Chereads / Alter Ego / Chapter 22 - 22.

Chapter 22 - 22.

Putri dan Abian bergegas pulang ke apartemen mereka setelah Putri mengantarkan Abian dari rumah sakit

Mereka kembali ke apartemen karena ada salah satu berkas yang tertinggal

"Put, aku lupa berkasnya ada dimana. Ini aku mau cari, maaf ya kalau lama...eh atau kamu mau duluan ke kantor Put?"

"Kalau aku ka kantor duluan nanti kamu naik apa dong kesana?"

"Gampang...nanti aku pesen taxi online juga jadi kok"

"Yaudah kalau gitu aku duluan yaa"

"Oh iya sayang, obat kamu aku simpen diatas meja yaa"

Selama ini secara diam-diam Putri telah menukar obat dari dokter oleh obat biasa

Setelah berhasil menukar obat, Putri langsung pergi dari kamar Abian dan membuangnya tepat di tempat sampah yang ada di samping kamar Abian

"Duhh dimana ya berkasnya astaga" Abian yang berbicara pada diri sendiri

Ketika Abian sedang sibuk mencari, tiba-tiba selintas bayangan melintas di dalam kepalanya

Awalnya Abian sempat menepis ingatannya, tapi semakin lama bayangan itu semakin menjadi

"Sial!" Kesalnya

Abian memukul kepalanya beberapa kali

"Ayolah jangan sekarang!!"

Lelaki itu sempat menenangkan dirinya sebentar lalu kembali mencari berkas yang sempat hilang

*Drrt

"Halo"

"Halo pak selamat pagi, saya ingin mengingatkan bahwa sebentar lagi kita ada pertemuan mendadak dari Perusahaan Dev Corps"

"Meeting? Kenapa bisa mendadak gini sih???"

"Iya pak, karena Perusahaan tersebut ingin mengenal Perusahaan kita lebih dalam lalu ingin cepat-cepat melakukan kerja sama"

"Yaudah 20 menit saya sampai sana"

Telfon dimatikan dari kedua belah pihak

"Astaga dia bisa profesional kerja gak sih...awas aja kalau aku sampai sana dia belum sampai" Umpat Abian

***

Sesampainya Abian di kantor, dia langsung menuju ke ruang pertemuan khusus yang pastinya ruangan tersebut juga ditujukan kepada tamu khusus

Asistennya membukakan pintu saat Abian ingin masuk

"Tamunya sudah datang?"

"Sudah pak, sekitar 5 menit yang lalu"

Abian buru-buru merapihkan bajunya

"Selamat pagi...maaf saya terlambat tadi ada kendala soalnya" Sapa Abian ramah

"Iya pagi, pak..?"

"Aditya Arbian.."

Lalu mereka berjabat tangan

"Oh iyaa pak Adit..perkenalkan saya asisten bapak Devano, mohon maaf pak Devanonya tidak bisa kesini karena salah satu keluarganya sedang sakit"

Saat Abian mendengar kata Devano, otaknya langsung berputar seakan-akan sedang memeriksa laci ingatannya

Abian sempat diam saat mendengar nama Devano

"Pak?" Asisten Devano itu melambaikan tangan didepan muka Abian

"Pak Aditya.." Sapanya 2 kali

Lalu asisten Abian langsung menyenggol boss-nya itu

"Pak.." Bisiknya

"Eh iya...oh, maaf pak saya tadi kurang fokus"

Lalu mereka membicarakan hal serius mengenai dua Perusahaan tersebut

Pertemuan mereka memakan waktu sekitar 3 jam

Hingga pada akhirnya mereka bertukar proposal untuk saling mereka pelajari

"Baik pak Aditya, proposal ini akan kami ( Tim Perusahaan ) pelajari terlebih dahulu. Terimakasih atas waktu dan kesempatannya, kalau begitu saya permisi" Pamit asisten Devano dengan ramah

***

Asisten yang Devano perintahkan langsung menuju ke rumah sakit untuk menyerahkan proposal itu pada Devano

"Ini pak proposalnya"

"Iya, terimakasih ya"

Lalu Devano memeriksa secara detail

"Apakah dia memberikan batas waktu untuk kita?"

"Tidak pak, hm..saya tebak kalau kita bisa bekerja sama baik dengan Perusahaan ini kita akan untung 80-95% loh pak"

"Saya berfikir juga begitu, oh iya dia kasih kontaknya kan? Barangkali saya mau tanya-tanya"

"Seperti biasa pak, info kontaknya ada di pojok kanan bawah di halaman terakhir"

"Kalau gitu terimakasih ya sudah mewakili saya"

"Iya pak sama-sama, ada lagi yang perlu saya bantu?"

"Cukup, nanti saya akan hubungi kamu kalau ada perlu lagi ya"

***

Di ruangannya, Abian sedang memeriksa berkas milik Perusahaan Devano

Keningnya mengerut berfikir sekeras mungkin siapa itu Devano

"Sayang, kamu lagi apa?"

Suara Putri mengusik fikiran Abian

"Put, ini aku lagi pelajarin proposal..tadi asisten dari perusahaan lain datang, mau ajuin kerja sama"

"Oh ya? Coba aku liat berkasnya"

'DEVANO CORPS'

'Devano?' Gumamnya

Putri sempat diam memikirkan nama itu

'Devano itu...'

"Abian, kamu harus batalin kerja sama ini"

Abian kaget mendengar perkataan kekasihnya itu

"Apa maksud kamu batal Put? Dan kamu tadi manggil aku Abian? Siapa Abian??"

'Ah sial!' Gumam Putri

"Siapa Abian Put!!" Tanya lelaki itu sambil memegang lengan Putri

"Ini udah 2 kali aku denger kamu manggil aku Abian, Put."

Bukannya menjawab, Putri langsung pergi dari ruangan Abian

Putri pergi ke ruangannya, amarahnya memuncak sehingga dia melempar semua benda yang ada didepan matanya

Lalu dia ambil handphonenya dan menghubungi seseorang

"Halo, saya minta data tentang Devano Corps. Sekarang."

"...."

*Tting

'Devano Corps, sebuah perusahaan yang sudah dibangun sejak tahun 2002 dan masih aktif hingga saat ini. Perusahaan ini dimiliki oleh laki-laki yang bernama Devano dan istrinya bernama Adelia. Perusahaan ini merupakan perusahaan besar ke-4 di dunia yang berhasil membuat kagum seluruh dunia. Tekhnologi yang canggih, diimbangi dengan tenaga manusia dan para karyawan yang selalu aktif membuat Devano meraup keuntungan sampai 15 juta US Dollar setiap tahunnya ( Sekitar 216.000.000.000 / 216 milyar setiap tahunnya )'

"I really don't care about money. I JUST WANTED DEVANO!!"

***

Guru sedang menjelaskan pelajaran kimia di kelas, karena khawatir pada ibunya membuat Davina menjadi tidak fokus memerhatikan guru yang sedang menjelaskan

"Davina perhatikan papan tulis!" Tegur guru kimia

Amanda langsung menyenggol bahu Davina

"Iya, kenapa Manda?"

"Kamu ditegur guru Vin.."

"Amanda maju kedepan, sekarang!"

"Kerjakan soal ini"

Davina pasrah. Dia berusaha semaksimal mungkin untuk mengerjakan soal yang diberi guru

Dia kerjakan dengan sangat detail membuat guru kimia tersebut diam

"Ok, bagus. Silahkan duduk"

"Bohong kali bu, dia nyimpen contekan di tangannya maybe" Sahut salah satu teman yang tidak suka pada Davina

Amanda smirk

"Palingan itu cuma orang bodoh yang iri karena Davina pinter bu" Sahut Amanda

"LO NGAJAK RIBUT SAMA GUE HAH!?"

"Sstt udah semua diam! Ibu akan ambil jalan tengahnya, Davina..kamu kerjakan lagi 1 soal yang ibu kasih. Kerjakan dengan benar, jika kamu salah kamu akan diberi sanksi tidak boleh ikut pelajaran ibu selama 1 minggu"

Davina mengerjakan soal yang diberi guru dengan sangat hati-hati dan cermat

"Sudah bu"

Lalu guru kimia tersebut kembali diam, pasalnya diantara sekian banyaknya murid hanya Davina yang bisa menjawab sampai sangat detail

"Ok, benar. Silahkan duduk Davina"

Davina mengangguk

"Baik bu"

"Sudah terbukti ya. Davina memang pintar bukan dari contekan kayak kamu Cheryl"

Mendengar perkataan guru membuat Cheryl ditertawakan oleh teman sekelasnya

'Awas lo Davina." Geram Cheryl