Chereads / FARA / Chapter 6 - 6

Chapter 6 - 6

Vano berjalan dengan diam dikoridor kelas XII.Wanita wanita yang ada disana memuji dan menatap kagum kearah vano tak terkecuali fara yang sedang berjalan dengan arah yg berlawanan itu pun menengok kearah vano yg juga menatap kearahnya.

Entah mengapa jantung fara sangat sangat tidak terkondisikan,sangat cepat daripada irama biasanya.Ini bukan pertanda cinta kan?Ia hanya kaget kan ada orang yang menatapnya seperti itu?

Oh tuhan bantu fara menjawab untuk hal yang satu itu.

Vano menatap mata fara begitupula dengan fara yang juga menatap mata vano.Fara dengan cepat memutuskan kontak matanya lalu jalan kekelasnya dengan hati yang berbunga bunga.

Vano yang melihat fara yang memutuskan kontak matanya hanya tersenyum tipis lalu ia pun berjalan juga menuju kelasnya.

Disaat vano ingin menuju tangga ia malah bertemu dengan Meta,Vano memutar bola mata malas dan langsung berjalan melalui meta begitu saja.

Tapi Meta tak tinggal diam ia menghalang jalan Vano dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Minggir" ujar vano seraya mengibaskan tangannya kedepan meta

"Gua gaakan minggir sebelum lo jawab pertanyaan gua" ucap meta yang masih menatap mata vano dengan lekat

"Ck,apaan buru" ujar vano dengan malas memandang meta

"Gue suka sama lo van,lo tau kan dari dulu gue ngejar ngejar lo?Gue selalu ngelakuin usaha biar bisa deket sama lu,tapi lo?Lirik gue aja nggak!Guee..mao lo jadi pacar gue" ujar Meta dengan mata yang berlinang air mata

"Itu bukan pertanyaan,minggir" ucap vano yang langsung pergi melalui Meta begitu saja

Meta yang melihat Vano lagi lagi menolak cintanya,langsung memikirkan rencana selanjutnya untuk membuat vano menunduk kepadanya.

Fara

Nama itu terlintas dibenak Meta dengan sendirinya,tadi juga ketika mereka bertatap tatapan meta melihat tatapan yang berbeda dari mata vano.Sekarang Meta sangat yakin bahwa vano menyukai Fara.

Dan rencana licik pun bermunculan diotaknya,meta menyunggingkan senyum devil lalu pergi kekelasnya.

***

Meta menuju kelasnya dengan hati yang sakit,ia belum pernah merasakan ini sebelumnya.Sangat sial ia jatuh cinta dengan makhluk seperti Vano.

BRAKKK...

"Puas lo hah?!Puas udh bikin gua lagi lagi sakit hati sm perkataan si vano?!" ucap meta dengan dada yang turun naik pertanda ia sangat marah saat ini.

Fara yang sedang menulis pun terlonjak kaget akibat gebrakan dimejanya.Fara menatap Meta dengan alis yang bertaut,ia tak mengerti mengapa Meta tiba tiba datang lalu menggebrak mejanya dan membawa nama Vano?

"JANGAN PURA PURA GATAU YA LO!LO SUKA KAN SAMA VANO?LO CAPER KEDIA KAN?UDAH MISKIN GAUSAH BELAGU ANJ***!GARA GARA LO GUA DITOLAK VANO!PUAS LO?HAH?!" bentak meta kepada fara yang menundukkan kepalanya

"Nggak met...bukan aku yang caper kevano,aku juga gadeket kok sama vano" ujar fara dengan menunduk takut dan hati yang sakit ketika ia menjawab tak dekat dengan vano,padahal akhir akhir ini fara merasa dekat dengan vano,seolah waktu memang selalu mempertemukan mereka.

"Terus siapa yang caper?Vano?Gamungkin bego!Gausah ngelak terus lo!Cepet ikut gua kegudang belakang!" ucap meta yang langsung menarik tangan fara dengan kasar menuju gudang belakang.

Murid murid disana hanya memandang meta dan fara malas.Mereka menganggap hal itu biasa meta lakukan.Reno yang melihat fara dibully oleh meta hanya menyunggingkan senyum sinisnya.

"Mett...lepass..aku janji gabakal deket lagi sama vano,aku janji met...lepass" ucap Fara dengan air mata yang sudah mengalir dipipinya.

Meta hanya diam,ia seperti orang kesetanan membawa fara layaknya bukan manusia,ia terus menyeret fara sampai fara tersandung sandung dengan kakinya sendiri.

"Mao kemana kamu meta?!" ujar guru BK yang sedang keliling patroli mencari anak bandel yang bolos jam pelajaran.

"Mau ke belakang sebentar" ucap meta yang langsung menarik fara lagi dan tak menghiraukan teriakan sang guru.

Guru BK hanya diam melihat kedua muridnya yang sudah ia ketahui membolos pelajaran,ia hanya memandang kepergian mereka lalu pergi untuk berpatroli lagi.

Fara yang berpikir guru bk akan menghentikan aksi meta,sudah bergumam alhamdulillah, namun ternyata guru bk hanya memandang mereka dengan tatapan yang fara tak ketahui maksudnya apa.

Gedebughh...

"Aaa..wwsss.." fara meringis kesakitan, ketika meta membuang ia layaknya hewan.Meta yang melihat fara kesakitan seperti ada rasa senang tersendiri didalam dadanya.

"Udah siap?"tanya meta dengan mata yang menatap fara benci dan bibir yang berbentuk devil

"Mett..ampunn..aku janji gabakal deket deket vano,aku minta maaf mett" ujar fara dengan mata yang memohon dan air mata yang sudah mengalir dipipinya.

"Lepasin lo?Gak akan gue lepasin lo sampe lo mati!" ucap meta dengan penuh penekanan disetiap katanya

Fara melihat meta,ia berpikir sepertinya meta tidak akan melepaskannya walaupun ia sudah memohon berkali kali bahkan sampai ia mati.

Meta mengunci pintu gudang.Ia melihat fara yang sudah duduk dengan melipat kakinya kedepan badan,serta air mata yang terus mengalir dimatanya.

"Aww..sss" ringis Fara akibat jenggutan meta yang sangat keras

"Sakit?Gue tambahin ya biar tambah enak!" ujar meta dengan tangan yang terus menjenggut rambut meta sekeras mungkin sampai kepala fara mendongak keatas

Fara hanya menangis dalam diam rasanya memohon pun tidak akan menghasilkan apa apa.Fara hanya berharap ada orang yang segera membantunya.

"Uuuu fara jelek,lo miskin aja belagunya minta ampun ya?Bayar sekolah masih nunggak,caper ke vano!Itu yang bikin gua benci sama lo" ujar meta tepat ditelinga fara

"ORANG NGOMONG TUH JAWAB!" teriak meta yang langsung menarik rambut fara hingga leher fara berbunyi 'krek'

"Uwwwww suaranya indah ya!" ujar meta dengan riang ketika mendengar bunyi tulang yang seperti patah itu

"Mett..Sakittt" fara tak tahan,ini sungguh sakit,lehernya serasa patah fara sudah tak sanggup lagi menahan sakit dileher dan kepalanya itu

"Oke gua lepas" ujar meta yang melepas jenggutan fara.

Fara yang merasa ucapan meta bukan main main bernafas lega.Dan bersyukur lehernya tak benar benar patah hari ini.

"Diri" ucap meta

"Aku?" tanya fara seraya menunjukkan dirinya sendiri

"Yaiyalah!Siapa lagi?" ujar meta yang langsung tersulut emosinya akibat pertanyaan fara yang menurut meta sangat tak berfaedah itu.

Fara berdiri,namun sebelum benar benar ia berdiri tegak meta sudah menendang perutnya.Punggungnya menabrak bangku bangku yang sudah tak terpakai.Fara memejam mata menahan sakit dari perut dan juga punggung belakangnya.

"Diri" ujar meta lagi yang serasa belum puas dengan apa yang ia lakukan

Fara belum sanggup berdiri,ia masih menahan perutnya yang sangat sakit.

Tiba tiba,meta menuju kearah fara dan menampar pipi fara dengan kuat.

"Budeg lo?!" ujar meta yang lagi pagi menampar pipi fara

Fara yang ditampar pipinya bolak balik,diam tak berkutik.Ia memandang meta dengan pandangan yang sulit diartikan.Air mata yang sedari tadi mengalir,akhirnya berhenti.Fara sudah lelah jika harus nangis terus menerus namun tak juga dihiraukan.

Meta yang dipandang seperti itu,menendang pinggang samping fara,hingga fara oleng.Fara yang berbaring dilantai tak berkutik.

Meta tak menyia nyiakan kesempatannya.Ia menendang,menindih dan melakukan hal hal gila lainnya.

Darah keluar dari hidung dan mulut fara.Matanya masih terbuka,namun tak ada makna didalamnya.Hatinya sudah lelah untuk merasakan sakit terus menerus.Fara berharap Tuhan memberikan umur pendek kepadanya,agar ia tak merasakan kesakitan lagi.

Meta masih terus menendangi fara dari muka hinga sekujur tubuh fara.Bahkan kepala fara diinjak,dan digerus kelantai.Hatinya sudah mati,ia tidak lagi mempunyai hati nurani.Cintanya terhadap vano membuat aura gelap meta menguasai dirinya.Namun disatu sisi meta sangat suka mendengar rintihan,dan ringisan yang keluar dari mulut fara.

Fara pingsan,meta yang melihat fara sudah menutup matanya,mendengus sebal lalu menendang tubuh fara dengan kesal.

Sesudahnya ia pergi dari gudang,menutup dan tak lupa mengunci pintu gudang itu.

***