Fara mengerjap mata pelan sekarang pukul 12 malam,tadi setelah pulang sekolah fara hanya mencuci piring dan langsung mandi lalu tak lama ia terjun kedunia mimpi.
Entah berapa lama ia tertidur,untung ibunya tak membangunkan dirinya.Fara hari ini benar benar lelah tadi disekolah ia dibully dengan tiba tiba yang fara tak ketahui apa salahnya,ia harus mendengar guru bk yg menasihati sekaligus mengomeli dirinya karena kemarin ia tidak masuk tanpa keterangan apapun dan juga catatan telat yang sangat banyak,lalu ia terkena hukuman karena tiba tiba buku pr matematikanya hilang,ia dipanggil oleh kepala sekolah karena masih nunggak spp 5 bulan.
Entahlah setiap harinya terasa buruk bagi fara.
"Udah jam segini,waktunya aku buat nyuci pakaian" gumam fara lalu bergegas keluar untuk segera mencuci pakaian majikan ibunya.
***
Jam sudah menunjukkan pukul 5 lewat 15 menit Fara sudah siap dengan pakaian sekolahnya,lalu ia bergegas menuju ruang makan yang ternyata disana ada ibunya sedang makan sarapan.
"Bu sarapan buat fara ada?" tanya fara kepada ibunya yang tengah asik menatap layar handphone
"Gak ada,dan kamu pikir saya mau masak untuk kamu?MIMPI!" ucap ibunya sinis kepada fara
"Iya bu maaf,fara buat sarapannya sendiri aja" ucap fara lalu bergegas menuju dapur untuk membuat nasi goreng yang lumayan banyak karena fara ingin membawa bekal juga kesekolahnya.
Ibunya jarang memberi fara uang untuk kesekolah karena itu terkadang fara hanya bermodal air putih untuk mengurangi rasa lapar yang melilit perutnya.
Sekarang nasi goreng dan air putih sudah fara siapkan untuk dimasukkan ketas sekolahnya.Ketika fara berjalan kemeja makan,dari arah yg berlawanan ibunya ingin pergi kedapur lalu entah sengaja atau tidak ibunya menyenggol bahu fara sangat kencang hingga fara oleng,lalu nasi goreng yang tadi ia bawa untuk bekal sekolah jatuh berhamburan.
"Makanya jalan jangan bengong gimanasi jadi anak jalan aja gak becus" ucap ibunya sinis lalu berlenggang pergi meninggalkan fara yang masih terpaku melihat nasi goreng yang dia buat sudah tidak bisa dimakan lagi.
Fara tersenyum perih lalu membersihkan nasi gorengnya yang berserakan dilantai.Setelah sudah merapikan semuanya fara bergegas mengambil nasi goreng yg tadi untuk ia makan dirumah,karena kejadian tadi fara memutuskan untuk memakan nasi itu disekolahnya.
Jam menunjukkan pukul 06.20 mata fara terbelalak,lalu secepat kilat ia menaruh bekalnya dan botol minumnya ketas,fara segera bergegas untuk menuju kesekolah yg jaraknya lumayan jauh.
"Bu fara berangkat assalamualaikum" teriak fara lalu ia langsung berlari secepat mungkin agar tidak telat.Jika ia telat lagi bisa bisa ibunya dipanggil kesekolah pikiran itu malah membuat kepanikan fara semakin menjadi,fara mempercepat larinya lalu tiba tiba dari arah kanan ada motor yang melaju cepat dan hampir menabrak fara.
Citttt...
"Gila mau mati lo?" ketus cowo berwajah dingin itu, walaupun memakai helm fara sangat tau wajah dibalik helm itu menakutkan.
"Ngg..nggak tadi fara mau cepet cepet kesekolah maaf" ucap fara pelan dan menunduk seraya meremas buku paket yang selalu ia genggam.
Fara diam begitupula dengan cowo dihadapannya ini.Fara ingin cepat cepat kesekolah,masa iya fara langsung lari begitu saja?sangat tidak sopan.
"Aku minta maaf" ucap fara cepat lalu berbalik untuk segera berlari menuju kesekolahnya
"Gua maafin asal lo mao gua anter kesekolah,lagian kita satu sekolah."ucap cowo itu tiba tiba dan menatap fara yang juga mendadak berhenti dari pelariannya,ia kaget mendengar penuturan cowo yang tak jauh dari hadapannya.
Dilihat dari baju putih cowo itu yang ada logo nama SMA nya fara percaya tapi setahu fara disekolahnya tidak ada yang menganggapnya.Tidak ada yang mau berteman dengannya.Tidak ada yang mau mengobrol bahkan bersentuhan saja mereka merasa jiji bagaikan fara manusia terhina yang tidak boleh disentuh.
"Mau bengong sampe kapan lo?Naik atau gua tinggal" ucap cowo itu yang tiba tiba menyadarkan lamunan fara
"Ehmm emangnya kamu gatau siapa aku?" tanya fara pelan,beruntung cowo itu memiliki pendengaran yang sangat tajam
"Gue gatau dan gamau tau cepetan naik atau gue tinggal" ucap cowo itu seraya menstater motornya
"Eh tunggu aku ikut" ucap fara cepat lalu menaikkan dirinya keatas motor laki laki yang tidak dikenalinya itu.Fara melihat jam dipergelangan tangan kirinya sudah menunjukkan pukul 06.30
"Eh cepet jalan setengah jam lagi gerbang ditutup!" ucap fara yang menepuk punggung laki laki dihadapannya
"Bawel" ujar lelaki itu yang langsung menancapkan gas untuk menuju kesekolah
Diperjalanan hanya keheningan yang tercipta diantara keduanya.Tak ada yang membuka suara,oh fara lupa ia ingin menanyakan nama cowo dihadapannya ini.
"Nama kamu siapa?" tanya fara disela sela perjalanan mereka
"Vano"
"Ohh vanoo,salam kenal aku fara" ucap fara seraya melebarkan senyumannya
"Hm"
Dan setelahnya hanya keheningan yang tercipta diantara keduanya.Fara dengan hati yang gelisah berharap untuk tidak bertemu lagi dengan cowo dihadapannya itu.Setahu fara Vano adalah anak pemilik sekolah yang sedang ia tempati,dan otomatis vano terkenal,fara takut menjadi bahan bullyiangan lg disekolahnya.
Tidak kenal vano saja fara sudah mengalami bullyingan yang parah,apalagi mengenal vano?
Membayangkannya membuat fara menggelengkan kepalanya pelan dengan mata yang terpejam.
Vano yang melihat fara tersenyum tipis dengan tingkahnya.Menurut vano, fara sangat lucu bertingkah seperti tadi.
***
Mereka sampai disekolahnya tepat waktu karena 2 menit lagi gerbang akan ditutup fara sungguh benar benar berterimakasih kepada cowok yang bernama Vano itu.
Entah kenapa semua pasang mata memandang kagum kepada Vano lalu memandang jiji dan marah kepada Fara.
Fara sangat tahu apa yang menyebabkan mereka menjadi sorotan,karena sekarang ini ia berjalan bersisian dengan Vano.
Disepanjang jalan pun seperti biasa ia lagi lagi mendengar samar samar suara para myrid yang tanpa mereka ketahui sangat menyakiti hati fara.
"Demi apa cewe miskin jalan sama jodoh gue?Gacocok anj***"
"Mereka lebih cocok kaya pembantu sama majikan"
"Miskin caper"
"Miskin mati lu anj***"
Begitulah sepintas kata yang terdengar ditelinga fara,dan seperti biasa fara hanya diam menunduk.
Ketika fara ingin berbelok menuju kelasnya,vano menempelkan airpods ketelinganya.Fara kaget,jantungnya berdetak tak normal dan vano langsung berjalan menuju tangga untuk kekelasnya.
"Makasih" gumam fara pelan dengan senyum tipis yang terpatri dibibirnya.
***
"Baik anak anak cepat buka buku paket halaman 109-111 dirangkum dibuku tulis kalian lalu kerjakan soal dihalaman 112.Ibu akan keluar sebentar jangan berisik dan ketua kelas tolong atur teman temannya dengan baik.Ibu permisi" ucap guru Sosiologi yang langsung melenggang pergi keluar.Kelas yang tadinya hening seketika gaduh.
"Fara catetin buku gua ya sekalian sama tugasnya" ucap Meta yang tiba tiba sudah ada disamping meja fara
"Maaf meta bukannya aku gamau tapi punya aku juga belom selesai,kenapa gak meta sendiri aja?" ujar Fara yang bisa dikatakan cukup berani karena ia sering merasa gak enak dan tidak berani melawan meta.
"Enak banget lo ngomong ya!Udah mulai berani sekarang?Iya?Mentang mentang tadi vano yang nganterin lo,lo jadi ngerasa bangga?Gak semudah itu buat lo keluar dari sasaran gue!Sekarang lo kerjain atau gue bakal bilang keseluruh anak satu sekolah kalo lo anak haram yang gak punya bapak sejak lahir,jadi gimana fara?masih mau nentang?" ucap Meta dengan seringaiannya yang tajam dan kata terakhir yang diucapkan sangat pelan tapi benar benar menusuk hati fara.
"Maaf" gumam fara pelan bahkan nyaris tak terdengar
"Gais kalian boleh banget nyuruh si babu miskin ini buat nyelesain tugas kalian dia baik banget kan?iyalah temen gua mana ada yang jahat.Ya gak far?" teriak meta nyaring dengan seringaian liciknya
Ditempat yang sama fara melotot tak terima mendengar penuturan meta yang sangat enteng itu.Fara ingin mengelak namun ia takut,ia tak berani untuk sekedar melawan dengan kata kata.
Tiba tiba seluruh murid dikelasnya sudah berbondong bondong menyerahkan buku tulis milik mereka masing masing di meja fara.
Fara hanya bisa berdiam menahan tangis.Beruntung airpods yang vano beri tadi terdapat lagu yang menenangkan sekaligus menguatkan hatinya.
Fara jadi bertanya didalam batinnya
Sebenarnya apa salah ia?
Mengapa mereka merasa senang melihat dirinya menderita?
Apa mereka tidak punya hati nurani?Apa bagi mereka anak miskin tidak patut di pandang?
Dan yang ada dibatin fara juga bagaimana meta bisa tahu ia tidak mempunyai seorang ayah?
***