Chereads / Alter Ego / Chapter 19 - 19.

Chapter 19 - 19.

"Aku curiga soal Davina, penampilan dia selalu berantakan setelah pulang sekolah"

"Aku juga pernah lihat dia murung sendirian di kamar" Kata Devano melanjutkan

"Mungkin dia lagi banyak tugas Dev, namanya pelajar pasti strees sama yang namanya tugas"

"Iya juga sih"

"Iya, kamu percaya aja ya sama Davina...dia anak baik-baik Dev..."

"Aku cuma khawatir sama Davina, dia cucu kita satu-satunya dan bahkan....orang tuanya...."

"Aku percaya Tuhan Dev, aku yakin akan ada keajaiban yang Tuhan kasih buat keluarga ini"

Setelah Davina selesai mandi dan makan malam neneknya langsung memanggil Davina untuk mengobati luka lebam di kakinya

"Davina...lain kali hati-hati ya...kaki kamu sayang lohh udah bagus masa ada luka..."

"Hehehe iya nek"

"Nek..." Lanjut Davina

"Iya, kenapa Davina?"

Adelia menjawab panggilan dari cucunya tapi matanya masih tetap fokus mengobati luka Davina

"Makasih ya nek, makasih udah jadi pengganti mamah untuk aku dan kakek adalah pengganti papah untuk aku. Aku sayang banget sama kalian"

Adelia langsung mengalihkan matanya ke arah Davina, ia tersentuh dengan perkataan cucunya barusan

Adelia tersenyum hangat

"Kakek sama nenek juga sayang banget sama Davina...nenek yakin mamah pasti sembuh..selain usaha kita juga perlu berdoa"

"Iya nek" Kata Davina sambil membalas senyuman neneknya

"Yaudah nek, aku ke kamar ya"

"Iya, mimpi indah ya sayang..."

"Nenek juga yaa"

***

"Agatha, kamu bisa mendengar saya?"

Dokter psikiater itu terus mencoba untuk membuat pasiennya sembuh sedangkan yang di panggil hanya diam melamun

"Agatha..."

"Dia belum pergi.." Suara itu tiba-tiba keluar dari mulut Agatha

"Dia belum pergi"

"DIA BELUM PERGI! DIA BELUM PERGI!!!!!" Kali ini berbicara dengan penuh emosi

Davina yang mendengar suara ibunya langsung pergi ke asal suara

Hari itu hari Sabtu, setiap weekend Davina selalu di rumah dan dia selalu menolak untuk diajak pergi kemanapun sekalipun itu diajak oleh Amanda

"Mah, mamah" Davina langsung memeluk ibunya tanpa aba-aba

Dielus kepala yang terasa hangat itu oleh Davina

"Mah...udah mah.."

"Dia belum pergi..." Lirihnya sambil menangis

'Gak. Aku gak boleh nangis. Demi mamah' Davina berbicara dalam hati

Davina berusaha mati-matian menahan tangisannya dan berkali-kali pula dia melirik keatas agar air mata yang ia tahan tidak jatuh

"Udah ya mah..sekarang mamah istirahat" Katanya sambil tersenyum hangat

Agatha sangat nurut dengan Davina, walaupun dia setengah sadar tapi dia mengerti jika anaknya yang memberi tau

"Davina..." Panggil dr.Psikiater itu sambil tersenyum seolah-olah mengerti apa yang Davina rasakan

"Saya permisi dok"

Davina langsung pergi, dia butuh udara dan alam agar dapat memulihkan fikirannya

"Davina, kamu mau kemana?" Tanya kakeknya

"Aku mau beli bahan tugas kek"

"Kakek temenin ya?"

"Enggak usah kek, aku sendiri aja"

Diam-diam Davina pergi ke taman, lalu tak lama kemudian turun hujan dengan amat sangat deras

Davina menangis sejadi-jadinya dibawah hujan yang deras

"TUHAN! AKU LELAH! SAMPAI KAPAN AKU BEGINI?!"

"SAMPAI KAPAN AKU JADI BAHAN BULLYAN DI SEKOLAH? SAMPAI KAPAN MAMAH BISA SEMBUH? AKU LELAH!!!" Teriak Davina sambil menangis

"Aku lelah..." Rintihnya

"Kamu gak sendiri Vin.."

Mendengar suara, Davina langsung menoleh. Dia hanya diam sambil melihat ke orang yang baru saja berbicara

"Mau ngapain kamu kesini Manda!?"

"Aku butuh sendiri. Tolong pergi." Ketus Davina

"Aku gak akan pergi kemana-mana Vin..aku selalu ada buat kamu.."

"AKU MOHON TOLONG PERGI DARI SINI!!" Teriaknya

Lalu Amanda langsung memeluk tubuh yang kecil dan penuh luka lebam itu

Awalnya Davina memberontak, tapi perlahan dia melemah

"Aku ngerti jadi kamu Vin, aku udah janji sama kamu kalau aku selalu ada buat kamu. Aku mohon tolong kasih tau aku kalau kamu lagi butuh temen"

"Sakit..." Kata Davina

"Silahkan nangis sepuas kamu, silahkan marah sesuka hati kamu, tapi aku mohon jangan kamu pendam sendiri..aku gak mau kamu kenapa-kenapa"

Davina melepas pelukan dari Amanda

"Aku bakal tungguin kamu sampai kamu selesai berdebat dengan fikiran kamu sendiri Vin"

***

Di lain tempat ada seorang laki-laki yang sedang merasakan sakit kepala seakan-akan mengingat kejadian lampau

"Argh!"

"Sayang, kamu kenapa?"

"Gak papa, aku cu---argh!!"

"Udah-udah jangan paksain berdiri, kamu duduk dulu"

Putri membiarkan kekasihnya untuk duduk agar sakit kepalanya hilang

"Udah mendingan?"

Orang yang ditanya hanya mengangguk

"Kamu kenapa Dit? Ada masalah?"

"Aku..."

Tiba-tiba ada selintas ingatan yang muncul di kepalanya

"Aditt"

"Ah iyaa iya Putt kenapa?"

"Kamu yang kenapa Aditt...ada masalah?"

"Enggak, gak ada apa-apa Put.."

"Bener gak ada apa-apa?"

"Iya bener, aku gak bohong"

"Hmm yaudah sekarang kita pulang ya, aku aja yang bawa mobilnya"

Mereka tinggal di apartemen, mereka memang sepasang kekasih tapi mereka beda kamar

Putri di kamar nomor 201B sedangkan Abian di kamar nomor 195B

"Good night Abian"

Ucap Putri di depan kamarnya

"Abian?"

"Hah hmm maksud aku Aditya Arbiyan..iya itu..yaudah aku langsung ke atas ya byee"

Aditya langsung masuk ke kamarnya membersihkan diri sambil memikirkan hal aneh yang terjadi hari ini

"Apa maksudnya? Pernikahan? Abian?"

Aditya berfikir keras tentang kejadian hari ini lalu tiba-tiba dia melihat tatto tulisan 'Agatha' di lengannya

"Tatto? Agatha? Siapa Agatha? Apa ini ada hubungannya sama masa lalu aku?"

Karena terlalu berfikir keras Abian merasakan sakit kepala lagi untuk yang kedua kalinya

"Argh!" Rintihnya

Buru-buru Adit mencari obat yang ada di laci kamarnya

"Hal apa yang baru saja terjadi disini? Teka teki bodoh macam apa yang harus aku pecahkan? Apakah zaman sekarang sedang trend memecahkan masalah di kehidupan seseorang??" Tanya Adit pada dirinya sendiri

***

"Davina, kamu nginep di rumah aku aja ya malam ini..nanti nenek sama kakek kamu bingung kenapa kamu bisa kehujanan kayak gini..nanti biar aku yang telfon ke rumah kamu ya"

Yang diajak ngobrol hanya mengangguk sebagai jawabannya

Amanda memasuki rumah bersama Davina

"Lohh loh kok kalian basah kuyup gini??" Tanya wanita yang sedang menonton tv

"Hehe iya mah, tadi keujanan abis dari taman"

"Yaudah kalian mandi ya, abis ini mamah siapin makanan dan minuman hangat supaya kalian gak masuk angin

"Okee, makasih ya mah"

"Makasih tante, maaf kalau aku ngerepotin" Kali ini Davina yang bersuara

"Gak apa-apa Davina...yaudah kalian mandi gih"

Amanda membawa Davina ke kamarnya

"Kamu mandi di kamar aku ya, aku mandi dibawah nanti baju sama anduknya aku siapin"

Davina hanya mengangguk sambil tersenyum tipis

'Aku gak bakal lupain kebaikan kamu sama aku Man...' Kata Davina dalam hati