Chereads / Me vs Jendral / Chapter 7 - Chapter 06

Chapter 7 - Chapter 06

Dengan tergesa-gesa Lisa mencoba untuk melewati beberapa orang di lorong kampus,Gadis itu terus menerus meminta maaf pada orang yang di tabrak nya. Yang ia inginkan sekarang adalah segera sampai di atap,Ia baru saja mendapat telpon dari sahabat nya Gyuri kalau Kakaknya Leon berada di atap.

Brak!

"Lisa-ya."panggil Gyuri menghampiri Lisa yang datang dengan nafas memburu.

Gadis itu terpaku mendapati sosok Leon kini berdiri di tembok pembatas,tatapan lurus ke depan. Pemuda itu sama sekali tidak menoleh kearahnya,Lisa yakin kalau Leon mendengar Gyuri memanggil namanya.

"Le-Leon."panggil Lisa berusaha mendekati Saudara kembarnya ini.

Pemuda itu menoleh. "Berhenti Lisa,jangan mendekat!"ujar nya sedikit membentak,seumur-umur Leon belum pernah membentaknya.

"Jangan begini,turunlah Leon. Kita bicarakan ini baik-baik."ujar Lisa memohon.

Leon menggelengkan kepalanya. "Aku sudah tidak kuat lagi Lisa-ya,aku tidak kuat lagi."ujar Pemuda itu menangis.

"Leon,turun. Aku bersamamu,kau memiliki aku."

Lisa berusaha membujuk Leon untuk turun bersamanya namun Pemuda itu menolak dan setelah itu yang Lisa tau Leon tidak lagi berdiri di pembatas dan terdengar suara teriakan dari sampingnya.

Saat itu juga Lisa merasakan sesak di dada serasa oksigen nya di rengut paksa dan pandangannya menjadi gelap.

Yang ia tau Leon menjatuhkan tubuhnya ke bawah.

"LEON!"

Tubuh Gadis itu langsung tersentak bangun,dada nya terasa sesak. Ia baru saja memimpikan kejadian dua tahun lalu yang merengut Leon dari nya,masa lalu yang menorehkan trauma mendalam di dalam dirinya.

"Lisa!"

Lisa menoleh dan menemukan sosok Yoongi masuk menghampirinya,mata nya menatap sekeliling dan menyadari kalau dirinya tidak lagi berada di kamar Leon melainkan di kamar nya sendiri.

"Lisa,apa yang terjadi padamu?"tanya Yoongi menangkup kedua pipi adiknya ini.

Gadis itu diam menatap Yoongi,perlahan isakan kecil keluar dari mulutnya bersamaan dengan jatuh nya air mata.

Yoongi menghela nafas dan menarik Lisa kedalam pelukannya,melihat kondisi Lisa saat ini. Ia tau pasti kalau Lisa bermimpi tentang Leon,hanya Gadis itu yang tau persis kematian Leon karena dia menjadi saksi kunci nya.

Leon bunuh diri di hadapan Lisa.

Kalau saja Yoongi berada di posisi Lisa,mungkin dia seperti Lisa. Untung saja kematian Leon tidak mengguncang Lisa yang bisa membuat Gadis itu depresi,kematian Leon benar-benar menjadi pukulan bagi Lisa dan mereka.

"Semuanya akan baik-baik saja,uljima."bisik Yoongi mengelus rambut Lisa.

Tanpa kedua saudara itu sadari,Matthew bersembunyi di balik tembok meratapi Lisa yang saat ini menangis di pelukan Kakaknya. Suara jeritan Lisa membuat nya terbangun dari tidur,sebelum Ia sempat masuk kedalam kamar sudah ada Yoongi yang lebih dulu masuk.

Pria paruh baya itu mengepalkan kedua tangannya mencoba menahan tangisannya. "Jina-ya,apa yang harus aku lakukan?"gumam nya dalam hati.

***

Pagi ini Lisa memilih mengunjungi makam Leon,Ia bermimpi tentang Pemuda itu semalam. Mungkin karena Ia merindukan Leon atau malah sebaliknya Pemuda itulah yang merindukan dirinya,memang sudah hampir dua minggu dia tidak mengunjungi Leon karena sibuk.

Gadis itu bahkan rela bolos kuliah dan membohongi keluarganya,entah kenapa hari ini Lisa malas sekali menjalani hidup. Mungkin dia akan memilih menemani Leon seharian setidaknya sampai kuliahnya selesai,setelah itu baru dia akan pulang kerumah.

"Aku datang,Leon-ya."kata Lisa tersenyum lalu meletakkan bunga yang sudah ia beli tadi.

Lisa mendudukkan tubuhnya di sebelah makam Leon, hari ini dia akan menghabiskan waktu bersama Kakak kembarannya ini.

"Leon-ya,aku merindukanmu. Kau merindukanku tidak?"kata nya menatap foto Leon yang tengah tersenyum lebar.

Mereka berdua terlahir kembar sepasang,wajah mereka memang tidak terlalu mirip tapi banyak orang bilang ketika tersenyum maka terlihat mirip dan Lisa senang akhirnya ada kemiripan antara mereka berdua.

Leon itu orangnya cuek tapi apabila sudah bergaul bersama teman-temannya dan dirumah maka sikap cuek itu akan hilang seketika,percayalah Leon itu pemuda yang cerewet.

Apalagi kalau menyangkut masalah Lisa yang di dekati oleh Pria-Pria di sekolah,sudah pasti Pria yang ingin mendekati Lisa itu langsung mundur karena tatapan tajam Leon.

Ah, Lisa sangat merindukan masa-masa itu.

"Lisa."

Gadis itu tersentak dan terkejut mendapati sosok perempuan berdiri tidak jauh darinya dengan bunga di tangannya.

"Shana."

Mendengar namanya di panggil,Gadis itu tersenyum dan mendekat kearah Lisa. "Lama tidak bertemu Lisa-ya,aku tidak menyangka akan bertemu denganmu disini."kata Shana.

Lisa ikut tersenyum lebar. "Aku juga tidak menyangka, bukankah kau seharusnya berada di jepang. Kenapa kau bisa ada disini?"ujar nya bingung.

Shana melirik kearah makam Leon. "Aku merindukannya, sudah lama sekali aku tidak mengunjungi nya. Aku sedang liburan dan sekalian saja melepas rindu dengannya."ujar nya memandang sedih kearah foto Leon.

Lisa menoleh menatap makam Kakaknya ini dan kembali menatap Shana. "Dia juga pasti merindukanmu."ujar nya dengan nada pelan.

Kedua Gadis itu memilih untuk duduk bersama di salah satu taman dekat pemakaman,mereka sudah lama tidak bertemu dan tentu saja banyak sekali yang ingin mereka bincangkan.

"Kau sudah menemukan pengganti Leon?"tanya Lisa membuka suara menatap Shana.

Shana menggelengkan kepalanya. "Belum,susah mencari penggantinya."ucap nya menatap lurus kedepan.

Ya, Gadis yang kini duduk di samping Lisa adalah Kekasih Leon dulu. Kedua nya sudah menjalin hubungan sejak mereka sekolah menengah atas dan sampai kuliah,kedua nya tidak pernah terlibat pertengkaran.

Namun semenjak kematian Leon,Shana memilih untuk pindah ke jepang. Gadis itu sangat mencintai Leon dan berada di Seoul membuatnya terus menerus mengingat Pemuda itu.

Lisa tersenyum miris mendengar perkataan Shana barusan. "Dia sudah tidak ada lagi di dunia,kau harus mencari penggantinya Shana. Aku tau kau mencintai Leon tapi kau harus ingat kau masih memiliki masa depan."tukas nya menyentuh pundak Shana.

Shana menoleh menatap Lisa. "Aku tau,sulit untuk melupakannya Lisa-ya. Kami menjalani hubungan selama bertahun-tahun lamanya,sulit menemukan Pria yang benar-benar mencintaiku seperti Leon."ujar nya dengan mata yang berkaca-kaca.

Lisa menarik Shana kedalam pelukannya. "Aku tau,aku juga merasakan hal yang sama sepertimu. Aku juga sulit melupakan Leon tapi aku yakin Leon juga tidak ingin kau seperti ini memilih bertahan pada dia yang sudah tidak ada lagi,kau memiliki kehidupanmu sendiri Shana."jelas nya sembari mengusap punggung Gadis itu.

Shana menganggukkan kepalanya. "Ehm,aku akan mencobanya."cicitnya pelan.

Setelah menemani Leon cukup lama Lisa memutuskan untuk berjalan-jalan saja,jam kuliahnya belum selesai jadi dia tidak bisa pulang kerumah karena Ayahnya pasti akan menerornya dengan berbagai pertanyaan dan Lisa terlalu malas untuk menjawab nya.

"Lepaskan aku."

"Tidak,kau harus ikut dengan kami."

Lisa menoleh dan mendapati seorang remaja putri sepertinya di ganggu oleh Pria-Pria berwajah menyeramkan atau mungkin lebih mudahnya Para preman,dengan segera Gadis itu menghampiri mereka dan menarik tangan si Remaja mendekat kearahnya.

"Apa yang kalian lakukan?"tanya Lisa dengan nada sedikit membentak.

Pria yang memiliki bekas di wajahnya itu berdecak kesal. "Jangan ikut campur,Ayahnya berhutang padaku dan dia harus membayarnya. Dia harus ikut bersama kami."ujar nya hendak menarik tangan remaja itu namun segera di tepis Lisa sedikit kasar.

"Yang berhutang itu Ayahnya lalu apa hubungannya dengan dia,harusnya kalian cari Ayahnya bukan anaknya."ujar Lisa meninggikan suara nya.

Pria itu melipat kedua tangannya didada. "Kau ingin mencari masalah padaku,baiklah. Jangan salahkan aku kalau wajah cantikmu itu lebam."ujar nya dengan seringaian yang timbul di wajahnya.

Lisa melipat kedua tangannya di dada. "Baiklah,kita lihat wajah siapa yang akan lebam."ujar nya sembari memunculkan seringaiannya.

***

Dengan langkah tergesa-gesa memasuki ruang rapat kepolisian membuat semua orang yang ada di dalam ruangan langsung terdiam dan menatap ke sumber suara.

Taehyung menatap tajam kearah Hansol,si pelaku yang baru saja merusak meetingnya. "Kami sedang rapat, seharusnya kau tau itu."ujar nya dengan suara berat.

Hansol menganggukkan kepalanya. "Maaf Pak,ada yang harus aku beritahu pada Yoongi."ujar Lelaki itu.

Yoongi segera mendirikan tubuhnya. "Ada apa,Hansol- ya?."tanya Pria berkulit putih itu.

"Adikmu,dia terlibat perkelahian dengan beberapa preman."ujar Hansol.

Taehyung yang tadinya ingin mendudukkan tubuhnya langsung tersentak kaget begitupun dengan Yoongi yang segera keluar dari ruang rapat.

"Gadis itu benar-benar."desis Taehyung mendesah pelan.

Lelaki berpangkat Jendral itu menatap semua anggotanya. "Rapat kita tunda dulu,ada yang harus di selesaikan."ujar Taehyung kemudian berjalan keluar.

Gadis remaja bernama Ryujin itu melirik takut kearah Polisi yang mencecarnya dengan berbagai pertanyaan, kalau saja Polisi itu tidak menatapnya dengan tajam mungkin dia tidak akan setakut ini.

Lisa yang sedari tadi duduk disamping Ryujin tidak tahan karena tatapan menyudutkan yang di keluarkan oleh Polisi yang ada di hadapan mereka ini,padahal sudah Ia jelaskan kalau mereka adalah korban sedangkan preman-preman itu adalah tersangka tapi tetap saja tidak percaya.

"Berhenti menatapnya seperti itu,kedua mata mu sudah mau keluar."ujar Lisa tersenyum sinis kearah Polisi itu.

Polisi bernama Yongjae itu berdecak kesal. "Ck,jangan berani melawanku. Kalau di lihat dari luka nya sudah pasti mereka itu korban nya."ujar Pria itu menunjuk tiga preman yang babak belur dan sudah pasti karena ulah Lisa dan di bantu oleh Ryujin.

Ryujin menggelengkan kepalanya. "Tidak,mereka mau membawaku pergi entah kemana. Eonni hanya membantuku saja,lihat saja pipi eonni yang lebam karena pukulan mereka dan juga bibirku yang sobek."ujar Gadis itu menunjuk sudut bibir nya yang berdarah.

"Lisa."

Kedua Gadis itu langsung menoleh,Lisa membulatkan kedua mata nya terkejut. Mengumpat ke siapapun orang yang sudah mengadu pada Kakaknya ini dan kenapa pula ada Kim Taehyung bersama Kakaknya.

"Sialan!"umpatnya kesal.

Yongjae mendirikan tubuhnya memberi hormat pada Taehyung dan Yoongi. "Pak,kalian berdua mengenal mereka?"tanya nya bingung.

Yoongi melirik kearah Lisa dan mendelik. "Dia adalah adikku."ujar nya penuh penekanan.

"Apa?! Adik."

Taehyung menghela nafas. "Yongjae-ya,biar aku yang urus mereka."ujar Pemuda itu memberi isyarat pada Yongjae untuk pergi dan Lelaki itu tentu saja mengikuti instruksi Jendral nya ini.

Yoongi berjalan menghampiri Lisa dan berdiri di depan Gadis itu. "Bukannya kuliah malah berkelahi,mulai merasa hebat Lalisa."ujar Pria itu menekankan nama adiknya.

Lisa menundukkan kepalanya,kalau sudah begini mana bisa dia menunjukkan sisi Premannya pada Yoongi. Di tatap tajam oleh Kakaknya saja membuat jantungnya berdetak cukup kencang jadi yang bisa dia lakukan hanyalah diam.

Kalau sudah begini,dia bakalan di marahi dan di diami selama berhari-hari atau mungkin bisa saja uang jajannya di potong.

Habislah sudah.

"Ma-Maaf,ini bukan salah eonni. Lisa eonni membantuku dari mereka."ujar Ryujin menatap takut kearah Yoongi kemudian menunjuk tiga preman yang menundukkan kepala mereka.

Yoongi menyentuh dagu Lisa dan mendonggakkan kepala Gadis itu. "Siapa diantara mereka yang sudah membuat pipimu lebam?"tanya nya.

Tangan Lisa langsung terangkat menunjuk kearah Pria yang memiliki bekas di wajahnya. "Dia, mereka ingin membawa Ryujin pergi karena Ayahnya ada hutang. Padahal aku sudah bilang yang harusnya mereka cari itu Ayahnya,tapi mereka malah memukulku."ujar nya dengan suara kecil dan tatapan menyedihkan.

Ketiga preman itu menatap Lisa tidak percaya,bukan mereka yang lebih dulu menghajar Lisa malah Gadis itu duluan yang memukul dan pada akhirnya mereka berkelahi.

Yoongi menganggukkan kepalanya dan berjalan menghampiri ketiga preman itu sembari berkacak pinggang,tak lupa tatapan mematikan yang dia miliki.

Lisa tersenyum tipis dan memeletkan lidahnya mengejek ketiga preman itu. "Rasakan! Siapa suruh memukul wajah berhargaku ini,Oppa ku itu menakutkan. Habislah kalian."gumamnya pelan.

Taehyung yang melihat semua aksi Lisa hanya bisa menggelengkan kepalanya,bukannya takut atau khawatir dengan lebam di pipinya malah menyempatkan diri untuk mengejek ketiga preman itu.

"Kau pikir kau siapa boleh memukul adikku,dia itu adik berhargaku dan kalian malah membuat lebam di wajah cantiknya. Kalian ingin mati ya?"ujar Yoongi menatap ketiga nya.

"Maafkan kami,kami menyesal."

Yoongi mencibik kesal. "Ck,permintaan maaf kalian tidak bisa menghilangkan lebam di wajahnya. Kalian bertiga akan aku tahan karena sudah memukul adikku dan menganggu seorang remaja."ujar nya kemudian menyuruh salah satu anggota polisi untuk memenjarakan mereka bertiga.

Taehyung menatap kearah Ryujin. "Siapa namamu?"tanya nya.

Ryujin menoleh dan tersenyum. "Shin Ryujin."

Kedua mata Pemuda itu membulat. "Shin Ryujin,kau adik Shin Wonho ya."tukas nya.

Gadis itu menganggukkan kepalanya. "Ehm,Ahjushi mengenal Kakakku ya?"tanya bingung.

Taehyung merengut kesal. "Kakakmu itu adalah teman sekolahku,Jangan panggil aku Ahjushi. Aku ini masih muda dan seusia dengan Kakakmu pastinya."ujar Pemuda itu tidak terima.

Lisa yang berada di samping Ryujin hanya bisa berdecak kesal. "Ck,sudah tua masih saja tidak mau mengaku."gumam nya pelan.

"Aku mendengarmu,Lalisa."kata Taehyung menatap Gadis itu.

Lisa tersenyum lebar. "Oh,benarkah? Baguslah kalau begitu. Aku memang sengaja ingin menyindirmu."ujarnya santai.

Astaga! Perempuan ini benar-benar--

"Jaga sikapmu Lisa."ujar Yoongi mendorong kening Lisa dengan telunjuknya.

Gadis itu menggembungkan kedua pipinya. "Jadi bolehkan aku dan dia pulang sekarang?"tanya nya menatap Kakaknya ini.

Yoongi menggelengkan kepalanya. "Tidak,kau juga harus di hukum karena sudah bolos kuliah."ujar nya melipat kedua tangannya di dada.

Sebuah ide terlintas di benak Pria bermarga Kim ini, dengan cepat dia beralih menghampiri Yoongi berdiri disamping Pria itu.

"Hyung,serahkan saja dia padaku. Aku akan menghukumnya."ujar Taehyung menaik-turunkan kedua alisnya menatap Yoongi.

Mendengar hal itu tentu saja membuat Lisa langsung berdiri dari kursinya,mana mau dia menerima hukuman dari Taehyung yang memiliki tingkat kemesuman tinggi dan Yoongi tidak segila itu kan menyerahkan adiknya ini pada Predator seperti Taehyung.

Yoongi menganggukkan kepalanya. "Baiklah,kau saja yang menghukumnya dan untuk Gadis itu biar aku saja yang mengantarnya pulang kerumah."ujar nya memberi isyarat pada Ryujin untuk mengikutinya.

"Oppa?!"teriak Lisa menatap Yoongi yang sudah pergi bersama Ryujin.

Taehyung terkekeh pelan. "Bersiap-siaplah untuk menerima hukumanmu sayang."ujar Pemuda itu membuat Lisa bergidik ngeri.

"Sialan!"umpat Lisa dalam hati.

To be continued.