
"Bian, kalaupun gue cerita tapi ingatan lu belum kembali sempurna, itu semua akan sia-sia" Ucap Karen
***
Putri pergi ke ruangan Adit untuk memantau pekerjaannya
"Dit..makan siang yuk"
Putri bingung melihat Adit tidak ada di ruangannya
"Astaga Aditt! Kamu kemana sih!"
Putri langsung menelfon Al
"Al, ke ruangan ini sekarang"
*45 detik
"Ada apa bu?"
"Kemana Adit?"
"Pak Adit..pergi bu sejak 2 jam yang lalu"
"Pergi!? Kemana!?"
"Saya kurang tau bu, pak Adit tidak memberi tau saya"
Putri mengepalkan tangannya
"Kamu boleh keluar"
Putri mengambil handphonenya
"Balik ke kantor sekarang"
"Aku be--
"Aku bilang BALIK KE KANTOR SEKARANG ADIT!"
Putri langsung menuju ruangannya
*45 menit
Sampai kantor, Adit langsung masuk ke ruangan Putri
"SIKAP KAMU UDAH KETERLALUAN ADIT! KAMU MAU BIKIN PERUSAHAAN AKU BANGKRUT!!?"
"Aku keluar karena pekerjaanku udah selesai. Itu sudah menjadi hak seorang pegawai ketika pekerjaannya sudah selesai"
"Tapi apakah perusahaan ini tidak punya aturan Adit!?"
"Tolong hargai AKU YANG SUDAH BERUSAHA UNTUK MEMBANGUN PERUSAHAAN INI DARI NOL ADIT!"
"Kenapa kamu suka banget marah-marah sih Put? Bisa di omongin baik-baik kan!?"
Adit menarik nafasnya dalam-dalam
"Aku mutusin, hubungan kita sampai disini aja Put. Aku cape. Hubungan ini udah gak bisa dipertahanin"
"GAK! Kalau kamu putus dari aku kamu bakal aku pecat dan kamu bakal jadi pengangguran Adit."
"Aku gak takut sama ancaman kamu, aku hidup di dunia untuk mencari cinta. Bukan mencari uang."
Adit meninggalkan Putri yang masih terdiam di tempatnya
"Tangkap orang ini dan siksa dia di markas" Ucap Putri
***
Putri pergi ke apartemen Adit dengan amarah yang masih memuncak
Dia menggebrak pintu kamar Adit
"ADIT! DIMANA KAMU ADIT!"
Putri mengecek semua ruangan yang ada di kamar tersebut, lalu dia liat secarik kertas diatas meja dekat ranjang Adit
Disana tertulis
'Put, terimakasih atas bantuan dan fasilitas yang selama ini kamu kasih ke aku. Ini kunci mobilnya dan kunci apartemen sudah aku kembalikan pada pihak hotel. Aku tulis kertas ini karena aku yakin kamu pasti cari aku kesini dan aku sudah tau bahwa kamu punya kunci cadangan kamarku selama ini. Once again, thank you:)'
Putri meremas kertas yang ia pegang saat itu juga
"CEPAT CARI ORANG ITU DAN JANGAN BIARKAN DIA LOLOS!! Atau..kamu akan saya bunuh dengan tangan saya sendiri." Ucap Putri pada seseorang