Chereads / UNWANTED WIFE : BUKAN ISTRI PILIHAN / Chapter 11 - Bab 11 - Fitting

Chapter 11 - Bab 11 - Fitting

Mahesa segera bergegas turun dari dalam mobil tanpa menunggu Emma sedikitpun.

"Astaga, nyebelin banget sih dia". Gerutu Emma.

Sementara Emma langsung bergegas mengekori Mahesa di belakangnya. Sesampainya di dalam butik, Mahesa segera di sambut oleh pemilik dan para staff yang bekerja di butik tersebut. Emma hanya terpaku melihat keindahan koleksi gaun pengantin yang ada di butik tersebut.

"Mahesa, akhirnya kamu datang juga". Ujar Cathy.

"Bisa kamu bantu dia mencari gaun yang cocok dan terlihat mewah? Karena mama menginginkan yang seperti itu". Sahut Mahesa.

"Tentu saja, aku akan melakukannya untukmu".

Mahesa segera berlalu dari hadapan cathy dan memutuskan untuk menunggu di kursi VIP yang telah di sediakan. Sementara Cathy langsung mengajak Emma untuk memilih beberapa koleksi butiknya.

"Ayo, kita pilih gaunnya sekarang. Saya Cathy pemilik butik ini". Ujar Cathy yang langsung menyodorkan tangannya pada Emma.

Emma pun langsung meraih tangan Cathy dan menjabat tangannya. "Emma".

"Oke, ikuti aku ya Emma".

Emma segera mengikuti Cathy dan kini ia sudah berada di antara koleksi gaun mewah yang sama sekali belum pernah di lihatnya sebelumnya.

"Astaga, semua gaunnya terlihat mewah. Aku jadi bingung untuk memilihnya".

"Kamu bisa mencoba semuanya jika kamu mau".

Emma tersenyum dan langsung memilih gaun mana yang akan ia coba untuk pertama kali. Pilihan Emma jatuh pada gaun berwarna putih tulang dengan lengan panjang dan ornamen hiasannya hanya berbalut dengan payet biasa. Emma pun segera keluar dari dalam ruang ganti dan menghampiri Mahesa yang sedang menunggunya.

Mahesa pun tercengang melihat penampilan Emma. Ia memicingkan matanya dan berjalan perlahan menuju Emma, lalu dengan cepat berbisik pada Emma.

"Kamu cantik". Gumam Mahesa dan hal itu membuat Emma tersenyum sambil tersipu malu namun kemudian Mahesa mematahkan pujiannya pada Emma.

"Tapi kalau gak pake gaun ini, apa kamu mau mempermalukan keluarga ku dengan menggunakan gaun ini? Come on Emma, pernikahan kita akan di liput dengan banyak stasiun tv. Nanti apa kata orang kalau istri dari CEO ternama Mahesa Ravindra Anoko mengenakan gaun pengantin yang sangat sederhana. Kamu harus memikirkannya sampai sejauh itu".

Emma pun terdiam, padahal dulu Shaka tidak pernah malu dengan kesederhanaannya. Mahesa segera meminta Cathy untuk mengganti gaun Emma.

"Kamu yang sabar ya Emma, Mahesa memang sedikit keras".

Emma menghela nafas. "Padahal dulu Shaka sangat suka dengan kesederhanaan ku"

"Itulah bedanya Shaka dan Mahesa, semoga kamu kuat menghadapi Mahesa".

Emma mengangguk dan kembali memilih beberapa gaun, Cathy pun membantu memilihkan gaun yang di maksud Mahesa.

"Kamu bisa coba yang ini". Ujar Cathy.

Emma mengernyitkan dahi. "Tapi ini terlalu terbuka di bagian dada".

"Tapi ini tipe gaun yang di sukai oleh Mahesa, Sudah banyak perempuan yang Mahesa bawa ke butik ini hanya untuk membelikan mereka gaun seksi. Dan pastinya ia juga menginginkan hal yang sama untuk calon istrinya".

Emma menghela nafas dan segera mencoba gaun tersebut, Emma merasa kurang nyaman jika harus mengenakan busana yang terlalu terbuka di bagian dada. Ia kembali menghela nafas sebelum keluar dari balik tirai ruang ganti.

Setelah ia merasa tenang, Emma langsung bergegas keluar untuk menemui Mahesa. Seketika Mahesa di buat terpaku dengan gaun yang kini sedang di kenakan oleh Emma. Mahesa segera beranjak dari duduknya, lalu bergegas menghampiri Emma.

Mahesa memperhatikan Emma mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Ia masih tidak percaya jika Emma terlihat sangat cantik dengan gaun yang sedang di pakainya.

"Cathy, aku suka yang ini dan kamu Emma. Emm.. sepertinya kamu harus mulai diet agar gaun ini bisa pas di tubuh kamu?". Gumam Mahesa.

"Apa? Tapi berat badan ku saja sudah ideal".

"Berapa memangnya?". Mahesa mulai kesal.

"55 Kg".

Mahesa tertawa. "Emma, Emma. Kalau begitu kamu harus memangkasnya menjadi 50 Kg".

"Apa?! Tapi Mahesa".

"Tidak ada tapi-tapian, cepat berganti pakaian karena kita akan segera pulang. Papa dan mama sudah menunggu kita di rumah". Mahesa segera berlalu dari hadapannya.

"Menyebalkan sekali dia, bisa-bisanya dia memerintah orang dengan seenaknya" gerutu Emma kesal.

Emma bergegas mengganti pakaiannya, lalu dengan cepat pergi menuju mobil Mahesa.

"Lama banget sih".

"Emang kamu pikir melepas baju seperti itu gampang?". Emma mendengus kesal.

Namun Mahesa tidak menghiraukan Emma dan langsung melajukan mobilnya menuju rumah orang tuanya.