Fara mengerjap mata pelan,ia menyesuaikan retina matanya dengan matahari yang masuk dicelah celah ventilasi gudang.
Ia masih terkunci digudang.Lalu bagaimana caranya ia keluar?tubuhnya masih sangat sakit,darah yang keluar dari hidung dan mulutnya sudah kering.Rasanya fara ingin mencopot semua badannya sekarang juga.
Mata fara mengitari area gudang.Berharap menemukan sesuatu yang bisa membuat ia keluar dari gudang sekolahnya.Dan sangat beruntung hari ini sekolah sedang libur,jadi fara tak perlu melihat tatapan yang seakan akan fara adalah manusia terhina yang ada dimuka bumi ini.
Fara tidak menemukan apa apa,menghela nafas pelan dan berjalan kearah pintu dengan kaki yang tertatih tatih.Ia mencoba memutar kenop pintu,terkunci.Fara menutup mata,mencoba menahan tangis.
"Ayoo faraa kuat gaboleh lemah!" ujar fara kepada dirinya sendiri.Tangisnya pecah,ia tak bisa menahannya lagi.Batinnya sakit mengingat semua perlakuan jahat orang orang terhadapnya.
Fara terduduk lemah dibelakang pintu.Ia menatap pandangan didepannya dengan kosong.Air matanya terus mengalir dipipinya.Darah yang mengeringpun jadi basah akibat tangisan fara.
"SALAH AKU APA SAMA KALIAN?"
"SEGITU BURUKNYA AKU DIMATA KALIAN?"
"KENAPA?KENAPA KALIAN SELALU JAHAT SAMA AKU?"
"SALAH KALO AKU MISKIN?!"
"KALIAN JAHAT!"
"AAARRGGHHHHHHHH"
Fara berteriak keras didalam gudang,menuangkan semua batin yang tersiksa didalam hatinya.Fara lelah,untuk hari ini saja ia menyuarakan suara hatinya didalam gudang yang hanya diisi dirinya seorang.
Farapun terus mengulang perkataannya dengan gumaman.Ia menepuk nepuk dadanya yang sangat sakit.
Fara berdiri,menatap pintu yang terkunci.Ia ingin mencoba dobrak pintu ini,walaupun terlihat kecil kemungkinannya fara akan tetap mencoba.
Brakk....!
"Awwssss" ringis fara,pinggangnya seperti diremuk saat ia mencoba untuk dobrak.Ini baru dobrakan pertama,bagaimana dobrakan dobrakan lainnya?Bisa bisa fara mati konyol didalam gudang ini.
Fara kembali duduk didepan pintu.Ia mengetuk ngetuk pintu dan berteriak kata tolong disela ketukannya.
"Tolonggg!!!"
"Siapapunn tolongg akuu!!!"
"Tolongg!!"
Suaranya melemah,ia tak sanggup lagi.Dari kemarin belum makan,disiksa,dan terkunci didalam gudang.Benar benar hari yang buruk.
Fara mencoba menahan pusing yang tiba tiba menyerangnya,perutnya pun melilit akibat tidak makan dua hari.Ia meneguk ludah,menekan perut serta kepalanya.Mata fara memburam,dan tak lama ia jatuh tak sadarkan diri.
***
Hari minggu pagi ini Vano ingin pergi kesekolahnya untuk latihan basket.Ia pun berpamitan kepada bundanya.Setelah berpamitan Vano langsung menancap gas kesekolah.
"Hai bro" ujar Gani Surendra a.k.a teman akrab Vano
"Hm" gumam Vano seraya berjalan kearah lapangan yang diikuti oleh Gani
"Ham hem ham hem gua mah kesel banget No ama lu kalo ditanya hm,dipanggil hm,apa apa hm,kena syndrom nissa sabyan ya lo?" ujar gani yang menatap vano dengan sebal.Vano yang mendengar gani mengoceh hanya diam tak menghiraukan,lalu berjalan lebih cepat ke lapangan basket
"Vano bangke emang" gumam gani yang langsung lari mengikuti vano.
Mereka sudah berkumpul di lapangan basket.Dimulai dari pemanasan,dan latihan yang dibagi dua.Vano memimpin Tim 1 yang berisi dirinya,gani,kenzo,galen,dan william.Sedangkan Tim 2 dipimpin oleh Jordan dan para anggotanya yaitu ada arron,julian,rio dan sam.
Mereka bertanding dengan sengit,walaupun latihan Vano dan Jordan akan berasa menjadi musuh.
"Lo bakal kalah hari ini" ujar Jordan yang berhasil merebut bola basket dari tangan Vano.
"Kita liat aja" ucap Vano yang merebut kembali bola basket dan langsung memasukkan kering musuh.
"See.Siapa yang lebih jago?" ucap vano dengan senyuman remeh
Jordan yang mendengar bergeram marah dan terus melanjutkan pertandingan yang berakhir timnya lah yang kalah.
"Baik semuanya kalian boleh istirahat.Dan vano apa kamu ingin membantu saya?" tanya Pak Bromo selaku pelatih tim basket.
"Bantu apaan?" tanya Vano
"Tolong kamu bawa bola bola basket itu kegudang belakang seperti biasa,ini kuncinya.Saya permisi sehabis istirahat kalian boleh pulang!" ujar Pak Bromo yang langsung melenggang pergi.
"Butuh bantuan gak van?" tanya Gani kepasa vano yang sedang mengambil bola bola basket
"Ga.Makasih" ujar vano yang telah selesai dengan tugasnya dan langsung melenggang pergi kebelakang gudang.
Sesampainya dibelakang gudang Vano mendengar rintihan seseorang dari dalam.Vano diam,suara itu berteriak minta tolong.Namun vano tak hiraukan,ia masih mencoba menetralisir rasa sakit yang ada dihatinya.
Suara ini,vano tahu.
Suara yang terkadang ingin selalu ia dengar.
Suara yang vano harapkan,selalu tertawa setiap detiknya.Sekarang ia mendengar suara itu penuh dengan rasa sakit,dan rasa pasrah didalamnya.
Vano tak mendengar apa apa layi dari dalam.Ia dengan cepat membuka pintu gudang secara kasar.Ketika Vano ingin membuka pintu terasa berat,seperti ada yang menahan dari dalam.
Vani membuka pintu itu dengan pelan,ia masuk dan melihat Fara yang sudah terbaring lemah dengan swkujur tubuh yang banyak luka,lebam biru,binir yang pucat serta air mata yang masih basah dipipinya.
Tanpa aba aba vano menggendong Fara ala bridal style.Ia mempercepat langkahnya menuju kedepan sekolah,fara yang ia lihat benar benar mengenaskan.
"Bawa siapa no?" Teriak Gani yang melihat Vano menggendong cewe dengan memakai seragam sekolah yang sama dengannya.
Gani berpikir siapa orang yang semalaman berada disekolah?
Vano hanya melirik Gani tanpa menjawab.Sesampainya diparkiran Vano baru sadar jika ia membawa motor,tidak mungkin kan ia membawa fara dwngan motor ninjanya itu?
"Tai lu van,gua panggilin juga.Jalan lu kaya belut" ujar gani dengan nafas yang terengah engah.
"Bukan mobil lo!" ucap Vano yang lagi lagi tak menghiraukan ucapan Gani
"Buat apaan?Tas,sepatu,hp---
"Buruan!" gertak Vano dengan mata yang memicing kearah Gani
"Eh iya iya" ucap gani yang takut dan langsung membukakan pintu mobilnya.
Vano pun langsung membawa Fara kedalam mobil,dan Gani yang melihat Vano membawa cewek kedalam mobilnya pun berjalan kearah Vano yang duduk dikursi tengan dengan masih memangkukan fara.
"Ngapain no?" tanya gani
"Rumah sakit!" ujar Vano yang langsung dipahami oleh Gani.
Gani membuka pintu depan mobil dan menyetir dengan cepat kerumah sakit terdekat.
"Dia siapa no?" tanya gani disela sela perjalanan mereka
"Gausah banyak tanya!" ucap vano yang melihat gani dengan wajah yang lebih dingin dari biasanya
Gani terdiam ketika melihat wajah dan tatapan mata vano yang sangat marah.Memangnya daritadi Gani banyak tanya?
***
Mereka sampai dirumah sakit selama 15 menit.Vano berlari dan berteriak didalam rumah sakit itu.
"Suster!Suster!Periksa temen saya sus!Buru!" ujar Vano tak sabaran,suster yang melihat pun mengambil brankar rumah sakit dan membaringkan fara yang masih menutup matanya.
"Kalian bisa tunggu diluar,pasien biar kami periksa dulu!" ujar sang suster yang langsung menutup pintu UGD
Vano berdecak sebal,lalu menunggu dikursi penunggu pasien begitupula dengan Gani.Gani yang melihat vano seperti frustasi,ingin bertanya mengenai hal siapa cewe itu.Namun kelihatannya vano sedang tidak bersahabat kali ini.
"No?" ujar gani yang sudah tidak tahan dengan sifat kekepoannya yg sangat tinggi itu
"Hm?" gumam Vano yang masih menutup matanya dengan kepala tertunduk dan tangan yang memijat pelipisnya pelan.Ia memikirkan bagaimana bisa tubuh fara banyak luka luka?Lebam biru yang hampir memenuhi sekujur tubuhnya dan darah yang sudah mengering di hidung dan sekitar mulutnya.
"Dia siapa?" tanya gani hati hati
"Fara" ujar Vano
"Siapa lo?Gebetan?" tanya gani lagi,ia benar benar sudah tidak tahan dengan banyaknya pertanyaan yang mengumpul diotaknya
Vano menggelengkan kepala.
"Terus siapa?Temen?"
Lagi lagi vano hanya menggelengkan kepala
"Pacar?"
"Diem aja bisa gak gan?!" ujar vano yang sudah tidak tahan dengan pertanyaan yang ia sendiri saja tidak bisa menebak hubungan apa ia dengan fara.
"Gue gabisa diem no kalo dikepala gua ngepul pertanyaan banyak banget" ujar gani dengan menatap vano
"Jangan jangan lo suka ya sama Fara?"pertanyaan gani membuat vano spontan menoleh kearahnya
"Kenapa lo liatin gua gitu amat?" tanya gani yang mendengus sebal kearah vano
"Ga" ujar Vano yang langsung menetralkan kembali wajahnya
"Gua kalo ngomong ama lu berasa ngomong ama setan no anjir,kesekolah dulu dah gua tar kesini lagi" ujar gani yang langsung berlalu pergi tanpa menghiraukan jawaban yang akan diberikan Vano.
Setelah kepergian gani,dokter serta sistersang yang tadi menangani Fara keluar.Vano yang melihat pun langsung berdiri.
"Gimana keadaan temen saya dok?" tanya Vano yang terlihat khawatir
"Teman anda keadaannya sangat parah,dia harus segera dipindahkan keruang ICU akibat ada tulang yang retak dibagian belakang lehernya dan juga kesehatan serta mentalnya sangat terganggu" ujar sang dokter yang membuat vano membelalakkan matanya.
Apa yang terjadi kepada Fara yang sebenarnya?
***