Kelopak mata Lisa mulai bergerak dan Gadis itu membuka kedua mata nya,Ia melihat sekeliling dan menyadari kalau dirinya bukan berada dirooftop melainkan di ruang kesehatan.
Dia pingsan lagi rupanya.
"Kau sudah bangun."
Gadis itu menoleh dan mendapati Pria Kim itu duduk disampingnya,dengan susah payah Lisa mendudukkan tubuhnya dan berhasil.
"Pulanglah,aku bisa mengurus diriku sendiri."ujar nya dengan nada super dingin.
Taehyung hanya diam menatap Lisa,Ia tidak habis pikir ada Gadis yang sangat dingin dan cuek padanya. Padahal di kantor itu dia di elu-elu kan bahkan selalu mencari perhatian tapi Lisa itu berbeda,di perhatikan malah kena marah.
"Aku akan mengantarmu pulang,aku yang sudah membuatmu pingsan."ujar Lelaki itu pada akhirnya.
Lisa mendesah pelan. "Tidak perlu,aku bisa pulang sendiri. Lagipula aku bawa mobil sendiri."ujar nya menurunkan kaki nya dan ternyata Ia masih lemah membuat tubuhnya sedikit limbung hampir jatuh kalau saja Taehyung tidak menangkap nya.
Lelaki itu menggelengkan kepalanya. "Ck,berdiri saja kau tidak sanggup apalagi menyetir mobil. Bisa-bisa kau masuk rumah sakit besar."ujar nya membuat Lisa berdecak kesal.
Kalau saja tubuhnya tidak dalam keadaan lemah mungkin saat ini dia akan menendang Pria itu,mungkin dia akan melakukannya nanti setelah dia sudah fit. Itupun kalau mereka bertemu lagi,Lisa sih berharap tidak usah di pertemukan.
"Berikan aku kunci mobilmu,aku akan mengantarmu pulang."ujar Pria itu menatap Lisa.
Lisa menggelengkan kepalanya. "Tidak,aku akan pulang bersama Yeonjun saja."ujarnya mendorong tubuh Taehyung agar menjauh darinya.
Lelaki itu berdecak kesal dan kembali menarik tangan Lisa agar mendekat kearahnya, Ia tidak menyangka kalau Gadis ini sangat keras melebihi batu.
"Adikku sudah pulang,dia ada tugas lain."ujar Taehyung.
Ah, kalau sudah begini siapa lagi yang harus dia mintai bantuan. Sahabatnya Gyuri sudah pasti pulang lebih dulu dan percuma saja kalau Gadis itu menunggu nya karena Gyuri sama sekali tidak bisa mengendarai mobil.
"Alasan apalagi yang ingin kau berikan,aku punya seribu jawaban untuk setiap alasanmu itu."kata Pria itu lagi.
Lisa berdecak kesal. "Aku mau pulang sekarang."
"Nah,seharusnya kau menurut dari tadi."ujar Pria itu memapah Lisa keluar dari ruang kesehatan.
Sebenarnya ada sedikit kebohongan yang dia lakukan,Yeonjun pergi bukan karena ada tugas melainkan karena Ia sendiri yang menyuruh adiknya itu pergi.
"Pulanglah,aku yang akan mengantarnya. aku tau rumahnya."ujar Taehyung menatap Yeonjun yang baru saja masuk.
Pemuda itu menggelengkan kepalanya. "Tidak,biar aku saja yang membawa Lisa pulang. Hyung kan masih ada pekerjaan,pulang sana."ujar nya dengan nada mengusir.
Kedua emerald Taehyung langsung menatap tajam kearah Yeonjun membuat si 'adik' langsung ciut seketika. "Kalau aku bilang pulang ya pulang,jangan membantah!"ujar nya sedikit meninggikan suaranya.
Yeonjun sedikit tersentak mendengar nada tinggi Taehyung,Pemuda itu mengelus dada nya berusaha bersabar. Bagaimana pun Taehyung adalah Kakaknya dan sebagai adik yang baik dia harus menuruti semua yang di katakan Lelaki itu.
"Baiklah,aku akan pulang. Jangan sentuh bunga lili ku ya,awas saja kalau dia sampai mengadu tentangmu yang tidak-tidak."ujar Yeonjun mengancam kemudian melirik kearah Lisa sebentar.
Ingin rasa nya Taehyung menjitak kepala adiknya ini, memangnya dia ini Pria apaan yang memanfaatkan keadaan untuk menyentuh seorang gadis.
Dan tadi dia bilang apa? Bunga Lili nya?
Yang benar saja.
"Dia milikku bukan milikmu,kau harusnya sudah tau itu bukan."ujar Taehyung menatap Yeonjun dan tak lupa mengeluarkan smirknya.
Yeonjun berdecak kesal. "Ck,belum tentu dia mau denganmu Hyung."ujar nya kemudian mengambil langkah seribu sebelum sang Kakak menjeritinya.
"Dasar adik laknat!"batin Taehyung.
***
Sepanjang perjalanan Lisa memilih untuk berpura-pura tertidur,Ia tidak mau berbicara ataupun mendengar suara Pria yang saat ini tengah menyetir mobilnya. Sebenarnya Lisa sedikit malu bercampur kesal karena pingsan di depan Pria ini,Ia tidak mau lemah di depan orang lain.
"Maaf karena sudah mengajakmu ke atap."ujar Lelaki itu.
Lisa memilih bungkam,jelas-jelas dia sudah menutup kedua mata nya berpura-pura tertidur tapi Pria ini masih saja mengajaknya berbicara.
Taehyung melirik kearah Lisa. "Aku tau kau tidak tidur."
Gadis itu akhirnya membuka kedua mata nya dan memperbaiki posisi duduknya. "Cukup menyetir dan jangan bicara apapun,aku tidak suka suaramu."ujar Lisa dengan nada ketus.
"Kalian berdua sangat berbeda."
Lisa mengerutkan keningnya mendengar perkataan Taehyung yang aneh. "Kalian? Aku tidak mengerti maksudmu."ujar nya.
Taehyung tersenyum tipis. "Kau dan Leon,kalian berdua sangat berbeda."ujar Lelaki itu.
"Kau mengenal Leon?"tanya Lisa sedikit memiringkan tubuhnya agar lehernya tidak sakit karena menatap kearah Pria yang tengah menyetir ini.
Lelaki itu menganggukkan kepalanya. "Tentu saja,aku dan dia sama-sama anggota Ayahmu. Kami cukup dekat."ujar Taehyung sesekali melirik kearah Lisa.
Lisa menajamkan tatapannya. "Kau yakin? Leon tidak pernah menceritakan dirimu padaku,setauku temannya itu hanya pria bernama Jungkook dan si alien keparat."tutur Gadis itu.
Setelah mengatakan itu yang Lisa dengar hanya lah umpatan Pria di sebelahnya ini, Gadis itu mengerjapkan kedua mata nya memandangi Taehyung. Pria itu baru saja memukul setir mobil karena marah.
"Ya! Kau mau merusakkan mobilku ya."bentak Lisa memukul lengan Taehyung.
Taehyung berdecak kesal. "Kakakmu itu memang keterlaluan,dia menyebutku Alien keparat?! Astaga! Rasanya aku benar-benar ingin memukulnya."gerutu Pria itu.
Lisa mengerti sekarang,Alien keparat yang di katakan Leon itu adalah Kim Taehyung dan Ia sangat setuju kalau Leon memanggilnya Alien Keparat. Toh,dia memang keparat kan,mencium nya tanpa izin dan dua kali lagi.
Sialan!
Gadis itu melipat kedua tangannya di dada. "Kalau kau ingin memukulnya,menyusul saja tapi kupastikan kau tidak akan bisa kembali lagi."ujar Lisa menaik-turunkan alis nya.
"Aku belum mau mati,aku harus menikahimu dulu dan membuatmu melahirkan benihku."ujar Lelaki itu.
Giliran Lisa yang berdecak kesal. "Ck, aku tidak sudi menikah denganmu. Aku tidak akan pernah mau menikah dengan seorang polisi."katanya.
Taehyung melirik kearah Lisa. "Kenapa?"
"Karena aku benci polisi."
Lelaki itu terdiam sejenak dan kembali bersuara. "Bukankah Ayah dan Kakakmu seorang polisi,itu artinya kau membenci mereka berdua."ujar Taehyung.
Lisa menggelengkan kepalanya. "Aku tidak membenci Yoongi Oppa karena dia terpaksa menjadi seorang polisi dan untuk Ayahku, kau benar. Aku membenci nya, sangat."ujar nya penuh penekanan.
Kali ini Taehyung bungkam,Lelaki itu tidak ingin bersuara lagi. Ia jelas sudah tau alasan Lisa begitu membenci Ayahnya sendiri dan alasan itu berhubungan dengan Leon kembarannya.
"Lisa,Ayahmu sudah merasa bersalah karena kematian Leon. Dia sudah kehilangan Leon,jangan membuatnya kehilanganmu juga karena kebencianmu ini."ujar Taehyung dengan nada lembut.
Lisa menolehkan kepalanya menatap jendela,mencoba mengabaikan perkataan Taehyung tapi sialnya kata-kata Lelaki itu terus terngiang di pikirannya. Kalau saja Ayahnya tidak melakukan kesalahan dan menyebabkan Leon meninggal mungkin Lisa tidak akan sebenci ini padanya.
"Aku juga tidak ingin membencinya."
***
Setelah pembicaraan mereka tadi,tidak ada lagi pembicaraan lainnya. Keduanya memilih bungkam sampai mobil berhenti tepat di depan rumah Lisa,kedua nya langsung turun dari mobil tanpa sepatah kata pun.
"Ini kunci mobilmu."ujar Taehyung menyerahkan kunci mobil milik Lisa.
Gadis itu mengambilnya. "Terima Kasih sudah mengantarku pulang."ujar nya kemudian berbalik masuk kerumah.
"Apa hubunganmu dengan Yeonjun?"tanya Taehyung sukses menghentikan langkah Gadis itu.
Lisa membalikkan badannya dan kembali menatap Taehyung. "Kami berdua bersahabat,kami sudah mengenal cukup lama."ujar nya.
Lelaki itu berjalan mendekati Lisa. "Sahabat? Kau tau istilah tidak ada kata persahabatan antara Laki-laki dan perempuan."tukas nya.
Lisa menganggukkan kepalanya. "Tapi kami mematahkan istilah itu,baik aku dan Yeonjun sama-sama tidak memiliki perasaan satu sama lain."jelasnya.
Ada perasaan lega yang menyelimuti hati Taehyung, Lelaki itu menganggukkan kepalanya kemudian mengelus poni lebat milik Lisa.
"Masuklah,aku sudah menjelaskan pada Ayahmu tentang masalah hari ini. Dia tidak akan memarahimu, aku bisa menjaminnya."ujar Taehyung dan setelah itu Ia berjalan pergi meninggalkan Lisa yang termangu di depan rumahnya.
Tangan Gadis itu terangkat menyentuh poni nya dan tanpa sadar sebuah senyuman terbit di wajah Lisa, hanya beberapa saat saja karena setelah itu Lisa menggelengkan kepalanya berusaha menyadarkan dirinya sendiri.
Lisa melangkah masuk kedalam rumah,Ayahnya duduk di sofa sambil menonton televisi bersama adiknya sedangkan Kakaknya Ia yakin tidak berada di rumah.
Yoongi memang sudah lama tidak tinggal bersama mereka,lebih tepatnya setelah kepergian Leon untuk selama-lamanya. Tidak ada yang tau alasan Yoongi lebih memilih tinggal sendiri sampai sekarang dan pada saat itu Ayahnya sangat marah.
Ia sudah kehilangan Putranya dan Yoongi memilih keluar dari rumah.
"Eonni,sudah pulang?"
Lisa tersenyum tipis. "Ehm,aku ke kamar dulu. Ada tugas yang harus di kerjakan."ujar nya kembali melangkah.
"Kenapa kau berubah,Lisa?"
Gadis itu menghentikan langkahnya mendengar suara bass Ayahnya,Ia tau betul suara Ayahnya dan Ia juga tau ada nada kekecewaan di perkataan Ayahnya ini.
Lisa membalikkan tubuhnya menatap Ayahnya yang kini juga menatapnya. "Memang semuanya sudah berubah Appa,dulu ada Leon disini sedangkan sekarang tidak ada lagi. Semua memang sudah berubah termasuk aku."tutur nya kemudian kembali melangkah naik.
Lyra yang berada disana berusaha untuk menahan air mata yang sudah memupuk di kedua mata nya,sikap Kakaknya yang begitu pada sang Ayahnya membuatnya ingin marah tapi saat keinginan itu sudah menggebu-gebu. Kilasan tentang Leon berputar di pikirannya membuatnya mereda amarahnya.
Ini bukan salah Lisa melainkan salah Ayahnya.
Setiap orang pasti ada kesalahan nya dan sudah seharusnya kita memaafkan siapapun yang membuat kesalahan tapi sayangnya Lisa tidak bisa memberi maaf untuk Ayahnya.
Matthew menundukkan kepalanya,Ia sudah mengalami sifat dingin Putrinya selama dua tahun lamanya. Ia sungguh menyesal dengan apa yang sudah terjadi,kalau saja waktu bisa di putar. Ia ingin kembali ke masa lalu dan memperbaiki kesalahannya sehingga Leon tidak akan pergi meninggalkan mereka secepat ini.
Tapi sayangnya hal itu tidak bisa di lakukannya.
Leon sudah pergi menyusul Ibunya.
"Maafkan Appa,Lisa-ya."batinnya.
***
Tadinya Lisa ingin masuk kedalam kamarnya namun lagi-lagi langkahnya harus terhenti ketika mata nya tidak sengaja menangkap kamar milik Leon dulu yang berada di sebelah kamarnya.
Jadi nya Lisa memilih masuk ke kamar Leon di bandingkan kamarnya,meski sudah dua tahun berlalu kamar Leon masih bersih karena Lisa selalu membersihkannya. Ada harapan di hati kecilnya bisa melihat Leon lagi ketika Ia masuk ke dalam kamar ini tapi kenyataan menamparnya.
Mana mungkin orang yang sudah meninggal bisa hidup lagi.
Gila bukan harapannya ini?
Lisa melempar ransel nya sembarangan dan menghempaskan tubuhnya di kasur milik Leon,kalau Leon masih ada di dunia mungkin Pemuda itu akan marah besar karena Leon tidak suka siapapun naik ke ranjangnya walaupun itu saudara kembarnya sendiri.
"Aku merindukanmu Leon."
Air mata yang sedari tadi Lisa tahan akhirnya jatuh membasahi kedua pipi nya,semua kilasan kenangan antara dirinya dan Leon kini bersarang di otaknya. Leon adalah kembaran nya,kehilangannya itu berarti kehilangan separuh jiwanya.
Lisa menggigit bibir bawahnya berusaha menahan isakan tangisnya. "Kau berbohong Leon,Kau bilang kau akan berada disampingku sampai aku menikah. Kau berjanji di depan peti Ibu,tapi--" Suaranya tiba-tiba tercekat karena tangisan nya.
"Kau lebih memilih pergi menyusul Ibu,meninggalkan saudara kembarmu sendiri."tambahnya lagi di sela segugukannya.
Gadis itu mendudukkan tubuhnya dan meraih bingkai foto Leon. "Seandainya aku bisa menahanmu,kau pasti masih berada disini sampai sekarang. Kenapa kau menyembunyikan suara hati mu seorang diri,kau seharusnya bercerita padaku Leon."ujar Lisa memeluk foto Leon,dimana Pria itu tersenyum begitu lebar dan Lisa ingat kalau foto itu diambil oleh dirinya sendiri.
"Kepergianmu menorehkan luka paling dalam untukku,Leon."
To be continued