Chereads / UNWANTED WIFE : BUKAN ISTRI PILIHAN / Chapter 13 - Bab 13 - Hari Tenang Untuk Emma

Chapter 13 - Bab 13 - Hari Tenang Untuk Emma

Emma baru saja tiba di rumahnya, ia benar-benar lelah hari ini. Rasa lelahnya bukan karena pekerjaannya, melainkan menghadapi sikap Mahesa yang membuat dirinya jadi serba salah. Emma langsung merebahkan diri di atas tempat tidur, ia meraih ponselnya dan di lihatnya lagi folder foto dirinya bersama Shaka. Buliran air matanya pun kembali menetes ketika Emma mengingat kembali semua kenangan manisnya bersama Shaka.

Ponsel Emma berdering dan di layar ponsel tertera nama Bibi Anna. Emma segera menjawab panggilan telepon tersebut.

"Emma, apa kamu baik-baik saja?".

"Iya bi, aku baik-baik saja. Aku baru saja tiba di rumah".

"Syukurlah kalau begitu, bibi hanya berpesan sama kamu. Pokoknya besok kamu tidak boleh ke toko, kamu harus istirahat di rumah. Kamu mengerti?".

"Tapi bi".

"Tidak ada tapi-tapian Emma, kamu pilih libur atau bibi memberhentikan kamu?".

"Iya bi jangan, okey besok aku akan libur".

"Bagus, yasudah selamat beristirahat Ema".

"Iya bi, bibi juga selamat istirahat".

Panggilan telepon terputus, Emma menghela nafas panjang. Terkadang bibinya itu memiliki sikap yang aneh padanya, tapi Emma beruntung memiliki Bibi Anna yang sangat baik padanya.

Untuk menghilangkan rasa penatnya, Emma memutuskan untuk berendam air hangat. Ia langsung menyalakan api di atas lilin aromaterapi yang di sukainya, ia menyukai aroma bunga lily karena baginya aroma bunga lily dapat mengusir rasa lelah sambil di temani segelas red wine favoritenya.

Setelah selesai menuangkan sabun ke dalam bath tub, Emma segera masuk ke dalam bath tub dan merilekskan tubuhnya.

"Akhirnya aku bisa berendam di sore hari" gumam Emma sambil menyesap winenya.

Tiba-tiba ingatannya kembali memutar ketika saat hari kecelakaan itu terjadi. Emma mencoba untuk membuyarkan ingatannya, karena semakin ia mengingat semakin besar rasa bersalahnya pada Shaka. Andai malam itu mereka berdua tidak bertemu, mungkin sampai saat ini Shaka pasti masih hidup.

"Maafkan aku, Shaka. Semua ini salah ku, andai saja malam itu kamu gak datang ke toko. Pasti sampai saat ini kamu masih hidup" gumam Emma terisak.

Tak lama kemudian ponsel Emma berdering, di lihatnya nama calon ibu mertuanya yang tertera di layar ponsel. Emma langsung meletakkan gelas winenya dan meraih ponselnya.

"Emma, apa kau baik-baik saja? kenapa lama sekali kamu menjawab telepon mama" tanya sang mama panik.

"Maaf ma, aku sedang mandi. Ada apa ma?" tanya Emma penasaran.

"Apa kamu masih di tempat kerja? jangan sampai lupa makan"

"Aku sudah pulang ma, Bibi Anna memintaku pulang untuk berisitirahat. Dan beliau juga memberikan aku cuti selama 1 minggu untuk menenangkan diri"

"Emma, benarkah kau baik-baik saja?" tanya sang mama memastikan.

"Aku baik-baik saja ma, tidak ada yang perlu di khawatirkan"

"Baiklah kalau begitu, mama hanya ingin memastikan kalau kamu baik-baik saja"

"Iya ma, mama tenang saja"

"Yaudah kalau begitu, sampai nanti Emma"

"Bye ma"

Sambungan telepon terputus, Emma meletakkan kembali ponselnya. Ia sangat kagum dengan sosok calon ibu mertuanya, karena beliau sangat menyayangi nya. Namun yang masih mengusik pikirannya adalah tentang pernikahannya dengan Mahesa. Dalam benaknya bagaimana bisa ia mencintai orang yang sama sekali tidak pernah ia kenal sebelumnya.

Namun demi Shaka, ia akan melakukannya. Karena Emma tidak mau mengecewakan Shaka, Emma akan berusaha keras membuat Mahesa mencintainya sebagaimana Shaka mencintainya.