Chereads / Alter Ego / Chapter 21 - 21.

Chapter 21 - 21.

"Semangat belajarnya ya sayang"
"Hati-hati di sekolah..jangan sampai bengong lagii"
Itulah kata yang di ucapkan Adelia dan Devano untuk cucu semata wayangnya ketika ingin berangkat sekolah
"Iyaa kek..nek...tenang ajaa"
Lalu Davina berlari kecil keatas untuk menemui ibunya di kamar
"Davina, udah mau berangkat ya? Mau saya antar?" Sapa bodyguard yang menjaga pintu kamar Agatha
"Enggak usah pak, terima kasih..aku mau masuk nemuin mamah sebelum berangkat sekolah"
Lalu 2 bodyguard itu membukakan pintu dan mengawal Davina selama ia berada di dalam
"Mah.." Panggilnya dengan hati-hati
Orang yang dipanggil hanya diam di tempat tidur
"Mamah tidur ya? Hm...aku kesini cuma mau pamit sama mamah, aku berangkat sekolah dulu ya mah"
Perlahan Davina mendekati ibunya yang diam tidak merespon
"Mah?" Panggilnya lagi dengan hati-hati
Davina mencoba untuk menyentuh ibunya, tapi anehnya masih tidak ada respon
"Mah? Mamahh?"
Lalu Davina mendapati tangan ibunya yang sedang memegang banyak pil obat
"Astaga mamah!!"
Devano dan Adelia mendengar teriakan Davina dari dalam kamar
"Pak tolong bawa mamah ke rumah sakit sekarang!"
Mendengar perintah dari cucu boss nya, 2 bodyguard itu langsung membawa Agatha ke bawah untuk menuju ke rumah sakit
"Ini ada apa??" Tanya Devano yang kebingungan
Davina yang baru saja turun langsung menjelaskan semuanya ke kakek dan neneknya
Lalu mereka bergegas membawa Agatha ke rumah sakit
***
"Dok, bagaimana kondisinya?"
"Ibu Agatha meminum pil terlalu banyak sehingga menjadi overdosis. Dia sudah saya beri obat untuk menghilangkan sebagian zat obat dari dalam tubuhnya, jika dia muntah maka itu tidak apa-apa walaupun dia masih pingsan sekarang"
"Baik dok terima kasih"
Davina memasuki ruang rawat ibunya. Jika boleh berteriak, ingin sekali rasanya Davina berteriak saat itu juga untuk menghilangkan beban di fikirannya
Davina mengambil bangku lalu duduk di sebelah ranjang rumah sakit ibunya
Dia pegang tangan yang kecil dan hangat, selalu memberinya kekuatan sejak dulu dan sekarang saatnya Davina yang menguatkan ibunya
Davina memilih tidak bersuara melalui suaranya, tapi dia lebih memilih bersuara lewat air mata yang jatuh saat ini
Tak lama Davina berdiri lalu mengambil tas untuk berangkat sekolah. Dia ingin sekolah karena dia tidak ingin terus-menerus mengingat apa yang telah terjadi dengan ibunya
"Nek, kek aku berangkat sekolah ya.."
"Davina, kamu yakin mau sekolah?" Tanya Adelia
"Kalau kamu gak mau sekolah gak apa-apa, nanti kakek izin ke sekolah kamu Vina"
"Enggak papa kek, nek aku mau sekolah aja takut ketinggalan pelajaran" Ucap Davina berbohong
"Yaudah biar mereka ( Bodyguard ) ya yang antar kamu"
"Iya kek, aku berangkat dulu ya"
Davina tetap berangkat sekolah meskipun sudah telat 20 menit
*Tok tok tok
"Iya masuk" Kata guru yang sedang menjelaskan
"Davina? Kenapa kamu bisa terlambat?"
"Iya bu maaf tadi ada urusan keluarga mendadak"
"Palingan ngurusin ibunya yang gila" Ucap salah satu murid
Sontak membuat tawa 'ejekan' dari para teman-temannya
Mendengar itu Davina hanya diam menahan emosinya
"Udah-udah diam semua. Davina, sekarang kamu boleh duduk"
Davina menuju bangkunya sambil di tertawakan oleh teman sekelasnya
Davina disambut dengan senyuman hangat dari Amanda saat sampai di tempat duduknya
"Hai Vin, kamu udah sarapan?"
"Udah kok" Jawabnya sambil tersenyum hangat
"Kalau kamu lagi ada masalah cerita ya sama aku, gak usah sungkan"
Mendengar Amanda berbicara seperti itu membuat Davina sedikit lebih tenang
*Jam 9.30
Bel istirahat berbunyi, Amanda dan Davina menuju ke kantin untuk membeli beberapa snack untuk bersantai di kantin
Davina yang sedang membawa minuman tidak sengaja menabrak Cheryl yang berada di depannya dan membuat minumannya mengenai sepatu Cheryl
"PUNYA MATA GAK SIH LO HAH!?" Kalut Cheryl
"Maaf maaf, gak sengaja..." Ucap Davina pelan
"MAAF MAAF! LO KIRA DENGAN LO MINTA MAAF BISA BIKIN SEPATU GUE KERING? MIKIR DONG! PAKEK OTAK LO!"
"Sekarang gue mau lu bersihin sepatu gue kalo perlu lo jilat sampe kering." Ketus Cheryl
Amanda yang melihat sahabatnya di perlakukan semena-mena oleh Cheryl langsung menyuruh Davina untuk tidak melakukan itu
"Jangan lakuin itu." Tegas Amanda sambil memegang tangan Davina
Davina pasrah.
Perlahan Davina berjongkok dan mulai menjulurkan lidahnya tepat di depan sepatu Cheryl
"Stop" Ucap seseorang
Dia adalah Argas. Ketua tim basket yang sekaligus menjabat sebagai ketua OSIS di sana
"Sikap yang amat sangat tidak manusiawi." Tegas ketua OSIS itu
"Gua udah merhatiin lo sering kali nge-bully ni cewe. Awalnya gue emang diem tapi makin lama lu makin ngelunjak dan gak tau diri. Cheryl, lo juga cewe punya perasaan gak lo?" Ucap Argas sambil meletakkan telunjuknya didepan muka Cheryl
"Dan buat lo cewe yang di bully, kenapa lo gak lawan? Takut sama dia? Dia bukan Tuhan yang pantes lo takutin."
"Kalo sekali lagi gua liat lo bully dia atau siapapun warga sekolah disini, gua bakal minta sama kepala sekolah untuk keluarin lo dari sini atas tindakan yang tidak kemanusiaan." Tegas Argas
Setelah berbicara panjang lebar Argas langsung pergi begitu saja
"Beruntung lo kali ini" Ucap Cheryl setelah itu pergi
"Huft. Untung ada ketos tadi, kalo enggak aku udah gak tau lagi kamu bakal jilat sepatu Cheryl"
"Nama ketus OSIS tadi siapa?"
"Hmm kamu suka yaaaa" Tebak Amanda
"Enggakkk. Ya kali aku suka sama ketua OSIS, aku kan sadar diri"
"Hmm iya deh terserah kamu, btw nama ketos kita itu Mahendra Argas Adhitama"
'Nama yang bagus' Gumam Davina
***
Devano sedang pusing memikirkan dan merapihkan berkas-berkas yang ada didepan matanya saat ini
"Dev, ini rumah sakit loh..bukan kantor" Ucap Adelia
"Hehehe..abis gimana dong gak mungkin ini aku serahin ke asisten aku karena ini penting banget"
Devano memutuskan untuk mengerjakannya di ruang rawat Agatha sambil menjaga Agatha. Tidak mungkin ia meninggalkan Adelia seorang diri untuk menjaga Agatha.
"Del, tolong ambilin minum ya aku haus"
"Yah Dev, air nya baru aja habis aku beli dulu ya"
"Oh gak usah, biar aku aja ya"
Devano pergi ke kantin rumah sakit untuk membeli beberapa minuman
Lalu diujung jalan, dia kembali melihat sosok laki-laki yang sangat mirip dengan Abian bersama seorang perempuan
Devano mengejar lelaki tersebut sampai ke parkiran
Sialnya, saat sampai parkiran dia malah kehilangan jejak
"Ah sial!" Kesalnya
Sementara lelaki yang di curigai sedang merasa aneh dengan perasaannya saat sedang berdua dengan Putri di mobil
"Sayang, kamu kenapa?"
"Gak apa-apa kok put"
'Siapa lelaki tadi?' Gumam Abian