Dengan terpaksa Adit merapihkan kamarnya sendirian. Tidak peduli dengan Putri yang tidak mau bertanggung jawab karena telah membuat kamarnya berantakan
"Aku udah duga kalau kamu bakal ancurin obat ini Put"
Lalu Adit membuka lemarinya, ia ambil plastik hitam yang berada di belakang tumpukan baju. Yang Adit ambil adalah obat Blackmores nya, Adit tidak sebodoh yang difikirkan
*Throwback
"Aditya Arbian..."
Teriak suster dari apotek tempat ia jaga
"Ini obatnya, diminum 2 kali sehari setelah makan ya.."
"Sus, apa saya bisa membeli obat ini 2 botol lagi? Karena dirumah saya botol beling sangat sering dilempar oleh keponakan saya" Jawab Adit asal
"Maaf pak, tapi obat yang di tebus disini harus sesuai dengan resep dokter"
"Saya akan bayar sus, berapapun biayanya"
"Bukan masalah biayanya pak"
"Saya mohon sus..saya kenal dekat dengan dokternya, setelah ini saya akan menghubungi beliau"
Setelah mempertimbangkan permintaan Adit, suster pun menyetujuinya
***
"Cuma ada satu cara buat ngebuktiin dia Abian atau bukan" Kata Devano berbicara pada Adelia di ruang tengah
"Lalu apa yang kamu mau lakuin setelah ini?" Tanya Adelia
Devano diam, seperti memikirkan sesuatu. Hingga akhirnya dia buka mulut untuk bersuara
"Kita buat dia dekat dengan Agatha. Aku tau Agatha, dia akan sembuh di tangan orang yang dia sayang. Walaupun dia sakit, tapi insting nya tidak pernah sakit"
"Aku bakal sering ajak dia ke rumah sakit jenguk Agatha"
Semenjak kejadian makan siang kemarin, Devano semakin yakin kalau Adit adalah Abian
*Throwback
Adit dibuat terdiam oleh sikap Davina barusan. Devano memicingkan matanya dan menatap Adit dalam-dalam
"Adit..siapa Agatha?"
"A...hm..itu.."
"Jawab saya dengan jujur Adit"
"Sebenarnya saya juga kurang tau.."
"Maksud kamu?"
"Yang tau kronologis kejadian ini adalah kekasih saya, Putri. Yang saya tau saya adalah pasien yang menderita amnesia permanen"
"Kamu yakin kalau kamu amnesia permanen, Adit?" Tanya Adelia
"Saya kurang yakin, karena menurut saya..selagi kita berusaha pasti ada jalan"
Semua orang terdiam mendengar tutur kata lelaki itu
"Saya akan bantu kamu mengingat semuanya.."
Adit menatap Devano dengan raut muka yang penuh tanda tanya
"M--maksud pak Devano?"
"Ya..saya akan hubungi dokter yang bisa menangani kamu"
Adit terkejut mendengar apa yang barusan Devano katakan
"Tidak usah pak, saya baik-baik sa---
Kalimat Adit terputus. Bayangan masa lalu itu kembali muncul di fikirannya. Selalu, selalu, dan selalu ia coba untuk menepisnya
Hingga akhirnya ingatan itu berhenti setelah 2 menit berjalannya waktu
"Adit kamu gak apa-apa?"
"Om gak apa-apa?"
Tanya seisi rumah yang nampak sangat khawatir
Adit mencoba menenangkan dirinya sementara sambil meminum air yang telah disediakan diatas meja makan
"Saya gak apa-apa"
"Kamu terlihat lelah..mungkin setelah ini saya bisa menyuruh bodyguard saya untuk mengendarai mobil kamu sampai rumah?"
"Tidak pak Devano..saya sudah merepotkan banyak orang hari ini, terutama keluarga bapak"
"Bukan masalah.."
***
Adit memesan makan malam lewat pesan antar, dirinya tidak kuat keluar karena sudah terlalu lelah
Setelah selesai menyantap makan malamnya seorang diri, ia meminum obat Blackmores nya lalu langsung tertidur
Baru 3 jam tidur, dia mendadak terbangun dengan nafas yang ter engap-engap
"Hah..hah...hah.."
"Mimpi? Kejadian masa lalu?"
"It's crazy! But..aku sudah menemukan beberapa kepingan dari puzzle itu. Masa aku harus nyerah?"
Lalu Adit mencoba untuk berfikir keras, mengingat apa yang terjadi di masa lampau
*1 menit
*2 menit
Adit berhasil mengingat beberapa kejadian yang ia lupa, tapi seakan-akan tidak asing ketika di ingat lebih dalam
'Kecelakaan pesawat. Rumah sakit.'
"ARGH!!!"
"KENAPA CUMA ITU!!?"
Adit kesal dengan dirinya sendiri yang tidak bisa mengingat kejadian secara beruntun
"But wait."
Adit memicingkan matanya
"Rumah sakit."
"Yaaaa! Rumah sakit!! Aku harus kesana besok"
***
Jam menunjukkan pukul 8 pagi
Lelaki yang bernama Adit itu sudah bangun sedari tadi karena ingin ke rumah sakit untuk mencari informasi tentang kecelakaan yang pernah ia alami
Saat ingin bergegas pergi tiba-tiba ada telfon masuk di hp nya
"Halo"
"Halo pak Adit"
"Iya Al, ada apa?"
"Apakah bapak hari ini ke kantor? Ada banyak berkas yang belum di urus dan di tanda tangani oleh bapak"
"Hm..begitu ya, jam 12 siang saya mampir sebentar ya kesana..tolong kamu siapin semua berkas yang mau saya tanda tangani"
"T-tapi pak..ini ba--
Telfon dimatikan sepihak
Adit tidak memperdulikan omongan asistennya. Ia langsung bergegas menuju ke mobil dan langsung ke rumah sakit
Matanya tak sengaja melihat kejadian aneh di bagian mobilnya
"Astaga. Ini kenapa bocor sih? Kayaknya kemarin baik-baik aja deh"
Lalu tak lama hp nya bergetar lagi menandakan ada panggilan masuk
*Putri calling
"Halo Put"
"Kamu ke kantor ya Dit, ada banyak kerjaan"
"Aku gak bisa Put, a---
"Kamu seharian kemarin gak ada Adit." Jawab Putri dengan ketus
"Ban mo--
"Kamu dijemput supir, 2 menit sampai sana" Jawab Putri tegas
Telfon dimatikan sepihak
Tak butuh waktu lama, Adit akhirnya sampai di kantor dan langsung menuju ke ruangannya
Disana sudah ada banyak sekali tumpukan kertas yang berisikan dokumen penting yang harus ia kerjakan
"This much!?"
Adit terkejut melihat banyak sekali kertas diatas meja kantornya, walaupun ia tidak masuk selama seminggu pun kerjaannya tidak menumpuk sebanyak ini
Ia letakkan secara kasar tas yang ia bawa lalu menelfon Al ( Sekretaris nya ) menggunakan telfon yang ada di ruangan
"Al, tolong ke ruangan saya sekarang"
"Baik pak, saya kesana sekarang"
Hanya butuh waktu 45 detik untuk Al ke ruangan Adit
*Tok tok tok
"Ya, masuk"
"Permisi pak, ada apa bapak memanggil saya?"
"Ini kenapa bisa sebanyak ini Al!? Saya gak masuk seminggu pun kerjaan saya gak sebanyak ini astaga."
Al pun terkejut melihat setumpuk kertas yang amat sangat banyak diatas meja kerja Adit
"Maaf pak, kalau berkas yang saya kasih itu yang ini ( Menunjuk di sebelah kiri ) bapak hanya menanda tangani nya dan mempelajari beberapa dokumen karena ada 3 perusahaan yang berminat bekerja sama dengan kita, kalau yang ini..( Menunjuk di sebelah kanan ) Saya kurang tau pak karena tadi saya kesini berkas ini tidak ada"
Lalu tiba-tiba pintu dibuka oleh seseorang
"Itu aku yang naruh situ"
Mata Al dan Adit langsung tertuju ke sumber suara
Putri. Ya, itu Putri kekasihnya. Dia menatap Putri dengan tatapan kesal sekaligus marah
"Kamu boleh kembali ke meja kerja kamu" Kata Adit yang berbicara pada Al
"Baik pak, permisi.."
"Apa maksudnya?"