Chereads / UNWANTED MARRIAGE / Chapter 14 - 13. Sosoknya.

Chapter 14 - 13. Sosoknya.

"Lalu, kau sendiri? Memang tidak ada satu wanita yang cocok denganmu?" Giliran Anita kepo soal Antoni.

Setelah berbincang-bincang sampai mengetahui masa lalu Anita. Sekarang Anita yang ingin tahu seperti apa Antoni ini. Antoni menekan rokok yang sudah dia isap habis.

"Aku? Tidak ada yang suka denganku, aku apalah? Hanya sampah di mata mereka. Apalagi aku ini bukan sosok yang kaya raya seperti bos Andre," jawabnya santai.

Anita menaikan satu alisnya itu, Anita tidak yakin dari jawabannya. "Oh ya? Masa? Aku tidak yakin? Jangan terlalu pesimis, kau kan cakep, terus penampilan kau itu sudah seperti yang lain punya segalanya. Apalagi yang kurang? Pasti adalah yang suka sama kau, kau saja yang terlalu pilih."

Antoni terkekeh sama kata-kata Anita, Anita tidak peduli sama tawanya. Sudah biasa, apa pun ia lontarkan pasti dia tertawa, entah apa yang lucu dari kata-kata tadi.

"Benarkah, aku cakep? Jadi kau lihat aku, karena tampang ku saja? Sama saja ternyata, kalau kau lihat aku hanya tampang, kecewa diriku!" serunya.

"Memang kenyataan, kau cakep, lihat penampilan mu, di mana-mana pasti ada dong wanita tertarik sama kau, apalagi kau itu termasuk lelaki yang cool. Ya, meskipun kali pertama aku sedikit takut padamu, soalnya kau itu seram!" terangnya jujur mengungkit pertama kali jumpa dengan Antoni.

Antoni semakin kencang tawanya, lama-lama Anita bukan kesal sama dia. Malah jengkel, sama saja dengan Andre, selalu dijadikan bahan tawa.

"Kok ketawa sih? Aku katakan itu nyata?! Kau itu memang seram! Seram seperti monst--"

.....

Tidak ada suara apa pun antara mereka berdua, seakan detak jam dinding pun ikut berhenti. Antoni menjauhkan badannya, kemudian berlalu pergi dari duduknya sembari mendeham. Lagi-lagi Anita merasakan itu lain dari sebelumnya. Kenapa sih setiap apa ia ucap selalu membuat jantung semakin berdegup sangat cepat.

******

Sudah malam, masing-masing sibuk sendiri. Anita sedang mandi. Sedangkan Antoni menyiapkan makan malam. Sejak kejadian tadi siang, semua berubah seketika. Canggung, apalagi tegang. Entahlah, Antoni yang tidak sabar akan keimutan Anita atau memang dirinya terbawa suasana romantis.

Terdengar pintu kamar milik Anita terbuka, Anita keluar memakai baju piyama katun celana panjang dengan motif gambar panda, rambutnya memang sengaja tidak ia sisir, mungkin malas sisir, karena sedang datang bulan. Jadi apa pun malas ia lakukan, penginnya ia rebahan terus.

Antoni baru saja siap masak, menu hari sederhana cuma ayam goreng sama sup sayur. Anita sedang membaca chat-chat dari temannya, sudah banyak yang minta ia update cerita yang tertunda selama beberapa hari itu. Tanpa melihat jalan, ia pun menabrak sesuatu. Membuat dirinya meringis, ia mendongak ternyata Antoni dari tadi memperhatikan wanita itu.

"Apa ini kebiasaan mu, baca chat sambil senyum-senyum? Apalagi jalan pun tidak lihat? Kalau terbentur sesuatu bagaimana?" omelnya sambil membungkuk badannya menatap Anita gemas.

"Suka-suka aku, lah! Ponsel aku juga?!" balas Anita menghindar darinya, tapi dihalangi oleh Antoni. Anita sampai mendeceh, "Ck!"

Antoni senang, suka lihat Anita kesal padanya. Memang Andre saja boleh dikesalin sama wanita satu ini. Seumur hidupnya, baru kali ini dia bertingkah konyol padanya. Sama wanita mana pun tidak seperti ini.

"Apaan sih?! Minggir, aku mau makan?!" kesal Anita makin bertambah.

"Makan aku saja, pasti kenyang!" serunya masih menggombal.

"Tidak sudi?! Dagingmu sudah tua, yang ada gigi aku makin hancur?!"

"Benarkah? Daging aku kenyal ini? Daripada kau? Tidak ada daging sama sekali, semua tulang?!" balasnya tidak mau kalah juga.

Anita langsung melayangkan tidak suka pada Antoni. Antoni juga tidak mau kalah atas tatapan mata indah itu. Anita putar badannya kembali ke kamar. "Eh, eh, eh! Mau ke mana?"

"Mau tidur?!" jawabnya.

"Kau tidak mau makan?"

"Tidak lapar?!"

Sepertinya Antoni sudah membuat wanita itu marah banget. Dia lupa hormon wanita kalau sedang datang bulan, moodnya sedang tidak ingin diganggu. Tersinggung apalagi, Antoni pun menghela napas kasar.

Ketika Anita di kamar, tidak mau keluar dari kamar untuk makan. Ia memilih untuk menahan rasa lapar. Rasa gengsinya itu selalu mengalahkan mood yang benar-benar hancur. Mau tidak mau ia pun keluar, daripada penyakit mag nya kumat lagi, repotin mereka.

Antoni melirih Anita menuju ke meja makan, dia tahu kalau wanita itu tidak akan tahan lapar. "Sudah ambek nya?" Antoni mengajak Anita berbicara.

Tetapi Anita tidak menyahut, ia milih menikmati makan malamnya. Antoni paham, ia pun kembali ke laptopnya.

Setelah selesai makan, Anita memilih gabung di mana Antoni sedang memeriksa website judi tersebut. Bisa Anita lihat dengan mata kepalanya banner terpampang jelas, ada beberapa macam permainan di sana. Tidak ada bedanya saat ia kerja dulu, hanya saja ia dulu kerja di negara Kamboja. Posisinya berpindah-pindah mulai dari menyetor hasil kemenangan member, mencari member buat main, sampai membuat blogger tersebut mencuri perhatian pada website mereka buat sendiri.

"Sepertinya kau lihai dalam permainan itu?" basa-basi dari Anita.

"Iya begitulah, kadang membosankan mengawasi hasil kemenangan, dan memeriksa, apalagi memantau setiap para pekerja, kau pikir kerja seperti ini santai? Tidak sama sekali, malah melelahkan?!" ucapnya dengan cepat membalas chat, dan membantu mereka untuk balas dari member yang ngeyel.

"Benarkah?"

"Iya!" menoleh sejenak kemudian kembali ke layar laptop.

"Dulu aku pegang banyak macam, hanya buat aku pusing itu permainan bola. Terus suka delay setiap pasang skor, pusing lah. Apalagi yang itu permainan sabung ayam, kalau mereka menang tapi malah tidak terhitung! Kesal kadang?!" cerita Anita pada pengalaman ia kerja dulu.

"Hmm.... benarkah? Menurutku itu mudah saja, lalu kau pegang apa selain website itu?" Antoni balik bertanya kepo banget.

"Macam-macam, dulu tahun 2015 aku kerja bareng sama abang ku, karena aku mau bayar ganti rugi di salah satu perusahaan aku kerja itu. Jadi untuk bisa melunasi dengan mencicil, maka aku dan dia pun berangkat bareng. Di sana aku hanya diajari satu minggu, setelah tiba di Kamboja, aku mandiri sendiri. Waktu itu aku pegang website togel, tahu kan bidang itu. Hanya ada itu yang mereka buka," jawabnya menceritakan se-detail ia ingat.

Antoni menyandarkan punggungnya ke sofa, lalu mendengar sangat baik atas cerita dari Anita. Ya, Antoni sangat suka mendengar cerita darinya. Sampai dia tidak fokus sama bibir imut itu.

"Terus, waktu kerja berapa jam?" tanyanya lagi

"18 jam," jawabnya cepat.

Antoni langsung shock, " Hah? 18 jam? Mulai jam berapa itu? Jadi tidak makan, atau istirahat gitu?"

"Ada dong! Tidak ada batas istirahat keteteran dong!"

"Mana tahu 'kan, punya perusahaan sekejam itu?!"

" Ya, tidak dong! Ada waktu jam istirahatnya. Mulai kerja pukul 08.30 pagi sampai pukul 13.30 siang, istirahat. Terus mulai lanjut kerja pukul 14.00 siang sampai pukul 17.30 sore, terus lanjut lagi pukul 18.00 sore sampai 23.00 malam," jelasnya pada Antoni.