"Heh Fara bangun!Jadi anak kerjaannya tidur aja,jangan belaga jadi tuan putri ya kamu,kamu harus inget tanpa ibu kamu sebatas manusia gelandangan yang gapunya apa apa!" ibunya mengguncang hebat bahu fara yang sedang terlelap tidur serta menepuk kasar pipi fara.Dan setelahnya bu Santi a.k.a ibu fara melenggang pergi lalu tak peduli lagi dengan anaknya yang masih terjaga walaupun sudah diguncang dan ditepuk keras pipinya.
Fara mengerjap mata pelan,sebenarnya ia sudah bangun tepat pukul 2 malam tetapi karena lelah menyerangnya ia tertidur lagi hingga kebablasan sampai jam 4 pagi.
Ia juga mendengar ibunya mengucapkan kata itu dan merasakan guncangan hebat serta tepukan pipi yang tak biasa itu,tetapi dia tak hiraukan karena sudah terlalu sering ibunya berperilaku seperti itu.
Fara setiap hari harus bangun malam malam,dia harus mencuci pakaian yang ibunya ambil dari majikannya,ibunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga tetapi ia mengambil jadwal cuci pakaian saja,ada 5 rumah yang dia ambil.Herannya ia tidak mencuci di rumah majikannya,ia mengambil pakaian pakaian itu dini hari lalu esokannya ia kembalikan ke rumah majikannya masing masing,tetapi bukan dia yang mencuci melainkan menyuruh fara yang mencuci semua pakaian kotor itu dijam jam orang sedang istirahat.
Fara bergegas keluar kamar sebelum ibunya marah lagi.Sekarang pukul 4 lewat 30 menit bagaimana ini? cucian majikan ibunya harus selesai sekarang dan cucian itu tidak sedikit melainkan sangat banyak,bisa bisa mengeluarkan waktu 3 jam lebih, itulah masalahnya kenapa fara lebih sering telat datang kesekolah bahkan terkadang fara harus tidak kesekolah untuk menggantikan ibunya.
Fara bergegas keluar lalu menemukan ibunya yang sedang menyesap teh dan sesekali melirik handphone yang ada digenggamannya bahkan fara datang pun ia tidak hiraukan entah tidak sadar atau pura pura tidak tau.
"Bu apa fara gabisa cuci pakaiannya nanti setelah fara pulang sekolah?" ucap fara hati hati karena sebenarnya ia jg takut mengatakan itu kepada ibunya,dan lihat saja sekarang ibunya menatap dia penuh dengan permusuhan yang sangat mendalam.
"Maksud kamu apa hah?!Kamu nyuruh ibu nyuci pakaian itu semua?Kamu pikir enak jadi pembantu rumah tangga?Kamu pikir ibu gacapek?Ibu capek fara,harus mikirin gimana biaya sekolah kamu,mikirin ini itu yang kamu gatau!Yang kamu tau cuma ngebangkang orang tua yang jelas jelas udah mau ngebesarin kamu.Kamu pikir kamu tanpa adanya ibu sekarang apa hah?Kamu bakal jadi gembel,masih mending ibu mau nampung kamu,mau bayarin duit sekolah kamu,dasar anak gak tau diri ya kamu!" ucap ibunya dengan kilatan marah yang jelas dimatanya.Setelah itu ia tidak lagi menganggap keberadaan fara ada,ia hanya asik dengan handphone yang digengamnya.
"Fara juga gamau bu repotin ibu,fara gamau jadi anak yang gatau diri,fara janji suatu saat nanti fara akan bayar semuanya,fara minta maaf kalo fara sering nyusahin ibu,fara janji fara gaakan buat ibu capek,buat ibu banyak beban,fara minta maaf bu hiks hiks" ucap fara dengan tangisan yang pecah.Ia benar benar tidak menyangka ibunya akan berkata seperti itu.Bahkan ia baru sadar jika ibunya saja tak menginginkan keberadaannya.
"Yasudah sana saya gapeduli!Kamu pergi dari hadapan saya sekarang juga karena saya muak deket deket anak gatau diri kaya kamu!" ujar ibunya dengan muka yang marah
Fara diam tak membantah,ia berjalan pergi ketempat cucian dengan hati yang sakit dan tangisan yang semakin membuat dadanya sesak.
Fara merasa belum pantas untuk dibilang sebagai anak.
Fara tidak ingin membuat ibunya jauh lebih merasa terbebani.
Fara harus bangkit dia tidak boleh lemah tanpa ibunya memang dia tidak ada apa apanya.
Selama ini hanya ibunya yang merawat fara,hanya ibunya yang bisa fara jadikan alasan untuk terus hidup,walaupun sering perkataan ibunya menyakiti hati fara,ia tidak peduli ia tetap menekankan hatinya bahwa ibunya selalu sayang dan selalu ada jika ia butuh sandaran.
Ibunya tetap ibu terhebat yang fara kenal.
Bahkan fara rela mati hanya untuk melihat ibunya tersenyum,ia bukan sumber ibunya selalu tersenyum fara sadar selama ini ia hanya benalu dikehidupan ibunya.Fara sadar jika kehadirannya memang tidak diingankan.
Bahkan fara saja tidak tau ayahnya siapa,fara hanya dirawat oleh ibunya walaupun tidak ada kasih sayang yg ia dapat tapi setidaknya ia ingin ibunya bangga mempunyai anak seperti dia.
***
Sudah jam 09.00,fara sudah selesai mencuci semua pakaiannya,beruntung dirumahnya ada mesin cuci jadi dia tidak perlu repot repot lagi untuk menunggu lamanya dia dengan bermodal tangan mungil yang kekuatannya tidak seberapa itu.
Sekarang fara menggosok semua baju baju yang sudah kering itu.Tak membutuhkan waktu lama hanya kurang lebih 3 jam dan sekarang fara harus bergegas lebih cepat.Keringat didahinya bercucuran,perutnya keroncongan meminta untuk diisikan makanan.
Fara sangat lapar namun ia harus menyusun lagi baju bajunya untuk ditaruh dikeranjang yang biasa ibunya bawa untuk mengantar pakaiannya.Jika tidak serapih mungkin Fara nanti kena omel lagi,fara tidak mau dikata anak tidak berguna lagi.Sebisa mungkin Fara akan selalu berguna untuk ibunya.
"Fara nanti kamu yang antar ya,saya mau pergi keluar dulu mungkin lama jadi kamu aja yang antar,nanti kalo ditanya saya kemana bilang aja sakit" setelah mengucapkan kata itu,ibunya pergi tanpa menghiraukan jawaban apa yang ingin Fara katakan.
Jadi mau tidak mau fara harus mau.
Setelah fara sudah rapih rapih untuk bergegas pergi tapi tiba tiba perutnya sakit,dia tau lambungnya kambuh karena dari pagi sampai sekarang pun fara tidak memakan apapun bahkan untuk sekedar minum tidak.Fara pergi ke ruang makan ia berharap ada makanan yang ibunya siapkan namun nyatanya nihil tidak ada makanan.
Fara menghela napas lalu berjalan untuk mengambil air,fara menyangga kelaparannya dengan bermodal air putih 2 gelas, dan ia berharap perutnya tidak bawel untuk meminta makanan terus menerus.
***
Tinggal rumah terakhir rasanya kepala fara berkunang kunang,pusing menyerangnya diwaktu yang tidak tepat.Fara menggoes sepedanya lebih cepat tinggal beberapa meter lagi sampai fara terus menerus menguatkan dirinya sendiri untuk tetap kuat.
Akhirnya sampai fara masih merasa pusing melandanya,lalu fara cepat cepat memencet bel rumah majikan ibunya.Tidak lama ada seorang wanita muda yang sangat cantik,ia keluar dan melihat fara dengan memegang kepala dan memegang tas bening berisi pakain"nya.
"Tante ini pakaiannya sudah rapih" ucap fara seraya menyerahkan pakaian yang ada digenggamannya,masih dengan wajah pucat dan keringat yang bercucuran fara tetap tersenyum lebar dan mengucapkan permisi kepada wanita muda itu.
"Sebentar nak, kamu anaknya ibu Santi?"tanya wanita muda itu sambil memegang lengan fara
"Iya tan,saya anaknya saya yg mengantar hari ini,ibu sakit dirumah jadi tidak bisa mengantar,kalau tidak ada yg mau ditanyakan lagi saya permisi" ucap fara lalu bergegas pergi dari rumah wanita muda itu
"Iya nak terimakasih.Hati hati dijalan"
"Iya tante terimakasih kembali" ujar fara sambil tersenyum kearah wanita itu
***