Chereads / FARA / Chapter 10 - 10

Chapter 10 - 10

Bel pulang sudah berbunyi,Vano bergegas untuk pergi kerumah sakit.Disepanjang koridor vano terus melangkah tanpa memperhatikan jalan,ia terus fokus kelayar handphone yang digenggamnya.

BRUKKK

"Awwsss" ringis seorang wanita yang berpakaian sedikit tomboy sambil memegang bokongnya yang terasa sakit

"Lo bisa jalan gak si?!" teriak wanita itu dihadapan vano

Vano hanya menatap datar wanita yang ada dihadapannya.Wanita itu terlihat asing dimata vano, toh vano pun tidak perduli dengan wanita asing ini.

Setelahnya Vano berlalu pergi tak menghiraukan ucapan wanita itu yang terus mengumpati dirinya.

"WOYYY LO LUPA MINTA MAAP SAMA GUE!" teriak perempuan itu yang tak diindahkan oleh vano

"Cowo sialan!Kalo ketemu lagi gua patahin tulang keringnya!" gumam wanita itu setelahnya ia berlalu pergi dengan muka yang menahan kesal.

***

Setelah menempuh waktu 20 menit akhirnya vano tiba dirumah sakit Mawar.Ia berjalan menuju ruang rawat fara dengan tas yang disampirkan dibahu kirinya.

Cklek

Suara pintu terbuka,vano memunculkan kepalanya dipintu.Fara yang sedang memakan buah terkekeh melihat tingkah vano.

"Hai van,udah pulang?" tanya fara

"Hm" gumam vano yang langsung mendudukkan dirinya kebangku yang ada didekat brankar fara

Setelahnya mereka hanya diam,tak lama pintu terbuka menampilkan seorang perawat yang ingin mengecek keadaan fara.

"Saya periksa dulu ya" ujar perawat itu yang diangguki oleh fara

"Gimana sus?" tanya fara setelah sudah diperiksa

"Keadaan kamu sudah membaik,mungkin besok sudah boleh pulang" ujar perawat itu seraya tersenyum kearah fara

"Ohhh, makasih ya sus" ujar fara yang menampilkan senyum indahnya.

"Seneng mau pulang?" tanya vano yang membuat fara menolehkan kepalanya kearah vano

"Seneng" jawab fara yang masih menampilkan senyum yang tak fara ketahui sangat berpengaruh dihati vano

"Gue juga ikut seneng" ujar vano yang mengelus punggung tangan fara

Fara melihat punggung tangannya yang masih dielus vano tersenyum dengan hati yang berdebar tak karuan.

"Van"

"Apa far?"

"Aku...

"Gue juga" ujar vano yang memotong ucapan fara

"Emang aku mau ngomong apa?" tanya fara kepada vano

"Ngomong itu"

"Ngomong apa?"

"Itu pokoknya"

"Ish Vano kamu gajelas" ujar fara diiringi kekehan

"Kamu juga" ujar vano yang membuat fara membelalakkan matanya

"Kamuu--

"Lo jadi pacar gue" ungkap vano yang membuat fara lagi lagi membelalakkan matanya

"Ma--maksudnya?" tanya fara yang masih nge-blank dengan ucapan vano yang membuat hatinya berdetak tak karuan

"Masih gak ngerti hm?You are mine and i am yours" ujar vano yang membuat jantung fara seperti disko

"You seriously?" ucap fara yang sesungguhnya masih tidak menyangka

"Do i look like kidding?" ujar vano yang berusaha meyakinkan Fara

"Nope"

"So, yes or ya?"

"Yes" ujar fara yang masih menyunggingkan senyum manis begitupula dengan vano yang menyunggingkan senyum tipis.

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang mengintip dibalik pintu dengan hati yang sakit dan tangan yang mengepal kuat.

***

Pagi ini fara sudah diperbolehkan pulang.Sekarang fara dan vano sedang merapihkan kebutuhan yang pernah mereka bawa.Hanya baju yang vano beli untuk fara ganti,serta tas yang vano bawa dari sekolah karena menyuruh gani untuk mengecek keadaan kelas Fara waktu itu.

"Aku aja van yang rapihin" ujar fara yang mengambil alih tasnya dari genggaman vano

"Gabisa fara,kamu istirahat aja ya.Pacar aku gaboleh capek" ujar vano yang menangkup kedua pipi fara membuat sang empunya salah tingkah

"Apasih,aku aja kamu--

"Ssttt ayo duduk" ujar vano yang menuntun fara untuk duduk disofa

Fara diam begitupula dengan vano,tangan mereka masih bertaut namun fara merasa risih sekaligus senang.Mungkin ini baru pertamakali ia merasakan yang namanya cinta selama ia hidup.

Fara hanya bisa berharap kepada Tuhan agar vano beda dari yang lain,semoga vano tidak memandang dirinya sebelah mata.Untuk saat ini ada dua orang yang tetap dihati fara yaitu Ibunya dan juga Vano yang berhasil membuat dirinya luluh dengan sikap manis yang baru baru ini ia tunjukkan.

"Bengong hm?" ujar vano yang mengusap lembut punggung tangan fara yang membuat fara membuyarkan lamunannya

"Eh nggak kok" ujar fara kikuk

"Ywdh,aku urus administrasi kamu dulu ya kamu tunggu sini jangan kemana mana" ujar vano mengacak pelan rambut fara lalu melenggang pergi

Fara yang melihat kepergian vano menghela nafas pelan,lalu tersenyum tipis dan menyenderkan kepalanya disofa yang ia tempati.

Fara jadi merasa berhutang budi kepada vano,sekarang ia menjadi pacar vano saja tak pernah terlintas dipikirannya.Ah,fara melupakan meta ia jadi berfikir apa meta akan berbuat hal yang lebih parah dari ini?Apa meta akan langsung membunuhnya?Entahlah Fara hanya ingin merasakan kebahagiaan sementara dulu.Rasa sakitpun rasanya sudah tidak bisa fara rasakan lagi karena sudah terlalu banyak rasa sakit yang ia terima entah itu fisik ataupun batin.

Fara memejamkan matanya,otaknya seperti mati terdengar bunyi suara peledak,bom,serta suara bising bising lainnya yang terdengar sangat dekat ditelinga fara.

Fara membuka mata,jantungnya memompa lebih cepat dari biasanya,napasnya sesak serta keringat dingin yang bercucuran didahinya.

"Fara" guncang vano yang melihat sekujur tubuh fara pucat serta nafas yang tidaj beraturan membuat dirinya panik luar biasa

"Farr..lo kenapa farr???" ujar vano yang masih mengguncang pelan bahu fara

"Hah?gimana?aku dimana?" tanya fara yang masih ling lung,fara masih shock dirinya belum pernah merasakan sensasi seperti tadi,rasanya kepala fara ingin 'meledak'

"Lo kenapa?" tanya vano

"Aku?Aku kenapa emang?" tanya fara

"Gak kok gak ada apa apa.Ayo pulang" ujar vano menuntun fara untuk pergi keluar.

Disepanjang perjalanan koridor rumah sakit fara serta vano hanya diam tak berkutik.Mereka masih tenggelam dengan pemikiran masing masing.

Sesampainya mereka di parkiran rumah sakit,tak sengaja mata vano menangkap siluet bayangan hitam seseorang.Vano tahu jika orang itu membuntuti mereka,vano hanya diam membuka pintu mobil untuk fara

"Silahkan masuk princess" ujar vano

"Makasih" ujar fara yang langsung duduk serta senyum yang tak pudar dari bibirnya

Vano berlari kecil kearah pintu pengemudi,lalu ia masuk dan melajukan kecepatan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Diperjalanan lagi lagi mereka diam tak membuka suara,fara yang bingung harus apa dan vano yang tak pandai untuk mencari topik pembicaraan.

"Van"

"Far" ujar mereka berbarengan lalu mereka terkekeh bersama

"Kamu duluan" ujar fara

"Nope,leadis first" ujar vano yang membuat pipi fara merah merona

"Pipi kamu kenapa?Panas?" ujar vano yang melihat pipi fara memerah hingga kekupingnya

"Ah emm iyya..panas" ujar fara yang malu tertangkap basah oleh vano

"Oh panas ywdh itu ac nya nyalain aja" ujar vano

"Iya van"

***