Chereads / UNWANTED MARRIAGE / Chapter 15 - 14. Ciuman hangat 21+

Chapter 15 - 14. Ciuman hangat 21+

Pukul 11 malam, tidak terasa untuk Anita dan Antoni di depan TV. Masing-masing sedang sibuk sama ponsel kesayangan. Kalau Anita pasti sedang ketik lanjutan ceritanya di platform, sedangkan Antoni sedang main game Mobile Legends yang lagi trend sampai sekarang. Takut mengganggu Anita yang serius sama cerita, maka Antoni mematikan suara gamenya.

Tiba-tiba Anita menghentikan kegiatan mengetik, ia merasa tangan kirinya kebas. Jadi ia menggerakkan otot-otot tangannya untuk menghilangkan rasa kebas itu, atau juga ia menggoyangkan tangannya, atau bisa juga ia menekan ke sofa.

Antoni pun memperhatikan gerak-gerik Anita yang kerasak-kerusuk tidak bisa diam itu. Dia pun meletakkan ponselnya ke tepi sofa, lalu menghampiri Anita dengan tangannya sambil menggerakkan otot-otot yang belum juga hilang. Tidak lama kemudian Anita dikagetkan oleh sebuah tangan menarik sangat lembut, dan membantunya memijat tangan kebas itu.

"Kenapa tidak pakai laptop saja? Kasihan sama tangan unyu kau ini, tidak bisa memuaskan aku nanti," gombal Antoni, bisa-bisa dia menggombal di jam tidak pas begini.

Ya, Andre tidak ada, dia bisa sesuka menggombal dirinya. Coba kalau ada Andre boro-boro buat gombal, menggoda Anita saja susah. Karena mata-mata ada di mana-mana. Bisa-bisa kena golok sama bosnya sendiri.

"Otak kau itu tidak bisa dikondisikan?!" Langsung Anita menarik tangan darinya. Ia kembali melanjutkan ketik, tetapi rasanya ia urungkan.

"Aku serius, kalau tanganmu kenapa-kenapa, aku tidak bisa merasakan sentuhan lembut darimu," ucapnya lagi makin menggombal.

Anita tidak membalas, ia sudah seperti kepiting rebus. Terus sofa yang diduduki oleh Anita kurang seimbang. Ia pun menoleh, Antoni sudah didekatnya. Bersentuhan badan lagi, Anita pun menggeser buat menghindar. Antoni tahu, ia pun ikut menggeser, hingga dipojok Anita tidak bisa ke mana-mana untuk menghindarinya.

"Aku-aku mau ke--"

"Mau ke mana?" tanyanya menahan Anita untuk tidak pergi.

"Aku ... mau ke kamar mandi!" jawabnya gugup.

"Kenapa? Bocor? Mau ku bantu ganti?"

Anita semakin tegang setiap suara embusan dari Antoni ke telinga, terkunci sulit menjawab.

"Tidak perlu, aku bisa sendiri, kok!"

"Benar?"

Anita langsung mengangguk cepat, belum untuk beranjak dari duduk. Tangan Antoni sudah masuk ke baju piyama Anita. Anita tertegun, ia cuma bisa diam di sana. Soalnya sentuhan itu menyelimuti rasa geli atau menggelinding karena hasrat.

Dengan cepat Anita menahan tangan Antoni untuk tidak melanjutkan sikap lebih jauh. Antoni menatap tajam, dengan pelan Anita menarik keluar tangan Antoni dari sana.

"Aku lagi datang bulan, jika bisa jangan lakukan hal itu," ucapnya pelan seakan malu memberitahukan padanya.

["Sentuh saja, boleh 'kan?"] bisiknya semakin seksi.

Perasaan Anita tidak bisa menolak, ia menoleh dan menatap Antoni cukup lama. Hingga itu pun terjadi, di ruang TV Antoni dan Anita melakukan hubungan begitu mesra. Antoni pelan-pelan menyentuh, dan meremas bagian ia minta. Anita hanya menyandang tangan ke dada bidang Antoni.

****

Masih berlanjut hubungan mesra itu. Kini mereka bukan di ruangan TV, melainkan di kamar Anita. Ciuman hangat dan lembut berlanjut tanpa lepas. Antoni yang lihai memainkan jari-jari di tubuh masih terbalut oleh baju tidur piyama nya. Air liur saling bersentuh dalam satu cinta. Anita suka dengan kelembutan Antoni. Dia perlakukan padanya seperti milik wanitanya. Bahkan beda dengan sentuhan dari Andre kemarin.

Antoni melepas ciumannya memberikan oksigen untuk Anita. Lama menatap mata indah wanita sedang dia tindih. Anita begitu tidak akan pernah malu lagi. Tanpa ragu lagi Antoni pun membuka satu per satu kancing piyama Anita.

Anita merapatkan bibirnya, ketika Antoni mencicipi bagian atas miliknya. Walaupun tidak sebesar milik wanita lain. Ia benar-benar sangat malu, namun entah kenapa mereka menyukai tanpa rasa geli.

Setiap kecupan Antoni berikan padanya, tidak lupa beri tanda di sana sebagai perkenalan cintanya pada Anita.

Lama mencicipi dia pun kembali menarik tangan dari tadi Anita tahan hasrat cumbuan itu. Antoni kembali berikan ciuman padanya. Anita membalas penuh nafsu meskipun ia tidak tahu cara yang benar berciuman.

Lalu Antoni menarik tangan Anita mengarah bagian miliknya, Anita dapat rasakan tonjolan panjang itu di sana. Antoni menggerakkan tangan Anita menggesek-gesek, dan tanpa izin pula. Dia membawa tangan Anita masuk ke celana miliknya.

Anita langsung buka mata, di sana Antoni menatap sangat tajam, seakan dari tatapan itu memerintahkan Anita memainkan untuk sebagai puasannya.

****

Antoni berbaring, giliran Anita menindih Antoni. Antoni benar-benar gila, ia ingin merasakan sentuhan dari tangan Anita sendiri. Ia terhanyut akan gelora seksual itu. Anita mencoba menjauhkan tangannya dari benda itu, tapi Antoni menahan.

"Aku butuh sentuhan mu, Sayang!" mohon Antoni.

"Tapi...."

Antoni tidak beri kesempatan untuk Anita melanjutkan penolakan, dia langsung menekan kepala Anita ke bawah. Anita dapat rasakan bau tidak sedap itu. Ia ikut muntah, tetapi Antoni menahannya dan mengangkat agar Anita mau membuat dirinya puas.

Lama kelamaan, tanpa disuruh. Anita pun melakukan sesuai apa instruksi dari Antoni. Bisa Anita dengar suara desah dari Antoni.

Anita terus memainkan tanpa henti, keringat ditubuhnya telah membasahi karena terlalu lama menggerakkan dan mengeluarkan tenaga.

Satu jam sudah, Antoni segera mencabut miliknya, dan membaringkan tubuh Anita semula, Anita gelalapan apa yang ia dapatkan dari Antoni. Sperma miliknya telah ia telan, hingga mengalir seluruh tubuhnya. Antoni pun langsung lemas, ia turun dari tempat tidur itu, dan mengambil tisu membantu bersihkan wajah manis Anita penuh spermanya.

Masih berlanjut, Antoni mencium tidak peduli rasa jijik sisa miliknya. Namun di bawah sana, Antoni sedang menggesek-gesek milik Anita walau ditutupi oleh pembalut. Namun Anita menikmatinya.

Napas Anita menggebu-gebu, semakin cepat, dan menekan membuat Anita terangkat kepalanya karena sakit akan tusukan itu.

Tetapi Antoni senang, suara yang manja itu membuatnya puas walau belum bisa melakukan lebih jauh.

Ketika hubungan panas itu di kamar. Ponsel Anita berdering, Andre sedang meneleponnya. Namun tidak diangkat oleh nya, sudah berapa kali panggilan itu tidak dijawab oleh Anita. Hingga Andre berada di Indonesia pun kesal.

"Ke mana sih kau? Kenapa tidak kau angkat juga?" gerutu Andre emosi, sekali lagi dia menelepon.

Tetapi sebuah tangan melingkar di pinggangnya. Tangan itu adalah Stella, istri pertama dari Andre.

Stella senyum padanya, ia sangat rindu pada suaminya meskipun kesibukan itu selalu membuat dirinya waswas. Dengan penampilan apapun Stella akan menetapkan Andre menjadi milik seutuhnya.

Andre pun membatalkan telepon Anita. Ia pun meletakkan ponsel di samping meja kerjanya.

Ya, Andre sengaja pulang ke Indonesia, ia tidak ingin Stella curiga jika dirinya sedang berhubungan serius dengan Anita. Sejak kejadian kemarin soal Stella melihat foto kemesraan dengan Anita di rumah makan mal tersebut. Sampai sekarang Andre belum menemukan siapa dalang dibalik paparazi itu.