Chereads / UNWANTED MARRIAGE / Chapter 13 - 12. Masa Lalu.

Chapter 13 - 12. Masa Lalu.

"Menjengkelkan, bagaimana?" tanya Antoni.

Kepo saja menurut Antoni, pendapat, dan penilaian seseorang itu berbeda-beda. Pas pula pemilik apartemen ini tidak ada, jadi leluasa dia bisa bertanya pada wanita disebelahnya.

"Ya, menjengkelkan saja," jawabnya apa adanya.

"Masa tidak ada hal lain selain menjengkelkan, entah itu sikap dia saat bawa kau ke sini, terus penampilannya, sifat-sifat yang selalu membuat kau bersikukuh padanya?"

"Memang harus, ya? Bukankah kau itu sudah lama kenal dia? Seharusnya kau lebih tahu dia seperti apa? Justru aku yang bertanya padamu, kenapa kau bertanya padaku?" Gantian Anita bertanya padanya.

Antoni pun berpikir sebentar, benar sih, dia sudah lama kenal Andre. Sejak dia kerja di sini. Cuma dia cuma penasaran saja sih sama sifat aslinya. Ya, kalau soal pekerjaan biasa Andre memang paling garang, galak, dan tegas.

"Yaaa.... aku cuma tanya kau dulu. Lah, kau 'kan istrinya? Harusnya kau tahu dong, sifat dia itu seperti apa? Royal, kah? Baik, kah? atau dia itu suka main kasar ke kau atau bagaimana? Kalau dari aku, pasti aku akan bilang dia baik, royal, terus tegas, enak diajak obrol, karena sesama lelaki. Jadi penilaian aku soal dia begitu, kalau dari kau sendiri bagaimana?" ucapnya panjang lebar menjelaskan pada Anita.

Anita pun menyudahi camilannya, kemudian ia membuka tutup botol minuman, setelah diminum sebagian. Ia pun mencoba mengingat sikap Andre pertama kali jumpa di rumah. Antoni melirih lama banget, makin hari dia bisa jatuh hati sama ini wanita.

"Harus, ya?" tanyanya sembari menoleh, Antoni mengangguk, "Harus dong!"

Anita masih berpikir, ia bukan tidak mau menceritakan pertama kali. Tapi, karena lelaki disampingnya sudah menunggu. Suasana di apartemen ini pun tidak se-canggung saat ia tiba.

"Ayo, ceritakan! Atau kau bisa ceritakan tentang pengalamanmu?" ujar Antoni, lagi-lagi Anita tegang kalau bahas soal masa lalunya.

"Pengalamanku tidak ada, hanya seorang penulis biasa saja," jawabnya.

"Benarkah? Lalu ini apa?" Antoni memperlihatkan postingan status di sosial medianya yaitu Facebook.

Anita langsung mematung, kelu pada lidahnya. Ia segera mengalihkan tempat lain, dan meneguh minuman sisa sedikit.

"Ada apa? Berarti kau pernah kerja seperti kami?" Antoni kembali bertanya, mulai menginterogasinya. "Tidak mungkin kalau kau belum pernah kerja seperti kami, apalagi waktu bercinta denganku, kau terlihat menikmatinya? Apa kau...."

"..., aku tidak suci lagi?!" sambungnya pelan. Anita tahu, lama kelamaan mereka akan bertanya juga soal pengalaman, dan masa lalu.

Anita tidak peduli jika pun Antoni harus menjauh darinya. Ia juga tidak menginginkan simpati dari mereka berdua. Apalagi ia juga tahu diri, pura-pura polos, bahkan pura-pura bodoh.

Keduanya pun membisu setelah Anita mengaku dirinya tidak perawan lagi. Menyetujui pernikahan dari Andre memang keinginannya. Ia ingin dicintai dan mencintai, bahkan ia juga ingin ada satu lelaki yang benar-benar tulus menerima dirinya di masa lalu. Meskipun ia tidak perawan lagi, bukan berarti ia seorang wanita yang nakal.

Menutupi seberapa pun rahasia masa kelamnya lama-lama akan terbongkar, Anita kesulitan menolak nafsu sentuhan dari mereka. Apalagi hubungan yang tidak lazim itu. Katakan Anita adalah wanita menginginkan cinta yang penuh nafsu pada hasratnya. Normal bukan, jika seperti dirinya merasakan sentuhan seksual itu?

Lalu Antoni mengeluarkan sebatang rokok dan mengisapkan lama-lama, hingga asap itu mengepul keluar dari mulutnya.

"Jadi mereka tahu akan hal itu?" tanya Antoni kembali bersuara, kali ini nadanya pelan. Ya, dia tidak ingin ada yang menguping perbincangan mereka. Meskipun di apartemen tidak ada CCTV.

"Siapa?" Anita bertanya lalu ia kembali berpaling. Ia ragu menatap Antoni.

Seharusnya ia tidak boleh menceritakan masa kelam ini kepada Antoni. Entah kenapa Anita percaya kalau Antoni bisa memegang rahasianya. Selama ini ia sering menceritakan tentang masa kelamnya kepada yang lain. Tetapi semua menjauhi dan menghindar seakan ia seekor kutu loncat, atau kudisan.

"Orangtuamu, abangmu, dan saudara-saudaramu," ucapnya cepat.

Anita langsung menunduk, kemudian menggeleng pelan. Seakan beri kode keras pada Antoni.

"Kenapa?"

"Tidak apa-apa, itu kesalahan mutlak dariku," katanya.

"Tapi, mereka juga harus tahu, walau itu kesalahanmu!"

"Jika mereka tahu, sama saja aku membunuh diriku sendiri?!" marah Anita hingga menguatkan suaranya. Membuat Antoni terdiam dan menatap sangat sinis.

Anita tersadar seketika, tidak seharusnya ia marah padanya. "Sori ... aku hanya tidak ingin buat mama tertekan apa yang kulakukan 5 tahun lalu. Aku menyerahkan kesucian ku pada mantan bos aku. Demi di sayang olehnya, aku pun menuruti semua keinginan, dan melayani nafsu hasratnya," cerita Anita pada Antoni.

Antoni mendengar sangat baik, dia tidak akan memotong cerita dari wanita itu. Bisa Antoni perhatikan larut wajah sedih dan piluh dibalik wajah terpendam itu.

Anita tersenyum getir seolah ia menceritakan itu untuk menghibur dirinya sendiri. "Kau pasti terlihat jijik, kan? Apalagi kau hanya main biasa saja? Tidak apa-apa, kau boleh benci aku dari sekarang juga tidak masalah. Apalagi aku tidak butuh belas kasihan darimu, percuma kusembunyikan lama-lama Andre juga akan tahu, bahwa aku hanya seorang wanita jalang dipungut cuma butuh sentuhan cinta."

Anita coba untuk tetap tegar, tapi sama saja ia tidak bisa se-tegar itu, ia sudah pasrah. Kembali dalam keadaan senyap, hanya ada suara ruangan AC.

"Semua akan mengalami hal seperti itu. Jangan menyalahkan dirimu sendiri. Aku tidak jijik, aku tidak kasihan padamu. Sejijik apapun dirimu, tetaplah dirimu. Semua memiliki kekurangan dan kelebihan. Di sini banyak yang alami serupa denganmu, tetapi kau beda. Kenapa aku sebut kau beda, dari cara tatapan matamu, aku tahu bahwa kau punya sisi kelam yang susah kau ungkap. Cerita yang kau buat juga adalah mencurahkan isi hatimu paling dalam. Karena itu, ketika kau ditukar oleh Hardi untuk melunasi hutang-hutangnya. Dapat ku simpulkan kau tulus, kau pasrah, kau sayang pada abang mu," terangnya memberi sedikit pujian pada Anita.

Anita bisanya senyum ciut, ia seperti sosok wanita pengemis minta perhatian lebih. "Sok tahu! Memang apa yang kau tahu tentang Abang ku? Darimana aku sayang dia? Dia saja tidak peduli padaku!" sanggah Anita seakan ia sangat benci pada Hardi.

"Siapa bilang? Dia juga sayang kamu? Buktinya tahun lalu dia melunasi kau yang jatuh sakit itu?" sergah balik Antoni. Kadang dia geram sama sikap Anita. Selalu mengelak apa yang di ucap.

Iya sih, abangnya yang melunasi uang dendanya. Kalau tidak, mungkin tinggal nama. Sekarang saja ia belum bisa membayar hutang 15 juta itu.

"Jadi kau benar-benar tidak jijik sama aku?" Anita kembali bertanya pada Antoni, sekali lagi ia cuma mau tahu saja.

"Tidak? Kenapa? Kau takut akan menjauhimu? Tenang saja, aku tidak akan menjauhi kau, malah aku pengin kau membuat cerita buatku?" gombalnya mulai ber-aneh-aneh bahasanya.

"Cerita apa? Kau pikir buat satu cerita itu bisa langsung instan? Proses hamil saja butuh waktu?!" tolak Anita mentah-mentah.

"Nah itu?! Aku ingin kau buat satu cerita cara agar aku bisa mendapatkan mu," lanjut Antoni cepat.

DEG!

Anita langsung terpaku atas pengakuan Antoni. Maksudnya apa coba? Ya, ya, Anita tahu berapa kali pun lelaki itu berucap, ia tidak akan mudah terbuai oleh gombalannya. Ia sudah janji tidak akan main belakang. Ia sudah menikah.

"Bercandaan kau itu terlalu berlebihan, kau tahu aku itu sudah...."

"..., sudah menikah maksudmu, bukan?" potongnya, jarak duduk mereka sangat dekat. Tinggal beberapa senti lagi, itu bibir mereka bersentuhan.

"Aku tidak peduli kau itu sudah menikah, yang pasti aku harus bisa mendapatkan mu dari bos Andre, dia tidak mencintaimu, dia hanya menginginkan tubuh sebagai pelampiasan nafsu, karena jauh dari istri dan anaknya," tambahnya berbicara. Langsung Antoni mengecup bibir Anita. Sontak Anita tertegun batin atas tindakan Antoni barusan.