Tidak terasa berada di mal selama setengah hari, tidak beli apa pun di sana. Dari tadi Anita cuma lihat-lihat, bahkan ia tidak tahu mau beli apa di sana. Apalagi kartu telepon sudah diganti oleh Andre tadi. Jadi nanti malam ia bisa telepon orang rumahnya. Sembari melepas rindu tersebut. Sekarang ia dan Andre berada di salah satu tempat makan. Ya, tidak tahu tempat makan apa, yang pasti Anita cuma ikut langkah Andre tersebut.
Anita duduk diam sambil mengutak-atik ponselnya, banyak sekali pesan masuk di sana. Ya, jelas selama dua hari tanpa ada internet sama sekali. Apa pun itu semua muncul. Dari penerbitan, teman online sesama penulisan, grup yang sudah bejibun ke mana-mana. Bahkan saudara kandungnya pun mengirim pesan padanya. Saking fokus dengan ponsel sendiri, Andre pun di abaikan olehnya.
Anita yang sedang membalas dari teman-temannya tiba-tiba ponsel itu telah berpindah di tangan Andre. Anita langsung menatap sinis, Andre tidak peduli atas tatapan darinya. Ia hanya ingin menyimpan nomor baru miliknya sana.
Tetapi, Andre juga penasaran sama isi pesan-pesan itu. Bukan kepo atau sok pengin tahu banget, banyak juga pesan masuk entah apa saja. Ada seulas senyum dibalik ekspresi Andre. Dengan cepat ia pun mengetik di sana. Membuat Anita langsung merebut ponsel itu. Tapi bukan berhasil, Andre menjauh sambil mengetik sangat cepat.
Lalu ia pun mengembalikan padanya, Anita pun memeriksa apa yang ia ketik di sana tadi.
"Tidak ada yang ku ketik, jangan terlalu curiga. Aku bukan type lelaki atas urusan wanita," ucapnya seolah ia tahu banget isi pikiran Anita. Anita pun lega, ia sudah wanti-wanti jika salah satu pesan itu tetiba dibalas oleh Andre.
Makanan dipesan oleh Andre sudah datang, menu makanan jika Anita lihat sangat enak sih. Anita pun mengambil menu yang mirip seperti masakan Indonesia.
Andre diam-diam mencuri perhatian pada Anita sedang menikmati makan siang bersama di sini. Andre ingin ketawa lagi, tapi ia mencoba menahan. Entahlah, ia begitu bahagia melihat wanita di depan itu sangat lahap tanpa menjaga imagenya. Biasa Andre makan dengan wanita mana pun, selalu menjaga image, dan penampilan. Beda dengan Anita, selain manis, dan imut, apalagi ceroboh, serta judes. Hari demi hari untuk Andre pasti akan lebih bahagia lagi.
Kedua sedang menikmati makan bersama, tanpa mereka sadari jarak beberapa meja cukup jauh dari mereka tempati. Seseorang sedang mengarahkan sebuah kamera ponsel sangat jelas, dua orang itu adalah Andre dan Anita. Ketika mengambil gambar mereka, sungguh skenario yang hebat, Andre membersihkan sisa makanan di sudut pipi Anita. Tentu Anita reflek mendongak yang dilakukan oleh Andre barusan.
Orang itu menarik seulas senyum pun. Lalu orang itu pun mengirim ke seseorang di nomor berserta gambar ia ambil itu.
"Selain ceroboh di parkiran, ternyata kau seperti anak berusia enam tahun, makan pun bisa berantakan seperti ini," cibirnya menarik tisu dan bersihkan wajah Anita yang penuh minyak tersebut.
Sungguh romantisnya, tidak berlama kemudian tiba-tiba ponsel Andre berdering. Ia pun menjauhkan tangan dari wajah Anita. Setelah itu dilihat layar ponselnya, ia pun beranjak dari tempat duduknya. Anita masih merasakan sentuhan tangan yang kasar di kulit wajahnya tadi. Meskipun begitu Anita tidak boleh terlalu jatuh cinta pada lelaki itu. Ia harus kuat, jangan karena kebaikan dan perhatian dari lelaki itu. Apalagi ia masih mengingat kata-kata Antoni dua hari itu.
Andre menoleh memerhatikan Anita kembali menikmati makanan itu, sementara di telepon seberang suara sangat marah. Ya, itu adalah Stella.
Stella mendapat kiriman foto di ponselnya, ia tidak tahu kiriman dari siapa. Yang pasti Stella tidak akan sudi jika suaminya didekati oleh seorang wanita biasa mencoba merebut darinya.
Andre masih bersikap biasa saja, walau ia tidak tahu siapa yang mengirim foto itu kepada Stella. Yang pasti di negara sini tidak ada yang kenal dirinya.
"Percayalah, aku tidak mungkin selingkuh, dia hanya jalan-jalan, dan cuma berlibur saja," ucap Andre berbohong.
Andre masih mengamati jauh setelah Anita baru saja selesai menghabiskan makanannya. Andre menjadi pendengar baik membiarkan istrinya mengomel tidak jelas itu. Ditangan satunya lagi Andre mengetik sesuatu di sana. Beberapa detik Anita melihat ponselnya. Sebuah pesan singkat nomor tidak ia kenal.
+63 892237....
[ Sudah kenyang? Apa kau menginginkan sesuatu? ]
Dengan cepat Anita menoleh posisi Andre, Andre melambai tangan padanya, lalu Anita pun beranjak dari tempat duduknya, dan mendekati Andre. Setelah selesai menerima panggilan telepon, Andre memasukan kedua ponselnya, dan merangkul pinggang Anita begitu agresif. Anita sangat risih tapi ya mau bagaimana lagi. Mereka pun memasuki sebuah toko baju, ya, baju yang sangat mahal.
*****
Lumayan dua jam berada di toko baju ini, Andre masih saja setia, dan sabar menunggu Anita berada di ruang ganti. Tak lama kemudian Anita keluar, dan membawa segepok baju dipilih oleh Andre tadi, tak ada satu pun yang disukai olehnya. Andre pun menurunkan kakinya itu, dan menatap wanitanya.
"Bagaimana? Ada yang kau suka?" Andre bertanya, ya, ia berharap selera yang ia pilih itu sesuai dengan Anita.
"Tidak! Aku tidak tertarik semuanya, semua terlalu terbuka, dan aku tidak cocok dengan pakaian bermodel seperti itu. Terlalu mencolok, aku lebih suka seperti ini saja," jawabnya jujur.
Andre bangun dari duduknya, dan memilah baju yang ia pilih. Ada rasa kecewa menurutnya, tetapi ia tetap akan cari selera wanita ini.
"Benarkah? Lalu kau suka yang bagaimana? Aku berharap pilihanku itu sesuai kriteriamu, dan aku juga berharap nanti bisa lihat seluruh penampilan dengan pilihanku tadi," katanya kecewa, meskipun Andre kecewa tetap saja ia tidak sabar bercumbu dengan wanita ini.
Anita tidak menanggapi kata-kata dari lelaki itu. Ia memilih keluar dari toko baju tersebut. Andre tahu, wanita itu pasti mendengar apa yang ia ucap tadi. Kemudian Anita berhenti salah satu tempat pajangan patung membuatnya tertarik. Ia pun masuk, kemudian melihat-lihat. Sedangkan Andre menuju salah satu paling ia sukai, ia pun segera memberikan kepada kasir dan dibayar langsung. Setelah itu ia pun kembali posisi di mana Anita sedang memilih beberapa potongan kaus itu.
"Ternyata selera kau itu sederhana dan kampungan sekali. Daripada kau beli kaus itu. Lebih baik kau pakai bajuku? Di lemari pakaian banyak baju tidak muat lagi," tutur Andre, mencoba mengajak Anita berbincang-bincang.
Tetapi Anita tidak menanggapi ia malah sibuk memilih sambil menunjukkan ke cermin apakah cocok untuknya. Ia melihat ukuran size. Lalu ia pun menanyakan pada penjaga butik itu.
"Do you have size L?" tanya Anita pada penjaganya.
Penjaga itu pun mengangguk, dan mencari ukuran sesuai motif dipegang oleh Anita. Andre sungguh salut pada wanita itu. Ia kira wanita itu tidak bisa berbahasa Inggris.