Perempuan itu kini sudah tak mampu lagi menatap ke depan tak sanggup untuk menegakkan kepalanya. Ia berharap tubuhnya bisa mengecil atau juga kalau bisa menghilang agar ia bisa kabur dari tempat ini dan bersembunyi di tempat yang aman.
"Alea Apa kau baik-baik saja?" tanya Seina dengan penuh perhatian.
"Emm.. aku baik-baik saja!" kini Alea mengalihkan pandangannya kepada Nathan. "Nathan apakah kau bisa membawaku kembali ke asrama? Aku ingin istirahat di sana." ucap Alea.
Namun Nathan hanya bergeming bukan ia tidak mau membantu Alea, tapi ia ingat jika Alea sudah didiskualifikasi itu artinya jika Alya sudah tidak berhak tinggal di sana lagi.
"Biar aku saja yang membantumu Alea." tawar Seina dengan penuh perhatian.
Namun di luar dugaan kegaduhan kembali terjadi Pak Toni datang mengamuk di belakang panggung. Dia tak terima atas perbuatan Pak Hari yang telah dengan sepihak memutuskan untuk mendiskualifikasi putrinya dari ajang pencarian bakat tersebut.
" Hei Hari..!! Apa yang kau lakukan kepada putriku?"
Pak Hari yang mendengar ini langsung berusaha untuk menemui Pak Toni keduanya tampak saling memandang dengan wajah sengit. Pak Toni yang tampak marah-marah berkacak pinggang sambil memandang dan menunjuk ke arah Pak Hari.
"kau..? Kenapa kau bertindak konyol seperti ini kenapa kau curang kepadaku?" ucap pak Tony dengan nada kasar.
"Maaf bukan aku yang curang tapi kau yang curang."
"Apa maksudmu..? bukankah kita sudah membuat kesepakatan?"
" Apakah kesepakatan ini maksudmu?" Pak Hari mengeluarkan sebuah amplop coklat dari balik jasnya dan melemparkannya kembali ke arah Pak Toni. "Maaf tapi aku tidak bisa kau sogok. Aku bukan orang murahan, Aku bukan orang miskin, Aku punya kekuasaan bahkan lebih berkuasa darimu. Jadi kau tidak bisa membeliku seperti ini." kedua pria Itu tampak berdebat sengit.
Kini apa yang terjadi di belakang panggung direkam oleh seseorang. Alea yang melihat sendiri kekacauan ini berusaha untuk menghentikan Papanya ia tidak ingin hal seperti ini justru akan membuat namanya menjadi buruk. Namun sayang, Semuanya sudah terlambat video kini mulai menyebar ini semua orang jika Pak Toni memang berusaha menyogok Pak Hari Untuk memenangkan Alea menjadi juara ajang pencarian bakat.
Kini Pak Toni pulang bersama putrinya ia menyeret Alea dari studio tempat berlangsungnya acara musik tersebut bmtadi berlangsung. Direktur salah satu bank ternama tersebut tampak sangat marah, ia tak menyangka jika Pak Hari akan melakukan itu kepadanya, ia membuang uang yang telah dia berikan kepada pak Hari di depan matanya bahkan di depan banyak orang, ini sama saja dengan penghinaan dan ia tak bisa terima itu begitu saja.
"Semua ini gara-gara papa, kenapa Papa begitu gegabah padahal sebentar lagi aku sudah mencapai tujuan ku." Alea kini malah marah-marah kepada papanya.
"Ini semua Papa lakukan hanya untuk kamu, untuk kemenanganmu."
"Tapi tidak dengan cara menyogok juga kan? Ini memalukan, semua orang jadi tahu kalau aku berbuat curang semua itu Karena papa..! Padahal selama di asrama, aku sudah berusaha semaksimal mungkin dengan kemampuanku sendiri. Papa melakukan semua itu karena Papa tidak yakin dengan kemampuan putrimu sendiri kan??" ucap Alea menyindir papanya.
"Kenapa kau jadi menyalahkan Papa seperti ini? asal kau tahu saja selama kamu mengikuti ajang pencarian bakat itu papalah yang paling berjasa padamu tanpa papa kamu pasti sudah dieliminasi jauh-jauh hari."
"Tapi sekarang gara-gara papa karirku jadi hancur. Namaku menjadi buruk di mata masyarakat."
"Tapi sekarang bukan hanya karirmu saja tapi kini karir papa juga jadi terancam. Semua ini gara-gara pak Hari." gerutu pak Tony sambil sesekali memukul stir mobilnya.
"Sejak dulu papa memang tak pernah yakin dengan bakat ku. Yang papa pikirkan hanya karir dan juga politik. Papa mendukungku hanya sebagai kedok agar karir papa menanjak kan? Sebenarnya papa memang tak pernah perduli kepadaku." Alea merajuk dan memaki papanya.
.
.
Sejak peristiwa yang terjadi kemarin malam semua berita infotainment menjadi viral dengan pemberitaan tentang Alea yang melakukan kecurangan dalam ajang pencarian bakat termasuk Pak Toni yang kini juga dikejar-kejar wartawan yang meminta klarifikasi atas apa yang terjadi para pemburu berita mencoba menggali informasi. Apakah benar jika Pak Toni telah menyogok Pak Hari agar bisa memenangkan Alea. Kini di kediaman area rumah pak Tony dijaga ketat karena Para reporter sedang berkumpul di depan halaman rumahnya untuk meminta klarifikasi.
Kini tak hanya Alea yang diburu oleh wartawan tapi juga Pak Toni yang juga diburu oleh KPK yang curiga dengan kekayaan yang dimiliki oleh Pak Toni pihak yang berwajib curiga jika Pak Toni mendistribusikan sebagian uang untuk mendukung putrinya di ajang pencarian bakat namun uang itu ditengarai berasal dari hasil korupsi selama dia menjabat sebagai seorang direktur di salah satu bank ternama.
Kinj gara-gara sikapnya yang gegabah dan ceroboh dengan berusaha untuk menyogok pak Hari justru membuatnya kehilangan kesempatan untuk memulai aksinya di kancah politik yang sebelumnya ia akan mencalonkan diri sebagai seorang gubernur di salah satu provinsi. Kini harapannya menjadi pupus karena kejadian semalam seketika namanya menjadi tercoreng dan tak ada yang mau percaya lagi kepada dirinya, bahkan para simpatisan yang sebelumnya juga mendukungnya kini perlahan menjauh darinya setelah pemberitaan di media penyebar luas.
***
"Devan Tunggu sebentar aku ingin bicara denganmu." ucap pak Hari yang tak sengaja berpapasan dengan Devan di stasiun televisi.
Devan seketika menghentikan langkah kakinya saat Pak Hari memanggil namanya "Ada apa ya Pak? Apakah ada kepentingan denganku?" tanya Devan.
Ya sebaiknya kita bicara di suatu tempat. Pak Hari mengajak Devan untuk bicara di salah satu Coffee Shop rupanya pemilik stasiun televisi tersebut sengaja memilih tempat yang cukup sepi agar pembicaraan diantara mereka berdua tak didengar oleh orang lain.
"Aku ingin berterima kasih kepadamu Devan." ucap pak Hari kepada Devan.
"Terima kasih untuk apa ya Pak? saya tidak mengerti. Memangnya apa yang telah saya lakukan?"
"Berkat ucapanmu kemarin aku jadi sadar jika apa yang aku lakukan itu salah dan aku bisa membuka mataku. Kalau apa yang kau ucapkan itu adalah benar. Jika saja kemarin aku menerima uang dari Pak Toni mungkin saja kini nama baikku yang akan hancur dan juga nama baik musik Idol Indonesia juga akan menjadi buruk."
Devan hanya tersenyum mendengar ucapan Pak hari. "Tak masalah Pak, menurutku ucapanku kemarin tak ada artinya apa-apa. Aku hanya mengucapkan apa yang menurutku adalah benar." pria berkacamata itu tersenyum.
"Ya, dan karena itulah aku menjadi sadar dan aku bisa membuka mataku yang sebelumnya tertutup dan terbuai oleh iming-iming dari Pak Toni."
"Tapi sepertinya aksi bapak kemarin begitu menggemparkan dunia entertainment. Semua media kini menyorot kepada ajang pencarian bakat yang Bapak pimpin."
Bersambung...